Sosial
Kognitif
emosi
Biologis Kepribadian
Lansia
PROSES BIOLOGIS DAN PERKEMBANGAN FISIK
PADA LANSIA
Longevi ●
●
Life expectancy
Biological theories of aging
Physical ●
Sensory development
●
Circulatory system
Appearance ●
Sexuality
●
Health problems
and Movement
Longevity
• Harapan hidup (life expectancy) merujuk pada angka
kemungkinan usia rata-rata harapan hidup seseorang yang
dilahirkan pada tahun tertentu.
– Pendengaran
• Menurunnya fungsi penglihatan dan pendengaran lebih banyak terjadi
pada individu usia 75 tahun ke atas daripada individu 65-74 tahun.
• Alat yang meminimalisir permasalahan pendengaran lansia: alat bantu
pendengaran dan cochlear implants.
The Course of Physical Development
in Late Adulthood
• Perkembangan Sensori
– Penciuman dan Perasa
• Kemampuan indera penciuman dan perasa pada lansia
mulai menurun, biasanya dimulai pada usia sekitar 60
tahun.
• Health Treatment
– Salah satu healt treatment bagi lansia yaitu dengan pelayanan
nursing home yang membantu untuk memberikan kontrol terhadap
lansia untuk mengubah perilaku dan meningkatkan kesehatan lansia
TEORI PADA LANSIA
• BIOLOGICAL THEORY OF AGING
1. Genetic-Programming Theories
2. Variable-Rate Theories
Genetic-Programming Theories
Vision
Hearing
cataract glucoma
Hearing
Prebycusis
Conductive
deafness
Sensory neural
deafness
Taste and smell
Taste Smell Perabaan
• Ada penurunan • Mengalami • Kepekaan
seiring dengan penurunan menurun
bertambahnya dalam • Terutama pada
usia, pembauan kaki
• Berpengaruh • Menjadi tidak
pada selera dan peka terhadap
kebutuhan gizi bau (terutama
(rasa pahit, perokok)
asin, manis,
dan asam)
Sexuality and Aging
• Manifestasi seksual dapat dilakukan secara fisik,
rohani, maupun seksual.
Fluid Intelligence
• Kapasitas untuk memproses informasi baru yang
hampir tidak membutuhkan/dipengaruhi oleh
pengetahuan sebelumnya (bukan hasil belajar)
Crystallized Intelligence
• Kemampuan untuk menerapkan informasi dan
pengalaman yang telah dipelajari. Hal ini berkaitan
dengan pendidikan dan latar belakang budaya.
Pada Masa Lansia
Fluid Intelligence
• Mulai menurun pada masa dewasa
• Karena ada perubahan pada otak (biological
influences)
Crystallized Intelligence
• Meningkat pada masa tengah baya
• Lebih dipengaruhi oleh faktor kultural
Perubahan Kognitif pada Lansia
1. Belajar
2. Berpikir dalam memberikan argumentasi
3. Kreativitas
4. Ingatan
5. Mengingat kembali
6. Mengenang
7. Perbendaharaan kata
8. Kekerasan mental
WISDOM
Erikson
• Menurut Erikson (1985), wisdom adalah “kebajikan” hasil
resolusi yang sukses dari konflik kedelapan pada tahapan
perkembangan kepribadian, yaitu integrity vs despair.
• Jika wisdom kerap dikaitkan dengan usia, mungkin itu karena perenungan
dan perkembangan spiritual lebih mungkin muncul di usia tua.
Intervensi pada Lansia
• Masalah lanjut usia (lansia) perlu mendapatkan perhatian karena
jumlahnya yang terus bertambah setiap tahun.
• Data BPS menunjukkan bahwa jumlah lansia terus meningkat dari 5,3
jiwa (1971), meningkat menjadi 14,4 juta (2000) dan diperkirakan pada
tahun 2020 mencapai 28,8 juta jiwa.
• “Continuity theory”
berdasar asumsi bahwa identity adalah fungsi hubungan &
interaksi dg orang lain.
Pendekatan Sosial Budaya
• “activity theory” orang yg masa mudanya sangat aktif akan
terus memelihara keaktifannya setelah dia tua. “sense of
integrity” dibangun semasa muda & tetap terpelihara sampai
tua.
• Terapi berasal dari bahasa Inggris yang asal katanya ialah "therapy yang
berarti terapi, pengobatan." Sedangkan menurut bahasa Arab terapi
sepadan dengan kata "Syafa- Yasyfi- Syifaan, yang berarti pengobatan,
mengobati, menyembuhkan.“
• Tujuan
a. Mengisi waktu luang bagi lansia
b. Meningkatkan kesehatan lansia
c. Meningkatkan produktifitas lansia
d.Meningkatkan interaksi sosial antar lansia
d. Terapi Musik
• Bertujuan untuk mengibur para lansia seningga meningkatkan
gairah hidup dan dapat mengenang masa lalu. Misalnya : lagu-
lagu kroncong, musik dengan gamelan
Macam Terapi Pada Lansia
e. Terapi Berkebun
• Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan waktu
luang. Misalnya : penanaman kangkung, bayam, lombok, dll
g. Terapi Okupasi
• Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas
dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan.
Misalnya : membuat kipas, membuat keset, membuat sulak dari tali rafia,
membuat bunga dari bahan yang mudah di dapat (pelepah pisang, sedotan,
botol bekas, biji-bijian, dll), menjahit dari kain, merajut dari benang, kerja bakti
(merapikan kamar, lemari, membersihkan lingkungan sekitar, menjemur kasur,
dll)
Macam Terapi Pada Lansia
h. Terapi Kognitif
• Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti menggadakan cerdas
cermat, mengisi TTS, tebak-tebakan, puzzle, dll
i. Life Review Terapi
• Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan
menceritakan pengalaman hidupnya. Misalnya : bercerita di masa mudanya
j. Rekreasi
• Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa
bosan, dan melihat pemandangan. Misalnya : mengikuti senam lansia,
posyandu lansia, bersepeda, rekreasi ke kebun raya bersama keluarga,
mengunjungi saudara, dll.
k. Terapi Keagamaan
• Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan
meningkatkan rasa nyaman. Seperti menggadakan pengajian, kebaktian,
sholat berjama’ah, dan lain-lain.
Macam Terapi Pada Lansia
l. Terapi keluarga
• Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga
sebagai unit penanganan (treatment unit).
• Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya.
• Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan diidentifikasi dan
kontribusi dari masing-masing anggota keluarga terhadap munculnya masalah
tersebut digali,kemudian mencari solusi untuk mempertahankan keutuhan keluarga
dan meningkatkan atau mengembalikan fungsi keluarga seperti yang seharusnya.
• Proses terapi keluarga meliputi tiga tahapan yaitu
1. fase pertama terapis dan klien mengembangkan hubungan saling percaya, isu-isu
keluarga diidentifikasi, dan tujuan terapi ditetapkan bersama.
2. fase kedua atau fase kerja adalah keluarga dengan dibantu oleh perawat
sebagai terapis berusaha mengubah pola interaksi di antara anggota keluarga,
meningkatkan kompetensi masing-masing individual anggota keluarga, eksplorasi
batasan-batasan dalam keluarga, peraturan-peraturan yang selama ini ada.
3. fase terminasi di mana keluarga akan melihat lagi proses yang selama ini dijalani
untuk mencapai tujuan terapi, dan cara-cara mengatasi isu yang timbul.
Macam Terapi Pada Lansia
m. Farmakoterapi
Pada lansia terjadi penurunan proses farmakokinetik dan farmakodinamik,
yaitu :
• Dengan pemberian dosis yang lazim KOP (Kadar Obat Plasma) akan lebih
tinggi oleh karena sistem eliminasi obat dalam hepar dan ginjal menurun.
• Dengan KOP yang sama dapat terjadi FOB (Fraksi Obat Bebas) lebih tinggi
dari yang lazim sebab kadar albumin pada lansia telah menurun terlebih-
lebih pada waktu sakit atau oleh karena pengangsuran tempat (Silent
Reseptor) dari ikatan albumin oleh obat lain (Polifarmasi).
• Perubahan efek farmakodinamik obat bersamaan dengan penurunan
mekanisme regulasi homeostatik dapat menyebabkan bias besar dalam
efek farmakoterapi.
• Oleh karena itu, semua pemberian obat harus dimulai dengan dosis yang
lebih kecil, misalnya ½ dosis standart dan dinaikkan perlahan-lahan dengan
pemantauan yang ketat. Dalam banyak hal diperlukan pengukuran KOP
dalam darah.
Macam Terapi Pada Lansia
n. terapi tertawa
• Bentuk terapi tertawa yang digunakan adalah
• sekelompok orang melakukan kegiatan tertawa bersama-sama, dengan
menggunakan permainan-permainan yang dapat membuat anggota tertawa
secara spontan
• sekelompok orang tidak harus berusaha untuk tertawa, namun tertawa yang
digunakan disini tertawa sejati yang lebih dalam dan lebih spontan, serta
lebih mengalir dari tubuh.
• Tertawa dapat efektif untuk membantu orang yang mengalami depresi
karena setelah tertawa seseorang mengalami perubahan suasana hati yang
awalnya gundah dan gelisah menjadi lebih nyaman, tekanan darah yang
semulanya tinggi menjadi turun hingga normal.Harapan penyusun,
penelitian ini /dapat memberikan sumbangan berharga bagi Konselor Islam
sebagai cara yang inovatif dalam membantu klien yang sedang memiliki
masalah terhadap kondisi jiwanya dan dapat memberikan pengetahuan
kepada para pembaca.
Karakteristik Penyakit Pada Lansia
• bersifat degeneratif, sehingga mengganggu metabolisme
• penyakit biasanya bersifat multiple (tidak berdiri sendiri),
saling terkait dan kronis
• sering menimbulkan kecacatan atau kematian
• seringkali disertai dengan masalah psikologis dan sosial
Program Pemberdayaan Lansia
• Tujuannya untuk memberdayakan lansia supaya mampu
menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah
kesehatannya, serta dapat menyumbangkan tenaga dan
kemampuannya untuk kepentingan keluarga dan masyarakat.
• Sasaran utamanya adalah para lanjut usia dan sasaran
antaranya adalah keluarga yang memiliki lansia, kelompok usia
pra lansia dan masyarakat (kader).
• Kegiatan yang dikembangkan, lebih menempatkan lansia
sebagai subjek, untuk mempertahankan derajat kesehatan,
meningkatkan daya ingat, meningkatkan rasa percaya diri dan
kebugaran lansia.
Program Pemberdayaan Lansia
• Program yang dikembangkan berbasis masyarakat sehingga
dapat melibatkan masyarakat dan keluarga yang memiliki
lansia dalam pengembangan program - programnya.
“disengagement theory”
proses pelepasan ikatan atau penarikan diri secara pelan tetapi pasti & teratur dari
individu atau masyarakat terhadap satu sama lain terjadi secara alamiah dan tidak
dapat dihindari. Hal tsb berlangsung sampai penarikan diri yang terakhir, yaitu
mati.