Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA KASUS PENURUNAN FUNGSI

PENDENGARAN
Tugas ini di Susun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen Pembimbing : Suciati, S.Kep.Ners, M.Kep.

Di Susun Oleh :
Kelompok 1
1. Aditya Sukma Hadi (A2R17002)
2. Septi Handayani (A2R17033)
3. Siti Zuliza (A2R17034)
4. Winda Karunia Putri (A2R17038)

PRODI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 3-A


STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2019/2020
TEORI PROSES MENUA

A. Pengertian
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho,
2000). Menurut Mary Ann Christ et al. (1993), penuaan merupakan proses yang secara
berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam
yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan sel, akibat interaksi sel
dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif.

B. Batas-Batas Lanjut Usia.


1. Batasan usia menurut WHO meliputi :
a) usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun
b) lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun
c) lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun
d) usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun
2. Menurut UU No. 4 tahun 1965 pasal 1 dinyatakan sebagai berikut :
“Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang
bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang
lain”. Saat ini berlaku UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang
berbunyi sebagai berikut “lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun
keatas”.

C. Tugas Perkembangan pada Lanjut Usia.


Orang tua diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan dan
menurunnya kesehatan secara bertahap. Mereka diharapkan untuk mencari kegiatan untuk
mengganti tugas-tugas terdahulu yang menghabiskan sebagian besar waktu kala mereka
masih muda. Bagi beberapa orang berusia lanjut, kewajiban untuk menghadiri rapat yang
menyangkut kegiatan sosial sangat sulit dilakukan karena kesehatan dan pendapatan mereka
menurun setelah pensiun, mereka sering mengundurkan diri dari kegiatan sosial. Disamping
itu, sebagian besar orang berusia lanjut perlu mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan
peristiwa kehilangan pasangan, perlu membangun ikatan dengan anggota dari kelompok usia
mereka untuk menghindari kesepian dan menerima kematian dengan tentram.

D. Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia. 


1. Perubahan Fisik
a) Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra
dan extra seluler
b)  Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon waktu
untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra  sistem pendengaran, presbiakusis,
atrofi membran  timpani, terjadinya pengumpulan serum karena meningkatnya
keratin
c) Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis  dan hlangnya respon terhadap
sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatnya ambang
pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang.
d) Sistem Kardivaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun
sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas
pembuluh darah, tekanan darah meninggi.
e) Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan
menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas residu
meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.
f)  Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk, indera
pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera pengecap
sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan
asin
g) Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang
ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi
melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit
diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine. Pembesaran prostat,
75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang vagina
terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang  dan
menjadi alkali.
h) Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun,
sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun
sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin
menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.
i)  Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan  jaringan lemak,
kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam telinga
dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.
j) Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh menjadi
kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine vertebralis menipis,
tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi
lamban  bergerak. otot kam dan tremor.
2. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b) Kesehatan umum
c) Tingkat pendidikan
d) Keturunan
e) Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari  yang lalu
b) kenangan jangka pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
a) Tidak berubah dengan informasi  matematika dan perkataan verbal
b) Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi
perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor
waktu.
3.  Perubahan Perubahan Psikososial
a) Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaan
b) Merasakan atau sadar akan kematian
c) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih
sempit.
4. Perubahan Perubahan Psikososial
a) Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaan
b) Merasakan atau sadar akan kematian
c)  Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih
sempit.

E. Penyakit Pada Lansia


1. Penyakit sistem paru dan kardiovaskuler.
a) Paru-paru
Fungsi paru-paru mengalami kemunduran disebabkan berkurangnya elastisitas
jaringan paru-paru dan dinding dada, berkurangnya kekuatan kontraksi otot pernafasan
sehingga menyebabkan sulit bernafas. Infeksi sering diderita pada lanjut usia
diantaranyapneumonia, kematian cukup tinggi sampai 40 % yang terjadi karena daya
tahan tubuh yang menurun. Tuberkulosis pada lansia diperkirakan masih cukup tinggi.

b) Jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).


Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikit menurun. Yang
paling banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin
berkurangnya aktivitas dan juga mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel otot
jantung hingga menyebabkan menurunnya kekuatan otot jantung. Pada lansia, tekanan
darah meningkat secara bertahap. Elastisitas jantung pada orang berusia 70 tahun
menurun sekitar 50 % dibanding orang berusia 20 tahun. Tekanan darah pada wanita tua
mencapai 170/90 mmHg dan pada pria tua mencapai 160/100 mmHg masih dianggap
normal.
Pada lansia banyak dijumpai penyakit jantung koroner yang disebut jantung
iskemi. Perubahan-perubahan yang dapat dijumpai pada penderita jantung iskemi
adalah pada pembuluh darah jantung akibat arteriosklerosis serta faktor pencetusnya
bisa karena banyak merokok, kadar kolesterol tinggi, penderita diabetes mellitus dan
berat badan berlebihan serta kurang berolah raga. Masalah lain pada lansia adalah
hipertensi yang sering ditemukan dan menjadi faktor utama penyebab stroke dan
penyakit jantung koroner.

2. Penyakit pencernaan makanan.


Penyakit yang sering terjadi pada saluran pencernaan lansia antara lain gastritis dan
ulkus peptikum, dengan gejala yang biasanya tidak spesifik, penurunan berat badan, mual-
mual, perut terasa tidak enak. Namun keluhan seperti kembung, perut terasa tidak enak
seringkali akibat ketidakmampuan mencerna makanan karena menurunnya fungsi kelenjar
pencernaan. Sembelit/konstipasi kurang nafsu makan juga sering dijumpai.

3. Penyakit sistem urogenital.


Pada pria berusia lebih dari 50 tahun bisa terjadi pembesaran kelenjar prostat
(hipertrofi prostat), yang mengakibatkan gangguan buang air kecil, sedang pria lanjut usia
banyak dijumpai kanker pada kelenjar prostat. Pada wanita bisa dijumpai peradangan
kandung kemih sampai peradangan ginjal akibat gangguan buang air kecil. Keadaan ini
disebabkan berkurangnya tonus kandung kemih dan adanya tumor yang menyumbat saluran
kemih.

4. Penyakit gangguan endokrin (metabolik).


Dalam sistem endokrin , ada hormon yang diproduksi dalam jumlah besar di saat
stress dan berperan penting dalam reaksi mengatasi stress. Oleh karena itu, dengan
mundurnya produksi hormon inilah lanjut usia kurang mampu menghadapi stress.
Menurunnya hormon tiroid juga menyebabkan lansia tampak lesu dan kurang bergairah.
Kemunduran fungsi kelenjar endokrin lainnya seperti adanya menopause pada wanita, sedang
pada pria terjadi penurunan sekresi kelenjar testis. Penyakit metabolik yang banyak dijumpai
ialah diabetas melitus dan osteoporosis.
5. Penyakit pada persendian tulang.
Penyakit pada sendi ini adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada permukaan
sendi-sendi tulang yang banyak dijumpai pada lansia. Lansia sering mengeluhkan linu-linu,
pegal, dan kadang-kadang terasa nyeri. Biasanya yang terkena adalah persendian pada jari-
jari, tulang punggung, sendi-sendi lutut dan panggul. Gangguan metabolisme asam urat
dalam tubuh (gout) menyebabkan nyeri yang sifatnya akut . Artritis pirai (Gout) adalah suatu
proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar
sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat
serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang
kurang dari ginjal.
Terjadinya osteoporosis menjadi menyebab tulang-tulang lanjut usia mudah patah.
Biasanya patah tulang terjadi karena lanjut usia tersebut jatuh, akibat kekuatan otot
berkurang, koordinasi anggota badan menurun, mendadak pusing, penglihatan yang kurang
baik, dan bisa karena cahaya kurang terang dan lantai yang licin.

6. Penyakit yang disebabkan oleh keganasan


Penyebab pasti belum diketahui, hanya nampak makin tua seseorang makin
mudah dihinggapi penyakit kanker. Pada wanita, kanker banyak dijumpai pada rahim,
payudara dan saluran pencernaan, yang biasanya dimulai pada usia 50 tahun.Kanker pada
pria paling banyak dijumpai pada paru-paru, saluran pencernaan dan kelenjar prostat.

