Anda di halaman 1dari 24

PERTUMBUHAN &

PERKEMBANGAN
LANSIA

Kelompok 3
Nama anggota kelompok :

1. Siti Aisah I1B017034


2. Fiqna Khozanatiha I1B017035
3. Dinda Reza Mariani I1B017036
4. Christin Silitonga I1B017037
5. Regina Az Zahra I1B017038
6. Kurnia W. Ningsih I1B017039
7. Uswatun Hasanah K.S. I1B017040
8. Maulina Dwi Astuti I1B017041
9. Veronica Nancy Pratiwi I1B017042
10. Sherina Indah Febriliani I1B017043
11. Ryas Anggi I1B017044
12. Nada Osyita Fajrin I1B017045
13. Huznaria Riska A. I1B017046
14. Atika Shaba Zhafira I1B017047
Materi Subbab

1. Teori biologis umum tentang penuaan


2. Perubahan fisik dan psikolog normal akibat penuaan
3. Tugas perkembangan lansia
4. Hambatan kesehatan pada lansia
Teori Biologis Umum Tentang Penuaan

1. Teori genetik
Menyatakan bahwa proses replikasi pada tingkatan seluler menjadi
tidak teratur karena adanya informasi tidak sesuai yang diberikan dari inti
sel. Molekul DNA menjadi saling bertentangan (crosslink) mengakibatkan
kesalahan tingkat seluler yang akhirnya menyebabkan sistem dan organ
tubuh gagal berfungsi.
2. Teori wear and tear
Menyatakan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi
dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular
dan akhirnya malfungsi organ tubuh. Radikal bebas merupakan contoh
dari produk sampah metabolisme yang menyebabkan kerusakan akibat
akumulasi terjadi.
3. Teori Imunitas
Mengemukakan bahwa sistem imum menjadi tidak efektif sejalan bertambahnya usia
dan virus yang telah terinkubasi dalam tubuh mulai menimbulkan kerusakan pada
organ tubuh.
4. Teori neuroendokrin
Mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terjadi di kelenjar hipofisis dan
hipotalamus berperan dalam perubahan produksi hormone dari respons yang
menyebabkan penurunan kualitas organism.
5. Teori radikal bebas
Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organic
seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat
melakukan regenerasi.
6. Teorirantaisilang / cross-linking
Menyatakan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua dan usang menyebabkan
terbentuknya ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen yang menyebabkan
penurunan elastisitas, kekacauan, dan hilangnya fungsi sel.
Perubahan Fisik Normal Akibat Penuaan

1. Gastrointestinal Gigi dan Rahang


• Perubahan warna menjadi gelap atau kekuningan.
• Menipisnya lapisan enamel berlanjut dengan tereksposnya dentin
dalam jangka lama menyebabkan gigi kurang sensitif akan tetapi
lebih rapuh.
2. Esophagus sampai anus
 Aliran darah dan aktivitas enzim di usus dan hati menurun.
 Esophagus melebar.
 Fungsi absorbsi melemah.
 Hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun.
 Asam lambung menurun.

3. Sistem respirasi
 Penurunan kapasitas vital dan peningkatan volume residu.
 Penurunan kemampuan untuk mengeluarkan benda asing atau
akumulasi zat akibat penurunan elastisitas dan aktivitas silia.
 Penurunan elastisitas dan klasifikasi tulang rawan iga.
 Kelemahan otot interkostal dan aksesori pada pernapasan.
4. Sistem endokrin
 Produksi semua hormon turun.
 Aktivitas tiroid, BMR (basal metabolic rate), dan daya pertukaran zat
menurun.
 Produksi aldosteron menurun.
 Sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen, dan
testoteron menurun.

5. Sistem lokomotorik otot


 Tejadi atrofi pada serabut otot, baik dalam jumlah atau ukurannya
disebabkan oleh gangguan metabolik dan denervasi fungsional.
 Penurunan kecepatan dan kekuatan kontraksi otot rangka
dikarenakan berkurangnya serat otot.
6. Sistem Panca Indera
 Penurunan ketajaman visual disebabkan degenerasi yang menimbulkan
katarak, penebalan lensa, dan ketidakelastisan lensa.
 Kehilangan pendengaran secara progresif dikarenakan perubahan
struktur dan jaringan syaraf pada telinga bagian dalam dan penebalan
gendang telinga.
 Penurunan indera penciuman dikarenakana trofi bulbus olfaktorius pada
bagian dasar otak.
 Peningkatan ambang batas sensasi terhadap nyeri, sentuhan, dan suhu.

 Penurunan indera pengecapan terutama sensasi manis pada ujung lidah


karena berkurangnya jumlah tunas kecap pada lidah akibat atrofi lidah.
7. Sistem Kardiovaskuler
Pada usia lanjut jantung sudah menunjukkan penurunan kekuatan
kontraksi, kecepatan kontraksi dan isi sekuncup. Contoh:
 Peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic karena ketidakelastisan
arteri sistemik dan peningkatan tahanan perifer.
 Arteri semakin kaku dan tidak elastic karena peningkatan deposit
kalsium dan lapisan otot.
8. Sistem Saraf Pusat dan Otonom
 Antara umur 30-70 tahun berat otak akan menurun sebanyak 10%.
 Meningen juga akan menebal, giridan sulci otak juga akan berkurang
kedalamannya.
 Perubahan patologik pada jaringan saraf sering menyertai berbagai
macam penyakit metabolic, seperti diabetes dan hipo/hipertiroid.
Akibat sebagai proses menua juga terjadi penebalan intima pada
pembuluh darah akibat proses aterosklerosis dan tunika media.
 Pada neuron juga terdapat gangguan kesadaran sensorik (rasa nyeri,
panas, dingin, perasaan posisi sendi)
9. Sistem Saraf Urogenital
Pada saat usia lanjut, ginjal akan mengalami perubahan, seperti:
 Penebalan kapsula bowman

 Gangguan permeabilitas terhadap bahan yang akan difiltrasi

 Aliran darah di ginjal pada usia 75 tahun tinggal sekitar 50% dibanding usia
muda.
 Urgensi berkemih dan sering berkemih, karena pembesaran kelenjar prostat
pada pria, melemahnya sfingter urinaria dan otot penyokong kandung kemih
pada wanita.
 Konsentrasi urine menjadi kurang efektif, karena penurunan fungsi tubulus.

 Penurunan kemampuan filtrasi ginjal dan gangguan fungsi ginjal, karena


penurunan jumlah neuron fungsional dan perubahan arteri osklerotik pada
aliran darah.
10. Otot dan Tulang
 Otot mengalami atrofi disamping sebagai akibat berkurangnya aktivitas, juga sering kali

gangguan metabolic atau denervasi syaraf.


 Perubahan morfologik yang terjadi bisa seperti osteoporosis yang menyebabkan nyeri

punggung berat, kifosis dan fraktur dan osteomalaia yang menyebabkan nyeri tulang.
 
11. Sistem Hematologi
 Terjadi penebalan intima, akibat proses aterosklerosis dan tunika media. Kedua hal di atas

dapat menyebabkan lenturnya pembuluh darah tepi meningkat. Hal ini dapat menyebabkan
naiknya tekanan darah. Sumsum tulang pada orang lansia juga mengandung lebih sedikit
sel hemopoitik dan tanggapan terhadap stimulasi sel menurun serta frekuensi anemia juga
meningkat.

12. Sistem kulit dan integumen


 Terjadi atrofi dari epidermis dan kelenjar keringat yang mengakibatkan kulit menipis,

kering, fragil, dan berubah warna.


 Berubahnya folikel rambut juga menyebabkan rambut menipis dan beruban

 Degenerasi kolagen mengakibatkan kuku menipis, mudah patah, dan pertumbuhan lambat.
13. Sistem imunologik
 Timus mengalami resorbsi. Walaupun demikian jumlah sel T dan sel B tetap

tapi kulaitas berubah dan menyebabkan penurunan fungsi imun “innate”.


 Penyerangan terhadap sel tumor juga menurun, menyebabkan insidensi

meoplasma meningkat.

14. Badan menyeluruh


Pada usia lanjut terdapat beberapa perubahan morfologig dan fungsional,
yaitu:
 Penurunan tinggi badan menyebabkan nyeri punggung ringan maupun berat.

 Berat badan menurun dan peningkatan rasio lemak atau berat badan bersih

menyebakan nilai kreatinin cenderung normal, walaupun GFR meningkat.


 Penurunan air tubuh total menyebabkan kesulitan menilai turgor dan mudah

dehidrasi.
 Perubahan-perubahan Psikososial.
a. Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna tugas), ia akan
mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain :
1) Kehilangan finansial (income berkurang).
2) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap
dengan segala fasilitasnya).
3) Kehilangan teman/kenalan atau relasi.
4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
b. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.
d. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).
e. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya
pengobatan.
f. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
Tugas Perkembangan Lansia

 Usia 65-75 tahun


 Menyesuaikan diri dengan kesehatan dan kekuatan fisik yang menurun

 Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penghasilan yang


menurun
 Menyesuaikan diri dengan kematian orang tua, pasangan, dan teman

 Menyesuaikan diri dengan hubungan yang baru bersama anak-anak


yang sudah dewasa
 Menyesuaikan diri dengan waktu luang

 Menyesuaikan diri dengan respons fisik dan kognitif yang melambat


 Usia 75 tahun atau lebih
 Beradaptasi dengan situasi “hidup sendiri”

 Menjaga kesehatan fisik dan mental

 Menyesuaikan diri dengan kemungkinan tinggi di panti jompo

 Tetap berhubungan dengan anggota keluarga lain

 Menemukan makna hidup

 Mengurus akan kematiannya kelak

 Tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas

 Membuat perencanaan hidup yang memuaskan seiring penuaan


 Perubahan Ekonomi
Kebutuhan finansial manusia yang bervariasi juga dipengaruhi oleh
meningkatnya usia. Semakin tua usiaseseorang, maka kebutuhan uang
untuk membeli pakaian, hiburan, dsb. Namun, kebutuhan hidup terus
meningkat, bahkan seringkali biaya konsumsi dan pengobatan menjadi
beban bagi lansia.
 Relokasi
Keputusan untuk pindah tempat tinggal sering menimbulkan stress
pada lansia, dimana ia harus meninggalkan kenyamanan lingkungan
kehidupan yang selama ini telah ia rasakan. Namun, bagi sebagian yang
lain, relokasi dilakukan dengan sukarela untuk memperoleh fasilitas dan
suasana nyaman sesuai yang diharapkan. Relokasi atas keinginan sendiri
cenderung membuat lansia lebih mudah menyesuaikan diri.
 Mempertahankan Kemandirian dan Harga Diri
Kebanyakan lansia berkembang dalam kemandirian sehingga mereka
merasa penting untuk mengurus dirinya sendiri walau dengan upaya yang
keras. Banyak kaum muda yang salah menduga bahwa mereka telah
membantu lansia dengan mengambil alih pekerjaan dengan lebih cepat dan
efisien.

 Menghadapi Kematian dan Berduka


Pasangan lansia yang serasi memiliki ikatan kasih sayang dan
kedekatan yang kuat. Jika salah satu meninggal, pasangannya akan
merasakan kehilangan, kehampaan, dan kesepian yang tak terhindarkan.
Banyak lansia yang mamou mengatur dirinya sendiri, namun tetap
memiliki ketergantungan yang besar terhadap anggota keluarga yang lebih
muda.
 Perkembangan Kognitif
Perubahan struktur kognitif berlangsung seiring bertambahnya usia.
Diyakini terjadi penurunan jumlah neuron yang progresif, aliran darah ke
otak menurun, meningen menebal, dan metabolisme otak melambat.
Peubahan kognitif terjadi lebih kepada perbedaan kecepatan, bukan
kemampuan.
 Perkembangan Spiritual
Lansia dapat merenungkan berbagai pandangan baru yang religius dan
filosofis serta mencoba memahami ide-ide yang sebelumnya terlupakan
dengan cara yang berbeda. Mereka merasa berharga membagikan
pengalaman atau pandangannya. Sebaliknya, lansia yang belum matang
secara spiritual dapat merasa tidak berdaya dan putus asa saat upayanya
untuk mencapai kesuksesan ekonomi dan profesional menurun.
Hambatan Kesehatan pada Lansia

 Kecelakaan.
Pencegahan kecelakaan merupakan fokus perhatian utama bagi lansia
karena penurunan fungsi penglihatan, refleks yang lambat, dan tulang yang
rapuh sehingga memerlukan kewaspadaan tinggi.
 Penyakit Ketunadayaan Kronik.
Penyakit kronis atau lebih yang dapat menimbulkan gangguan fungsi
yang serius diantaranya adalah artritis, ostheoporosis, penyakit jantung, stroke,
penyakit paru obstruktif, perubahan penglihatan dan pendengaran, serta
disfungsi kognitif.
 Penggunan dan Penggunasalahan Obat.
Kerumitan yang ditemui dalam upaya pemberian obat secara mandiri
dapat menimbulkan berbagai penggunasalahan, seperti mengonsumsi obat
terlalu banyak atau terlalu sedikit, mengonsumsi obat bersama alkohol,
mengonsumsi obat resep bersama obat bebas, atau mengonsumsi obat milik
orang lain.
 Alkoholisme.
Pengaruh buruk alkohol yang dikonsumsi selama bertahun-tahun antara
lain menyebabkan kerusakan progresif pada hati dan ginjal, merusak lambung
dan organ lain terkait, serta memperlambat response mental yang kerap
menyebabkan kecelakaan dan kematian.

 Demensia.
Demensia mengakibatkan hilangnya sifat kognitif secara progresif. Kondisi
ini dikarakteristikkan dengan perubahan memori, penilaian, bahasa,
penghilangan matematik, penalaran abstrak, dan kemampuan menyelesaikan
masalah serta oleh perilaku impulsive, stupr, letargi, dan disorientasi (wold,
1999,hlm 252-253)
 Penganiayaan lansia.
Angka penganiayaan lansia tidak diketahui akibat insiden dan kasus
yang banyak dilaporkan. Seiring meningkatnya lansia, penganiayaan
lansia juga mungkin lebih besar. Penganiayaan lansia juga mungkin lebih
besar. Korban yang paling sering adalah perempuan, terutama diatas usia
75 tahun yang menyebabkan gangguan fisik dan mental.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai