Anda di halaman 1dari 30

PROSES MENUA

Oleh :
Suparno, SKep, Ns

Instalasi Geriatri RSUP Dr. Kariadi SMG


Menua “ aging “
 Menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/ mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normal shg tdk dapat
bertahan thd jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita.
(constantinides, 1994)
Teori “genetik clock”
 Menua telah terprogram secara genetik tiap
spesies.
 Tiap spesies dlm nukleus tdp “jam genetik”
berputar menurut suatu replikasi tertentu.
 Tiap spesies berbeda harapan hidupnya.
 Secara teori dpt memutar jam ini lagi
(memperpanjang harapan hidup) dengan
peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan, rehabilitasi.
Record in life-span
Mahluk hidup umur Mahluk hidup umur
Bulus 170 th Kucing 30 th
Manusia 116 th Anjing 27 th
Kerang 80 th Sapi 20 th
Kakaktua 70 th Kelinci 18 th
Gajah 70 th Ayam 14 th
Burung hantu 68 th Tikus 5 th
Kuda 62 th Mencit 5 th
Simpanse 50 th Kecoa 1 th
Gorila 48 th Nyamuk 5 bln
Beruang 47 th Lalat 70 hari
Bangau 35 th
Mutasi somatik ‘ error cathastrophe “
 Menua disebabkan Faktor lingkungan yang
menyebabkan mutasi somatik.
 Menua akibat kesalahan beruntun dl
transkripsi, translasi, ensim salah,
metabolisme salah dan mengurangi
fungsional sel (error catastrope)
Faktor lingkungan : Radiasi, bahan kimia

Mutasi DNA Sel Somatik

Kesalahan transkripsi DNA RNA

Kesalahan translasi RNA protein /enzim

Reaksi metabolisme salah

Fungsional sel menurun


Rusaknya sistem imun tubuh
 Berkurangnya sistem imun tubuh mengenali
dirinya sendiri, terjadi autoimun.
 Prevalensi auto antibody meningkat pada
lansia (brocklehurst, 1987).
 Sistem imun tubuh menurun pada lansia,
daya serang pada sel kanker menurun,
kanker meningkat seiring bertambahnya
umur. (suhana, 1994)
Menua akibat metabolisme
 Perpanjangan umur karena tertundanya proses
degenerasi.
 Restriksi kalori menyebabkan menurunnya
metabolisme, memperpanjang umur.
 Metabolisme sbg penghambat umur panjang (balin
dan allen, 1989)
 Proses metabolisme dlm sel bahan sisa toksik
 Ex. Mamalia hibernasi “tidur” lebih panjang umur
dibanding yg dirangsang tdk hibernasi.
Teori Radikal bebas
 Radikal bebas : molekul dengan satu atau
lebih elektron bebas (sangat reaktif)
 Dialam bebas : ozon, asap rokok, polusi,
radiasi sinar gama, ultra violet dll.
 Hasil sampingan proses respirasi :
superoksida= O2, hidroksil= OH, peroksida
hidrogen = H2O2
 RB bersifat reaktif, merusak, bereaksi dg
DNA, protein, as lemak tak jenuh.
Penangkal RB dlm bentuk enzim
 Superoksida dismutase yg berunsur Zn, Cu,
Mn. ( merubah superoksida mjd 2O2 )
 Enzim katalase berunsur Fe dlm bentuk
Haem ( mengurekan hidrogen peroksida
menjadi air dan oksigen )
 Enzim glutation peroksidase berunsur Se
( menguraikan hidrogen peroksida.
Penangkal radikal bebas dari luar
 Vitamin C( as askorbat), provitamin A (Beta
karoten), E (tocopherol)
 Sebagian RB tetap lolos, makin lanjut makin
banyak radikal bebas, sel makin banyak
yang rusak dan mati.
Teori “Wear & Tear”

 Analogi dengan sebuah mesin

 Karena digunakan cepat atau


lambat akan rusak ( aus )
Menua
diikuti oleh penurunan kapasitas fungsional
 Seiring proses menua terjadi perubahan
fisik dan fungsional
 Tidak mudah membedakan abnormalitas
diakibatkan oleh proses menua (normal)
atau suatu penyakit.
 Hindari mengobati abnormalitas (normal)
karena proses menua dan jangan
menganggap abnormalitas patologik
sebagai proses menua normal.
“HUKUM 1 %” ( ANDRES DAN TOBIN )

“DENGAN MAKIN LANJUTNYA USIA


SESEORANG FUNGSI ORGAN AKAN MENURUN
SEBANYAK 1% TIAP TAHUN SETELAH USIA 30
TAHUN”

SVANBORG et al “ penurunan tersebut tidak


sedramatis spt diatas tetapi terbukti setelah usia 70
th tdp penurunan fungsional yg nyata

Penurunan anatomik dan fungsi organ akan lebih


tepat jika dikaitkan dengan “usia biologis” bukan
“usia kronologis”
Penurunan anatomik dan fungsional ini akan
menyebabkan lebih mudah terserang penyakit
pada organ tsb.