7. Penyakit-penyakit lain.
Penyakit saraf yang terpenting adalah akibat kerusakan pembuluh darah otak yang
dapat mengakibatkan perdarahan otak atau menimbulkan kepikunan (senili
PATHWAY

LANSIA

Heredites/ keturunan genetic, Nutrisi/ makanan, Status kesehatan, Pengalaman hidup, Lingkungan, Stress

Perubahan fisik Perubahan sosial Perubahan


psikologis
Sumber
keuangan ↓
Perubahan Perubahan Perubahan
penglihatan pola gastrointestinal
pendengaran Fx social ↓
Kehilangan
hubungan keluarga
Respon mata penurunan Kehilangan
menurun Membran Penurunan gastrointestinal gigi
terhadap tympani gastrointestinal depresi
sinar menjadi
atrofi Peningkatan Sulit
As. lambung mengunyah Perubahan cara
\ Penurunan makanan hidup
Akomodasi ↓ As. lambung
Lapang pandang ↓ Gangguan
Katarak nyeri Mual ↓ BB
pendengaran muntah Membahagiakan diri Menarik diri
↓ Enzim HCl
sendiri sosial
Fx pendengaran ↓,
Resiko jatuh penglihatan ↓ ↓ fx peristaltik Defisit
usus Nutrisi

Gg. Persepsi Gg. Eliminasi


Sensori fekal
Perubahan Perubahan Perubahan Perubahan Perubahan
sel Sistem Perubahan
kardiovaskuler genitourinaria persyarafan
pernafasan integumen

↓ tampilan ↓ kemampuan ↓ elastisitas Tonus otot Siklus tidur-


dan fx fisik memompa paru, otot Kandung bangun
darah pernafasan ↓ Atrofi Jaringan Kemih ↓ berubah
kelenjar lemak ↓
Kulit keringat
menjadi Elastisitas Menarik nafas Bangun pada
tipis pembuluh lebih berat Ketebalan Tekanan dini hari
Defisiensi
darah ↓ Keringat ↓ dermis Tahanan Kandung ↑ jumlah waktu
Reterensi Kulit kering dan uretra Kemih ↑ tidur dalam
Masa tubuh – Alveoli
pembuluh epidermis siang hari
Masa lemak + melebar
darah ↑ menghilan
dan jumlah ↓

Gg. Citra Tidak dapat Gg. Pola tidur


Tekanan Penyempitan Kulit tipis mengontrol
tubuh darah ↑ pada bronkus dan rentan sobek keluaran urine

Hipertensi Obstruksi Resiko gangguan


Intregitas kulit Inkontinensia
Jalan nafas
urine

Pola nafas
tidak efektif

Kerusakan Perubahan Sistem endokrin


Serebral muskuloskeletal
(persyarafan)
Semua hormon ↓
Mengganggu ↓ kekuatan, Atrofi dan ↓ jumlah Degenerasi sistem
penerimaan dan rentang gerak serabut otot ekstrapiramida/
pengungkapan dan (berangsur-angsur cidera otot ↑ insiden Ketidaksyabilan
informasi dan kelenturan digantikan) penyakit tiroid kadar glukosa darah
perasaan jaringan fibrosa
Tremor otot
Kurang
kebebasan ↓ masa otot,
Gg. Komunikasi
gerak kekuatan pergerakan
secara keseluruhan Berkurangnya Nyeri
fleksibilitas postur sendi,
↓ mobilitas tubuh dan kontraktur
Gg. Hambatan
fisik Kelemahan mobilitas
Komunikasi
verbal secara umum fungsional Nyeri
Kurang makan,
berdandan, toileting,
mandi
Resiko jatuh
Hambatan
Defisit perawatan mobilitas fisik
diri
LAPORAN PENDAHULUAN PENURUNAN FUNGSI PENDENGARAN
PADA LANJUT USIA

A. Definisi
Perubahan fungsi pada panca indera merupakan proses yang terjadi saat penuaan.
Salah satu perubahan fungsi panca indera ialah pendengaran dimana gangguan pendengaran
merupakan kondisi penurunan fungsi dalam menerima dan memproses informasi suara.
Masalah pendengaran memiliki dampak pada kualitas hidup individu lanjut usia. kehilanga
fungsi pendengaran akan mengganggu proses komunikasi dan kenikmatan hiburan seperti
mendengaran musik dan televisi (Tabolski, 2014). Gangguan pendengaran menyebabkan
kesulitan interaksi antara individu lansia dengan orang lain. Kondisi ini akan membuat
individu lanjut usia kesulitan dalam memahami interaksi di lingkungan yang bising.

