PERKEMBANGAN
LANSIA
Kelompok 3
Nama anggota kelompok :
1. Teori genetik
Menyatakan bahwa proses replikasi pada tingkatan seluler menjadi
tidak teratur karena adanya informasi tidak sesuai yang diberikan dari inti
sel. Molekul DNA menjadi saling bertentangan (crosslink) mengakibatkan
kesalahan tingkat seluler yang akhirnya menyebabkan sistem dan organ
tubuh gagal berfungsi.
2. Teori wear and tear
Menyatakan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi
dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular
dan akhirnya malfungsi organ tubuh. Radikal bebas merupakan contoh
dari produk sampah metabolisme yang menyebabkan kerusakan akibat
akumulasi terjadi.
3. Teori Imunitas
Mengemukakan bahwa sistem imum menjadi tidak efektif sejalan bertambahnya usia
dan virus yang telah terinkubasi dalam tubuh mulai menimbulkan kerusakan pada
organ tubuh.
4. Teori neuroendokrin
Mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terjadi di kelenjar hipofisis dan
hipotalamus berperan dalam perubahan produksi hormone dari respons yang
menyebabkan penurunan kualitas organism.
5. Teori radikal bebas
Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organic
seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat
melakukan regenerasi.
6. Teorirantaisilang / cross-linking
Menyatakan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua dan usang menyebabkan
terbentuknya ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen yang menyebabkan
penurunan elastisitas, kekacauan, dan hilangnya fungsi sel.
Perubahan Fisik Normal Akibat Penuaan
3. Sistem respirasi
Penurunan kapasitas vital dan peningkatan volume residu.
Penurunan kemampuan untuk mengeluarkan benda asing atau
akumulasi zat akibat penurunan elastisitas dan aktivitas silia.
Penurunan elastisitas dan klasifikasi tulang rawan iga.
Kelemahan otot interkostal dan aksesori pada pernapasan.
4. Sistem endokrin
Produksi semua hormon turun.
Aktivitas tiroid, BMR (basal metabolic rate), dan daya pertukaran zat
menurun.
Produksi aldosteron menurun.
Sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen, dan
testoteron menurun.
Aliran darah di ginjal pada usia 75 tahun tinggal sekitar 50% dibanding usia
muda.
Urgensi berkemih dan sering berkemih, karena pembesaran kelenjar prostat
pada pria, melemahnya sfingter urinaria dan otot penyokong kandung kemih
pada wanita.
Konsentrasi urine menjadi kurang efektif, karena penurunan fungsi tubulus.
punggung berat, kifosis dan fraktur dan osteomalaia yang menyebabkan nyeri tulang.
11. Sistem Hematologi
Terjadi penebalan intima, akibat proses aterosklerosis dan tunika media. Kedua hal di atas
dapat menyebabkan lenturnya pembuluh darah tepi meningkat. Hal ini dapat menyebabkan
naiknya tekanan darah. Sumsum tulang pada orang lansia juga mengandung lebih sedikit
sel hemopoitik dan tanggapan terhadap stimulasi sel menurun serta frekuensi anemia juga
meningkat.
Degenerasi kolagen mengakibatkan kuku menipis, mudah patah, dan pertumbuhan lambat.
13. Sistem imunologik
Timus mengalami resorbsi. Walaupun demikian jumlah sel T dan sel B tetap
meoplasma meningkat.
Berat badan menurun dan peningkatan rasio lemak atau berat badan bersih
dehidrasi.
Perubahan-perubahan Psikososial.
a. Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna tugas), ia akan
mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain :
1) Kehilangan finansial (income berkurang).
2) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap
dengan segala fasilitasnya).
3) Kehilangan teman/kenalan atau relasi.
4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
b. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.
d. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).
e. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya
pengobatan.
f. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
Tugas Perkembangan Lansia
Kecelakaan.
Pencegahan kecelakaan merupakan fokus perhatian utama bagi lansia
karena penurunan fungsi penglihatan, refleks yang lambat, dan tulang yang
rapuh sehingga memerlukan kewaspadaan tinggi.
Penyakit Ketunadayaan Kronik.
Penyakit kronis atau lebih yang dapat menimbulkan gangguan fungsi
yang serius diantaranya adalah artritis, ostheoporosis, penyakit jantung, stroke,
penyakit paru obstruktif, perubahan penglihatan dan pendengaran, serta
disfungsi kognitif.
Penggunan dan Penggunasalahan Obat.
Kerumitan yang ditemui dalam upaya pemberian obat secara mandiri
dapat menimbulkan berbagai penggunasalahan, seperti mengonsumsi obat
terlalu banyak atau terlalu sedikit, mengonsumsi obat bersama alkohol,
mengonsumsi obat resep bersama obat bebas, atau mengonsumsi obat milik
orang lain.
Alkoholisme.
Pengaruh buruk alkohol yang dikonsumsi selama bertahun-tahun antara
lain menyebabkan kerusakan progresif pada hati dan ginjal, merusak lambung
dan organ lain terkait, serta memperlambat response mental yang kerap
menyebabkan kecelakaan dan kematian.
Demensia.
Demensia mengakibatkan hilangnya sifat kognitif secara progresif. Kondisi
ini dikarakteristikkan dengan perubahan memori, penilaian, bahasa,
penghilangan matematik, penalaran abstrak, dan kemampuan menyelesaikan
masalah serta oleh perilaku impulsive, stupr, letargi, dan disorientasi (wold,
1999,hlm 252-253)
Penganiayaan lansia.
Angka penganiayaan lansia tidak diketahui akibat insiden dan kasus
yang banyak dilaporkan. Seiring meningkatnya lansia, penganiayaan
lansia juga mungkin lebih besar. Penganiayaan lansia juga mungkin lebih
besar. Korban yang paling sering adalah perempuan, terutama diatas usia
75 tahun yang menyebabkan gangguan fisik dan mental.
TERIMA KASIH