CIDERA KEPALA
Anatomi Fisiologi
Kulit kepala
Terdiri dari 5 lapisan disebut SCALP yaitu: Skin/ kulit, connective tissue/ jaringan
penyambung, Aponeurosis /galea aponeurotika, loose conective tissue atau jaringan
penunjang longgar dan pericranium.
Tulang tengkorak
Terdiri dari kubah/ atap tengkorak (kalvaria) dan basis kranii (dasar tengkorak) tulang
tengkorak terdiri dari beberapa tulang yaitu frontal, parietal, temporal, dan oksipital.
Isi tengkorak
1. Durameter
Terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan endosteal dan lapisan meningeal.
Durameter merupakan selaput keras, terdiri atas jaringan ikat fibrisa yang melekat erat pada
permukaan dalam dari kranium. Maka terdapat suatu ruang potensial (ruang subdura) yang
terletak antara durameter dan arachnoid, dimana sering dijumpai perdarahan subdural.
Ruang subdural memisahkan durameter dan arackhnoid pada regio kranial dan medula
spinalis.
Ruang epidural adalah ruang antara durameter dan tulang tengkorak.
Isi tengkorak
1. Aracnoid
Lapisan yang tipis, tembus pandang dan mengandung sedikit pembuluh darah.
Selaput arakhnoid terletak antara piameter sebelah dalam dan durameter sebelah luar
yang meliputi otak selaput ini dipisahkan dari durameter oleh ruang potensial,
disebut spatium subdural dan dari piameter oleh spatium subarakhnoid yang terisi
oleh liquor serebrospinalis.
Pendarahan sub arakhnoid umumnya disebabkan akibat cidera kepala.
Isi tengkorak
1. Piamater
Melekat erat pada permukaan korteks serebri.
Piameter adalah membrana vaskular yang dengan erat membungkus saraf otak dan
menyatu dengan epineuriumnya.
Lapisan lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah untuk mensuplai jaringan saraf.
Pendarahan dalam rongga tengkorak, mungkin dapat berupa pendarahan epidural (antara
dura meter dengan tengkorak) atau subdural (dibawah durameter). Pendarahan juga dapat
terjadi didalam jaringan otak sendiri (intraserebral).
Definisi Cidera Kepala
Cidera Kepala ringan jika GCS antara 15-13, dapat terjadi kehilangan
kesadaran kurang dari 30 menit, tidak terdapat fraktur tengkorak,kontusio atau
hematom.
Cidera Kepala sedang jika GCS antara 9-12, hilang kesadaran antara 30 menit
sampai dengan 24 jam, dapat disertai fraktur tengkorak atau disorientasi
ringan.
Cidera Kepala berat jika GCS antara 3-8, hilang kesadaran lebih dari 24 jam
biasanya di sertai kontusio, laserasi atau adanya hematom,edema cidera
kepala.
Etiologi
4. Hematoma subdural
Serupa dengan hematoma epidural meskipun perjalanannya memiliki awitan yang secara signifikan
lebih lambat karena perdarahannya berasal dari pembuluh vena.
5. Hematoma Intraserebral
Keadaan tidak bereaksi yang segera terjadi atau interval lusidum sebelum pasien tidak sadarkan diri
(koma) sebagai akibat kenaikan tekanan intrakranial dan efek massa yang ditimbulkan oleh
perdarahan.
Kemungkinan defisit motorik dan respons dekortikasi atau deserebrasi akibat kompresi pada traktus
kortikospinalis serta batang otak.
6. Fraktur Tengkorak
Kemungkinan asimptomatik, yang bergantung pada trauma otak yang ada di balik tulang tengkorak.
Diskontinuitas dan pergeseran struktur tulang pada fraktur yang berat.
Disfungsi sensorik-motorik dan nervus kranialis bila fraktur tengkorak disertai frakturtulang wajah (fraktur
fasialis)
Penderita fraktur fosa anterior basis kranii dapat mengalami ekimosis periorbital
(raccon eyes), anosmia (gangguan penciuman akibat lesi pada nervus kranialis pertama) dan kelainan pupil (bila
lesi mengenai nervus kranialis ke dua dan ke tiga).
Rinore cairan serebrospinal (perembesan/kebocoran cairan serebrospinal lewat hidung, otore cairan
serebrospinal (kebocoran lewat telinga), hemotimpanium (penumpukan darah pada membran timpani), ekimosis
di daerah os mastoideus (Battle) dan paralisis fasialis (cedera nervus kranialis ketujuh), yang semua ini dapat
menyertai fraktur fosa media basis krani.
Tanda-tanda disfungsi medula oblongata, seperti kegagalan kardiovaskuler dan respirasi, akan menyertai fraktur
fosa posterior basis kranii.
Komplikasi
Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus, tetapi untuk memonitoring kadarO2 dan CO2 dalam
tubuh di lakukan pemeriksaan AGD adalah salah satu test diagnostic untuk menentukan status
respirasi.
CT-scan : Mengidentifikasi adanya hemoragik dan menentukan pergeseran jaringan otak.
Foto Rontgen : Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur) perubahanstruktur garis
(perdarahan/edema), fragmen tulang.
MRI : Sama dengan CT-scan dengan/ tanpa kontras.
Angiografi serebral : Menunjukan kelainan sirkulasi serebral, perdarahan.
Pemeriksaan pungsi lumbal: Mengetahui kemungkinan perdarahan
Penanganan Bedah
Evakuasi hematoma atau kraniotomi untuk mengangkat atau mengambil fragmen fraktur
yang terdorong masuk kedalam otak dan untuk mengambil benda asing dan jaringan
nekrotik sehingga risiko infeksi dan kerusakan otak lebih lanjut akibat fraktur dapat
dikurangi.
Penanganan Suportif
Observasi ketat untuk mendeteksi perubahan pada status neurologi yang menunjukkan kerusakan lebih
lanjut atau hematoma yang meluas
Bersihkan dan lakukan debridemen setiap luka yang menyertai fraktur kranium
Pemberian obat-obatan diuretik, seperti manitol unutk mengurangi edema serebri
Pemberian obat-obatan analgetik, seperti asetaminofen dan kodein (pada sakit kepala hebat), untuk
meredakan sakit kepala
Pemberian antikonvulsan, misal fenitoin, untuk mencegah dan mengatasi serangan kejang
Dukungan respirasi, termasuk ventilasi mekanis dan intubasi endotrakea jika diperlukan untuk mengatasi
gagal napas yang timbul karena batang otak ikut terkena
Terapi profilaksi antibiuotik untuk mencegah meningitis akibat kebocoran cairan serebrospinal yang
menyertai fraktur kranium
Pencegahan
Cedera kepala adalah cedera pada otak, yang menimbulkan perubahan fisik, intelektual,
emosi, sosial, ataupun vokasional (pekerjaan) yang menimbulkan perdarahan. Penyebab
dari trauma kepala yaitu Kecelakaan kendaraan atau transportasi, Kecelakaan terjatuh,
Kecelakaan yang berkaitan dengan olahraga, dan Kejahatan dan tindak kekerasan.
Manifestasi klinis dari trauma kepala yang umum yaitu terjadi penurunan kesadaran,
nyeri hebat, dan adanya lesi. Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya Meningkatnya
tekanan intrakraial (TIK), Perdarahan, Kejang, Infeksi (trauma terbuka).