B. Etiologi
Faktor risiko yang mempengaruhi penurunan fungsi pendengaran, menurut Miller (2012) dan
Tabolski (2014), yaitu :
a) Usia 65 tahun ke atas
b) Terpapar kebisingan suara dalam jangka lama
c) Penumpukkan serumen
d) Otoksin pengobatan
e) Tumor
f) Riwayat cidera kepala
g) Riwayat infeksi pada telinga
h) Terpapar oleh bahan kimia

B. Patofisiologi
Pada individu lansia, serumen telinga bersifat kering dan kemudian menumpuk
sehingga terakumulasi di dalam saluran telinga. Akumulasi serumen tersebut menyebabkan
penurunan fungsi pendengaran. Selain itu, perubahan organ telinga akibat atropi pada neuron
koklear, penurunan sel sensori dapat menjadi penyebab gangguan fungsi pendengaran pada
individu lansia (Tabolski, 2014). Kondisi gangguan fungsi pendengaran pada individu lanjut
usia terjadi karena terdapat penumpukkan serumen yang kering, atropi neuron koklear, serta
penurunan sel sensori.

C. Pathway

Degenerasi tulang-
tulang pendengaran
bagian dalam

Hilangnya sel-sel
rambut pada basal
kokhlea

Gangguan neuron
kokhlea

Fungsi pendengaran
menurun

Pendengaran terhadap
kata/rangsangan suara
menurun

Gangguan persepsi Hambatan Interaksi Gangguan


komunikasi verbal
sensori (auditori) Sosial
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lain yang dilakukan untuk mengidentifiksi kondisi gangguan
pendengaran dengan menggunakan skrining Hearing handicap inventory for the Elderly
(HHIE-S) (Miller, 2012). Skrining ini memiliki 10 item pertanyaan yang dapat dilakukan d
alam waktu 5 menit.

E. Penatalaksanaan Non Medis dan Medis


- Penatalaksanaan non medis yang dapat dilakukan pada lansia ialah menggunakan teknik
komunikasi yang efektif dan penggunaan alat bantu dengar.
- Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan ialah pembersihan serumen telinga dengan
menggunakan alat dan bahan. Peralatan dan bahan yang digunakan untuk membersihkan
akumulasi serumen, menurut Miller (2012), yaitu :
1. Water-based : air, salin, acetic acid, dan sodium bikarbonat
2. Oil-based : minyak zaitun atauu mineral oil
3. Non-water, non oil-based : carbamide peroxide, choline salicylate, dan glycerol.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. BIODATA
Unit/ UPT :- Nama Wisma : -
Nama Klien : Ny. T No Reg :-
Umur : 73 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat asal : Jl. Mutiara Pengok, Yogyakarta
Tanggal waktu datang : Mei 2020 Lama tinggal di Panti : -
Orang yang bisa dihubungi /penganggung jawab (Nama) : Ny. P
Alamat : Jl. Mutiara Pengok, Yogyakarta Telp :-

