Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN CEDERA KEPALA

Oleh:
Nana Rohana
CEDERA KEPALA

adalah gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau


tanpa disertai perdarahan inter-stitial dalam substansi otak
tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak.

Lebih dari 50% cedera kepala disebabkan karena kecelakaan


lalu lintas. Penyebab lain adalah : terjatuh, terpukul,
kecelakaan industri , dll ( Daniel Tjen, 1999 ).

ETIOLOGI:
- Kecelakaan lalu lintas
- Terjatuh
- Kecelakaan industri
- Kecelakaan olah raga
- Luka pada persalinan.
MEKANISME CEDERA:
Cedera kepala disebabkan karena adanya
daya/kekuatan yang mrendadak pada
kepala.
Ada tiga mekanisme yang berpengaruh
dalam trauma kepala yaitu:
1. Akselerasi
2. Deselerasi
3. Deformitas
 Akselerasi : adalah jika benda
bergerak membentur kepala yang
diam.

Contoh: orang yang diam kemudian


dipukul atau terlempar batu.

 Deselerasi:adalah jika kepala


bergerak membentur benda yang diam.

Contoh: pada saat kepala terbentur


Pada saat terjadi deselerasi ada
kemungkinan terjadi rotasi kepala
sehingga dan menambah kerusakan
 Deformitas: adalah perubahan atau
kerusakan pada bagian tubuh yang
terjadi akibat trauma.
Contoh: adanya fraktur kepala,
kompresi, ketegangan atau
pemotongan pada jaringan otak.

 Mekanisme cedera kepala dapat


mengakibatkan kerusakan pada
daerah dekat benturan ( kup ) dan
kerusakan pada daerah yang
berlawanan dengan benturan ( kontra
kup )
PATOFISIOLOGI:

Cedera kepala mengakibatkan


gangguan atau kerusakan struktur
misalnya kerusakan pada parenkim
otak, kerusakan pembuluh darah,
perdarahan, edema, dan gangguan
biokimia otak sepereti penurunan
adenosin tripospat dalam mitokrondia,
perubahan permeabilitas vaskuler.
Patofisiolog cedera kepala digolongkan 2
proses yaitu:
1. Cedera kepala otak primer
merupakan suatu proses biomekanik
yang dapat terjadi secara langsung
saat kepala terbentur dan memberi
dampak cedera jaringan otak

2. Cedera kepala sekunder


Terjadi akibat cedera primer misalnya
adanya hipoksia, iskemik, perdarahan.
Perdarahan serebral menimbulkan
hematom:
1. Epidural hematom: yaitu berkumpulnya
darah antara lapisan periosteum tengkorak
de ngan duramater
2. Subdural hematom: diakibatkan
berkumpulnya darah pada ruang antara
duramater dengan subarahnoid
3. Intraserenral hematom: adalah
berkumpulnya darah pada jaringan serebral
Klasifikasi cedera kepala
1. Berdasarkan kerusakan jaringan otak
a. Komosio serebri ( Gegar otak )
Gangguan fungsi neurologik ringan tanpa adanya
kerusakan struktur otak, terjadi hilangnya kedsadaran
kurang dari 10 menit atau tanpa disertai amnesia
retrograd, mual, muntah, muntah, nyeri kepala

b. Kontusi serebri ( memar )


Gangguan fungsi neurologik disertai kerusakan
jaringan otak tetapi kontinuitas otak masih utuh,
hilangnya kesadaran lebih dari 10 menit.

c. Laserasi serebri
Gangguan fungsi neurologik disertai kerusakan
otak yang berat dengan fraktur tengkorak terbuka,
masa otak terkelupas keluar dari rongga intrakranial
2. Berdasarkan berat ringannya cedera kepala
a. Cedera kepala ringan
Jika GCS antara 15-13, dapat terjadi kehilangan
kesadaran kurang dari 30 menit

b. Cedera kepala sedang


jika nilai GCS antara 9-12, hilang kesadaran
antara 30 menit sampai 24 jam, dapat disertai fraktur
tengkorak, disorintasi ringan

c. Cedera kepala berat


Jika GCS antara 3-8, hilang kesadaran lebih
dari 24 jam, biasanya diserta kontusio, laserasi atau
adanya hematom, edema serebral
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala meliputi ada atau tidaknya fraktur
tengkorak, tingka kesadaran dan kerusakan
jaringan otak.
1. Fraktur tengkorak
- keluarnya cairan serebrospinalis atau cairan lain
dari hidung dan telinga
- kerusakan saraf kranial
- perdarahan dibelakang membran timpani
- ekimosis pada periorbital
Bila ada Fraktur basiler, kemungkinan
adanya gangguan pada saraf kranial dan
kerusakan bagian dalam telinga,
kemungkinan gejalanya:
- Perubahan tajam penglihatan karena
kerusakan nervus optikus
- Kehilangan pendengaran karena
kerusakan pada nervus auditorius
- dilatasi pupil dan hilangnya kemampuan
pergerakan beberapa otot mata karena
kerusakan nervus okulomotorius
- parese wajah karena kerusakan nervus fasialis
- Vertigo karena kerusakan otolith dalam
telinga bagian dalam
- Nistagmus karena kerusakan pada sistem
vestibuler
- warna kebiruan dibelakang telinga diatas
mastoid
2 . Kesadaran
Tingkat kesadaran pasien tergantung dari
berat ringannya cedera kepala, ada atau
tidaknya amnesia retrograt, mual dan
muntah

3. Kerusakan jaringan otak


Untuk melihat kerusakan cedera kepala
perlu dilakukan pemeriksaan CT Scan atau
MRI
KOMPLIKASI:
- defisit neurologi fokal
- kejang
- pnemonia
- perdarahan gastrointestinal
- disritmia jantung
- sindroma of inappropriate secretion of
antidiuretic honmone
- hidrosefalus
- kerusakan kontrol respirasi
- inkontinentia bladder dan bowel
TEST DIAGNOSTIK
1. Foto tengkorak
mengetahui adanya fraktur tengkorak
2. Fotob servikal
3. CT Scan: kemungkinan adanya subdural
hematom, intraserebral hema-
tom, keadaan ventrikel
4. MRI sama dengan CT Scan
5. Serum alkohol
6. Serum obat
7. Pemeriksaan oabat dalam urin
8. Serum human chorionok gonadotrofin:
menditeksi kehamilan
Penatalaksanaan medik:
1. Penatalaksanaan umum:
- monitor respirasi: bebaskan jalan nafas,
monitor ventilasi, pemeriksaan BGA, be-
rikan oksigen bila perlau
- monoitor tekanan intrakranial
- Atasi shock bila ada
- Awasi keseimbangan cairan dan elektreolit
2. Operasi
Dilakukan untuk mengeluarkan darah
pada intraserebral, debridemen luka,
kranioplasti, prosedur shunting pada
hidrosefalus, kraniotomi
3. Pengobatan
- diuretik
- antikonvulsan
- kortikisteroid
- antagonis histamin
- antibiotik jika ada luka
Pengurangan tekanan intrakranial:
1. Beri obat sedatif
2. Infus manitol ( diuretik osmotik )
3. Pertahankan kepala netral, posisi midline
4. Jaga kepala pasien elevasi 30 derajat ( kontra
indikasi cedera spinal )
5. Minimalkan stimulasi ekternal: minimalkan
kebisingan, batasi pengunjung
6. Berikan medikasi nyeri sebelum melakukan
suksion
7. Pertimbangkan blokade neuromuskuler pada
pada pasien yg tidak berespons dengan obat

Anda mungkin juga menyukai