Batas antara penurunan anatomik dan


fungsional dengan akibat suatu penyakit
sering tdk begitu nyata, untuk
membedakannya pertanda penuaan bukan
pada tampilan organ/ fungsinya pada keadan
istirahat akan tetapi bagaimana organ /
organisma dapat beradaptasi terhd stress dari
luar
SISTEM SENSORI / INDERA
• Lemak peri orbital menghilang- mata
cekung, kelopak mata melengkung, ptosis
senilis. Kead patologis : entro/ekstropion,
trikiasis
• Deposit lipid pada kornea, hilangnya
elastisitas dan sklerosis nukleus di lensa, air
mata menurun kornea keruh TIO meningkat.
Kead. Patologis: glaukoma, katarak, ulkus
kornea.
Perubahan degeneratif otot akomodasi, iris,
vitreus, retina dan koroid. Tjd presbiopia
,pupil mengecil, reflek melambat, penurunan
lap pandang.

Degenerasi neuron kortikal yg berhub


dengan penglihatan (lobus oksipital), otot
okuler intrinsik dan ekstrinsik. Terjadi
kerusakan persepsi warna, adaptasi gelap
lambat, gangguan akomodasi.
Telinga
 Degenerasi organ korti (hilangnya sel
rambut), hilangnya neuron koklea,
akumulasi serumen.
 Presbiakusis; gangguan sensitivitas nada
tinggi, persepsi jika ada kebisingan,
lokalisasi suara. Kead patologis: efek psikis
karena ketulian( depresi, curiga), tuli
konduktif.
Hidung, tenggorok dan lidah
 Perubahan atrofik mukosa, degenerasi
neuronal; gangguan mengecap rasa dan
membau, sering terjadi anoreksia.
 Atrofi dan hilangnya elastisitas otot dan
tulang rawan laring; menurunnya reflek
batuk, menelan. Mudah tersedak
malnutrisi,avitaminosis.
Sistem Gastrointestinal
 Atrofi rahang, gigi mudah tanggal; gangguan
mengunyah
 Atrofi mukosa, kelenjar dan otot intestinal;
gastritis, perubahan nafsu makan, motilitas
dan absorbsi.
 Aliran darah dan aktifitas enzim menurun;
terjadi sindroma malabsorbsi.
Sistem Kardiovaskuler
 Elastisitas, dinding aorta menurun, katup
jantung menebal dan kaku.
 Menurunnya kontraksi dan volumenya.
 Elastisitas pembuluh darah menurun.
oksigenasi perifer menurun; hipotensi
postural.
 Tahanan perifer meningkat mengakibatkan
peningkatan tekanan darah.
Sistem Respirasi
 Kekuatan otot pernapasan menurun dan
kaku, aktifitas silia menurun.
 Elastisitas paru menurun; vol residu
meningkat,vol pernapasan maksimum
menurun.
 Alveoli melebar dan jumlahnya menurun;
gangguan difusi.
 Reflek batuk dan ekspansi paru menurun.
Sistem Muskuloskeletal
 Densitas menurun dan rapuh; osteoporosis,
kiposis
 Discus invertebralis menipis; tinggi
berkurang.
 Persendian menjadi kaku dan membesar.
 Tendor mengerut dan sklerosis,serabut otot
atrofi; gerak melambat.
Sistem Integumen
 Kulit mengerut/keriput akibat jar. lemak
berkurang; dekubitus, hipotermi.
 Mekanisme proteksi kulit menurun;
produksi serum menurun, gangguan
pigmentasi
 Elastisitas menurun akibat menurunnya
cairan dan vaskularisasi.
 Kuku jari mudah patah, kelenjar keringat
berkurang jumlah dan fungsinya.
Sistem perkemihan
 Nefron mengalami atrofi, aliran darah ke
ginjal menurun, fungsi tubulus berkurang
akibatnya filtrasi dan kapasitas ekresi
menurun.
 Otot-otot VU melemah, kapasitas menurun
sehingga frekuensi kencing meningkat.
 Resiko retensi meningkat dan infeksi pada
ginjal meningkat.
Sistem Reproduksi dan Sexual
 Ovarium dan uterus mengecil, payudara
atrofi, pada laki-laki sperma menurun.
 Hormon testosteron, progesteron dan
estrogen menurun, selaput lendir vagina
menurun, sekresi berkurang.
 Wanita menopause; dpt mempengaruhi
fungsi seksualnya (psikologis).
 Dorongan seksual masih ada sampai diatas
70 th (jika kesehatan baik).
Sistem Neurologi
 Berat otak menurun 10- 20%
 Perubahan vaskularisasi otak karena perub
pembuluh darah otak; resiko demensia, TIA
dan stroke.
 Neurotrasmiter menurun sehingga reaksi
lambat.
Intervensi untuk memperlambat
penuaan
 Mencegah meningkatnya radikal bebas
 Memanipulasi sistem imun tubuh
 Metabolisme / makanan yg sehat
 Meminimalkan pengaruh dari luar tubuh
(eksogen): lingkungan dan budaya gaya
hidup yang salah
KONSEP “MENUA SEHAT”
Endogenic Aging

Cellular Tissue Organ


Anatomical

Healthy Aging
(menua sehat)

Environment Life Style

Exogenic Factors

Gambar . Model Healthy aging dengan faktor-faktornya


(Boedhi-Darmojo, 1994, 2001)

Anda mungkin juga menyukai