2. POLA PERSEPSI KESEHATAN/ PENGELOLAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN


:
Penyakit/masalah kesehatan saat ini :
Keluhan utama saat ini :
Ny. T mengeluh ketika diajak berkomunikasi temannya kurang dapat mendengar dengan
jelas suara temannya.
Riwayat penyakit sekarang :
Ny. T mengatakan mengalami gangguan pada sistem pendengarannya pada telinga kanan
dan kiri, hal ini dia alami selama kurang lebih5 tahun.
Riwayat penyakit yang lalu :
Pasien pernah mengalami gangguan system pendengaran 5 tahun yang lalu, sebelum
dibawa ke RS Ny. t membeli obat tetes telinga di apotek, tetapi tidak kunjung membaik, akhirnya
dibawa ke RS dan diperiksakan.
Merokok : Tidak
Minum Kopi : 1 gls/hr
Suka makan asin : Ya
Suka makan manis : Ya
Mengkonsumsi tinggi purin : Kadang
Mengkonsumsi makanan berlemak : Sering
Alkohol : Tidak
Mengkonsumsi obat – obatan dijual bebas /tanpa resep : Tidak
Alergi ( Obat, makanan, plester, cairan ) : Tidak
Harapan tinggal di panti : Tidak ada harapan
Pengetahuan tentang penyakit/masalah kesehatan saat ini ( pengertian, penyebab, tanda gejala,
cara perawatan) :
Pasien tidak mengerti penyebab, tanda gejala, dan cara perawatannya tentang
masalah/sakit yang dialaminya sekarang.
Pengetahuan tentang pencegahan penyakit/masalah kesehatan saat ini (cara-cara pencegahan) :
Pasien tidak mengetahui tentang cara pencegahan masalah kesehatannya.
Pengetahuan tentang keamanan/keselamatan (pencegahan terhadap cedera/kecelakaan) :
Pasien tidak mengetahi tentang pencegahan terhadap cedera.

3. AKTIVITAS LATIHAN
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat
1 Makan 5 10 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya 5-10 15 15
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10 5
menyiram)
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan kursi 0 5 5
roda )
7 Naik turun tangga 5 10 5
8 Mengenakan pakaian 5 10 10
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10
Jumlah : 80

4. NUTRISI DAN METABOLIK


Jenis makanan saat ini (nasi/ bubur/ cair) dan suplemen : Nasi
Diet/makanan pantangan yg dijalani saat ini : Tidak
Program diit saat ini : Tidak
Jumlah porsi setiap kali makan : Makan habis 1 porsi
Frekwensi dalam1 hari : 3 kali
Nafsu maka : Normal
Berat badan saat ini : 43 Kg
Tinggi Badan : 140 cm
Fluktuasi berat badan 6 bulan terakhir : -
Kesukaran menelan : Tidak
Gigi palsu : Tidak
Gigi ompong : Ya Bagian atas
Jumlah cairan/minum : < 1 ltr/hr
Jenis cairan : Air putih
Riwayat masalah penyembuhan kulit : Ada ruam
Pengkajian Determinan Nutrisi : Baik/tdk ada resiko

5. ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB) : 3 kali/hari
Pola BAB saat ini : Dalam Batas Normal (DBN)
Warna faeces : Kuning
Colostomy : Tidak
Kebiasaan BAK : 2-3 kali/hari Jumlah : 500 cc/hari
Alat Bantu :-

6. TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur : 8 jam/malam hari, 2 jam /tidur siang
Nyenyak tidur : Ya
Masalah tidur : Tidak ada
Gangg. Psikologis, sebutkan : Ny. T tidak terlihat mengalami masalah yang berat dalam
kehidupannya, hanya kadang beliau mengatakan merasa kesepian. Selain itu dia kadang merasa
sedih karena anaknya jarang sekali menjenguknya.

7. KOGNITIF-PERSEPTUAL (Berdasarkan obsevasi perawat)


Keadaan mental : Stabil
Pengkajian emosional : Tidak ada masalah
Berbicara : Normal
Kemampuan memahami : Sedang
Pengkajian fungsi intelektual dengan menggunakan SPMSQ : Kerusakan intelektual
ringan
Pengkajian kemampuan kognitif dengan menggunakan MMSE : Gangguan kognitif sedang
Kecemasan : Sedang
Ketakutan : Ya
Pengkajian Depresi dengan Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage :
Pasien kurang percaya diri
Pendengaran : Terganggu (semua telinga)
Penglihatan : DBN
Vergito : Tidak
Nyeri : Tidak
Lokasi Nyeri : -
Nyeri berkurang dengan cara : -

8. PERSEPSI DIRI/KONSEP DIRI


Masalah utama sehubungan dengan dirawat di panti : Tidak ada yang mengurusi, anaknya
sekarang sudah berkeluarga.
Adakah ancaman perubahan penampilan/kehilangan anggota badan : Tidak
Adakah penurunan harga diri : Tidak
Adakah ancaman kematian : Tidak
Adakah ancaman terhadap kesembuhan penyakit : Tidak
Adakah masalah keuangan : Tidak
9. POLA KOPING/TOLERANSI STRES
Berdasarkan masalah yang dihadapi diatas (konsep diri) ,Pola koping individual : Konstruktif
/efektif

10. SEXSUALITAS/ REPRODUKSI


Periode Menstruasi Terakhir (PMT) : -
Masalah Menstruasi/Hormonal : Tidak
Pap Smear Terakhir :-
Pemeriksaan Payudara/Testis sendiri : Tidak
Gangguan seksual : Tidak
Penyebab :-

11. PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : Pasien panti jompo
Penampilan peran sehubungan dengan sakit : Tidak ada masalah
Sistem pendukung : Teman dekat
Interaksi dengan orang lain : Kurang baik
Menutup diri : Iya
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain : Iya
Pengkajian fungsi sosial dengan Apgar Keluarga Dengan Lansia : Disfungsi sedang

12. NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut : Islam
Pantangan agama : Tidak
Meminta dikunjungi Rohaniawan : Tidak
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita : Px pasrah kepada Allah tentang penyakit
yang sedang dideritaya sekarang.
Distres Spiritual : Tidak

13. PENGKAJIAN FISIK , DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN


A. KEADAAN UMUM DAN VITAL SIGN
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : CM
Suhu : 365 o C
Nadi : 80 x/mnt
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : Teratur
RR : 20 x/mnt

B. PERNAFASAN/SIRKULASI
Kualitas : DBN
Batuk : Tidak
Sputum : Tidak ada
Auskultasi :
Lobus Ka. Atas : DBN
Lobus Ki. Atas : DBN
Lobus Ka. Bawah : DBN
Lobus Ka. Bawah : DBN
Bunyi jantung : DBN
Pembesaran vena jugularis : Tidak
Edema tungkai : Tidak
Nadi kaki kanan (pedalis) : Kuat
Nadi kaki kiri (pedalis) : Kuat

C. METABOLIK- INTEGUMEN
Kulit :
Warna : DBN
Suhu kulit : DBN
Edema : Tidak ada
Lesi : Tidak ada
Memar : Tidak ada
Kemerahan : Ya, (jelaskan/lokasi) : Pada bagian punggung px
Gatal-gatal : Ya, (jelaskan/ lokasi) : Pada bagian punggung px
Terpasang Selang Infus/ cateter : Tidak
Mulut :
Gusi : DBN
Gigi : Caries
Abdomen :
Bising usus : Ada
Ascites : Tidak
Nyeri tekan : Tidak
Kembung : Tidak
Tearaba massa/tumor : Tidak

D. NEURO/SENSORI
Pupil : Sama
Reaksi terhadap cahaya
Kiri : Ya
Kanan : Ya
Keseimbangan:
1) skore : 24. Kesimpulan : Baik
2) Kecepatan berjalan : skore : - , kesimpulan : Cukup
Genggaman tangan : Sama Kuat
Otot kaki : Sama Kuat
Parastesia/kesemutan : Ya, Sebutkan : sering merasa kesemutan pada tangan kanan
Anastesia : Tidak

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Jenis Hb GDP/GD 2 HDL/ Uric Ureum Widal Lain-2 Lain-2
Jam PP LDL/VLDL Acid …… ………..

Hasil - - - - - -
Tgl - - - - - -
2. Foto Rontgen :-
3. ECG :-
4. USG :-
5. Lain-lain :-

F. DAFTAR PENGOBATAN SEKARANG (diresepkan)


Nama Obat Dosis Cara Pemberian
Captopril 12,5mg (1x1)
CTM 4 mg (2x1)
Kalk Salicyl
OBH

PENGKAJIAN FOKUS
Tanggal/ Data Fokus Masalah
Nama Perawat
S: Gangguan persepsi sensori (auditori)
Ny. T mengeluh ketika diajak
berkomunikasi temannya kurang dapat
mendengar dengan jelas suara temannya.
O:
- Ny. T tidak mampu mendengar
suara dengan normal.
- Mahasiswa berbicara dengan
mengulangi kata-kata.
- Ny. T dilakukan pemeriksaan fisik
pada telinga yaitu menggunakan
tes rine, webber dan schwabach
(px mengalami penurunan fungsi
pendengaran pada telinga kanan
dan kiri)
- Ny. T ketika diajak mengobrol
tidak nyambung antara pertanyaan
dan jawabannya.
- Memberi motivasi dan
reinforcement pada px agar px
tetap mau berkomunikasi dengan
temannya dan orang lain walaupun
pendegarnnya sudah menurun.

S: Hambatan Interaksi Sosial


- Penghuni panti mengatakan bahwa
Ny. T jarang mengobrol dengan
mereka.
- Penghuni panti mengatakan Ny. T
lebih sering terdiam dan termenung
karena dia tidak mampu
mendengarkan dengan baik .

O:
- Ny. T sering terlihat menyendiri
dikamarnya.
- Ny. T terlihat tidak menanggapi
ketika diajak berkomunikasi.
- Memberi motivasi dan
reinforcement pada px agar px
tetap mau berkomunikasi dengan
temannya dan orang lain walaupun
pendegarnnya sudah menurun.
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. T


Ruang :
Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi
Keperawatan/ Hasil
Masalah
Kolaboratif
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Mampu O:
persepsi sensori tindakan keperawatan membaca - Kaji penyebab adanya gangguan
(auditori) b/d selama 2x pertemuan gerakan bibir pendengaran
Perubahan diharapkan : lawan bicara T:
penerimaan Kemampuan untuk (1-4) - Berbicara secara perlahan-lahan
sensori, transmisi mengkompensasi dalam 2. Mampu jelas, dan tidak terlalu panjang
dan integrasi d/d pendengaran ( Hearing menggunakan - Beri kesempatan klien untuk
Ny. T tidak Compensatin Behavior) peralatan menjawab pertanyaan
mampu dapat dilakukan oleh pendengaran - Gunakan sikap dan gerakan /
mendengar suara klien secara objek untuk memudahkan persepsi
normal, kontinue (1-4) klien
3. E:
Mengingatkan - Beri motivasi dan reinforcoment
orang lain C:
untuk - Kolaborasi untuk menggunakan
menggunakan alat bantu pendengaran.
tekhnik untuk - Lakukan pemeriksaan secara
meningkatkan berkala.
atau
mempertahan
kan fungsi
pendengarann
ya (1-3).

2. Hambatan Setelah dilakukan 1. Mampu O :


Interaksi Sosial tindakan keperawatan berinteraksi - identifikasi metode komunikasi
b/d menurunya selama 2x pertemuan atau bersosial yg disukai px
fungsi diharapkan : dengan (lisan,tulisan,gerakan bibir,bahasa
pendengaran, d/d Klien mampu untuk temannya isyarat)
Ny. T kurang berinteraksi dengan 2. mampu T:
percaya diri temannya meningkatnya - gunakan bahasa isyarat
karena fungsi rasa percaya - fasilitasi penggunaan alat
pendengaran diri bantu dengar
menurun - hindari kebisingan saat
berkomunikasi
E:
- anjurkan menyampaikan pesan
dengan isyarat
FORMAT TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. T
Ruang :

Diagnosa Tgl/Inisial Intervensi


Keperawatan/Masa Perawat
lah Kolaboratif
1. Gangguan O:
persepsi sensori - Mengkaji penyebab adanya gangguan
( auditori ) b/d pendengaran dengan menggunakan tes rine ,
Perubahan weber dan schwabach (px mengalami
penerimaan sensori, penurunan fungsi pendengaran pada telinga
transmisi dan kanan dan kiri)
integrasi d/d Ny. T T:
tidak mampu - Berbicara secara perlahan-lahan, jelas, dan
mendengar suara tidak terlalu panjang (px sedikit paham
normal, dengan apa yang dikatakan perawat)
- Memberi kesempatan klien untuk menjawab
pertanyaan (px mampu menjawab apa yang
ditanyakan perawat, tetapi jawabannya belum
sesuai dengan petanyaanya)
- Menggunakan sikap dan gerakan tangan /
objek untuk memudahkan persepsi klien (px
sedikit paham dengan apa yang dimaksud oleh
perawat)
E:
- Memberi motivasi dan reinforcement pada px
agar px tetap mau berkomunikasi dengan
temannya dan orang lain walaupun
pendegarnnya sudah menurun.

C:
- Berkolaborasi dengan dokter spesialis THT
untuk memasangkan alat bantu pendengaran
pada px.
- Melakukan pemeriksaan fisik telinga tes rine,
weber dan schwabach secara berkala.

Hambatan Interaksi O:
Sosial b/d - Mengidentifikasi metode komunikasi yg
menurunya fungsi disukai px (px belum bisa memilih
pendengaran, d/d komunikasi yang disukainya)
Ny. T kurang T:
percaya diri karena - Menggunakan bahasa isyarat ketika berbicara
fungsi pendengaran dengan px (px sedikit paham ketika diajak
menurun berkomuikasi dengan bahasa isyarat)
- Memfasilitasi penggunaan alat bantu dengar
yaitu Behind The Ear.
E:
- Memberitahu teman sekelompok px ketika
berkomunikasi dengan px agar menggunakan
bahasa isyarat.
CATATAN KEMAJUAN KEPERAWATAN (SOAPIE)
Nama Klien : Ny.T
Ruang :
Tanggal, /Jam/ Nama/Tanda
Diagnosa CATATAN Tangan Perawat
Keperawatan
Tanggal : Hari 1 S:
Jam : 14.00 Ny.T mengatakan masih sering kurang
Diagnosa : mendengar ketika diajak berkomunikasi dengan
Gangguan persepsi temannya
sensori ( auditori ) O :
b/d Perubahan - Px kurang mampu mendengar suara normal
penerimaan sensori, - Mahasiswa berbicara dengan mengulangi kata-
transmisi dan kata dan menggunakan bahasa isyarat.
integrasi d/d Ny. T A : Masalah belum teratasi
tidak mampu P : Intervensi dilanjutkan
mendengar suara I :
normal, - Bantu pasien untuk menggunakan alat bantu
dengar
E:
- Pasien mulai sedikit mengerti dengan apa
yang diucapkan perawat.
2. Hambatan S :
Interaksi Sosial b/d Ny. T mengatakan lebih sering menyendiri dikamar
menurunya fungsi karena kurang mengerti dengan pembicaraan teman
pendengaran, d/d sekelompknya.
Ny. T kurang O :
percaya diri karena - Px lebih sering berada dikamar
fungsi pendengaran - Ketika berkumpul px tampak lebih sering
menurun diam
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
I:
- Ajak biacara dengan bahasa isyarat
- Pasang alat bantu dengar BTE
E:
- Px belum mau sering-sering diajak
berkomunikasi teman sekelompoknya.
Tanggal : Hari 2 S:
Jam : 14.00 Ny.T mengatakan sedikit bisa mendengar ketika
Diagnosa : diajak berkomunikasi dengan temannya
Gangguan persepsi O :
sensori ( auditori ) - Px sedikit mampu mendengar suara normal
b/d Perubahan - Mahasiswa berbicara dengan mengulangi kata-
penerimaan sensori, kata dan menggunakan bahasa isyarat.
transmisi dan A : Masalah teratasi sebagian
integrasi d/d Ny. T P : Intervensi dilanjutkan
tidak mampu I :
mendengar suara - Melatih px menggunakan alat bantu dengar
normal, dengan cara sering mengajak komunikasi px.
E:
- Pasien mulai paham dengan apa yang
diucapkan perawat.
2. Hambatan S :
Interaksi Sosial b/d Ny. T mengatakan lebih sering menyendiri dikamar
menurunya fungsi karena kurang mengerti dengan pembicaraan teman
pendengaran, d/d sekelompknya.
Ny. T kurang O :
percaya diri karena - Px lebih sering berada dikamar
fungsi pendengaran - Ketika berkumpul px tampak lebih sering
menurun diam
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
I:
- Ajak biacara dengan bahasa isyarat
- Ajak px agar tidak meyendiri dikamar dan
berkomunikasi dengan teman
sekelompoknya
E:
- Px belum mau sering-sering diajak
berkomunikasi teman sekelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai