SGD 09
STEP 1
Aging process :
a process of gradually degenaration of tissues function to reapir themselves or
retaining their normal function so the tissue couldn’t survive from infection and
repair the tissue damage
STEP 2
1. What is the aging process and explain the theory of aging !
2. What are the signs of aging process? (perubahan fisik)
3. Jelaskan tanda aging process hubungannya dengan faktor hormonal!
4. Why her skin looks more saggy/slacker, especially around the eyes?
5. What are diseases that related to aging process?
6. Why the patient suffers from blurred vision, hearing loss, easy to fall, especially
from standing?
7. Why the patient hasn’t got her period since 5 years ago?
8. What are the factors related to aging process?
9. How is the classification of aging?
10. How to prevent aging process?
11. Bagaimana Lifestyle education pada manula? (polifarmaka)
12. Bagaimana assessment geriatri?
13. Jelaskan aspek biomolekuler aging!
14. Jelaskan perbedaan aging dan senencesce!
15. Jelaskan perbedaan normal aging dan successful aging!
16. Jelaskan apa saja yang termasuk accelarated aging!
STEP 3
1. What is the aging process and explain the theory of aging !
Tanda mental :
- Mudah lupa, penyimpanan memori tidak kuat
- Perubahan psikososial. Dikarenakan sistem endokrin yang sudah tidak berfungsi
dengan optimal sehingga mudah stress
tanda spiritual :
3. Why her skin looks more saggy/slacker, especially around the eyes?
Proses degenerasi menyebabkan kelainan pada proses keratinisasi dan perubhan
ukuran dan bentuk sel sl epidermis. Stratum korneum jadi mudah lepas. Sel sel yang
lepas cenderung akan melekat satu dengan yang lain pada permukaan kulit karena
berkurangnya lemak di permukaan kulit sehingga terlihat kendor atau
menggelantung.
5. Why the patient suffers from blurred vision, hearing loss, easy to fall, especially
from standing?
Hearing loss : gendang telinga menebal, suara yang masuk kurang jelas
Keseimbangan : rambut rambut sirkularis di telinga dan cairan menurun easy to
fall
Gampang jatuh juga dikarenakan kekuatan massa otot dan strengthnya turun
disabilitas pada manula
Serabut lensa bertambah padat dan elasitisitas berkurang serta m.siliaris untuk
akomodasi mata mengalami atrofi sehingga mengurangi amplitudo akomodasi mata
Pada manula terjadi peningkatan postural sway
6. Why the patient hasn’t got her period since 5 years ago?
Teori neuroendrokin hormon estrogen menurun pemecahan folikel terganggu,
tidak bisa ovulasi tidak menstruasi
Pencegahan :
- Ada penelitian orang yang senggama 2 kali seminggu, 1 bulan sekali, dan lebih
dari 1 bulan, maka lebih awet muda yang 2 kali seminggu
- Saat klimaks disekresi lah dopamin, dopamin menyebabkan otot otot relaksasi,
pasokan darah oksigen menjadi lebih hemat dan membuat lebih awet muda
CONCEPT MAPPING
AGING
pencegahan
STEP 7
1. What is the aging process and explain the theory of aging !
Istilah aging yang hanya menunjukkan efek waktu, dianggap tidak mewakili apa yang terjadi
pada proses menua. Sebab berbagai proses yang terjadi seiring waktu,seperti
perkembangan (development),sapat disebut sebagai aging. Aging merupakan proses yg
terus berlangsung (continuum), yang dimulai dengan perkembangan (development) yaitu
proses generatif seiring waktu yang dibutuhkan untuk kehidupan, dan dilanjutkan dengan
senescence yaitu proses degeneratif yang inkompatibel dengan kehidupan. Istilah
senescence digunakan untuk menggambarkan turunnya fungsi efisien suatu organisme
sejalan dengan penuaan dan meningkatnya kemungkinan kematian.
Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi elektron yang tidak berpasangan. radikal
bebas terbentuk sebagai hasil sampingan berbagai proses seluler atau metabolisme normal
yang melibatkan oksigen. karena elektron tidak berpasangan, secara kimiawi radikal bebas
akan mencari pasangan elektron lain dengan bereaksi dengan substansi lain terutama
dengan protein dan lemak tidak jenuh. melalui proses oksidasi, radikal bebas yang dihasilkan
selama fosforilasi oksidatif dapat menghasilkan berbagai modifikasi makromolekul.Example:
Membran sel mengandung sejumlah lemak ,ia dapat bereaksi dengan radikal bebas sehingga
sel mengalami perubahan (mitokondria & lisosim juga diselimuti membrane yg mengandung
lemak)
Radikal bebas dapat bereaksi dengan DNA ,menyebabkan mutasi kromosom karenanya
merusak fungsi sel dengan membrane sel atau kromosom sel.
Teori Glikosilasi,
yang menyatakan bahwa proses glikosilasi nonenzimatik yang menghasilkan pertautan
glukosa-protein yang disebut sebagai AGEs(advanced glycation end products).AGEs
berakumulasi diberbagai jaringan, termasuk kolagen, hemoglobin, lensa mata. karena
muatan kolagennya tinggi, jaringan ikat menjadi kurang elastis dan mengkaku. Kondisi
tersebut dapat mempengaruhi elastisitas dinding pembuluh darah. AGEs diduga juga
berinteraksi dengan DNA dan karenanya mungkin mengganggu kemampuan sel untuk
memperbaiki perubahan pada DNA.
dikemukakan oleh Hart dan Setlow. mereka menunjukkan bahwa adanya perbedaan pola
laju repair kerusakan DNA yang diinduksi sinar ultraviolet pada berbagai fibroblas yang
dikultur. Fibroblas pada spesies yang mempunyai umur maksimum terpanjang manunjukkan
laju DNA repair terbesar dan korelasi ini dapat ditunjukkan pada belbagai mamalia dan
primata.
Sumber:Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid III.Edisi IV.FKU
Sec teoritis dpt dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya utk beberapa waktu dg
pengaruh2 dr luar berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dg obat2 / tindakan
tertentu.
Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen/antibodi yang luas mengenai jaringan-jaringan
beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak
jaringan.
Salah satu bukti yg ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacam-
macam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987).
Dipihak lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada
proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker
leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan terjadinya kanker meningkat sesuai
dengan meningkatnya umur (Suhana, 1994).
Modulasi imunologik untuk mengantisipasi hal ini dapat dikerjakan, yaitu dengan antara lain
:
- limfokin
- interferon dsb.
Semua sel somatik akan mengalami proses menua, kecuali sel seks dan sel yang mengalami
mutasi menjadi kanker. Sel-sel jaringan binatang dewasa juga dapat membagi diri dan
memperbaharui diri, kecuali sel neuron, miokardium dan sel ovarium (Constantinides, 1994).
Modifikasi cara hidup yang kurang bergerak menjadi lebih banyak bergerak mungkin juga
dapat meningkatkan umur panjang. Hal ini menyerupai hewan yang hidup dialam bebas yang
banyak bergerak dibanding dengan hewan laboratorium yang kurang bergerak dan banyak
makan. Hewan dialam bebas lebih panjang umurnya daripada hewan laboratorium (Suhana,
1994).
Tubuh sendiri sebenarnya mempunyai kemampuan utk menangkal RB, dalam bentuk enzim
seperti :
- superoxide dismutase (SOD), yg berunsur Zn, Cu, dan jg Mn. Enzim ini dpt merubah
superoksida mjd 2O2.
- Enzim katalase yg berunsur Fe dlm bentuk haem, dpt menguraikan hydrogen
peroksida mjd air dan oksigen.
- Enzim glutation peroksidase, berunsur selenium (Se), jg menguraikan hydrogen
peroksida mjd air.
Selain itu RB jg dpt dinetralkan menggunakan senyawa non enzimatik, seperti : vit C,
provitamin A, vit E. walaupun sdh ada system penangkal, namun sbgan RB tetap lolos,
bahkan makin lanjut usia makin banyak RB terbentuk shg proses pengrusakan terus terjd,
kerusakan organel sel makin lama makin banyak dan akhirnya sel mati (Oen, 1993).
Sumber:Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut),Edisi 4,FKUI.
Fisiologi
Seiring bertambahnya usia jumlah cadangan fisiologis untuk menghadapi berbagai perubahan
(challenge) berkurang.Tiap challenge terhadap homeostasis merupakan pergerakan menjauhi
keadaan dasar(baseline) dan makin besar challenge yang terjadi maka semakin besar cadangan
fisiologis yang diperlukan untuk kembali ke homeostatis.Disisi lain dengan makin berkurangnya
cadangan fisiologis ,maka seorang usia lanjut lebih mudah untuk mencapai suatu ambang (yg disebut
sbg precipice) yg dapat berupa keadaan sakit atau kematian akibat challenge tersebut.
Sumber:Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid III.Edisi IV.FKUI
Penerapan konsep homeostenosis ini tergambar pada system scoring (acute physiology and cronic
health evaluation) APACHE, suatu skala penilaian beratnya penyakit. Penilaian perubahan fisiologis
akut yang terjadi dinyatakan dengan besarnya deviasi dari nilai homeostasis pada 12 variabe, anatara
lain tanda vital, oksigenasi, ph, elektrolit, hematokrit, hitung leukosit, dan kreatinin. Seorang normal
pada keadaan homeostasis mempunyai nilai nol. Semakin besar nilai penyimpangan dari homeostasis
skorenya semakin besar. Pada awal penerapannya, scoring APACHE ini tidak memasukan variable usia
sebagai salah satu faktor penilaian. Amun ketika diterapan pada pasien-pasien yang dirawat karena
kondisi akut terdapatperbedaan nilai yang bermakna antara kelompok usia muda dan kelompok usia
tua pada satu kondisi penyakit yang sama. Skore APACHE pada kelompo usia tua cenderung lebih
rendah. Terlihat bahwa penyimpangan yangh lebih kecil dari keadaan homeostasis, seorang usia tua
lebih rentan untuk menjadi sakit atau meninggal dibandingkan orang muda. Oleh karena itu,
penggagas system sporing APACHE kemudian memasukan variable usia sebagai nilai bonus pada
sporing itu, sehingga skor total untuk satu keadaan sakit tidak berbada antara usia muda dan usia tua.
Seorang usia lanjut tidak hanya memiliki cadangan fisiologis yang makin berkurang, namun mereka
juga memakai atau menggunakan cadangan fisiologis itu hanay untuk mempertahankan homeostasis.
Akibatnya akan smeakin sedikit cadangan yang tersedia untuk menghadapi challenge
Proses menua
Organisme
Penyakit terkait
Proses menua pd
Proses menua usia
makromolekul
pd sel
Kardiovaskular
Protein Kanker
Hilangnya DNA-RNA
sel Demensia
Lipid Parkinson
Penurunan
fungsi infeksi
Keterangan
dari gambar di atas terlihat bahwa beberapa perubahan fisiologis mempengaruhi proses menua.
Contoh: sirkulasi darah menurun sejalan dengan usia karena perubahan pd jantung dan pembuluh
darah, yang tentu saja dipengaruhi oleh proses aterosklorosis. Organ tubuh akan menerima darah
lebih sedikit, dan akibatnya sel2 dalam organ menerima lebih sedikit oksigen dan nutrisi, yang
selanjutnya akan berdampak buruk pd status fungsional.
IPD jilid 2 edisi 3,2001
a. Satu proses yang telah ditentukan secara genetic pada tiap spesies .
b. Adanya mutasi somatik yang beruntun secara berantai hingga pada suatu waktu kesalahan2
yg terjd dpt meledak sbg katastrop. Tersangkut kesalahan pd proses transkripsi dan translasi
(pembentukan RNA dan protein)
c. Adanya kerusakan system imun tubuh sbg proses hetero-imunitas maupun auto-imunitas.
d. Adanya kerusakan sel , jaringan dan organ tubuh akibat radikal bebas yg dpt terbentuk dlm
badan sendiri. Hal ini dpt ditangkal oleh tubuh mll enzim : superoksida dismutase, katalase,
glutation peroksida, dsb. Dan zat penangkal lain seperti : vit.c, vit.e, beta-karoten, dsb.
e. Peristiwa menua akibat metabolisme badan sendiri, krn kalori berlebihan / kurang aktifitas,
dsb.
(BUKU AJAR GERIATRI, R. BOEDHI-DARMOJO, FK UI)
A. Perubahan-perubahan Fisik
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya.
2. Sistem Persarafan.
a. Berat otak menurun 10-20%. (Setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam setiap
harinya).
3. Sistem Pendengaran.
a. Presbiakusis ( gangguan dalam pendengaran ). Hilangnya kemampuan pendengaran pada
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nadanada yang tinggi, suara yang tidak
jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
4. Sistem Penglihatan.
a. Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
d. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat
dan susah melihat dalam cahaya gelap.
5. Sistem Kardiovaskuler.
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
pusing mendadak.
b. Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas akibatnya aktivitas
otot menurun.
7. Sistem Respirasi
a. Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
f. Kemampuan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
8. Sistem Gastrointestinal.
a. Kehilangan gigi akibat Periodontal disease, kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
b. Indera pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf pengecapm di lidah terhadap rasa
manis, asin, asam, dan pahit.
c. Eosephagus melebar.
9. Sistem Reproduksi.
a. Menciutnya ovari dan uterus.
b. Atrofi payudara.
c. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun adanya penurunan
secara berangsur-angsur.
d. Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia asal kondisi kesehatan baik.
c. Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil meningkat dan
terkadang menyebabkan retensi urin pada pria.
b. Menurunnya aktivitas tyroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate), dan menurunnya
daya pertukaran zat.
b. Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinisasi, serta perubahan
ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis.
g. Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang bercahaya.
b. Kifosis
f. Atrofi serabut otot ( otot-otot serabut mengecil ).Otot-otot serabut mengecil sehingga
seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor.
B. Perubahan-perubahan Mental.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental.
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (Hereditas)
e. Lingkungan
Kenangan (Memory).
IQ (Inteligentia Quantion).
waktu.
C. Perubahan-perubahan Psikososial.
2) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap
dengan segala fasilitasnya).
4)Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.
e. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan.
f. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
dan family.
D. Perkembangan Spritual.
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow,1970)
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam
SUMBER : PROSES MENUA (AGING PROSES), oleh ISMAYADI, Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
5. Why the patient suffers from blurred vision, hearing loss, easy to fall, especially
from standing?
6. Why the patient hasn’t got her period since 5 years ago?
Menopause merupakan suatu gejala dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan berhentinya
siklus menstruasi. Menopause adalah fase alami dalam kehidupan setiap wanita yang menandai berakhirnya
masa subur. Menopause seperti halnya menarche dan kehamilan dianggap sebagai peristiwa yang sangat
berarti bagi kehidupan wanita. Menarche pada remaja wanita, menunjukkan mulai diproduksinya hormon
estrogen, sedang menopause terjadi karena ovarium tidak menghasilkan atau tidak memproduksi hormon
estrogen.
Sejalan dengan proses ketuaan yang pasti dialami setiap orang, terjadi pula kemunduran fungsi
organ-organ tubuh termasuk salah satu organ reproduksi wanita, yaitu ovarium. Terganggunya fungsi ovarium
menyebabkan berkurangnya produksi hormon estrogen, dan ini akan menimbulkan beberapa penurunan atau
gangguan pada aspek fisik-biologis – seksual. Pada sebagian wanita, munculnya gejala atau gangguan fisik
sebagai akibat dari berhentinya produksi hormon estrogen, juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis,
dan sosialnya.
Penurunan kadar estrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur, dan ini dapat
dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada tiga periode menopause, yaitu:
1. Klimakterium, yaitu merupakan masa peralihaan anatara masa reproduksi dan masa
senium. Biasanya periode ini disebut jga dengan pramenopause.
2. Menopause, adalah saat haid terakhir, dan bila sesudah manopause disebut pasca
menopause.
3. Senium, adalah periode sesudah pasca menopause, yaitu ketika individu telah mampu
menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik
o Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Bagian dari klimakterium
sebelum menopause disebut pramenopause dan bagian sesudah menopause disebut pasca
menopause.
o Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenore sekurang2nya 1 tahun
o Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan
yang berkurang.
o Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, pola
kehidupan. 50% wanita indonesia telah mengalami menopause pada umur 48 tahun.
o Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul (sebaliknya) sehingga masa
reproduksi lebih panjang
o Klasifikasi :
Menopause prematur :
Terjadi sebelum 40 tahun (Umumnya batas terendah 44 tahun).
Menopause terlambat :
Terjadi pada saat umur > 52 tahun (batas terjadinya menopause umumnya umur 52
tahun)
o Penurunan produksi estrogen dan kenaikan hormon gonadotropin. Tinggi kadar hormon
gonadotropin disebabkan oleh berkurangnya produksi estrogen, sehingga natve feedback
terhadap produksi gonadotropin berkurang.
(Ilmu Kandungan)
Saat ini berlaku UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang
berbunyi sebagai berikut: lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun
keatas.
SUMBER : PROSES MENUA (AGING PROSES), oleh ISMAYADI, Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Definisi lansia menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut WHO, 2007 lansia mempunyai
batasan usia, seperti berikut (Robby,2007; Dwita, 2009):
Menurut Nugroho ( 1998 ) beberapa pendapat tentang batasan umur lanjut usia yaitu :
Klasifikasi lanjut usia meliputi : usia pertengahan yakni : kelompok usia 45 – 59 tahun.
Lanjut usia ( Elderly ) yakni antara usia 60 – 74 tahun. Usia lanjut tua (old) yaitu antra 75-
90 tahun, dan usia sangat tua (very old) yaitu usia diatas 90 tahun.
Pengelompokan lanjut usia adalah sebagai berikut : usia dewasa muda (elderly adulth)
antara usia 18 atau 20-25 tahun. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas
antara usia 25-60 atau 65 tahun. Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 66 atau 70 tahun.
Terbagi untuk usia 70-75 tahun ( young old) 75-80 tahun (old), dan lebih dari 80 tahun
(very old).
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa diet adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan
seseorang. Dengan tambahnya usia seseorang, kecepatan metabolisme tubuh cenderung turun, oleh
karena itu, kebutuhan gizi bagi para lanjut usia, perlu dipenuhi secara adekuat. Kebutuhan kalori pada
lanjut usia berkurang, hal ini disebabkan karena berkurangnya kalori dasar dari kegiatan fisik. Kalori dasar
adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk
jantung, usus, pernafasan, ginjal, dan sebagainya. Jadi kebutuhan kalori bagi lansia harus disesuaikan
dengan kebutuhannya.
• Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat arang yang bersumber dari hidrat arang
komplex (sayur – sayuranan, kacang- kacangan, biji – bijian).
• Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan
beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap.
• Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non fat, yoghurt, ikan.
• Makanan yang mengandung zat besi dalam jumlah besar, seperti kacang – kacangan, hati, bayam, atau
sayuran hijau.
• Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan – bahan yang segar dan mudah dicerna.
2. Minum air putih 1.5 – 2 liter Manusia perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah
melakukan aktivitasnya, dan minimal kita minum air putih 1,5 – 2 liter per hari.
Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu menjalankan fungsi tubuh, mencegah
timbulnya berbagai penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal dan lain-lain. Air juga
sebagai pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila tubuh kekurangan cairan, maka fungsi, daya
tahan dan kelenturan tulang juga berkurang, terutama tulang kaki, tangan dan lengan. Padahal tulang
adalah penopang utama bagi tubuh untuk melakukan aktivitas. Manfaat lain dari minum air putih adalah
mencegah sembelit. Untuk mengolah makanan di dalam tubuh usus sangat membutuhkan air. Tentu saja
tanpa air yang cukup kerja usus tidak dapat maksimal, dan muncullah sembelit.
Dan air mineral atau air putih lebih baik daripada kopi, teh kental, soft drink, minuman beralkohol, es
maupun sirup. Bahkan minuman-minuman tersebut tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari
terutama bagi para lansia yang mempunyai penyakit-penyakit tertentu seperti DM, darah tinggi, obesitas
dan sebagainya.
Usia bertambah, tingkat kesegaran jasmani akan turun. Penurunan kemampuan akan semakin terlihat
setelah umur 40 tahun, sehingga saat lansia kemampuan akan turun antara 30 – 50%. Oleh karena itu, bila usia
lanjut ingin berolahraga harus memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dengan kemungkinan adanya
penyakit. Olah raga usia lanjut perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang,
waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif atau bertanding.
Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengan batasan diatas yaitu, jalan kaki, dengan segala bentuk
permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki bukit, senam dengan faktor
kesulitan kecil dan olah raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan otot manusia lanjut
dapat menghambat laju perubahan degeneratif.
Sepertiga dari waktu dalam kehidupan manusia adalah untuk tidur. Diyakini bahwa tidur sangat
penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses penyembuhan penyakit, karena tidur bermanfaat untuk
menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan mempercepat proses penyembuhan penyakit juga
pada saat tidur tubuh mereparasi bagian-bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan merasa
segar dan sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan.
5. Menjaga kebersihan
Yang dimaksud dengan menjaga kebersihan disini bukan hanya kebersihan tubuh saja, melainkan juga
kebersihan lingkungan, ruangan dan juga pakaian dimana orang tersebut tinggal. Yang termasuk
kebersihan tubuh adalah: mandi minimal 2 kali sehari, mencuci tangan sebelum makan atau sesudah
mengerjakan sesuatu dengan tangan, membersihkan atau keramas minimal 1 kali seminggu, sikat gigi
setiap kali selesai makan, membersihkan kuku dan lubang-lubang ( telinga, hidung, pusar, anus, vagina,
penis ), memakai alas kaki jika keluar rumah dan pakailah pakaian yang bersih.
Kebersihan lingkungan, dihalaman rumah, jauh dari sampah dan genangan air. Di dalam ruangan atau
rumah, bersihkan dari debu dan kotoran setiap hari, tutupi makanan di meja makan. Pakaian, sprei,
gorden, karpet, seisi rumah, termasuk kamar mandi dan WC harus dibersihkan secara periodik.
Namun perlu diingat dan disadari bahwa kondisi fisik perlu medapat bantuan dari orang lain, tetapi
bila lansia tersebut masih mampu diusahakan untuk mandiri dan hanya diberi pengarahan.
Pada lansia akan terjadi berbagai macam kemunduran organ tubuh, sehingga metabolisme di dalam
tubuh menurun. Hal tersebut menyebabkan pemenuhan kebutuhan sebagian zat gizi pada sebagian besar
lansia tidak terpenuhi secara adekuat. Oleh karena itu jika diperlukan, lansia dianjurkan untuk
mengkonsumsi suplemen gizi. Tapi perlu diingat dan diperhatikan pemberian suplemen gizi tersebut harus
dikonsultasikan dan mendapat izin dari petugas kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci keberhasilan dari upaya
pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak sedang sakit lansia perlu memeriksakan kesehatannya
secara berkala, karena dengan pemeriksaan berkala penyakit-penyakit dapat diketahui lebih dini sehingga
pengobatanya lebih mudan dan cepat dan jika ada faktor yang beresiko menyebabkan penyakit dapat di
cegah. Ikutilan petunjuk dan saran dokter ataupun petugas kesehatan, mudah-mudahan dapat mencapai
umur yang panjang dan tetap sehat.
Untuk mencapai hidup sehat bukan hanya kesehatan fisik saja yang harus diperhatikan, tetapi juga
mental dan bathin. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga agar mental dan bathin tenang dan
seimbang adalah:
• Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan
menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan wajahpun menjadi
nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma,
darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.
• Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara alami. Penampilan
kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup
dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk
mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. Tertawa dan
senyum murah tidak perlu membayar tapi dapat menadikan hidup ceria, bahagia, dan sehat.
9. Rekresi Untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka dilakukan rekreasi.
Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi dan kemampuan. Rekreasi dapat dilakukan di
pantai dekat rumah, taman dekat rumah atau halaman rumah jika mempunyai halaman yang luas
bersama keluarga dan anak cucu, duduk bersantai di alam terbuka. Rekreasi dapat menyegarkan otak,
pikiran dan melemaskan otot yang telah lelah karena aktivitas sehari-hari.
Pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan
hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan
keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong
seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama
menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi.
Seperti yang telah terjadi, gaya hidup pada zaman modern ini telah mendorong orang mengubah gaya
hidupnya seperti makan makanan siap saji, makanan kalengan, sambal botolan, minuman kaleng, buah
dan sayur awetan, jarang bergerak karena segala sesuatu atau pekerjaan dapat lebih mudah dikerjakan
dengan adanya teknologi yang modern seperti mencuci dengan mesin cuci, menyapu lantai dengan mesin
penyedot debu, bepergian dengan kendaran walaupun jaraknya dekat dan bisa dilakukan dengan jalan
kaki. Gaya hidup seperti itu tidak baik untuk tubuh dan kesehatan karena tubuh kita menjadi manja,
karena kurang bergerak, tubuh jadi rusak karena makanan yang tidak sehat sehingga tubuh menjadi
lembek dan rentan penyakit.
Oleh karena itu salah satu upaya untuk hidup sehat adalah back to nature atau kembali lebih
dekat dengan alam. Kita tidak harus menjauhi tekhnologi tetapi paling tidak kita harus
menghindari bahan makanan kalengan, minuman kalengan, makanan yang diawetkan,
makanan siap saji dan harus lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
yang segar dan juga minum air putih.
Untuk menciptakan hidup yang sehat segala sesuatu yang kita lakukan tidak boleh berlebihan karena
hal tersebut bukannya menjadikan lebih baik tetapi sebaliknya akan memperburuk keadaan. Jadi
lakukanlah atau kerjakanlah sesuatu hal itu sesuai dengan kebutuhan.
Habits
- Exercise regularly: getting the body moving.
- Foods that do not contain fat (especially animal) and multiply the fruits and vegetables.
- Avoid stress by thinking positive
- Rest enough
1. sufficient and healthy food (healthy food)
2. clothing and completeness (cloth and common accessories)
3. housing / residence / shelter (homes, place to stay)
4. care and supervision of health (health care & facilities)
5. practical assistance a day - day / legal assistance (technical, judicial ass)
6. public transportation for the elderly (facilities for public transportation)
7. visit / talk to / information (visits, companies, information)
8. leisure and other wholesome entertainment (recreational activities, picnic)
9. feeling safe and secure (safety feeeling)
10. help alat2 five senses (glasses, hearing aids)
Background: Telomere length and mitochondrial DNA (mtDNA) content are markers of
aging and aging-related diseases. There is inconclusive evidence concerning the mechanistic
effects of airborne particulate matter (PM) exposure on biomolecular markers of ageing
Objective: The present study examines the association between short- and long-term PM
exposure with telomere length and mtDNA content in elderly and investigates to what extend
this association is mediated by expression of genes playing a role in the telomere-
mitochondrial axis of aging.
Methods: Among 166 non-smoking elderly, we used qPCR to measure telomere length and
mtDNA content in leukocytes, and RNA from whole blood to measure expression of SIRT1,
TP53, PPARGC1A, PPARGC1B, NRF1 and NFE2L. Associations between PM exposure and
markers of aging were estimated using multivariable linear regression models adjusted for
gender, age, BMI, socio-economic status, statin use, past smoking status, white blood cell
count and percentage of neutrophils. Mediation analysis was performed to explore the role of
age-related markers between the association of PM exposure and outcome. Annual PM2.5
exposure was calculated for each participant’s home address using a high resolution spatial-
temporal interpolation model.
Conclusions: Our findings suggest that the estimated effects of PM2.5 exposure on the
telomere-mitochondrial axis of aging may play an important role in chronic health effects of
PM2.5.
Certain disorders have the some of the same effects as aging. Scientists study what happens
in these disorders to try to learn what causes aging. For example, they identify the genes that
are defective in these disorders and compare them with the same genes in older people.
Progeroid Syndromes
Progeroid syndromes are rare disorders that cause premature aging and shorten life
expectancy.
In progeroid syndromes, the aging process is greatly accelerated. Affected children develop
all of the external signs of old age, including baldness, hunched posture, and dry, inelastic,
and wrinkled skin. However, in contrast to normal aging, the ovaries or testes are inactive,
resulting in sterility. Females have no menstrual periods. Affected children are unusually
short. Thus, progeroid syndromes are not an exact model of accelerated aging.
This syndrome begins in early childhood. It is caused by a genetic abnormality but is usually
not inherited. That is, the genetic abnormality (mutation) occurs on its own. It causes inelastic
and wrinkled skin, baldness, and other problems usually associated with aging (such as
disorders of the heart, kidneys, and lungs and osteoporosis). The body does not grow
normally and thus appears too small for the head. Most children die in their teens. The cause
is usually a heart attack or stroke. The mutation that causes this disorder has been identified,
and a clinical trial of an inhibitor of the faulty gene has had encouraging results.
Werner syndrome
This hereditary syndrome begins in adolescence or early adult life. It causes inelastic and
wrinkled skin, baldness, and problems associated with aging, including atherosclerosis,
cataracts, diabetes, osteoporosis, cataracts, muscle wasting, and cancer (including some types
that are rare in other people).
Down Syndrome
Down syndrome is much more common than progeroid syndromes (see Down Syndrome
(Trisomy 21; Trisomy G)). It also causes problems typical of old age in younger adults:
Glucose intolerance
Blood vessel disorders
Cancer
Hair loss
Degenerative bone disease
Premature death
In contrast to progeroid syndromes, Down syndrome greatly impairs the central nervous
system. It usually causes intellectual disability and, later in life, symptoms of Alzheimer
disease (see Alzheimer Disease : Symptoms). Also, brain tissue, obtained during an autopsy
and examined under a microscope, has the same type of degeneration that is seen in people
with Alzheimer disease.
http://www.msdmanuals.com/home/older-people%E2%80%99s-health-issues/the-aging-
body/disorders-of-accelerated-aging