Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN MENUA

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia.Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu,tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.Menjadi tua merupakanproses
alamiah,yang berarti seseorang telah melalui tiga tahapkehidupannya,yaitu anak,dewasa,dan
tua.Tiga tahap ini berbeda,baik secara biologis maupun psikologis.Memasuki usia tua
berartimengalami kemunduran,misalnya kemunduran fisik yang ditandaidengan kulit yang
mengendur,rambut memutih,gigimulai ompong,pendengaran kurang jelas,penglihatan
semakin memburuk,gerakan lambat,dan figur tubuh yang tidak proporsional.

WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentangkesejahteraan lanjut usia


pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkanbahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua.
Menua bukanlahsuatu penyakit,tetapi merupakan proses yang
berangsurangsurmengakibatkan perubahan vang kumulatif,merupakan proses mnurunnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan daridalam dan luar tubuh vang berakhir
dengan kematian.

Dalam Buku Ajar Geriatri,Prof.Dr.R.Boedhi Darmojo dan Dr.H.Hadi


Martono(1994)mengatakan bahwa"menua"(menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri
danmempertahankan struktur dan fungsi normalnva sehingga tidak

dapat bertahan terhadap jejas(termasuk infeksi)dan memperbaiki kerusakan yang


diderita.Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia secara perlahan
mengalami kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi ini dapat memengaruhi keman-

dirian dan kesehatan lanjut usia, termasuk kehidupan seksualnya.

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus/berkelanjutan secara alamiah


dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Misalnya, dengan terjadinya kehilangan
jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain, hingga tubuh"mati" sediki demi sedikit.
Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tubuh tidak akan sama. Adakalanya
seseorang belum tergolong lanjut usia/masih muda, tetapi telah menunjukkan kekurangan
yang mencolok (deskripansi). Ada pula orang telah tergolong lanjut
usia, penampilannya masih sehat, segar bugar, dan badan tegap. Walaupun demikian, harus
diakui bahwa ada berbagal penyakit yang sering dialami lanjutusia. Manusia secara lambat
danprogresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menempuh semakin
banyak distorsi meteoritik dan struktural yang disebut

sebagai penyakit degeneratif (mis.,hipertensi,arteriosklerosis, diabetes melitus, dan kanker)


yang akan menyebabkan berakhirnya hidup dengan episode terminal yang dramatis, misalnya
stroke, infark miokard, koma asidotik, kanker metastasis, dan sebagainya.

Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling berkaitan.


Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelaskan tentang proses menha yang tidak
seragam. Secara umum, proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu,
bersifat universal, intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untnk dapat bertahan hidup.
Berikut akan dikemukakan bermacam-macam teori proses menua yang penting.

TEORI PROSES MENUA

Proses menua bersifat individual

1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda

2. Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.

3. Tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.

Teori Biologis

Teori genetik

Teori genetic clock. Teori ini merupakan teori intrinsik yang menjelaskan bahwa didalam
tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini
menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu. Setiap
spesies di dalam inti selnya memiliki suatu jam genetik/jam biologis sendiri dan setiap
spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar menurut replikasi
tertentu sehingga bila jenis ini berhenti berputar, ia akan mati.
Manusia mempunyai umur harapan hidup nomor dua terpanjang setelah bulus.
Secara teoretis, memperpanjang umur mungkin terjadi, meskipun hanya beberapa
waktudengan pengaruh dari

Jenis makhluk Umur(tahun)

Bulus 170

Manusia 116

Kerang 80

Kakak tua 70

Gajah 70

Burung hantu 68

Kuda 62

Simpanse 50

Gorila 48

Beruang 47

Bangau 35

Kucing 30

Anjing 27

Sapi 20

Kelinci 18

Ayam 14

Tikus 5

Mencit 5

Kecoa 1

Nyamuk 5 bulan
Lalat 70 hari

luar, misalnya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan pemberian obat-
obatan atau tindakan tertentu.

Teori mutasi somatik. Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi
somatik akibat pengaruh Iingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan datam proses transkripsi
DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA protein/enzim. Kesalahan ini teadi terus-
menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel menjadi
kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi,sebagai contoh yang
khas adalah mutasi sel kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel
(Suhana, 1994 Constantinides, 1994).

Teori nongenetik

Teori penurunan sistem imun tubuh (auto-immune theory). Mutasi yang berulang
dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinyasendiri
(self recognition). Jika mutasi yang merusak membran sel, akan menyebabkan sistem imun
tidak mengenalinya sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasari peningkatan penyakit
auto-imun pada lanjut usia (Goldstein, 1989). Datam proses metabolisme tubuh, diproduksi
suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan

terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh,
tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan sejak im terjadi kelainan
autoimun.

Teori kerusakan akibat radikal bebas (Pee radical Ilieory), Teori radikal bebas dapat
terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena adanya proses metabolisme atau proses
pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang
tidak stabil karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif
mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau perubahan
dalam tubuh. Tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi
oksigen bahan organik, misalnya karbohirat dan protein. Radikalbebas ini menyebabkan sel
tidak dapat beregenerasi (Halliwel, 1994). Radikal bebas dianggap sebagai penyebab penting
terjadinya kerusakan fungsi sel. Radikal bebas yang terdapat dilingkungan seperti :

1. Asap kendaraan bermotor

2. Asap rokok

3. Zat pengawet makanan

4. Radiasi

5. Sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen dan kolagen pada
proses menua.

Teori menua akibat metabolisme. Telah dibuktikan dalam berbagai percobaan


hewan, bahwa pengurangan asupan kalori tenyata bisa menghambat pertumbuhan dan
memperpanjan umur, sedangkan perubahan asupan kalori yang menyebabkan

kegemukan dapat memperpendek umur (Bahri dan Alem, 1989 Boedhi Darmojo, 1999)

Teori rantai silang (cross link theory). Teori ini menjelaskan bahwa menua
disebabkan oleh lemak, protein, karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen)
bereaksidengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang menyebabkan
perubaha pada membran plasma, yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang
elastis, dan hilangnya fungsi pada proses menua.

Teori fisiologis. Teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik. Terdiri atas teori
oksidasi stres, dan teori dipakai-aus (Wear and tear tlheory). Di sini terjadi kelebihan usaha
dan stres menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal).

Teori Sosiologis

Teori sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara lain:

Teori interaksi sosial

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu situasi tertentu,
yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan lanjut usia untuk terus
menjalin interaksi sosial merupakan kunci mempertaha nkan status sosialnya berdasarkan
kemampuannya bersosialisasi.

Pokok-pokok social exchange theory antara lain:

1. Masyarakat terdiri atas faktor sosial yang berupaya mencapai tujuannya masing-masing.

2. Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan waktu.

3. Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang aktor mengeluarkan biaya.

Teori aktivitas atau kegiatan

1. Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini
menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak
ikutserta datam kegiatan sosial.
2. Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan aktivitas dan
mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.
3. Ukuran optimal (pola hidup)lanjut usia pada cara hidup lanjut usia.
4. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari
usia pertengahan sampai lanjut usia.

Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)

Dasar kepribadian atau tingkah taku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan teori yang disebutkan sebelumnya. Teori ini menyatakan bahmra
perubahan yang terjadi pada seorang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas
yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan
lanjut usia. Dengan demikian, pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan
gambarannya kelak pada saat ia menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup,
perilaku, dan harapan seseorang ternyata ti dak berubah, walaupun ia telah lanjut usia.

Teori pembebasan/penarikan diri (disangagement theory)

Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan
kemunduran individu dengan individu lainnya·
Pokok-pokok disangagement theory ·

1. Pada pria, kehilangan peran hidup utama terjadi pada masa pensiun. Pada wanila,
terjadi pada masa peran datam keluarga berkurang, misalnya saat anak menginjak
dewas dan meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah.
2. Lanjut usia dan masyarakat menarik manfaat dari hal ini karena lanjut usia dapat
merasakan tekanan sosial berkurang, sedangkan kaum muda memperoleh kesempatan
kerja yang tebih baik.
3. Ada tiga aspek utama datam teori ini yang perlu diperhatikan
a. Proses menarik diri lerjadi sepanjang hidup.
b. Proses tersebut tidak dapat dihindari.
c. Hal ini diterima lanjut usia dan masyarakat.

Teori yang pertama diajukan oleh Cumming dan Henry (1961). Teori ini menyatakan bahwa
dengan bertambah lanjutnya usia, apalagi ditambah dengan adanya kemiskinan, lanjut usia
secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri
dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun,
baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering lanjut usia mengalami kehilangan
ganda (Triple loss).

a. Kehilangan peran (loss of role).


b. Hambatan kontak sosial (restriction of contact and relationship).
c. Berkuranwya komitmen (reduced commitment to socilll mores and values)

Menurut teori ini, seorang lanjut usia dinyatakan mengalami proses menua yang berhasil
apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan
pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi kematiannya.

Dari penyebab terjadinya proses menua tersebut, ada beberapa peluang yang
memungkinkan dapat diintervensi agar proses menua dapat diperlambat. Kemungkinan yang
terbesar adalah mencegah:

1. Meningkatnya radikal bebas.


2. Manipulasi sistem imun tubuh
3. Melalui metabolisme/makanan, memang berbagai"misteri kehidupan masih banyak yang
belum bisa terungkap, proses menua merupakan salah satu misteri yang paling sulit
dipecahkan".
Selain itu, peranan faktor risiko yang datang dari luar (eksogen) tidak boleh dilupakan,
yaitu faktor lingkungan dan budaya gaya hidup yang salah. Banyak faktor yang memengaruhi
proses menua (menjadi tua), antara lain herediter/genetik, nutrisi/makanan, status kesehatan,
pengalaman hidup, lingkungan, dan stres. Jadi, proses menua/menjadi lanjut usia bukanlah
suatu penyakit, karena orang meninggal bukan karena tua, orang muda pun bisa meninggal
dan bayi pun bisa meninggal. Banyak mitos mengenai lanjut usia yang sering merugikan atau
bernada negatif, tetapi sangat berbeda dengan kenyataan yang dialaminya.

LANJUT USIA DIINDONESIA

Mitos Lanjut Usia Dan Kenyataannya

Mitos konservatif

Ada pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya

1. Konservatif
2. Tidak kreatif
3. Menolak inovasi
4. Berorientasi ke masa silam
5. Merindukan masa lalu
6. Kembali ke masa anak-anak
7. Susah menerima ide baru
8. Susah bembah
9. Keras kepala
10. Cerewet

Fakta tidak semua lanjut usia bersikap, berpikiran, dan berperilaku demikian.

Mitos berpenyakit dan kemunduran

Lanjut usia sering kali dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai
dengan berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses menua (lanjut
usia merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran).
Fakta : Memang proses menua disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan
metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit. Akan tetapi, saat ini telah banyak penyakit
yang dapat dikontrol dan diobati.

Mitos senilitas

lanjut usia dipandang sebagai masa pikun, yang disebabkan oleh adanya kerusakan sel otak

Fakta

1. Banyak lanjut usia yang masih tetap sehat dan segar bugar.
2. Daya pikirnya masih jernih dan cenderung cemerlang.
3. Banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.

Mitos ketidakproduktifan

Lanjut usia dipandang sebagai masa usia yang tidak produktif, bahkan menjadi beban
keluarganya.

Fakta : Tidak demikian. Banyak individu yang mencapai ketenaran, kematangan,


kemantapan, serta produktivitas mental dan material di masa lanjut usia.

Mitos aseksualitas

Ada pandangan bahwa pada lanjut usia, minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks
datam hubungan seks menurun.

Fakta

1. Kehidupan seks pada lanjut usia berlangsung normal.


2. Frekuensi hubungan seksual menurun sejalan meningkatnya usia, tetapi masih tetap
tinggi.

Mitos tidak jatuh cinta

Lanjut usia sudah tidak lagi jatuh cinta, tidak tertarik atau bergairah kepada lawan jenis

Fakta

1. Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa.


2. Perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia.
Mitos kedamaian dan ketenangan

Menurut mitos ini, banyak orang berpendapat bahwa la njut usia dapat santai
menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan dewasanya. Badai dan berbagai
goncangan kehidupan seakan-akan telah berhasil dilewatinya.

Fakta : Sering ditemukan stres karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta
penderitaan karena penyakit, kecemasan, kekhawatiran, depresi, paranoid, dan psikotik.

Jadi, ada keragaman yang besar datam proses menua. Ada yang berpendapat bahwa
lanjut usia merupakan karikaturistik masa mudanya. Oleh karenaitu, secara tipologi, lanjut
usia dikelompokkan menua.

datam berbagai tipe datam menghadapi atau menerima proses

Tipe Lanjut Usia Indonesia

Mangkunegoro IV datam surat Werdatama, yang dikutip oleh H. I, Widyapranata


menyebutkan bahwa orang tua (lanjut usia) dalam literatur lama jawa) dibagi dua golongan,
yaitu:

1. Wong Sepuh : orang tua yang sepi hawa nafsu, menguasai ilmu "Dwi Tunggal", yakni
mampu membedakan antara baik dan buruk, sejati dan palsu, Gusti (Tuhan) dan
kawulanya atau hambanya.
2. Wong Sepah : lanjut usia yang kosong, tidak tahu rasa, bicaranya muluk-muluk tanpa isi,
tingkah lakunya dibuat-buat dan berlebihan, serta memalukan. Hidupnya menjadi hambar
(kehilangan dinamika dan romantika hidup).

Pujangga Ronggo Warsito (datam surat Kalatida) menyebutkan bahwa lajut usia terbagi
dalam dua kelompok, yakni:

1. Lanjut usia yang berbudi sentosa : orang tua ini meskipun diridai Tuhan Yang Maha Esa
dengan rezeki, tetapi tetap be. XJ terus, disertai selalu ingat dan waspada.
2. Lanjut usia yang lemah orang tua yang putns asa sebaiknya hanya menjauhkan diri dari
keduniawian, supaya mendapat kasih sayang Tuhan.

Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyalE ditemukari bermacam-macam tipe


lanjut usia. Yang menonjol antara lain
1. Tipe arif bijaksana : lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah ha ti,
sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri : lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan
baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas : lanjut usia yang selalu mengalaml konflik lahir batin, menentang proses
penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmani,
kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah
tersingwg, menuntut, sulit dilayani, dan pengkritik.
4. Tipe pasrah lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai
konsep nabis ("nabis gelap datang terang"), mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki,
pekerjaan apa saja dilakukan.
5. Tipe bingung lanjut usia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
merasa minder, menyesal, pasit, acuh tak acuh.

Lanjut usia dapat pula dikelompokkan datam beberapa tipe yang bergantung pada
karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe
ini antara lain :

1. Tipe optimis : lanjut usai santai dan periang, penyesuaian cukup baik, mereka
memandang masa lanjut usia datam benmk bebas dari tanggung jawab dan sebagai
kesempatan untuk menuruti kebutuhan pasifnya. Tipe ini sering disebut juga lanjut usia
tipe kursi goyartg (the rocking chairman).
2. Tipe konstruktif lanjut usia ini mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidup,
mempunyai toleransi yang tinggi, humoris tik, fleksibel, dan tahu diri. Biasanya, sifat ini
terhhat sejak muda. Mereka dengan tenang menghadapi proses menua dan menghadapi
akhir.
3. Tipe ketergantungan lanjut usia ini masih dapat diterima di tengah masyarakat, tetapi
selalu pasif, tidak berambisi, masih tahu diri, tidak mempunyai inisiatif dan bila bertindak
yang tidak praktis. Ia senang pensiun, lidak suka bekerja, dan senang berlibur, banyak
makan, dan banyak minum.
4. Tipe defensif : lanjut usia biasanya sebelumnya mempunyai riwayat pekerjaan/jabatan
yang tidak stabil, bersifat selalu menolak bantuan, emosi sering tidak terkontrol,
memegang teguh kebiasaan, bersifat kompulsif aktif, anehnya mereka takut
menghadapi"menjadi tua"dan menyenangi masa pensiun.
5. Tipe militan dan serius : lanjut usla yang tidak mudah menyerah, serius, senang berJuang,
bisa menjadi panutan.
6. Tipe pemarah frustrasi : lanjut usia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu
menyalahkan orang lain, menunjukkan penyesuaian yang buruk. Lanjut usia sering
mengekspresikan kepahitan hidupnya.
7. Tipe bermusuhan lanjut usia yang selalu menganggap orang lain yang menyebabkan
kegagalan, selalu mengeluh, bersifat'>agresif, dan curiga. Biasanya, pekerjaan saat ia
muda tidak stabil. Menganggap menjadi tua itu bukan ha] yang baiL, takut mati, iri hati
pada orang yang muda, senang mengadu untung pekerjaan, aktif menghindari masa yang
buruk.
8. Tipe putas asa, membenci, dan menyalahkan diri sendiri : lanjut usia ini bersifat kritis dan
menyalahkan diri sendiri, tidak mempunyai ambisi, mengalami penurunan sosio-
ekonomi, tidak dapat menyesuaikan diri. Lanjut usia tidak hanya mengalami kemarahan,
tetapi juga depresi, memandang lanjut usia sebagai tidak berguna karena masa yang tidak
menarik. Biasanya, perkawinan tidak bahagia, merasa menjadi korban keadaan,
membenci diri sendiri, dan ingin cepat mati.

Perawat perlu mengenal tipe lanjut usia sehingga dapat I menghindari kesalahan atau
kekeliruan datam melaksanakan pendekatan perawatan. Tentu saja tipe tersebut hanya
suatu pedoman ulnurri. Dalam praktiknya, berbagai variasi-dapat ditemukan. Menurut
kemampuan datam diri sendiri, lanjut usia dapat digolongkan datam kelompok sebagai
berikut
1. Lanjut usia mandiri sepenuhnya
2. Lanjut usia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya
3. Lanjut usia mandiri dengan bantuan tidak langsung
4. Lanjut usia dibantu oleh badan sosial
5. Lanjut usia panti sosial tresna werdha
6. Lanjut usia yang dirawat di rumah sakit
7. Lanjut usia yang meirderita gangguan mental

Di negara maju, kemampuan lanjut. usia untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari
dijelajahi. Mungkin mereka tidak memerlukan bantuan, dapat bangun, mandi, ke WC, kerja
ringan, olahraga, pergi ke pasar, berpakaian rapi, membersihkan kamar dan tempat tidur,
lemari, mengunci pintu dan jendela, dan lain-laiin yang dapat dilakukan secara normal. Salah
satu faktor yang sangat menentukan adalah keadaan mental. Lanjut usia mungkin mengalami
demensia atau mengalami kemunduran fungsi berpikir.

Anda mungkin juga menyukai