TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
Cedera kepaala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai perdarahan interstinal dalam substansi otak tanpa
merupakan salah satu penyebab utama kecatatan dan kematian. Resiko utama
Cedera kepala meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak. Secara
anatomis otak dilindungi dari cedera oleh rambut, kulit kepala, serta tulang
Cedera kepala juga dikenal sebagai cedera otak adalah gangguan fungsi
normal ota karena trauma baik trauma tumpul maupun tajam. Defisit
1
kepala ); faktor kontribusi terjadinya kecelakaan seringkali adalah komsumsi
persalinan.
kepala. Ada tiga mekanisme yang berpengaruh dalam trauma kepala yaitu
yang terjadi apabila benda bergerak membentur kepala diam, misalnya pada
orang yang diam kemuadian dipukul atau dilempar batu. Deselerasi yaitu
benda yang diam, misalnya pada saat kepala terbentur. Desformitas adalah
perubahan atau kerusakan pada bagian tubuh yang terjadi akibat trauma,
pada jaringa otak. Pada saat terjadinya deselerasi ada kemungkinan terjadi
cedera kepala primer dan cedera kepala sekunder. Cedera kepala merupakan
2
cedera yang terjadi saat atau bersamaan dengan kejadian cedera. Cedera ini
struktur pendukungnya.
oksigen otak. Lebih lanjut keadaan ini menimbulkan edema serebri dan
gangguan perfusi jaringan otak dan herniasi serebral yang dapat mengancam
dan glukosa otak. Keadaan CBF ditentukan oleh berbagai faktor seperti
tekanan darah sistemik, cerebral metabolic rate dan PaCO₂. CBF yang adekuat
3
Kematian pada cedera kepala banyak disebabkan karena hipotensi
jaringan ota, karena otak sangat sensitive terhadap oksigen dan glukosa.
Secara umum tanda dan gejala pada cedera kepala meliputi ada atau
adalah :
dan gejalanya :
4
3) Dilatasi pupil dan hilangnya kemampuan pergerakan beberapa otot
c. Kesadaran
b. Kejang
c. Pneumonia
d. Perdarahan gastrointestinal
e. Disritma jantung
5
g. Hidrosepalus
Komplikasi sekunder :
b. Edema serebri
c. Iskemia serebri
d. Coning
e. Infeksi
kejadian
6
i. Pemeriksaan diagnostik Radiograf cranium
a. Penatalaksanaan umum :
2) Monitor respirasi
b. Operasi
c. Pengobatan
(lasik)
dengan deksametason
7
4) Antagonis histamin : mencegah terjadinya iritasi lambung karena
ranitidine
1. Pengkajian
2) Alasan masuk RS
3) Riwayat penyakit
4) Data medis
2) Riwayat alergi
3) Riwayat immunisasi
8
d. Riwayat kesehatan keluarga
nenek, orangtua, bibi, paman dan saudara kandung klien, anak dan cucu
e. Riwayat psiko-sosio-spiritual
1) Pola koping
3) Faktor stressor
4) Konsep diri
6) Adaptasi
9
12) Keadaan lingkungan
setelah MRS
jam kerja, jadwal kerja, jarak tempat kerja dengan rumah; jenis
g. Pemerikasaan fisik
10
1) Keadaan umum
2) Head to toe
mengatasinya )
mengatasinnya )
11
g) Mulut dan gigi ( meliputi bibir, mukosa, gusi, lidah dan fungsi
mengatasinya )
mengatasinya )
mengatasinya )
mengatasinya )
mengatasinya )
nilai normal )
12
2. Pathway
Kecelakaan lalu lintas
Cedera Kepala
3. Diagnosa Keperawatan
13
f. Resiko defisit nutrisi b/d peningkatan kebutuhan metabolime
4. Intervensi Keperawatan
Intervensi utama :
1) Manajemen nyeri
Defenisi :
onzet mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan
konstan
Tindakan
Observasi
intensitas nyeri
berikan
14
i) Monitor efek samping penggunaan enelgetik
Terapeutik
meredakan nyeri
Edukasi
Kolaborasi
2) Pemberian analgetik
Defenisi :
15
Tindakan
Observasi
analgetik
Terapeutik
optimal,jika perlu
Edukasi
Kolaborasi
16
Intervensi pendukung :
1) Pemantauan nyeri
Defenisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Intervensi utama :
Defenisi
17
Tindakan
Observasi
ronkhi kering )
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
perlu
18
2) Pemantauan respirasi
Defenisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
19
Intervensi pendukung :
1) Terapi oksigen
Defenisi
Tindakan
Observasi
diberikan cukup
Terapeutik
20
5) Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
pasien
Edukasi
Kolaborasi
Intervensi utama :
1) Pencegahan perdarahan
Defenisi
Tindakan
Observasi
kehilangan darah
platelet)
21
Terapeutik
Edukasi
konstipasi
Kolaborasi
Intervensi pendukung :
1) Pemberian obat
Defenisi
22
Tindakan
Observasi
Terapeutik
mengelola obat
dokumentasi)
antibiotik
23
Edukasi
efektifitas obat
Defenisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
b) Usap area insisi dari area yang bersih menuju area yang kurang
bersih
24
f) Ganti balutan luka sesuai jadwal
Edukasi
Intervensi utama :
1) Dukungan ambulasi
Defenisi
Tindakan
Observasi
ambulasi
Terapeutik
ambulasi
25
Edukasi
dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar
2) Dukungan mobilisasi
Defenisi
Tindakan
Observasi
mobilisasi
Terapeutik
pergerakan
Edukasi
26
2) Anjurkan melakukan mobilisasi dini
tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur
ke kursi)
Intervensi pendukung :
Defenisi
Tindakan
Observasi
perubahan irama tidur, infeksi saluran kemih, sulit buang air kecil,
pneumonia )
Terapeutik
27
7) Berikan latihan gerak aktif atau pasif
Edukasi
Intervensi utama :
Defenisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
privasi)
mandi)
28
3) Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
perawatan diri
Edukasi
kemampuan
Defenisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
29
6) Sediakan alat bantu (mis. kateter eksternal, urinal), jika perlu
Edukasi
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
30
1) Jelaskan posisi makanan pada pasien yang mengalami gangguan
penglihatan dengan
Kolaborasi
Indikasi
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
pelembap kulit)
31
Edukasi
kesehatan
Intervensi utama
1) Manajemen nutrisi
Defenisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
32
d) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Edukasi
Kolaborasi
Intervensi pendukung :
1) Edukasi nutrisi
Definisi
kebutuhan nutrisi
Tindakan
Observasi
33
b) Identifikasi kemampuan dan waktu yang tepat menerima
informasi
Terapeutik
Edukasi
butuhkan pasien
34
2) Pemberian makanan
Defenisi
Memberikan asupan nutrisi melalui oral pada pasien yang tida mampu
Tindakan
Observasi
Terapeutik
makan
35
Edukasi
kepada pasien
Kolaborasi
perlu
Intervensi utama :
1) Pencegahan infeksi
Defenisi
Tindakan
Observasi
Terpeutik
linkungan pasien
Edukasi
36
b) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Kolaborasi
Intervensi pendukung :
1) Pemberian obat
Defenisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
37
b) Hindari interupsi saat mempersiapkan, memverifikasi, atau
mengelola obat
dokumentasi)
antibiotik
Edukasi
efektifitas obat
2) Perawatan insisi
Defenisi
38
Tindakan
Observasi
Terapeutik
b) Usap area insisi dari area yang bersih menuju area yang kurang
bersih
Edukasi
5. Evaluasi
39
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TCR
A. Pengkajian
1. Data umum meliputi
a. Identitas klien
2) No. RM : 172148
7) Umur : 39 tahun
9) Pendidikan terakhir : SD
2) Pendidikan terakhir : SD
4) Umur : 39 tahun
40
5) Pekerjaan : IRT
b. Alasan masuk RS : Pasien masuk dengan keluhan luka robek pada kaki
kiri, luka robek pada kepala, luka robek pada siku kanan, luka lecet pada
