(PHBS)
(PHBS)
OLEH
Marni D, S.Kep
CI LAHAN CI INSTITUSI
(…………………………..) (…………………………..)
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui
adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi,
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan
kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang ditunjukkan
oleh adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka mencapai
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu
rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai
tujuan bersama.
B. Tipe Keluarga
Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan
Keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan
pasangannya.
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family).
dapat ditentukan
suatu perkawinan
3. Keluarga yang memiliki anak usia 2. Kelurga dengan anak baru lahir
muda (anak usia bayi sampai usia (usia anak tertua sampai 30 bulan)
tahun)
meninggalkan rumah)
yang memuaskan
kelompok social
Mendiskusikan rencana
memiliki anak
orang tua
Mempertahankan hubungan
dalamrangka memuaskan
pasangannya
bersosialisasi
terpenugi
Mempertahankan hubungan
yang sehat
Pembagian tanggungjawab
anggota keluarga
pertumbuhan dan
perkembangan anak
Mempertahankan keintiman
pasangan
meningkat
jawab
Mempertahankan hubungan
Mempertahankan komunikasi
terbuka
Mempersiapkan perubahan
anggota keluarga
6. Keluarga mulai melepas anak Memperluas jaringan
Mempertahankan keintiman
pasangan
baru di masyarakat
rumah
Mempertahankan hubungan
Meningkatkan kekaraban
pasangan
pasangannya
penghasilan keluarga.
Mempertahankan keakraban
pasangan dan saling merawat
lalu
D. Struktur Keluarga
Menurut Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh Friedman mengatakan ada empat
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah ibu, orang tua
dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar)
kesehatan.
lain.
4. Perilaku individu yang ditampakkan merupakan gambaran dari nilai dan norma
1. Keluarga Pra-sejahtera
keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator keluarga
sejahtera tahap I.
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, dan dapat
memperoleh informasi.
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial
secara teratur (dalam waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat
adalah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I (KS I). Tahun 2000 Badan
Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menetapkan 9 indikator
keluarga miskin.
E. Fungsi Keluarga
kekuatan keluarga.
afektif adalah :
kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang
merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diluar
keluarga/masyarakat.
sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua
orangtuanya.
function)
luar rumah.
yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya.
keluarga.
daya manusia.Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat
dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini
kesehatan.
dikembangkan menjadi :
keluarga.
2. Fungsi mendapatkan status sosial : keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan
3. Fungsi pendidikan : keluarga yang mempunyai peran dan tanggung jawab yang
dewasanya.
4. Fungsi sosialisasi bagi anaknya : orang tua atau keluarga diharapkan mampu
(menyeluruh), diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas pendidikan seks bagi
Sistem secara umum adalah kumpulan dari beberapa bagian fungsional yang saling
berhubungan dan tergantung satu dengan yang lain dalam waktu tertentu untuk mencapai
supra-sistemnya (masyarakat).
Lingkungan
Umpan balik
Keterangan :
Masukan (input), terdiri dari : anggota keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, aturan
Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keluarga.
Luaran (output) adalah hasil dari suatu proses yang berbentuk perilaku keluarga : perilaku
social, perilaku kesehatan, perilaku keagamaan, perilaku sebagai warga Negara, dan yang
lain.
Umpan balik (feedback) adalah sebagai pengontrol dalam masukan dan proses yang
sekitarnya.
sebagai berikut :
Suatu sistem yang kurang mempunyai kesempatan, kurang mau menerima atau
Masyarakat luas
Komunitas
Sistem yang
lain
Sistem Sistem
kesehatan kesehatan
Keluarga dengan
karakteristiknya
Sistem Sistem
kesehatan kesehatan
Karakteristik keluarga sebagai sistem :
membingungkan.
pendapat kebutuhan.
Pendapat terbatas
mengembangkan diri.
KONSEPDASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Pengkajian
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
ppraktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
keluarga.
c. Sifat keluarga, dinamika dan tingkat kemampuan keluarga yang dapat membawa
a. Pengumpulan Data
1) Wawancara, yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik,
1) Identitas keluarga
2) Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang pernah
dialami.
3) Anggota keluarga
b. Analisa Data
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan yang meliputi rumah, sumber air minum,
jamban keluarga, tempat pembuangan air limbah dan penempatan penerangan yang
ada.
3) Karakteristik keluarga.
c. Perumusan Masalah
Setelah data dianalisis, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dalam
keluarga. Karena merupakan hasil pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang
situasi kesehatan lingkungan, norma, nilai, kultur yang dianut oleh keluarga tersebut.
selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan. Tipologi masalah
1) Ancaman kesehatan
2) Kurang/tidak sehat
3) Situasi krisis
Masalah keperawatan yang dapat muncul yaitu : ketidakmampuan keluarga dalam
d) Prioritas masalah
disebabkan karena :
disebabkan karena :
2. Prioritas Masalah
prioritas masalah kesehatan keperawatan keluarga harus disarankan kepada beberapa kriteria
sebagai berikut :
PRIORITAS MASALAH
No. Kriteria
Skala :
Krisis ........................................... 1
Skala :
Skala :
Tinggi .......................................... 3
Cukup ......................................... 2
Rendah ....................................... 1
Skala :
𝑠𝑘𝑜𝑟
Kemudian skoring = 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 × bobot
3. Perencanaan
yang ditentukan perawata untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
b. Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dengan pikiran
yang logis.
keluarga, yaitu :
a. Memodifikasi perilaku
b. Pembuatan kontrak
d. Strategi-strategi kolaboratif
g. Modifikasi lingkungan
h. Advokasi keluarga
k. Model peran
m. Suplementasi peran
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
berkaitan dangan tujuan, apabila dalam evaluasi tidak tercapai maka perlu dicari
1. Kriteria kebersihan
2. Standar keperawatan
3. Perubahan perilaku
keluarga.
3. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga: Konsep Teori, Proses dan Praktik
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
KONSEP DASAR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS)
A. PENGERTIAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok,
dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan
(www.dinkes-sulsel.go.id, 2010).
Banyak perilaku yang dapat dilakukan untuk menjadi sehat, antara lain makan
beraneka ragam makanan, mengkonsumsi Garam Beryodium, memberi bayi dan balita
Kapsul Vitamin A, kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya,
membersihkan lingkungan. Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup,
bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain. Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu rumah tangga,
sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum. PHBS yang dapat
dipraktikkan meliputi perilaku sebagai berikut:
1. Melaporkan segera kepada kader/ petugas kesehatan jika mengetahui dirinya,
keluarganya, temannya atau tetangganya menderita penyakit menular
2. Pemanfaatan pekarangan untuk Taman Obat Keluarga (TOGA) dan Warung Hidup di
halaman masing-masing rumah atau secara bersama-sama (kolektif)
3. Pergi berobat atau membawa orang lain berobat ke Poskesdes/ Pustu/ Puskesmas bila
terserang penyakit
4. Memeriksakan kehamilan secara teratur kepada petugas kesehatan
5. Memakan makanan yang bergizi dan dengan menu seimbang (terutama bagi
perempuan termasuk pada saat hamil dan menyusui)
6. Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
7. Menggunakan garam beryodium setiap kali memasak
8. Tersedianya oralit dan zinc untuk balita
9. Menyerahkan pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan
10. Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah semasa hamil dan nifas bagi ibu
11. Mengkonsumsi Kapsul vitamin A bagi ibu nifas. Memberi ASI eksklusif kepada
bayinya (0-6 bulan)
12. Memberi Makanan Pendamping ASI dan Kapsul Vitamin A untuk balita
13. Menimbang berat badan bayi dan balita secara teratur serta menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS) untuk memantau pertumbuhannya
14. Membawa bayi/ anak, ibu, dan wanita usia subur untuk imunisasi
15. Tidak merokok, minum minuman keras, madat, dan menyalahgunakan napza serta
bahan berbahaya lainnya.
16. Menyediakan rumah dan atau kendaraannya untuk pertolongan dalam keadaan darurat
(misalnya untuk rumah tunggu ibu bersalin, ambulan, dll)
17. Menghimpun dana masyarakat desa untuk kepentingan kesehatan, termasuk bantuan
bagi pengobatan dan persalinan
18. Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Mencuci tangan dengan air
bersihdan sabun.
19. Menggunakan jamban sehat
20. Mengupayakan tersedianya sarana sanitasi dasar lain dan menggunakannya
21. Memberantas jentik-jentik nyamuk
22. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, baik di rumah, desa/ kelurahan maupun
di lingkungan pemukiman
23. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Menjadi peserta (akseptor) aktif keluarga
berencana
24. Memanfaatkan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat), Poskesdes, Putu,
Puskesmas atau sarana kesehatan lain
25. Melaporkan kematian
26. Mempraktikkan PHBS lain yang dianjurkan. Saling mengingatkan untuk
mempraktikkan PHBS.
B. PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana
(Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian
masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan
masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC