DISUSUN OLEH
NAMA NIM
TINGKAT :III.A
1. DEFINISI Gerontologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai masalah usia lanjut, bagi para filsafat merupakan ilmu yang sangat mulia karena justru mendalami hakekat hidup secara mendasar (Dr. Hardywinoto, hal 3 ). Gerontologi merupakan mengenai ilmu pengetahuan yang mempelajari terjadinya proses menua pada manusia ( R. Boedhi Darmojo, hal 3 ). 2. ETIOLOGI Menua dapat disebabkan oleh beberapa faktor penyebab yang diuraikan dalam berbagai proses ( teori menua ), yaitu : a. Teori Genetik Clock Menurut teori ini merva sudah terprogram secara genetik yang sudah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Setiap individu mempunyai harapan hidup yang berbeda sesuai jam genetiknya. Sehingga apabila jam kita berhenti, klien akan meninggal dengan sendirinya meski tidak mengalami kecelakaan. b. Teori Eror Catastrope Menurut hipotesis ini, menua disebabkan oleh kesalahan kesalahan beruntun sepanjang kehidupan setelah berlangsung dalam waktu yang cukup lama, terjadi kesalahan dalam proses transkripsi (DNA RNA), maupun dalam proses transiasi ( RNA Protein/ Enzim) sehingga mengurangi fungsional sel. c. Teory Imunity
2
Mutasi berulang atau perubahan protein pasca translasi, dengan menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali diri sendiri (self reconition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel , maka hal ini dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang disebut dengan auto imun. d. Teori Free Radikal Radikal bebas terbentuk di alam batas bereaksi dengan DNA, protein asam lemak tak jenuh seperti dalam membaran sel. Walaupun sudah ada sistem penangkal, namun sebagian RB dapat lolos. Bahkan makin lanjut usia makin banyak RB terbentuk sehingga proses pengrusakan terus terjadi, kerusakan organel sel makin lama makin banyak dan akhirnya sel mati (oen, 1993). e. Teori Merva Akibat Metabolisme Menurut teori bahwa perpanjangan umur karena penurunan jumlah kalori antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses degeneratif, terjadi penurunan pengeluaran hormon yang merangsang proliferasi sel, misalnya insulin dan hormon pertumbuhan. 3. MANIFESTASI KLINIS a. Menurut H.P Von Hahn (1975) 1. adanya perubahan dalam tubuh yang terprogram oleh jam biologi (biological clock) 2. terjadinya aksi dari zat metabolik akibat mutasi spontan, radikal bebas dan adanya kesalahan di moekul DNA perubahan yang terjadi di dalam sel dapat primer akibat gangguan sistem pengaturan pertumbuhan atau secara sekunder akibat pengaruh dari luar sel b. Menurut Vincent J. Cristofalo (1990) 1. peningkatan kematian sejalan dengan peningkatan usia
3. terjadi perubahan kimia dalam sel dan jaringan tubuh yang mengakibatkan massa tubuh berkurang, peningkatan lemak dan lipofuscin yang dikenal sebagai age pigment, serta perubahan di serat kolagen yang dikenal dengan cross-lirking. 4. Terjadinya perubahan yang progresif dan merusak 2. Menurunnya kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dilingkungannya 3. Meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit tertentu.
Proses Degeneratif
Sistem Persyaratan Sistem Penurunan faal otak aliran darah ke otak Muskulokeretal Berkurang Jumlah Neuron Syaraf Reabsorbsi tulang meningkat Berkurangnya jumlah Kalsium dan masa tulang berkurang
Trauma
Resti fraktur
4.
perubahan-perubahan yang terjadi pada usia lanjut a. 5. sel - Lebih sedikit jumlahnya. - Lebih besar ukurannya. - Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraselular. - Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati - Jumlah sel otak menurun - Terganggunya mekanisme perbaikan sel - Otak menjadi atrofis, beratnya berkurang 5 10 % 6. sistem persyarafan - Berat otak menurun 10 20 % - Cepat menurunnya hubungan persyarafan - Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress - Mengecilnya syaraf panca indera berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin 1. Kurang sensitif terhadap sentuhan. Perubahan fisik
7. Sistem Pendengaran Presbiakusis ( Gangguan pada pendengaran ), hilangnya kemampuan (Daya ) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata,50% terjadi pada usia diatas 65 tahun. Membran Timpani atrofi menyebabkan Otosklerosis Terjadinya pengumpulan cerumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/ stress.
1. Sistem Penglihatan Sfingter Pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. Kornea lebih berbentuk skeris (Bola ) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa ) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lamabat dan susah melihat dalam cahaya gelap, Hilangnya daya akomodasi Menurunnya lapangan pandang : berkurang luas pandangannya. Menurunnya daya membedakan warna biru/ hijau pada skala.
8. Sistem Kardiovaskuler Elastisitas dinding Aorta menurun, Katup jantung menebal dan menjadi kaku, Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya, Kehilangan elastisitas pembuluh darah,kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk Oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65mmhg, Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya Resistensi dari pembuluh darah perifer, sistolik normal 170 mmhg, diastolik normal 90 mmhg. 2. Sistem pengaturan temperatur Tubuh Temperatur tubuh menurun ( Hipotermia) secara fisiologik 35C ini akibat metabolisme yang menurun, Keterbatasan Refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
9. Sistem Respirasi Otot pernapasan kehilangan kekuatan dan kekakuan otot, Menurunnya aktivitas otot dari silia, Paru paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun dan kedalaman bernapas menurun, Alveoli ukuran melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang O pada arteri menurun menjadi 75mmhg, CO pada arteri tidak berganti, Kemampuan untuk batuk berkurang, Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia. 10. 11. Sistem Gastrointestiral Kehilangan Gigi Penurunan indra pengecapan Kemampuan untuk batuk berkurang Esofagus melebar Penurunan sensitivitas lapar Peristaltik lemah, timbul konstipasi Fungsi absorpsi melemah Liver mengecil. Sistem Genitourinaria Fungsi ginjal berkurang Otot otot vesika urinaria melemah Pembesaran prostat Atrofi Vulva Vagina
12. Sistem Endoktrin - Produksi hampir semua hormon menurun - Fungsi Paratiroid dan sekresinya tidak berubah - Berkurangnya produksi dari ACTN,TSN, FSH, dan LH - Menurunnya aktivitas Tiroid, menurunnya BMR - Menurunnya sekresi aldosteron dan hormon kelamin. 13. Sistem Kulit - Kulit mengerut akibat kehilangan jaringan lemak - Permukaan kulit kasar dan bersisik - Menurutnya respon terhadap trauma - Mekanisme proteksi kulit menurun - Kulit kepala dan rambut menipis - Berkurangnya elastisitas akibat penurunan cairan dan vaskularisasi - Pertumbuhan kuku lambat - Kelenjar keringat berkurang fungsinya. 14. Sistem Muskuloskeletal - Tulang kehilangan density dan rapuh - Kifosis - Pinggang, lutut dan jari jari pergelangan terbatas - Discus Intervertebralis menipis dan menjadi pendek - Persendian membesar dan menjadi kaku - Tendon mengerut, mengalami sklerosis - Atrofi serabut otot. b. Perubahan perubahan Psikososial 2. Merasakan atau sadar akan kematian (Serse of awareness of mortality) - Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan, bergerak lebih sempat - Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan
- Penyakit kronis dan ketidakmampuan Gangguan syaraf pancaindera, timbul kebutaan, dan ketulian - Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan - Rangkaian dari kehilangan, yaitu hubungan dengan teman teman dan keluarga - Hilangya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri. c. Perkembngan Spiritual - Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalm kehidupan - Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari hari. 5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK a. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi untuk mengetahui sistem tubuh b. Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik yaitu 1. Head to toe 2. Sistem tubuh c. Wawancara/ interview 6. PENATALAKSANAAN ( Theraphy) a. Memberikan peningkatan kesehatan (Health Promotion) b. Melakukan pencegahan penyakit (Preventif ) c. Mengoptimalkan fungsi mental lansia d. Mengatasi atau melakukan pengobatan terhadap gangguan kesehatan yang umum.
7. DIAGNOSA PERAWATAN PADA LANJUT USIA a. Perubahan sensori persepsi badan defisit neurologis sekunder pada lansia c. d. e. f. g. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh badan Atropi mukosa Perubahan pola stiminasibadan berkurangnya motilitas otot Resti Fraktur badan gangguan mikro Arsitektur tulang Kerusakan mobilitas fisik badan penurunan masa otot Gangguan persepsi pendengaran badan perubahan ( Atrofi membran ) jantung. 8. RENCANA KEPERAWATAN a. Perubahan sensori - persepsi badan Defisit Neurologis Tujuan : Mempertahankan kemampuan sensori - persepsi klien lansia dalam merespon stimulus yang diterima Kriteria Hasil : - Klien mampu menstimulasi ingatan - Kemampuan panca indera baik - Klien lansia mampu membedakan antara realita dan kenyataan Intervensi : 3. Kaji derajat sensoriatau gangguan persepsi - Anjurkan klien lansia untuk menggunakan alat bantu, seperti alat bantu lihat atau dengar - Pertahankan hubungan orientasi realita dengan lingkungan - Berikan lingkungan yang tenang dan teraupetik - Berikan kenangan indah secara berkala - Ajak piknik sederhana , jalan jalan keliling Rumah Sakit, pantau aktivitas lambung b. Gangguan Thermoregulator badan terbatasnya regulasi kompensasi metabolik
h. Penurunan perfusi jaringan badan atrofi sel jantung dan penebalan katup
- Libatkan dalam aktivitas yang sesuai indikasi dalam keadaan tertentu. Rasionalisasi : - Mengidentifikasi adanya tanda tanda penerimaan sensori persepsi mengalami gangguan - Meningkatkan masukan sensori, membatasi atau menurunkan kesa;ahan interpretasi stimulasi - Membantu konsisten. - Menstimulasi ingatan, membangkitkan memori, membantu pengungkapan diri melalui peristiwa masa lalu - Piknik menunjukan realita dan memberikan stimulasi sensori yang menyenangkan dan dapat menurunkan perasaan curiga atau halusinasi akibat perasaan terkenang. - Memberikan kesempatan terhadap stimulasi partisipasi dengan orang lain dan mungkin dapat mempertahankan beberapa tingkat dari interaksi sosial. b. Gangguan Termoregulator badan terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder pada lansia. Tujuan : Mempertahankan fungsi Termoregulator klien lansia Kriteria Hasil : 4. Suhu klien terjaga 5. Suhu lingkungan menunjang Intervensi : - Kurangi atau hilangkan sumber sumber kehilangan panas, misalnya : saat mandi, siapkan lingkungan yang hangat dan keringkan segera setiap bagian tubuh. untuk menghindari masukan sensori penglihatan atau pendengaran yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas yang tenang,
- Pantau suhu tubuh secara berkala - Jelaskan pada lansia mengapa mereka rentan cahaya panas dan dingin - Ajarkan teknik untuk menghindari kehilangan panas dirumah - Rujuk ke Hipotermi dan Hipertemi untuk intervensi perumahan - Lakukan pengontrolan suhu tubuh untuk menjaga keamanan lingkungan. Rasionalisasi : - Membantu mempertahankan keadaan Normotermi pada lansia - Mengidentifikasi status perkembangan suhu tubuh, mengetahui munculnya tanda tanda hipotermi dan hipertermi pada lansia - Menjelaskan pada lansia, mengenalkan kerentanan terhadap cuaca panas dan dingin dapat meningkatkan pengetahuan mereka terhadap resiko tinggi terjadinya perubahan suhu tubuh pada dirinya. - Membantu lansia untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik - Intervensi pencegahan yang cepat dan tepat dapat membantu mencegah hipotermi dan hipertermi lebih lanjut - Suhu lingkungan yang nyaman dan terkontrol dapat membantu dan mempertahan suhu lansia pada keadaan Normotermi. c. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh badan atrofi mukosa Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi Kriteria Hasil : 6. Kelakuan baik 7. Status nutrisi baik - Tidak timbul adanya Malnutrisi Intervensi : 8. Kaji status nutrisi klien lanjut usia
lambung
9. Berikan makanan dalam kecil tapi sering - Bantu dan berikan dorongan klien lansia untuk makan Rasionalisasi : Dengan mengkaji status nutrisi klien lansia diharapkan dapat mengobservasi penyimpangan normal - Diharapkan dapat memenuhi nutrisi yang kurang - Diharapkan dapat meningkatkan selera makan. d. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan berkurangnya motilitas usus Tujuan : Pola eliminasi normal Kriteria Hasil : - Konsistensi feces padat lunak - Frekuensi BAB normal Intervensi : - Beri makan makanan yang berserat 10. Anjurkan 1 gelas air hangat diminum 30 menit sebelum makan
Rasionalisasi : 11. Diharapkan kebutuhan tubuh akan serat terpenuhi - Cairan ini dapat bersifat stimulus untuk evakuasi usus e. Resti Faktur berhubungan dengan gangguan Mikro Arsitektur tulang Tujuan : Fraktur dapat dicegah
Kriteria Hasil : - Kebutuhan kalsiun dan kalium terpenuhi - Lingkungan meninjang keamanan klien lansia
Intervensi : - Kaji Lingkungan rumah terhadap potensial angka Misalnya : Karpet yang tidak tertata dengan baik, lantai licin - Ciptakan lingkungan aman dengan pencahayaan baik - Informasi pasien lansia untuk terus mengkonsumsi, kalsium vitamin D yang cukup, berjemur dibawah sinar matahari dan melakukan olahraga untuk meminimalkan proses Osteoperosis. Rasionalisasi : - Dengan mengkaji lingkungan rumah terhadap potensial bahaya, diharapkan dapat menghndari bahaya - Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan memberikan pencahayaan dengan baik akan menghindari terjadinya fraktur pada lansia - Dengan memberikan informasi pasien lansia mengenai pentingnya konsumsi kalsium, vitamin D, berjemur dan berolahraga untuk mencegah Osteoporosis f. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan masa otot Tujuan : Mobilitas fisik kembali normal Kriteria Hasil : 12. 13. Aktivitas normal pada lansia Massa otot membaik
Intervensi :
Anjurkan untuk melakukan rentang gerak aktif dapat mengurangi Dapat mengurangi kerusakan mobilitas fisik Dengan mensejajarkan posisi dapat mencegah komplikasi
g. Gangguan persepsi pendengaran berhubungan dengan perubahan ( Atrofi Membran ) pendengaran Tujuan : Membantu penerimaan persepsi pendengaran klien lansia Kriteria Hasil : - Komunikasi dengan klien lansia berjalan lancar - Klien mengerti dengan apa yang dibicarakan orang lain Intervensi : - Ambil posisi didepan pasien jika berbicara - Usahakan berada ditempatkan yang terang jika berbicara dengan pasien (Bahasa bibir ) - Periksa alat bantu dengar seperti : Baterai, volume dan posisi - Beri alat bantu bila perlu - Ikut sertakan ahli jika terjadi kerusakan Rasionalisasi : 17. 18. Dengan mengambil posisi berbicara didepan pasien diharapkan pasien Dengan berada ditempat yang tenang pada saat berbicara didepan, dapat mengerti dan jelas apa yang kita bicarakan pasien diharapkan dapat melihat dengan jelas gerakan bibir kita pada saat berbicara
Dengan memeriksakan alat bantu diharapkan klien dapat mendengar Dengan memberi alat pasang bantu ditelinga pasien diharapkan dapat Dengan mengikutsertakan ahli pendengaran diharapkan dapat
dengan baik saat berkomunikasi membantu pendengaran pasien. memberikan alat dengar klien lansia yang rusak.
h. Penurunan perfusi jaringan berhubungan Atrofi sel jantung dan penebalan katup jantung. Tujuan : Meminimalkan akibat penurunan perfusi jaringan pada klien lansia. Kriteria Hasil : - Klien lansia mampu melakukan aktivitas sehari hari tanpa disertai timbulnya sesak - Tidak terjadi komplikasi timbulnya suatu penyakit Intervensi : 22. 15 - Bantu aktivitas pasien sesuai indikasi - Kolaborasi Tim Medis. Rasionalisasi : - Dengan monitor sign diharapkan dapat mengetahui keadaan dan tindakan yang akan dilakukan Monitor vital sign - Tingkatkan atau dorong Tirah Baring dengan kepala tampat tidur ditinggikan
- Diharapkan dapat menurunkan tekanan darah yang kembali kejantung, yang memungkinkan oksigenasi, menurunkan dispnea dan kegagalan jantung - Diharapkan dapat membantu aktivitas klien secara bertahap 23. Dengan klaborasi Tim Medis dalam pemberian theraphy diharapkan mempercepat proses penyembuhan. 9. DAFTAR PUSTAKA - Darmodjo, R. Boedhi. 1999. Geriatri, Jakarta : FKUI - Handywinoto. 1999. Gerontologi, Jakarta : Gramedia Pustaka Lampung - Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Jakarta : EGC
ASUHAN KEPERAWATAN GERIATRI PADA NY M DI WISMA TRESNA WERDHA WARGA TAMA INDRALAYA
A. PENGKAJIAN I. Identitas a. Identitas klien Nama Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Alamat Tgl pengkajian : Ny M : 68 th : Islam : Jawa : SD : IRT : Wisma Tresna Werdha warga tama, Indralaya : 18 April 2007
b. Identitas Penanggung Jawab Nama Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Hub. Dgn klien Alamat : Tn s : 65 th : Islam : Jawa : SD : Pedagang : Adik Kandung : Tanjung Raja
II. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Klien Masuk Wisma 2 tahun yang lalu, klien tidak memiliki keluarga lain, anak satu satunya dan suaminya sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Dikarenakan tidak ada yang mengurusnya dan kondisi kesehatan klien makin lama makin menurun , adik laki- laki klien mengirim klien ke wisma werdha warga tama atas persetujuan klien. b. Riwayat Kesehatan Sekarang Kondisi kesehatan klien mulai menurun, klien lansia mengalami kesulitan untuk mengingat kejadian dalam jangka panjang, penglihatan dan pendengaran klien mulsi berkurang. Dan klien mulai mengalami kesulitan dalm melakukan aktivitas sehari hari, dikarenakan sendi dan tulang tulangnya sering terasa linu dan nyeri. c. Riwayat Kesejahatan terdahulu
Sejak muda klien termasuk orang yang aktif dan jarang sakit. Klien tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang tergolong serius dan klien tidak pernah dirawat dirumah sakit. d. Riwayat kesehatan keluarga Didalam keluarga klien tidak terdapat riwayat penyakit infeksi, menular dan menahun lainnya. Anak dan suami klien meninggal bukan terkena penyakit tapi dikarenakan kecelakaan lalu lintas.
III. Riwayat Psikologis sosial Spiritual a. Riwayat Psikologis Klien mengatakan sedih karena tinggal di Wisma sendirian dan tidak memiliki keluarga. Klien lansia mengaku sering kangen dengan keadaan rumahnya, anak dan suaminya yang sudah meninggal. b. Riwayat Sosial Klien mampu berinteraksi baik dengan lansia lain yang tinggal di Wisma Tresna Warga Tama, dan klien mampu mengikuti seluruh aktivitas yang diadakan di wisma. c. Riwayat Spiritual Klien selalu menjalankan ibadah sholat dan mengkaji, klien tidak pernah meninggalkan ibadah agama, klien lansia menganggap seluruh hal yang terjadi di kehidupannya ini terjadi atas kehendak Allah swt. Dan klien lansia menerima segala sesuatu yang sudah digariskan Allah untuknya. IV. Pola Aktivitas Sehari hari No 1. Kegiatan Pola Nutrisi - Makan Sebelum masuk wisma Sesudah masuk wisma
dengan menu seadanya, menu lengkap disertai nafsu makan baik, porsi snack tambahan, nafsu makan habis makan klien lansia baik, porsi makan habis. - Minum Klien minum 3 4 Klien minum 3-4 gelas perhari ( 1000 cc) gelas perhari, disertai satu gelas susu setiap pagi (1200cc). 2. - BAB Klien BAB 1-2 x sehari Klien BAB 1x sehari dengan konsistensi feces dengan padat lunak, warna feces feces kuning kecoklatan. warna konsistensi padat feces lunak, kuning
kecoklatan. - BAK Klien BAK 3-4 x sehari, Klien BAK warna urine kuning jernih sehari, (1000cc) kuning (1000cc) 3 Pola aktivitas Klien mengalami kesulitan DiWisma Tresna warna 3-4 x urine jernih
dlm melakukan aktivitas Werdha Warga Tama sehari terutama aktivitas klien diberikan alat yang cukup berat, hal ini bantu untuk melihat dikarenakan penglihatan seperti kaca mata, hanya aktivitas dan dibantu saja, klien yang berkurang dan klien keadaan tubuh klien yang melakukan sudah tidak kuat lagi. ringan selebihnya
Pola Istirahat
Klien tidak terbiasa tidur Di Wisma klien tidur siang, klien tidur malam siang 1-2 jam/hari dan 6-8 jam/hari tidur malam 6-8 jam/hari
Klien mandi 1-2 x sehari Klien mampu mandi secara bantuan mandiri tanpa sendiri 2x sehari tanpa bantuan mampu sendiri cuci 2x
- Cuci Rambut
Klien cuci rambut 1-2x Klien sehari secara mandiri tanpa rambut bantuan
- Ganti pakaian
Klien ganti pakaian 2x Klien mampu ganti sehari secara mandiri tanpa pakaian bantuan sendiri 2x sehari tanpa bantuan
V. Pemeriksaan Fisik a. Tanda tanda Umum Kesadaran Nadi Suhu RR T/D BB Memory b. Tanda tanda Klinis 1. Kepala Bentuk Warna Rambut Kebersihan Ekspresi Wajah : Simetris : Hitam, Keputih putihan : Cukup bersih tidak terdapat ketombe : Tenang : Compoginentis : 86x/mnt : 36,3 c : 26x/mnt : 140/90 mmhg : 43 kg : kesulitan untuk mengingat kejadian kejadian dalam jangka waktu yang lama yang baru saja terjadi:.