bibir bagian atas, luka memar pada dagu, serta keluar darah dari telinga
d. Data medis
41
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Riwayat psiko-sosio-spiritual
di sekitarnya
42
g. Hubungan dengan anggota keluarga : Klien memiliki hubungan yang
i. Perhatian terhadap orang lain dan lawan bicara : Klien merespon baik
berisik
melaksanakan ibadahnya
a. Makan
43
b. Minum
±8 gelas perhari
c. Tidur
2) Setelah MRS : Klien sering tidur karena hanya bisa berbaring saja
d. Eliminasi fekal/BAB
e. Eliminasi urine/BAK
1. Sebelum MRS : Klien sering BAK ±4x dalam sehari, memiliki warna
g. Personal hygiene
44
1) Sebelum MRS : Klien rajin membersihkan dirinya, mandi 2x sehari,
2) Setelah MRS : Klien tidak pernah mandi dan mencuci rambut selama
dirawat di RS
7. Pemerikasaan fisik
a. Keadaan umum
3) Vital sign
TD = 110/80 mmHg
P = 22x menit
N = 88x menit
S = 37°C
b. Head to toe
45
6) Telinga/pendengaran : Ketajaman pendengaran baik
10) Abdomen : Turgor kuli obdomen baik, tidak ada bunyi bising usus
12) Ekstremitas atas dan bawah : Nampak luka robek pada ektremitas kiri
8. Pemeriksaan Diagnostik
9. Penatalaksanaan Medis
a. R/ IVFD RL 20 tpm
d. Pasang kateter
46
B. Data Fokus
minum 7. S : 37°C
hidung
sebelah kiri
kiri
47
C. Diagnosa keperawatan
Defenisi :
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendada atau lambat dan
Defenisi :
Defenisi :
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
mandiri
Defenisi :
D. Intervensi keperawatan
Intervensi utama :
Defenisi :
48
Mengidentifikasi dan mengelolah pengalaman sensorik atau emosional
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan
Tindakan
Observasi
intensitas nyeri
Terapeutik
terapi bermain
meredakan nyeri
Edukasi
49
Kolaborasi
Defenisi :
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
50
Intervensi pendukung :
Defenisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Intervensi utama :
Defenisi
51
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
perlu
Defenisi
52
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Intervensi pendukung
Defenisi
Tindakan
Observasi
53
2) Monitor posisi alat terapi oksigen
diberikan cukup
jika perlu
Terapeutik
pasien
Edukasi
Kolaborasi
Intervensi utama
Defenisi
54
Tindakan
Observasi
ambulasi
Terapeutik
ambulasi
Edukasi
tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi,
Defenisi
Tindakan
Observasi
55
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fusik lainnya
mobilisasi
Terapeutik
pergerakan
Edukasi
tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)
Intervensi pendukung
Defenisi
56
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Intervensi utama :
Defenisi
57
Tindakan
Observasi
dan makan
Terapeutik
privasi)
2) Siapkan keperluan pribadi (mis. parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
diri
Edukasi
kemampuan
Defenisi
air besar(BAB)
58
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Definisi
Tindakan
Observasi
59
Terapeutik
Edukasi
penglihatan dengan
Kolaborasi
Indikasi
Definisi
Tindakan
Observasi
60
2) Identiflkasi jenis bantuan yang dibutuhkan
Terapeutik
kulit)
Edukasi
61
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cedera kepaala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai perdarahan interstinal dalam substansi otak tanpa
merupakan salah satu penyebab utama kecatatan dan kematian. Resiko utama
pasien yang mengalami cedera kepala adalah kerusakan otak akibat perderahan
kematian yang disebabkan kecelaaan lalu lintas merupakan akibat cedera kepala
62