Anda di halaman 1dari 11

NAMA : Afitna Fiky Pradeva

NIM : 132111123063

Kelas : AJ 2

Resume Keperawatan Gerontik

Proses Menua Pada Geriatri

Geriatri adalah suatu istilah yang terdiri dari kata geros (usia lanjut) dan iatreia
(merawat), geriatri sendiri mengacu pada cabang dari ilmu kedokteran yang berfokus pada
pelayanan kesehatan pada usia lanjut. Seseorang dikatakan lanjut usia, jika telah mencapai
usia diatas 60 tahun. (depsos, 2007)

Gerontologi : ilmu yang mempelajari proses menua & semua aspek biologi, sosiologi
yang terkait dg proses penuaan

Geriatri : cabang ilmu kedokteran yang menitik beratkan pada pencegahan, diagnosis,
pengobatan dan pelayanan kesehatan pada usia lanjut

1. Perubahan akibat proses menua dan biologis


a) Usia lanjutà perubahan anatomik organ- organnya
b) “Hukum 1%” à fungsi organ menurun sebanyak 1% setiap tahunnya setelah usia 30
tahun
c) Penurunan fungsional yang nyata setelah usia 70 tahun
d) Penurunan anatomik dan fungsi organ tersebut tidak dikaitkan dengan
umur kronologik akan tetapi dengan umur biologiknya.
e) Contoh : umur 55 tahun tapi sudah menunjukkan berbagai penurunan anatomik dan
fungsional yang nyata akibat umur biologik yang sudah lanjut akibat tidak
baiknya fungsi nutrisi, pemeliharaan kesehatan dan kurangnya aktivitasnya
2. Karakter pasien geriatri
a. Usia > 60 tahun
b. Multipatologi
c. Tampilan klinis tidak khas
d. Polifarmasi
e. Fungsi organ menurun
f. Gangguan status fungsional
g. Gangguan nutrisi
3. Perbedaan lansia dan gerianti
a. Lansia
 Penyakit tidak ada atau hanya satu
 Tidak memiliki masalah fungsional
 Fungsi kognitif baik
 Masih memiliki kapasitas fungsional yang baiK
b. Geriantri
 Multimorbiditas
 Masalah psikososial
 Gangguan fungsional
 Sindrom Geriatri
 Sindrom frailty dan sarkopenia
 Penurunan cadangan fisiologis
4. Proses menjadi tua
1. Sel menjadi Mengkerut
2. Jaringan menjadi Rusak
3. Organ tubuh Menjadi tua

Bertambahnya usia harapan hidup akan menurunkan kualitas hidup serta


meningkatkan angka morbiditas jika para usia lanjut memiliki banyak masalah kesehatan
seperti inkontinence urine, nokturia, polakisuria,osteoporosis, serta keganasan; yang lebih
dikenal dengan istilah geriatric syndrome.

1. Sindrom geriantri
a. Immobility
mengalami susahnya pergerakan
b. Instability
mengalami keterbatasan atau ketidak mampuan
c. Incontinence
mengalami Kehilangan kontrol kandung kemih
d. Intellectual impairment
mengalami Keterbelakangan mental

e. Infection
mengalami Infeksi pada jaringan dan mikroorganisme
f. Impairment of hearing & vision
mengalami Gangguan pendengaran
g. Isolation (depression)
mengalami depresi
h. Inanition (malnutrition)
mengalami Malnutrisi atau kekurangan nutrisi
i. Impecunity
mengalami Bekerja dan tidak ada hasilnya
j. Mengalami Iatrogenic
mengalami Komplikasi
k. Insomnia
mengalami Masalah sulit tidur
l. Immune deficiency
Kurangnya imun dalam tubuh sehingga tidak bisa melindungi diri dari bakteri,
virus
m. Impotence
Pria tidak bida mempertahankan pada saat hubungan seksual
n. Irritable colon
Iritasi pada usus besar
2. Menua
a. Proses normal
b. Dewasa sehat “frail”
c. Cadangan sistem fisiologis berkurang
d. Menurun kemampuan usila berespon terhadap stres
e. Rentan terhadap penyakit
3. Proses menua pada berbagai organ
a. Massa otot berkurang dan massa lemak bertambah
b. Akibatnya jumlah cairan berkurang
c. Total cairan tubuh berkurang dari 60% BB menjadi 45%
d. Osteporosis menyebabkan tinggi berkurang
4. Menurunnya fungsi otak
a) Sekitar 10% mengalami atrofi otak difuse
b) Hilangnya mekanisme autoregulasi otak, sehingga lansia rentan terhadap iskemia
otak bila tekanan darahnya dibawah 80 mmHg
c) Melambatnya proses informasi dan menurunnnya daya ingat jangka pendek
d) Berkurangnya kemampuan membedakan stimulus atau rangsangan yang datang
dan kemampaun kalkulus
5. Masalah gangguan sensori pada lansia
a.Penglihatan
 Terjadinya awitan presbiopi dengan kehilangan kemampuan akomodasi
 Penurunan ukuran pupil atau miosis pupil terjadi karena sfingkter pupil
mengalami sklerosis
 Perubahan warna dan meningkatnya kekeruhan lensa kristal yang
terakumulasi dapat menimbulkan katarak
 Penurunan produksi air mata. Implikasi dari hal ini adalah mata
berpotensi terjadi sindrom mata kering
 Ukuran pupil mengecil
 Pemakaian kacamata
 Penglihatan ganda
 Sakit pada mata seperti glaucoma dan katarak
 Mata kemerahan
 Mengeluh ketidaknyamanan terhadap cahaya terang (menyilaukan)
 Kesulitan/ kebergantungan dalam melakukan aktivitas
b. Gangguan pendengaran (presbikusis)
Yang utama adalah hilangnya pendengaran terhadap nada murni
berfrekuensi tinggi,yang merupakan suatu fenonema yang berhubungan
dengan lanjutusia,bersifasimetris,denganperjalanan
 Pada telinga bagian dalam terdapat penurunan fungsi sensorineural,
komponen saraf tidak berfungsi dengan baik sehingga terjadi perubahan
konduksi
 Pada telinga bagian tengah terjadi pengecilan daya tangkap membran
timpani, pengapuran dari tulang pendengaran, otot dan ligamen menjadi
lemah dan kaku
 Pada telingan bagian luar, rambut menjadi panjang dan tebal, kulit
menjadi lebih tipis dan kering, dan peningkatan keratin
c. Pengecapan
Penurunan jumlah dan kerusakan papila atau kuncup-kuncup perasa lidah.
Implikasi dari hal ini adalah sensitivitas terhadap rasa (manis, asam, asin, dan
pahit) berkurang.
d. Perabaan
Perabaan merupakan sistem sensoris pertama yang menjadi fungisional
apabila terdapat gangguan pada penglihatan dan pendengaran. Perubahan
kebutuhan akan sentuhan dan sensasi taktil
6. Tipe Presbikusis :
 Presbikusis sensorik
Patologinya berkaitan erat dengan hilangnya sel rambut di membrana
basalis koklea sehingga terjadi hilang pendengaran frekuensi nada tinggi
berlangsung terus secara perlahan progresif.
 Presbikusis neural
Patologinya berupa hilangnya sel neuronal di ganglion spiralis. Letak
dan jumlah kehilangan sel neuronal menentukan gangguan pendengaran
yang timbul.
7. Tatalaksana
 Gangguan persepsi sensorik : penglihatan , pendengaran
 Gangguan Mobilitas fisik
 Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
 Kurang pengetahuan
 Kecemasan
 Gangguan Komunikasi
 Gangguan sosialisasi
8. Penyakit kardiovaskuler (PKV)
 Penyebab mortalitas terbesar dan disabilitas pada ≥ 65 tahun di seluruh
dunia.
 WHO (1995) : 50 % penyebab mortalitas di negara maju dan 25 % di
negara sedang berkembang.Life expectancy ↑→PKV ↑.
9. Gambaran atau penampilan penyakit pada lansia
 Penyebab penyakit :multipatologi, saling berhubungan dan saling
memperberat.
 Penyebabnya tersembunyi (occult), tanpa gejala atau ringan, tidak
khas, setelah diketahui penyakitnya ternyata penyakit telah berat.
10. Perubahan anatomi pada jantung
 Elastisitas dinding aorta
 Hipertrofi jantung karena massa jantung bertambah.
 katup jadi kaku dan berubah
 Miokardium : brown atrophy, akumulasi lipofuchsin, lesi fibrotik,
miokardium senilis
11. Perubahan fisiologi pada jantung
 Fungsi Sino Atrial Node (SA Node) ↓
 Respons HR maksimal akibat exercise ↓
 Stroke volume ↓
 cardiac reserve ↓
 aritmia berupa extrasystole.
 LVH.
12. Gejala dan tanda diagnosis pada lansia
 Nyeri prekordial dan dyspnoe sering ringan.
 Nyeri angina pektoris jarang ditemukan.
 Fatique lbh sering dari dyspnoe.
 Paroxysmal nocturnal dyspnoe sering ditemukan.
 Gejala lain : konfusio (mengigau), muntah, nyeri perut
akibat hepatomegali, insomnia, syncope, hipotensi.
 Mur-mur
 Aritmia (+) pd 40 % lansia, sering juga karena minum kopi atau teh
13. Penatalaksanaan
 Sama dengan dewasa, tapi perhatikan side effect, interaction, toxicity
obat,
 karena perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik

A. Gangguan Paru Pada Proses Penuaan


a. Mekanisme pernapasan
b. Oksigenasi
c. Kontrol ventilasi
d. Mekanisme pertahanan paru
e. Pola tidur dan bernapas
1. Mekanisme pernapasan
a. Peningkatan penggunaan dinding thorax
b. Kehilangan elastisitas paru
c. Penurunan kekuatan otot pernapasan dan menjadi kaku
Manifestasi Klinik
 Penurunan kapasitas vital
 Peningkatan volume cadangan
 Penurunan ekspirasi
2. Oksigenasi
a. Penurunan cardiac output
b. Peningkatan kematian fisiologi suatu jaringan
c. Penurunan jumlah alveoli yang digunakan untuk pertukaran gas
d. Penurunan kapasitas difusi
Manifestasi Klinik
Dyspneu on Effort ( Ngongsrong )
3. Kontrol ventilasi
Penurunan respon kemoreseptor sentral dan perifer pada hiperkapnea dan
hipoksemia
Manifestasi klinik
a. Fatique

4. Mekanisme pertahanan paru


a. Penurunan jumlah silia
b. Penurunan aktivitas muskulosilier
c. Penurunan refleks batuk
d. Penurunan imunitas seluler dan humoral
e. Penurunan produksi Ig A
Manifestasi Klinik
 Penurunan kemampuan untuk membersihkan secret
 Mudah terjadi infeksi
 Mudah terjadi aspirasi
5. Pola tidur dan bernafas
a. Penurunan fungsi otot pernafasan atas
b. Penurunan ventilator
c. Terjadi dekondisioning otot
d. Penurunan massa otot
e. Penurunan efisiensi otot pernapasan
Manifestasi Klinik:
 Meningkatnya risiko aspirasi
 Peningkatan frekuensi apnea (henti napas sampai 10 detik atau lebih)
 Snoring (ngorok)
 Penurunan aliran udara selama tidur

B. Sistem muskuloskeletal pada lansia


1. Keluhan utama pada sistem muskuloskeletal:
 Nyeri
 Rasa kaku
 Kelemahan

2. Tanda utama pada sistem muskuloskeletal :


 Pembengkakan sendi
 Kelemahan otot
 Gangguan gerak
3. Penyebab
 Mekanik : osteoartritis, stenosis spinal.
 Metabolik : osteoporosis, miksedema, Penyakit Paget. Penyakit lain mis.
Keganasan
 Pengaruh obat : diuretik menyebabkan gout, kortikosteroid
menyebabkan osteopeni, miopati.
 Radang : polymyalgia rheumatica (PMR), temporal (giant cell) arthritis,
gout.
C. Sistem Gastrointestinal Pada Lansia
1. Kehilangan gigi akibat Periodontal disease, kesehatan gigi yang buruk dan gizi
yang buruk.
2. Indera pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf pengecap di lidah
terhadap rasa manis, asin, asam, dan pahit.
3. Eosephagus melebar.
4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
6. Daya absorbsi melemah.
7. Perhatian Pada Sistem Gastrointestinal
a. Bentuk Makanan
b. Frekuensi makan
c. Status Hidrasi
d. Obat obatan
e. Konstipasi
f. Gizi

D. Perubahan pada sistem integumen


1. Epidermis
a. Stratum korneum
 Kohesi sel dan waktu regenerasi sel menjadi lebih lama menyebabkan
proses penyembuhan luka lebih lama
 Pelembab pada stratum korneum berkurang menyebabkan kulit kering
dan kasar.
b. Jumlah sel basal menjadi lebih sedikit
c. Penurunan jumlah melanosit
d. Penurunan jumlah sel Langerhans
e. Kerusakan struktur nukleus keratinosit
2. Dermis
a. Volume dermal mengalami penurunan yang menyebabkan penipisan dermal dan
jumlah sel berkurang.
b. Penghancuran serabut elastis dan jaringan kolagen oleh enzim-enzim 🡪menyebabkan
perubahan dalam penglihatan karena adanya kantung dan pengeriputan disekitar mata, turgor
kulit menghilang
c. Vaskularisasi menurun dengan sedikit pembuluh darah kecil
3. Subkutis
. Lapisan jaringan subkutan mengalami penipisan.
a. Distribusi kembali dan penurunan lemak tubuh.

E. Akibat Perubahan pada sistem integumen


1. Berkurangnya folikel rambut. Implikasi dari hal ini adalah Rambut bertambah
uban dengan penipisan rambut pada kepala
2. Pertumbuhan kuku melambat. Implikasi dari hal ini adalah kuku menjadi lunak,
rapuh, kurang berkilsu, dan cepet mengalami kerusakan.
3. Korpus pacini (sensasi tekan) dan korpus meissner (sensasi sentuhan) menurun.
Implikasi dari hal ini adalah beresiko untuk terbakar, mudah mengalami nekrosis
karenan rasa terhadap tekanan berkurang.
4. Kelenjar keringat sedikit. Implikasi dari hal ini adalah penurunan respon dalam
keringat, perubahan termoregulasi, kulit kering.
5. Penurunan kelenjar apokrin. Implikasi dari hal ini adalah bau badan lansia
berkurang.

Anda mungkin juga menyukai