MODUL 1 JATUH
BLOK GERIATRI
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAT PALU
2019
SKENARIO
Seorang perempuan umur 73 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada pangkal paha
kanan terutama bila digerakkan sehingga mengganggu aktivitas dan tidak bisa berjalan. Keadaan ini
dialami sejak 3 hari yang lalu setelah penderita jatuh terduduk di dalam kamar mandi. Postur tubuh
penderita bungkuk ke depan sejak beberapa tahun terakhir ini. Beberapa hari terakhir ini penderita
kedengaran batuk-batuk tetapi sulit sekali mengeluarkan lendirnya terutama malam hari dan juga
nafsu makan beberapa minggu ini sangat menurun. Hasil pemeriksaan fisik : tekanan darah 170/90
mmHg, nadi 92x/menit, pernapasan 30x/menit dan suhu 37,1 C ̊ . Pemeriksaan auskultasi terdengar
bunyi tambahan ronkhi basah kasar di seluruh lapangan kedua paru. Penderita juga selama ini mium
obat-obat kencing manis, tekanan darah tinggi dan rematik.
KALIMAT KUNCI
1. Perempuan umur 73 tahun
2. Nyeri pada pangkal paha kanan terutama bila digerakkan
3. Mengganggu aktivitas dan tidak bisa berjalan
4. Dialami sejak 3 hari yang lalu setelah penderita jatuh terduduk di dalam kamar mandi
5. Postur tubuh penderita bungkuk ke depan sejak beberapa tahun terakhir
6. Beberapa hari terakhir penderita kedengaran batuk-batuk tetapi sulit sekali mengeluarkan
lendirnya terutama malam hari
7. Nafsu makan beberapa minggu ini sangat menurun
8. Hasil pemeriksaan fisik : tekanan darah 170/90 mmHg, nadi 92x/menit, pernapasan
30x/menit dan suhu 37,1 C ̊
9. Pemeriksaan auskultasi terdengar bunyi tambahan ronkhi basah kasar di seluruh lapangan
kedua paru
10. Riwayat konsumsi obat kencing manis, tekanan darah tinggi dan rematik
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan menua beserta teori-teorinya ?
2. Apa yang dimaksud dengan jatuh ?
3. Jelaskan efek penuaan pada anatomi dan fisiologi sistem organ !
4. Tuliskan faktor resiko terjadinya jatuh pada lansia !
5. Tuliskan penyebab jatuh pada lansia !
6. Tuliskan langkah-langkah diagnosis sesuai dengan skenario !
7. Bagaimana hubungan riwayat penyakit pada skenario dengan jatuh ?
8. Tuliskan penatalaksanaan dan pencegahan agar penderit tidak jatuh berulang !
9. Tuliskan komplikasi dari jatuh ?
1. Definisi menua beserta teori-teorinya
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita.
Teori Menua
Teori genetik clock
proses menjadi tua (Lansia) telah terprogram secara genetik untuk spesis-spesis
tertentu. Tiap spesis mempunyai di dalam nuclei (inti sel)nya suatu jam genetik yang
telah diputar menurut suatu replikasi tertentu umur seseorang sudah ditentukan oleh
sel genetik telah dirancang untuk tahan hidup dalam waktu tertentu.
Teori Imunitas
Fungsi sistem imun daya tahan , daya serangnya terhadap sel kankerpun sehingga sel
kanker leluasa membela diri dan inilah yang menyebabkan meningkatnya kanker pada
usia lanjut.
2. Definisi jatuh
Jatuh dapat didefinisikan sebagai kejadian yang tak diharapkan dimana seseorang jatuh
dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah atau sama tingginya
a. Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama (30-50% kasus jatuh lansia).
- Murni kecelakaan misalnya terpeleset, tersandung
- Gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan akibat proses
menua misalnya karena mata kurang awas, benda-benda yang ada di rumah tertabrak,
lalu jatuh.
b. Nyeri kepala dan atau vertigo
c. Hipertensi othostatik :
- Hipovolemia/curah jantung rendah
- Disfunfsi otonom
- Penurunan kembali darah vena ke jantung
- Terlalu lama berbaring
- Pengaruh obat-obat hipotensi
- Hipotensi sesudah makan
d. Obat-obatan
- Diuretik/antihipertensi
- Antidepressan trisiklik
- Sedativa
- Antipsikotik
- Obat-obat hipoglikemik
- Alkohol
e. Proses penyakit yang spesifik
Penyakit-penyakit akut seerti :
Kardiovaskuler :
- Aritmia
- Stenosis aorta
- Sinkope sinus carotis
Neurologi :
- TIA
- Stroke
- Serangan kejang
- Parkinson
- Kompressi saraf spinal karena spondilosis
- Penyakit serebellum
f. Idiopatik : tak jelas sebabnya
g. Sinkope : kehilangan kesadaran secara tiba-tiba
- Drop attack (serangan roboh)
- Penurunan darah ke otak secara tiba-tiba
- Terbakar matahari
6. Langkah-langkah diagnosis
1. Anamnesa riwayat penyakit (jatuhnya)
Anamnesa dibuat baik terhadap penderita ataupun saksi mata jatuh atau keluarganya.
Anamnesis ini meliputi
Seputar jatuhnya : mencari penyebab jatuhnya misalnya apa karena terpeleset,
tersandung, berjalan, perubahan posisi badan, waktu mau berdiri dari jongkok atau
sebaliknya, sedang buang air kecil atau besar, sedang batuk atau bersin, sedang
menolwh tiba-tiba ataupun aktivitas lainnya.
Gejala yang menyertai : seperti nyeri dada, berdebar-debar, nyeri kepala tiba-tiba,
vertigo, pingsan, lemas, konfusio, inkontinens, sesak nafas.
Kondisi komorbid yang relevan : pernah menderita hipertensi, diabetes mellitus,
stroke, parkinsonisme, osteoporosis, sering kejang, penyakit jantung, rematik,
depresi, deficit rematik dll
Review obat-obatan yang diminum : anti hipertensi ( alfa inhibitor non spesifik),
diuretic, autonomic bloker, anti depresan, hipnotik, anxiolitik, analgetik, psikotropik,
ACE inhibitor dll
Review keadaan lingkungan : tempat jatuh apakah licin/bertingkat-tingkat dan tidak
datar, pencahayaannya dll
2. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran pasien (bisa dengan GCS)
tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan)
tanda nyeri dan fraktur serta pemeriksaan ekstremitas(edema dan sebagainya)
keadaan jantung: apakah ada pembesaran dan bunyi jantung abnormal
pemeriksaan neurologis untuk menetukan lesi pada otak atau juga sensorik dan
motorik
pemeriksaan status fungsional dan kognitif, memperhatikan apakah pasien
menderita demensia terutama demensia vascular
pemeriksaan mobilitas pasien: status fungsional cara berlajan
3. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan laboratorium tergantung dari sifat permasalahan dan keadaannya.
Pemeriksaan darah lengkap, laju endap darah, kadar kalsium, elektroforesis protein
serum
Mengukur kadar alkali fosfatase serum, bone-Gla-protein plasma (osteocalcin),untuk
mengetahui adanya pembentukan tulang pada osteoporosis.
Pemeriksaan foto roentgen bagian panggul dalam bidang anteroposterior, lateral,
dan oblique, harus dilakukan pada setiap pasien yang menderita nyeri pada pangkal
paha dan juga pada sendi lutut.
4. Assasement Fungsional
Seyogyanya dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebiasaan pasien dan
aspek fungsionalnya dalam lingkungannya, ini sangat bermanfaat untuk mencegah
terjadinya jatuh ulangan. Pada assesmen fungsional dilakukan observasi atau pencarian
terhadap :
Fungsi gait dan keseimbangan : observasi pasien ketika bangkit dari duduk dikursi,
ketika berjalan, ketika membelok atau berputar badan, ketika mau duduk dibawah
dll.
Mobilitas : dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, menggunakan alat Bantu ( kursi
roda, tripod, tongkat dll) atau dibantu berjalan oleh keluarganya. Aktifitas kehidupan
sehari-hari : mandi, berpakaian, berpergian, kontinens. Terutama kehidupannya
dalam keluarga dan lingkungan sekitar ( untuk mendeteksi juga apakah terdapat
depresi dll.
Fraktur
Terapi operatif pada FRAKTUR-nya. Terapi operatif hampir selalu dilakukan pada
penderita fraktur leher femur baik orang dewasa muda maupun pada orang tua karena :
Osteoporosis
Untuk nyeri tulang yang disebabkan oleh osteoporosis, prinsip pengobatannya adalah:
Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obat yang dapat meningkatkan
pembentukan tulang adalah:Na-flurida dan steroid anabolic.
Menghambat resorbsi tulang,obat-obat yang dapat menghambat resorbsi tulang
adalah; kalsium, estrogen, kalsitonin dan difosfonat. Disamping itu juga diberikan
obat anti nyeri.
Diabetes
Obat Diabetik Oral:
a. Biguanide : metformin
b. Alpha- glucoside inhibitor
c. PPAR- gamma agonis/thiazolidinedions: pioglitazon
d. Sulphonylureas
Hipertensi dan Jantung
Diet Jantung I-IV ( 835 – 2023 kkal)
Diet rendah garam (untuk hipertensi)
Medika mentosa
e. ACE inhibitors : Catopril
f. Angiotensin II receptor blockers :
g. Beta-blockers: propanolol,asebutolol
h. Calcium antagonists : Dihidropitridin (Nifedipin), Benzodtiazepin (Diltiazem),
Difenalkilamin (Verapamil)
i. Central Sympatolitic : methyldopa,clonidine
j. Direct vasodilators : Hydrolazine, Na-Nitroprusside)
k. Diuretics: Thiazide (Hydrochlorothiazide, Chlorthalidon,Indapamide), Loop
(Furosemide,Bumetadine), K sparing (spirolactone, amilorita)
Rekomendasi untuk Hipertensi dengan komplikasi penyakit lain
DM: ACE-I
Dislipidemia : α bloker
Isolated sistolik HT : Diuretik, Ca++ antagonis
Osteoporosis: Thiazide
Rematik
Dukungan psikologis
Istirahat
Medika mentosa:
Penggunaan asetaminofen (hingga 4 g/hari).
NSAID oral selektif dan non-selektif COX-2 yang digunakan dengan dosis
terendah yang efektif untuk penanganan OA, dan hindari penggunaannya dalam
jangka panjang.
Preparat topikal NSAID dan capsaicin.
Injeksi intraartikular kortikosteroid dan hialuronat.
Suplementasi menggunakan glucosamine dan chondroitin sulfat untuk
meringankan gejala-gejala simtomatik.
Structure-modifying effects dengan
penggunaan glucosamine sulfat, chondroitin sulfat dan diacerein.
Indikasi penggunaan golongan opioid dan analgesik narkotik lemah untuk
penanganan nyeri yang refrakter.
Garam emas dan penisilamin
Injeksi hidrokortison intraartikular
Trauma (jatuh terduduk) yang terjadi menyebabkan kerusakan pada jaringan tulang pada
pangkal paha, yang selanjutnya dapat mengarah pada komplikasi fraktur pada femur.
Fraktur femur dapat menyebabkan sensasi nyeri yang sangat hebat yang mengakibatkan
pasien sulit untuk menggerakkan kakinya. Kemungkinan yang lain adalah trauma yang
menyebabkan robekan pada otot-otot di daerah pangkal paha sehingga kaki pasien sulit
digerakkan. Namun melihat dari kondisi lingkungan dan tempat jatuh pasien, maka
kemungkinan robekan pada paha bisa dibilang kecil sekali. Karena trauma yang terjadi
bersifat trauma tumpul yang komplikasinya hanya dapat menyebabkan memar dan
perdarahan pada otot-otot paha. Sedangkan jika yang mengalami kerusakan adalah sistem
persyarafan, khususnya daerah sensorik, hingga seharusnya sensasi nyeri sudah tidak dapat
dirasakan. Maka kepastian yang paling mungkin terjadi adalah fraktur femur yang
disebabkan oleh jatuh terduduk.
DAFTAR PUSTAKA
H. Hadi Martono (2010), Buku ajar Boedhi-Darmojo GERIATRI. Jakarta : Penerbit : Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Halter JB, Ouslander JG, Tinetti ME et al. Pneumonia Hazzard’s Geriatric Medicine and Gerontology.
6th edition. New York. McGraw-Hill, 2009