2. Mata Bentuk Penglihatan Pupil Sklera Konjugtiva 3. Telinga Bentuk Pendengaran Kebersihan 4. Hidung Bentuk Penciuman : Simetris :Tidak terdapat gangguan penciuman, dapat membedakan bau. 5. Mulut dan tenggorokan Gigi Bibir Kebersihan 6. Leher Bentuk Gerakan Kebersihan 7. Kulit Turgor Warna kulit Penyakit kulit Kebersihan : an elastis ( penurunan elastisitas kulit) : Sawo Matang : Tidak ditemukan adanya penyakit kulit : Ditemukan adanya Hiperpigmentasi pada : Simetris : Gerakan klien terbts dikarnakan penurunan tonus otot : Cukup bersih, tidak ditemukan adanya Distensi vena jugularis : Seluruh gigi klien sudah tanggal, klien menggunakan gigi palsu : Kering dan pecah pecah : Cukup bersih : Simetris : Terdapat gangguan pendengaran : Cukp bersih, tidak terdapat serumen berlebihan : Simetris : Terdapat gangguan melihat jarak jauh : Isokor : An Ikterik : An Anemis
Kulit terutama pada wajah dan Ekstremitas 8. Dada dan paru - paru Bentuk Frekuensi pernapasan Sesak nafas Batuk Sputum 9. Cardiovascular Frekuensi Nadi Irama Jantung Oedema Perifer : 86x/mnt : Tidak terdapat abnormalisasi bunyi jantung : Tidak ditemukan adanya Oedema Perifer : Simetris : 26x/mnt : Klien kadang sesak napas saat melakukan aktivitas berat : Batuk ( + ) : Sputum ( - )
10. Abdomen Bentuk Keadaan Nyeri Bising Usus Hati 11. System syaraf Aktivitas motorik Persepsi Tonus otot 12. Extremitas Atas : Aktivitas atau pergerakan klien mengalami : Aktivitas motorik klien lambat, klien tidak melakukan aktivitas berat : Klien agak lambat melakukan / menerima respon yang diterima : Tonus otot klien menurun seiring dengan pertambahan usia. : Simetris : Lemas datar : Nyeri (-) pada abdomen : Bising usus normal, 12x/mnt : Tidak terasa adanya pembesaran hati
penurunan Bawah
dikarenakan
adanya
penurunan tonus otot : Aktivitas atau pergerakan klien Mengalami penurunan dikarenakan Penurunan tonus otot. c. Data Penunjang Segi Psikososial Klien lansia menunjukan tanda tanda meningkatnya ketergantungan fokus fokus diri lansia bertambah, memperlihatkan semakin sempitnya perhatian, membuktikan bukti nyata akan kasih sayang yang berlebihan. d. Theraphy 1. Memenuhi kebutuhan fisik klien lansia 2. Peningkatan keamanan dan keselamatan lansia dengan menciptakan Lingkungan yang menunjang 3. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif 4. Mengurangi ketergantungan klien lansia 5. Mencegah komplikasi penyakit dengan tindakan tindakan preventif, spt : - Nutrisi : Makanan + Suplemen tambahan - Personal Hygiene : Mandi, cuci rambut, ganti pakaian - Alat alat bantu Persepsi sensorik, spt : Alat bantu penglihatan dan pendengaran - Theraphy obat obatan : Paracetamol 3x1 Vit.C Sangobion 3x1 3x1
B. ANALISA DATA NO 1. Data Ds : - Klien mengatakan Penurunan faal otak 2x Berkurangnya jumlah neuron syaraf Berkurangnya jumlah aliran darah ke otak Penurunan konduksi sensori penglihatannya kabur dan tidak bisa melihat benda pada jarak jauh - Klien mengatakan ia mengalami kesulitan untuk mengingat hal hal penting Do : - Rabun jauh (+) Kemungkinan Penyebab Proses Degenaratif Masalah Perubahan sensori Persepsi
- Klien tidak mampu menyebutkan nama nama yang sudah disebutkan sebelum nya.
Penurunan respon terhadap stimulus Perubahan persepsi sensori degeneratif sistem pendengaran
2.
Ds : - Klien mengatakan kemampuan pendengarnya sendiri berkurang sulit bunyi dengan kecil. Do : -Klien sering tidak ketika sering diulangi mendengar dipanggil - Klien meminta , mulai klien bunyi volume menangkap
Gangguan pendengaran
Penumpukan dan pengerasan serumen Degeneratif Osikel pendengaran Presbiakusis Gangguan pendengaran
saat diajak berbicara 3. Ds : - Klien aktivitas Mengatakan sehari Penurunan Peningkatan massa otot Reasorbsi sulit sulit melakukan Degeneratif Sistem Muskuloskeletal
hari - Klien
terutama mengatakan
tulang
Kalsium& linu pada extremitas ketangksan massa tulang terutama ekstremitas motorik bagian bawah Kelemahan Gangguan
Mikroarsitektur
Tulang Nyeri,linu pada persendian Keterbatasan pergerakan Gangguan pola AKtivitas C. PRIORITAS MASALAH 1. 2. 3. Perubahan Persepsi - Sensori Gangguan Pendengaran Gangguan Pola Aktivitas
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perubahan perubahan persepsi berhubungan dengan Defisit Neurologis 2. Gangguan pendengaran berhubungan dengan Atrofi Membran pendengaran 3. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan penurunan massa otot dan gangguan Mikro arsitektur tulang.
Rasionalisasi
48.
Tujuan jangka panjang : sensori berhubungan dengan kemampuan sensori per Defisit Neurologis Ds :
-
Mengidentifikasi adanya
gangguan persepsi
29.
sepsi
klien
dipertahankan
mengatakan Tujuan jangka pendek : penglihatannya kabur dan Dalam jangka waktu Klien tidak bisa melihat benda- 1x24 jam klien lansia mendapatkan bantuan benda pada jarak jauh
30.
Tingkatkan rangsangan
meningkatkan ia untuk mengalami kesulitan utk sensori persepsi, spt : Alat bantu mengingat hal hal yang 25. Klien mengatakan penting. penglihatan
26.
panca indera melalui : Buku buku yang dicetak besar perubahan lingkungan. Berikan warna warna yang dapat dilihat dari klien.
31. Pertahankan
Peningkatan rangsang
Do :
Klien mampu
orientasi realita
51.
Menurunkan kekacauan
Rabun Jauh ( + ) Klien tidak bisa menyebutkan nama nama yang sudah disebutkan sebelumnya
dengan lingkungan
mental dan meningkatkan koping terhadap frustasi karena salah persepsi dan disorientasi
52.
32.
Klien tertentu
sulit hal
untuk hal
menghindari sensori
mengingat
Menstimulasi ingatan,
34. Ajak
perasaan
perasaan terkenang
55.
terhadap
partisipasi dengan orang lain dan mungkin dapat 18 April07 Gangguan Tujuan jangka panjang : pendengaran Gangguan persepsi pende atasi Tujuan Jangka pendek : jangka waktu
37. 36.
jika berbicara
dari
interaksi
berhubungan dengan atrofi ngaran klien lansia ter membran pendengaran. Ds : Usahakan berada ditempat
diharapkan
an pendengarannya sudah 1x24 Jam klien lansia mulai berkurang, klien sulit mendapatkan bantuan da menangkap bunyi bunyi lam proses pendengaran, dengan volume kecil Do :
-
pada
Klien sering tidak men dengar ketika dipanggil Klien diulangi sering ketika meminta diajak
perlu
39.
diharapkan
mendengar dengan baik Beri alat bantu, bila perlu saat berkomunikasi
58.
Pengulangan menbantu
pembicaraan
berbicara. 3.
40.Ikut sertakan
bantu
untuk
18 April07 Gangguan berhubungan pola aktivitas dengan Tujuan jangka panjang : Gangguan pola aktivitas klien lansia teratasi Tujuan Jangka pendek : Dalam mampu ringan kebutuhan terpenuhi. jangka waktu
mobilitas progresif
61.
rentang
43.
1x24 jam klien lasia mengatakan sulit beraktivitas dan seluruh nya
diharapkan
62.
tubuh
44.
Klien
fisik
aktif
membantu
komplikasi lanjutan
64.
Membantu menurunkan
Do :
-
dorongan contohnya :
Klien Tampak sulit ber aktivitas Aktivitas k;lien terbatas, sebagian aktivitas klien dibantu
Melatih dan
meningkatkan tonus otot. No 1. Tanggal 19 April07 08.00 No. Diagnosa 1 Implementasi - Mengkaji derajat sensori atau gangguan persepsi baik gang guan pada sistem penglihatan maupun daya ingat klien lansia dengan cara menyuruh klien untuk menyebutkan nama/ urutan angka yang baru saja disebutkan. 67. Menganjurkan klien mengguna kan alat bantu Paraf
apabila
terdapat
gangguan
persepsi sensori, seperti : Kacamata, alat bantu dengar 68. Meningkatkan rangsangan pan ca indera klien lansia, melalui : 69. 70. 71. 72. Buku buku yang dicetak besar Perubahan lingkungan Berikan warna warna Mempertahankan Realita memahami dan dan
lingkungan , bantu klien lansia mengenal lingkungan sekitar Menciptakan lingkungan yang tenang dan Teraupetik, seperti: Pencahayaan ruang tertutup Ventilasi cukup dan
memadai Lantai rumah tidak licin - Merangsang klien lansia unutk mengingat kenangan atau kejadian kejadian masa lalu yang menyenangkan - Mengajak klien lansia untuk piknik sederhana dan jalan jalan keRS atau lari lari kecil keliling halaman - Melibatkan klien lansia dalam setiap aktivitas yang dilakukan dirumah jompo, sesuai indikasi dan ro 74. pada waktu tertentu, kelompok kelompok posisi seperti : Membentuk bana Membentuk Mengambil
dengan pastikan
klien
lansia kita
klien untuk
mencegah agar
Mengusahakan
berada ditempat yang terang jika berbicara dengan klien lansia, usahakan agar klien lansia 76. mampu membaca bahasa bibir kita saat berbicara Mengulangi pembicaraan bila perlu, bicaralah dengan volume suara yang jelas 77. Memberikan alat bantu dengar bila perlu, alat bantu disesuaikan kerusakan yang terjadi pada lansia 78. Mengikutsertakan ahli jka ter jadi kerusakan yang berkelan jutan pada sistem
klien
lansia,
Pastikan peng gunaan alat bantu sesuai indikasi 79. Menganjurkan melakukan paham klien latihan tentang
untuk lansia
rentang gerak, pastikan klien pentingnya latihan tersebut 80. Melakukan mobilitas
progresif secara teratur 3x sehari, spi : jalan jalan keliling rumah jompo 81. Menjaga posisi klien tubuh,
dalam
kesejajaran
usahakan klien lansia berada dalam posisi yang tepat saat beraktivitas
82.
Memberikan gerak
arah
dan sendi,
latihan seperti :
pada
Extensi Flexi Penampilan 83. Melakukan latihan pasif dan aktif secara teratur dan berkelanjutan, seperti : melak sanakan senam lansia 84. Menganjurkan untuk dan memberi kan dorongan klien lansia memandirikan dirinya, contoh : membiarkan klien lansia ikut serta dalam setiap pelaksanaan aktivitas dirumah jompo
No 1.
No. diagnosa 1
Evaluasi S : Klien lansia mengatakan dengan bantuan alat penglihat an dan huruf huruf yang dicetak tebal serta berwarna , klien mampu melihatnya dgn baik O : Klien lansia diberikan alat bantu lihat,
Paraf
buku dicetak
A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan 2. 20 April07 10.00 wib 2 S : Klien mengatakan tidak dapat menangkap suara dengan kecil O : Saat berbicara dengan klien suara lansia volume dan diperbesar volume yang
sering diulang A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan dgn Revisi dan Modifikasi
3.
S : Klien lansia mengatakan masih bisa beraktivitas ringan O : - Sebagian aktivitas klien lansia dibantu 85. Latihan rentang
gerak / senam bagi lansia setiap rabu dan jumat A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan