Anda di halaman 1dari 76

PSIKOPATOLOGI DAN

INTERVENSI PADA LANSIA


Aisah Indati
PERKEMBANGAN LANJUT USIA
PROSES PERUBAHAN PADA LANSIA

Sosial
Kognitif
emosi

Biologis Kepribadian

Lansia
PROSES BIOLOGIS DAN PERKEMBANGAN FISIK
PADA LANSIA

Longevi ●


Life expectancy
Biological theories of aging

ty Aging brain & immune system


Physical ●
Sensory development

Circulatory system
Appearance ●
Sexuality

Health problems
and Movement
Longevity
• Harapan hidup (life expectancy)  merujuk pada angka
kemungkinan usia rata-rata harapan hidup seseorang yang
dilahirkan pada tahun tertentu.

• Rentang masa hidup (life span)  usia maksimal seorang


individu bertahan hidup. Biasanya berkisar antara usia 120
hingga 125 tahun.

• Angka Centenarian (orang dengan usia 100 tahun atau lebih)


meningkat rata-rata 7% per tahun (Perls, 2007). Faktor
pendukung: genetics, kesehatan, coping stress yang baik.
Longevity
• Faktor penunjang usia panjang di Okinawa:
– Diet dengan memakan makanan yang sangat sehat
– Gaya hidup yang rendah stres
– Kepedulian masyarakat terhadap orang-orang
lanjut usia
– Aktivitas
– Spiritualitas
Longevity
• Young-Old (usia 65 – 84 tahun) dan Oldest Old
(85 tahun ke atas)
• Teori biologis tentang penuaan
– Teori Evolusi  seleksi alam tidak mengeliminasi
kondisi berbahaya dan karakteristik non-adaptif pada
orang tua.
– Teori Cellular Clock (oleh Leonard Hayflick)  sel-sel
tubuh manusia dapat membagi sekitar 75-80 kali,
pada usia tua, kemampuan sel untuk membagi
menjadi berkurang.
Longevity
• Teori biologis tentang penuaan
– Teori Radikal Bebas  sel-sel metabolisme normal
memproduksi molekul oksigen yang tidak stabil
yang disebut radikal bebas.
– Teori Mitokondria  penuaan dikarenakan
pembusukan mitokondria.
– Teori Hormon Stres  penuaan pada sistem
hormonal mengakibatkan menurunnya kekebalan
terhadap stres dan meningkatkan kemungkinan
terserang penyakit.
The Course of Physical Development
in Late Adulthood
• Penuaan Otak
– The Shrinking, Slowing Brain
• Rata-rata berat dan volume otak berkurang 5-10% antara usia 20 dan 90
tahun, terjadi penyusutan pada bagian-bagian otak.
• Kerja otak yang lambat menghambat kinerja lansia pada tes intelegensi
dan tugas-tugas kognitif lainnya.
– The Adapting Brain
• Otak yang mengalami penuaan memiliki kemampuan penyesuaian yang
baik. Meski terjadi penurunan fungsi otak, tetapi aktivitas-aktivitas lansia
juga berpengaruh terhadap perkembangan otaknya.
• Neurogenesis (pembentukan neuron baru) juga dapat terjadi pada
manusia dewasa, yaitu pada hippocampus yang berkaitan dengan
memori/ingatan, dan pada olfactory bulb yang berkaitan dengan indra
penciuman.
The Course of Physical Development
in Late Adulthood
• Tidur  50% orang tua mengeluhkan susah tidur.
– Orang yang kurang tidur mengalami kematian lebih awal dan penurunan
fungsi otak.
– Permasalahan tidur mempengaruhi kondisi kesehatan.

• Sistem Imun penuaan disertai dengan penurunan fungsi sistem


imun tubuh. Sistem imun dapat ditingkatkan dengan olahraga.

• Penampilan Fisik dan Pergerakan.


– Beberapa tanda penuaan diantaranya: kulit keriput dan munculnya noda
penuaan pada kulit, tubuh menjadi lebih pendek serta berat badan menurun
setelah usia 60 tahun karena kehilangan massa otot, dan pergerakan menjadi
lebih lambat.
The Course of Physical Development
in Late Adulthood
• Perkembangan Sensori
– Penglihatan
• Terkait dengan penuaan, biasanya setelah usia 75 tahun, terjadi
penurunan ketajaman mata, penglihatan warna, dan persepsi
kedalaman.
• Tiga penyakit mata yang biasa menyerang lansia: katarak, glukoma,
dan macula degeneration.

– Pendengaran
• Menurunnya fungsi penglihatan dan pendengaran lebih banyak terjadi
pada individu usia 75 tahun ke atas daripada individu 65-74 tahun.
• Alat yang meminimalisir permasalahan pendengaran lansia: alat bantu
pendengaran dan cochlear implants.
The Course of Physical Development
in Late Adulthood
• Perkembangan Sensori
– Penciuman dan Perasa
• Kemampuan indera penciuman dan perasa pada lansia
mulai menurun, biasanya dimulai pada usia sekitar 60
tahun.

– Sentuhan dan Rasa Sakit


• Sensitivitas sentuhan dan rasa sakit menurun, terkait
dengan penuaan. Menurunnya sensitivitas rasa sakit
membantu lansia untuk mengatasi penyakit serta luka.
The Course of Physical Development
in Late Adulthood
• Sistem Peredaran Darah dan Paru-paru
– Gangguan cardiovascular mulai meningkat pada lansia.
– Lansia yang mengalami tekanan darah diatas 120/80 (hipertensi) rentan
mengalami serangan jantung, stroke, atau gangguan ginjal. Konsumsi
obat, diet sehat, dan olahraga dapat mengurangi resiko dari penyakit
cardiovascular.
– Kapasitas paru-paru berkurang 40% pada usia antara 20-80 tahun. Paru-
paru mulai kehilangan elastisitas, dada menyusut, dan diafragma
melemah. Peningkatan fungsi paru-paru dapat dilakukan dengan
olahraga penguatan diafragma.

• Seksualitas  terjadi perubahan performa seksual, lebih banyak


terjadi pada pria daripada wanita.
Kesehatan
• Masalah Kesehatan  lansia mulai sering mengalami gangguan
kronis
– Penyebab kematian pada orang tua  kanker, penyakit cardiovascular.
– Artritis : radang pada sendi disertai rasa nyeri, kaku, dan kesulitan pergerakan.
– Osteoporosis : kondisi kronis yang melibatkan kehilangan jaringan tulang
(kerapuhan tulang), penyebab utama kebungkukan badan.
– Kecelakaan  misalnya jatuh atau kecelakaan lalu lintas.

• Penggunaan dan Penyalahgunaan Obat-obatan


– Lansia biasanya mulai menjalani banyak pengobatan, dan sangat berbahaya
bila pengobatan tersebut bercampur dengan konsumsi alkohol
– Lansia peminum red wine yang berkategori sedang memiliki kondisi kesehatan
yang lebih baik dan memperpanjang usia. Red wine membantu dalam
menurunkan stres dan mengurangi resiko penyakit jantung koroner pada
lansia (di Amerika Serikat)
Kesehatan
• Olahraga, Nutrisi, dan Berat Badan
– Gerontologist meningkatkan rekomendasi tambahan berupa
latihan kekuatan (strength training) pada lansia disamping
aktivitas aerobik dan streching.

– Latihan aerobik yang disarankan bagi lansia 60 tahun keatas


yaitu aktivitas aerobik yang sedang selama 30 menit, misalnya
jalan cepat atau bersepeda, 5 hari atau lebih dalam seminggu,
dan latihan kekuatan 2 hari atau lebih dalam seminggu.
Disarankan juga untuk latihan kelenturan dan keseimbangan.

– Olahraga membantu lansia untuk dapat melakukan setiap


aktivitasnya secara mandiri.
Kesehatan
• Peneliti menemukan beberapa keterkaitan antara olahraga dan
penuaan:
– Olahraga membantu memperpanjang usia
– Olahraga membantu pencegahan penyakit kronis
– Olahraga berhubungan dengan peningkatan pada treatment pada banyak
penyakit
– Olahraga meningkatkan fungsi sel tubuh lansia
– Olahraga meningkatkan fungsi sistem imun lansia
– Olahraga mengoptimalkan bentuk tubuh dan mencegah merosotnya
kemampuan motorik akibat penuaan
– Olahraga mencegah lansia dari masalah kesehatan mental dan berfungsi
efektif untuk treatment kesehatan mental
– Olahraga membantu peningkatan fungsi otak dan kognitif pada lansia.
Kesehatan
• Olahraga, Nutrisi, dan Berat Badan
– Terdapat tiga aspek nurtisi yang penting bagi lansia:
• Mendapatkan nurtisi yang memadai/nutrisi sehat  makan makanan sehat,
diet seimbang dan meminum vitamin.
• Menghindari kelebihan berat badan dan obesitas
• Pembatasan kalori  berperan dalam meningkatkan kesehatan dan
memperpanjang usia

• Health Treatment
– Salah satu healt treatment bagi lansia yaitu dengan pelayanan
nursing home yang membantu untuk memberikan kontrol terhadap
lansia untuk mengubah perilaku dan meningkatkan kesehatan lansia
TEORI PADA LANSIA
• BIOLOGICAL THEORY OF AGING
1. Genetic-Programming Theories
2. Variable-Rate Theories
Genetic-Programming Theories

• Penuaan merupakan sesuatu yang bersifat


genetik
• Tubuh menua adalah sesuai dengan jadwal
pertumbuhan dalam tubuh.
• Pengaruh lingkungan tidak terlalu berperan
dalam proses penuaan.
Variable-Rate Theories

• Penuaan merupakan hasil dari proses yang


berbeda pada setiap individu.
• Faktor lingkungan internal dan eksternal,
berperan.
– Wear-and-tear theory
– The cellular theory
– The collagen theory
– The immunity theory
Theories of physical aging
• The wear and tear theory • The cellular theory
– Bahwa manusia itu seperti – Memperhatikan pada
mesin, yang pada saatnya timbulnya error pada cell
akan menjadi usang. dalam proses menjadi
– Jasmaninya semakin lama tua
akan mengalami kerusakan • Cel terbelah dalam tubuh,
karena faktor luar ketika terjadi pembelahan
• Malnutrisi ada kemungkinan terjadi
• Adiksi error, dan kemungkinan
• Stres terjadi impairment dari
sisi fungsi
Theories of physical aging
• The collagen theory • The immunity theory
– Collagen is the basic – Terjadi perubahan
structural component of sistem imunitas pada
connective tissue tubuh yang
– Stretched dalam waktu menghasilkan physical
yang lama maka akan degeneration
terjadi penurunan secara – Tubuh mulai kehilangan
gradual yang disebut kemampuan untuk
sebagai “creeping” memproteksi dirinya dari
penyakit dan
malfunctioning cells
Change in sensory capabilities

Vision

Hearing

Taste and Smell


Vision
Eye disease

cataract glucoma
Hearing

Prebycusis

Conductive
deafness

Sensory neural
deafness
Taste and smell
Taste Smell Perabaan
• Ada penurunan • Mengalami • Kepekaan
seiring dengan penurunan menurun
bertambahnya dalam • Terutama pada
usia, pembauan kaki
• Berpengaruh • Menjadi tidak
pada selera dan peka terhadap
kebutuhan gizi bau (terutama
(rasa pahit, perokok)
asin, manis,
dan asam)
Sexuality and Aging
• Manifestasi seksual dapat dilakukan secara fisik,
rohani, maupun seksual.

• Lansia : bisa saja tidak lagi berkebutuhan secara


jasmani, namun mereka tetap memiliki kebutuhan
secara sosial.

• Pemberdayaan lansia dalam hubungan sosial sesuai


dengan kemampuan mereka sehingga para lansia
masih diperlukan andilnya dalam kehidupan.
Changes in Body System
1. Skeletal system
2. Cardiovascular system
3. Respiratory system
4. Immune system
5. Neurological system
Skeletal System
• Perubahan pada sistem skeletal (tulang) atau
sistem muskuloskeletal membawa efek yang
cukup besar pada mobilitas lansia.
• Terjadi degenerasi fungsi :
– Kualitas tulang menurun
– Kekuatan, ukuran, dan ketahanan otot
– Kekuatan tulang
– Ruang gerak sendi
Cardiovascular System
• Terjadi degenerasi pada sistem jantung dan
pembuluh darah karena pertambahan usia,
sehingga
– Elastisitas dinding aorta menurun
– Hipertrofi (otot mengecil) karena massa jantung
bertambah
– Terdapat tumpukan lemak dan penurunan kolagen
pada daun dan cincin katup sehingga menjadi kaku
– Penebalan dan penambahan ukuran pada katup-katup
jantung
Respiratory System
• Terjadi perubahan/penurunan:
– Kapasitas otot paru-paru
– Otot-otot pernafasan, dampaknya terlihat pada
aktivitas inhalasi dan ekshalasi
– Fungsi silia pada dinding tenggorokan sehingga
udara yang masuk ke paru-paru tidak sepenuhnya
terbebas dari polutan
– Kadar oksigen dan menurunnya kemampuan
pertukaran oksigen
Immune System
• Fungsi sistem imunitas untuk melawan infeksi,
termasuk kecepatan respons imun, menurun
sesuai dengan bertambahnya usia.
• Usia bertambah maka resiko penyakit akan
meningkat
• Produksi imunoglobil pada lansia yang berkurang
• Asupan vitamin dan suplemen makanan dapat
meningkatkan respon sistem imun tubuh pada
lansia
Faktor yang Mempengaruhi Sistem Imun
• Stres dan depresi dapat menurunkan sistem imun
tubuh. Saat sres, hormon glukokortikoid dan kortisol
akan memicu reaksi anti-inflamatori dalam sistem imun.

• Gangguan tidur pada lansia dapat menyebabkan


melemahnya sistem imun. Gangguan tidur
menyebabkan darah mengalami penurunan Natural
Killer cells (NK cells). NK cells yang menurun
menyebabkan sistem imunitas melemah sehingga lansia
lebih rentan terhadap penyakit.
Neurological System
• Lansia mengalami penurunan koordinasi dan
kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
• Penuaan menyebabkan penurunan persepsi sensorik
dan respon motorik pada susunan saraf pusat dan
penurunan reseptor proprioseptif,
• Penurunan persepsi sensorik dan respons motorik
pada susunan saraf pusat dan penurunan reseptor
proprioseptif terjadi karena sususan saraf pusat pada
lansia mengalami perubahan morfolofis dan
biokimia.
Neurological System
• Pada lansia, berat otak berkurang sejalan dengan
berkurangnya kandungan protein dan lemak
pada otak sehingga otak menjadi lebih ringan.
• Dendrit, akson, dan badan sel syaraf banyak yang
mengalami kematian. Ada yang tetap hidup,
namun mengalami perubahan.
• Menyebabkan daya hantar syaraf mengalami
penurunan yang membuat gerakan menjadi
lamban.
Health Disorders
• Arthritis
• Osteoarthritis
• Rheumatoid
• Hypertension
• Cancer
• Cerebrivascular accident/stroke
• Heart disease
Perubahan Kognitif pada Lansia
1. Belajar
2. Berpikir dalam memberikan argumentasi
3. Kreativitas
4. Ingatan
5. Mengingat kembali
6. Mengenang
7. Perbendaharaan kata
8. Kekerasan mental
Gangguan Kesadaran Kognitif pada Lansia
• Konfusio : memburuknya secara mendadak derajat
kesadaran, kewaspadaan, dan terganggunya proses berpikir
yang berakibat terjadinya proses disorientasi.
• Dementia : kemunduran kognitif yang berat sehingga
menganggu aktivitas sehari-hari dan aktivitas sosial.
Dementia dibagi 2 macam, yaitu dementia alzheimer dan
dementia vaskuler
• Delerium : gangguan kesadaran dan kognisi yang
berkembang selama periode waktu singkat (jam sampai
hari) dan berfluktuasi dari waktu ke waktu. Delerium adalah
keadaan yang bersifat sementara dan biasanya terjadi
secara mendadak. Misalnya linglung, disorientasi, tidak
mampu berpikir jernih.
Intelegensi Lansia
• Individu lansia tidak hanya mengalami kemunduran
fisik namun juga mengalami kemunduran fungsi
intelektual termasuk fungsi kognitif. Contohnya :
mudah lupa.
• Gangguan kognitif paling ringan dikeluhkan oleh 39%
lansia berusia 50-59 th dan meningkat menjadi 85%
persen pada usia 80 th.
• Forgetfulness dapat berlanjut menjadi gangguan
kognitif ringan (Mild Cognitive Impairment-MCI)
sampai Dementia.
Intelegensi : Horn & Cattell

Fluid Intelligence
• Kapasitas untuk memproses informasi baru yang
hampir tidak membutuhkan/dipengaruhi oleh
pengetahuan sebelumnya (bukan hasil belajar)

Crystallized Intelligence
• Kemampuan untuk menerapkan informasi dan
pengalaman yang telah dipelajari. Hal ini berkaitan
dengan pendidikan dan latar belakang budaya.
Pada Masa Lansia

Fluid Intelligence
• Mulai menurun pada masa dewasa
• Karena ada perubahan pada otak (biological
influences)

Crystallized Intelligence
• Meningkat pada masa tengah baya
• Lebih dipengaruhi oleh faktor kultural
Perubahan Kognitif pada Lansia
1. Belajar
2. Berpikir dalam memberikan argumentasi
3. Kreativitas
4. Ingatan
5. Mengingat kembali
6. Mengenang
7. Perbendaharaan kata
8. Kekerasan mental
WISDOM
Erikson
• Menurut Erikson (1985), wisdom adalah “kebajikan” hasil
resolusi yang sukses dari konflik kedelapan pada tahapan
perkembangan kepribadian, yaitu integrity vs despair.

• Wisdom adalah insight terhadap makna hidup yang datang


saat orang merenungkan datang/mendekatnya kematian.

• Wisdom berarti menerima hidup yang telah dijalani tanpa


penyesalan yang berarti. Penerimaan yang realisitis akan
ketidaksempurnaan diri dan hidup.
Clayton:
Definisi Kognitif dari Wisdom
• Clayton membedakan antara intelegensi dan wisdom.

• Clayton (1975, 1982): mendefinisikan wisdom sebagai kemampuan


untuk memahami paradoks, mempertemukan kontradiksi, dan
membuat dan menerima kompromi.

• Jika intelegensi dapat menjelaskan “bagaimana/cara melakukan


sesuatu”, wisdom menanyakan “apakah sesuatu itu harus
dilakukan.”

• Orang yang bijaksana cenderung memahami bahwa


keputuasan/perbuatannya berakibat pada diri sendiri dan orang lain,
sehingga kebijaksaannya tepat digunakan dalam pengambilan
keputusan praktis di konteks sosial.
Baltes
• Baltes menyatakan wisdom merupakan komponen intelegensi.

• Menurut Baltes (1993), wisdom merupakan jenis khusus pengetahuan


ekspert (expert knowledge) dari fundamental pragmatics of life,
“memungkinkan pengambilan keputusan dan saran yang baik sekali
mengenai persoalan-persoalan yang penting dan tidak tentu.”

• Terdapat 5 kriteria wisdom sebagai pengetahuan expert:


1. Factual Knowledge (pengetahuan nyata)
2. Procedural Knowledge (pengetahuan praktis)
3. Knowledge which consider RELATIVISM of values and life goals (pengetahuan
yang mempertimbangkan relativitas nilai-nilai dan tujuan hidup)
4. Knowledge which considers UNCERTAINTIES of life (pengetahuan yang
mempertimbangkan ketidakpastian dalam hidup)
5. Knowledge in CONTEXTS of life and societal change ( pengetahuan dalam
konteks hidup dan perubahan sosial)
Labouvie-Vief
• Labouvie-Vief (1990), mendefinisikan wisdom
sebagai sebuah integrasi dari dua mode dasar
dari mengetahui (knowing): logos (objektif,
analitis, rasional) dan mythos (subjektif,
eksperensial, dan emosional).

• Wisdom tidak harus muncul saat usia tua; ia


malah mencapai puncak pada usia pertengahan
atau paruh baya.
Wisdom dan Perkembangan Spiritual
• Budaya timur lebih menfokuskan wisdom berkaitan dengan
perkembangan spiritual diri, ketimbang rasionalitas dan pengetahuan.

• Wisdom sebagai perkembangan spiritual memiliki tiga segi:


1. Intrapersonal wisdom (kesadaran diri, pengetahuan diri, dan
integritas)
2. Interpersonal wisdom (empati, memahami, dan kematangan dalam
hubungan dengan orang lain)
3. Transpersonal wisdom (kapasitas untuk meningkatkan diri dan
berjuang meraih pertumbuhan spiritual)

• Jika wisdom kerap dikaitkan dengan usia, mungkin itu karena perenungan
dan perkembangan spiritual lebih mungkin muncul di usia tua.
Intervensi pada Lansia
• Masalah lanjut usia (lansia) perlu mendapatkan perhatian karena
jumlahnya yang terus bertambah setiap tahun.

• Data BPS menunjukkan bahwa jumlah lansia terus meningkat dari 5,3
jiwa (1971), meningkat menjadi 14,4 juta (2000) dan diperkirakan pada
tahun 2020 mencapai 28,8 juta jiwa.

• Pertambahan penduduk lansia, disebabkan oleh semakin membaiknya


pelayanan kesehatan dan meningkatnya usia harapan hidup orang
Indonesia.

• Lansia pedesaan perlu mendapatkan perhatian  60% lansia Indonesia


tinggal di pedesaan. Berbeda dengan lansia yang tinggal di perkotaan
dan dekat dengan fasilitas kesehatan yang lengkap, lansia di pedesaan
sangat minim aksesnya terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan cara
hidup sehat.
Karakteristik Penyakit Pada Lansia
• bersifat degeneratif, sehingga mengganggu metabolisme
• penyakit biasanya bersifat multiple (tidak berdiri sendiri),
saling terkait dan kronis
• sering menimbulkan kecacatan atau kematian
• seringkali disertai dengan masalah psikologis dan sosial
Pasien Lansia v.s. Pasien Geriatri
• Pasien lansia adalah pasien yang berusia di atas 60 tahun dengan penyakit
tunggal.
• Pasien geriatri adalah pasien berusia di atas 60 tahun dengan penyakit
ganda, misalnya komplikasi diabetes, hipertensi dan penyakit jantung
koroner.
• Pada pasien geriatri gejala penyakit tidak khas.
• Karakteristik lain pasien geriatri adalah penurunan daya cadangan faali
tubuh, penurunan kemampuan melakukan aktivitas hidup sehari- hari,
mengalami gangguan nutrisi bahkan mengalami immobilitasi (harus tirah
baring selama hitungan hari hingga bulan).
• Penanganan pasien geriatri memerlukan penanganan yang berbeda
dengan pasien biasa. Dilakukan oleh suatu tim dari berbagai disiplin ilmu
secara komprehensif
• warga usia lanjut rentan terkena demensia (pikun) dan
penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan
sehari- hari (activity of daily living).

• Tingkat kemandirian lansia dapat diukur dengan indeks Barthel


yang terdiri atas 10 aspek, antara lain: kemampuan untuk makan
(mandiri atau perlu bantuan), ke toilet untuk buang air kecil, ke
toilet untuk buang air besar, mandi, mengenakan pakaian, jalan
kaki, transfer dari berbaring ke duduk, naik turun tangga, dan
menyiapkan makanan sendiri.
Program Pemberdayaan Lansia
• Tujuannya untuk memberdayakan lansia supaya mampu
menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah
kesehatannya, serta dapat menyumbangkan tenaga dan
kemampuannya untuk kepentingan keluarga dan masyarakat.
• sasaran utamanya adalah para lanjut usia dan sasaran
antaranya adalah keluarga yang memiliki lansia, kelompok usia
pra lansia dan masyarakat (kader).
• Kegiatan yang dikembangkan, lebih menempatkan lansia
sebagai subjek, untuk mempertahankan derajat kesehatan,
meningkatkan daya ingat, meningkatkan rasa percaya diri dan
kebugaran lansia.
Program Pemberdayaan Lansia
• Program yang dikembangkan berbasis masyarakat sehingga
dapat melibatkan masyarakat dan keluarga yang memiliki
lansia dalam pengembangan program - programnya.

• Kegiatan bisa berupa: need assessment, seminar dan


lokakarya mengenai pengembangan program pelayanan
bagi lansia, posyandu lansia, Taman Pembinaan Lanjut Usia
(TPL), pengumpulan data lansia serta pengembangan
jaringan kerjasama
Pendekatan dalam
Pelayanan Kesehatan Lansia
• Pendekatan eklektik holistik. yaitu mencakup sehat fisik,
psikologis, spiritual dan sosial.
• Pendekatan Biologis: menitik beratkan pada perubahan –
perubahan biologis. Mencakup anatomi & fisiologi serta
berkembangnya kondisi patologis yg multiple.
• Pendekatan Psikologis: menekankan pd pemeliharaan dan
pengembangan fungsi - fungsi kognitif, afektif, konatif dan
kepribadian.
• Pendekatan sosial budaya: menekankan pada masalah -
masalah sosial budaya yang mempengaruhi lansia.
Pendekatan Psikologis
Fungsi Kognitif
• Kemampuan belajar (learning)
• Kemampuan pemahaman (comprehension)
• Kinerja (performance)
• Pemecahan masalah (problem solving)
• Daya ingat (memory)
• Motivasi
• Pengambilan keputusan
• kebijaksanaan
Pendekatan Psikologis
Fungsi afektif
• Biologis: perasaan indera, perasaan vital dan perasaan
naluriah
• Psikologis: p.diri, p. sosial, p.etis, estetis, intelek, religius

Fungsi konatif (psikomotor)


kepribadian
Pendekatan Sosial Budaya
• “disengagement theory of aging”
proses pelepasan ikatan atau penarikan diri secara pelan tetapi
pasti & teratur dari individu atau masyarakat terhadap satu
sama lain terjadi secara alamiah dan tidak dapat dihindari. Hal
tsb berlangsung sampai penarikan diri yang terakhir, yaitu
mati.

• “Continuity theory”
berdasar asumsi bahwa identity adalah fungsi hubungan &
interaksi dg orang lain.
Pendekatan Sosial Budaya
• “activity theory” orang yg masa mudanya sangat aktif akan
terus memelihara keaktifannya setelah dia tua. “sense of
integrity” dibangun semasa muda & tetap terpelihara sampai
tua.

• Erikson membagi manusia menurut fase umurnya. Ada masa


krisis dalam setiap fase. Pada masa tua ada pilihan antara
“sense of integrity” dan “sense of despair” karena ada rasa
takut kematian.
Terapi Lansia
Pengertian terapi
• Terapi (dalam bahasa Yunani: θεραπεία), atau pengobatan, adalah
remediasi masalah kesehatan, biasanya mengikuti diagnosis. Orang yang
melakukan terapi disebut sebagai terapis. Dalam bidang medis, kata terapi
sinonim dengan kata pengobatan. Di antara psikolog, kata ini mengacu
kepada psikoterapi.

• Terapi berasal dari bahasa Inggris yang asal katanya ialah "therapy yang
berarti terapi, pengobatan." Sedangkan menurut bahasa Arab terapi
sepadan dengan kata "Syafa- Yasyfi- Syifaan, yang berarti pengobatan,
mengobati, menyembuhkan.“

• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terapi berarti "usaha untuk


memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit;
perawatan penyakit."

• Menurut Kamus Lengkap Psikologi kata therapy berarti "suatu perlakuan


dan pengobatan yang ditujukan kepada penyembuhan satu kondisi
patologis (metode penyembuhan gangguan kejiwaan)." 
Macam Terapi Pada Lansia
a.Terapi Modalitas
• Terapi modalitas adalah Kegiatan yang dilakukan untuk mengisi
waktu luang bagi lansia.

• Tujuan
a. Mengisi waktu luang bagi lansia
b. Meningkatkan kesehatan lansia
c. Meningkatkan produktifitas lansia
d.Meningkatkan interaksi sosial antar lansia

b. Psikodrama: Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan


lansia. Tema dapat dipilih sesuai dengan masalah lansia.
Macam Terapi Pada Lansia
c. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Terdiri atas 7-10 orang. Bertujuan untuk meningkatkan
kebersamaan, bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan
mengubah perilaku. Untuk terlaksananya terapi ini dibutuhkan
Leader, Co-Leader, dan fasilitator. Misalnya : cerdas cermat,
tebak gambar, dan lain-lain.

d. Terapi Musik
• Bertujuan untuk mengibur para lansia seningga meningkatkan
gairah hidup dan dapat mengenang masa lalu. Misalnya : lagu-
lagu kroncong, musik dengan gamelan 
Macam Terapi Pada Lansia
e.  Terapi Berkebun
• Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan waktu
luang. Misalnya : penanaman kangkung, bayam, lombok, dll 

f.   Terapi dengan Binatang


• Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari sepinya
dengan bermain bersama binatang. Misalnya : mempunyai peliharaan kucing,
ayam, dll 

g.  Terapi Okupasi
• Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas
dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan.
Misalnya : membuat kipas, membuat keset, membuat sulak dari tali rafia,
membuat bunga dari bahan yang mudah di dapat (pelepah pisang, sedotan,
botol bekas, biji-bijian, dll), menjahit dari kain, merajut dari benang, kerja bakti
(merapikan kamar, lemari, membersihkan lingkungan sekitar, menjemur kasur,
dll)
Macam Terapi Pada Lansia
h. Terapi Kognitif
• Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti menggadakan cerdas
cermat, mengisi TTS, tebak-tebakan, puzzle, dll 
i.   Life Review Terapi
• Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan
menceritakan pengalaman hidupnya. Misalnya : bercerita di masa mudanya
j.   Rekreasi
• Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa
bosan, dan melihat pemandangan. Misalnya : mengikuti senam lansia,
posyandu lansia, bersepeda, rekreasi ke kebun raya bersama keluarga,
mengunjungi saudara, dll. 
k.  Terapi Keagamaan
• Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan
meningkatkan rasa nyaman. Seperti menggadakan pengajian, kebaktian,
sholat berjama’ah, dan lain-lain.
Macam Terapi Pada Lansia
l. Terapi keluarga
• Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga
sebagai unit penanganan (treatment unit).
• Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya.
• Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan diidentifikasi dan
kontribusi dari masing-masing anggota keluarga terhadap munculnya masalah
tersebut digali,kemudian mencari solusi untuk mempertahankan keutuhan keluarga
dan meningkatkan atau mengembalikan fungsi keluarga seperti yang seharusnya.
• Proses terapi keluarga meliputi tiga tahapan yaitu
1. fase pertama terapis dan klien mengembangkan hubungan saling percaya, isu-isu
keluarga diidentifikasi, dan tujuan terapi ditetapkan bersama.
2. fase kedua atau fase kerja adalah keluarga dengan dibantu oleh perawat
sebagai terapis berusaha mengubah pola interaksi di antara anggota keluarga,
meningkatkan kompetensi masing-masing individual anggota keluarga, eksplorasi
batasan-batasan dalam keluarga, peraturan-peraturan yang selama ini ada.
3. fase terminasi di mana keluarga akan melihat lagi proses yang selama ini dijalani
untuk mencapai tujuan terapi, dan cara-cara mengatasi isu yang timbul.
Macam Terapi Pada Lansia
m. Farmakoterapi
Pada lansia terjadi penurunan proses farmakokinetik dan farmakodinamik,
yaitu :
• Dengan pemberian dosis yang lazim KOP (Kadar Obat Plasma) akan lebih
tinggi oleh karena sistem eliminasi obat dalam hepar dan ginjal menurun.
• Dengan KOP yang sama dapat terjadi FOB (Fraksi Obat Bebas) lebih tinggi
dari yang lazim sebab kadar albumin pada lansia telah menurun terlebih-
lebih pada waktu sakit atau oleh karena pengangsuran tempat (Silent
Reseptor) dari ikatan albumin oleh obat lain (Polifarmasi).
• Perubahan efek farmakodinamik obat bersamaan dengan penurunan
mekanisme regulasi homeostatik dapat menyebabkan bias besar dalam
efek farmakoterapi.
• Oleh karena itu, semua pemberian obat harus dimulai dengan dosis yang
lebih kecil, misalnya ½ dosis standart dan dinaikkan perlahan-lahan dengan
pemantauan yang ketat. Dalam banyak hal diperlukan pengukuran KOP
dalam darah.
Macam Terapi Pada Lansia
n. terapi tertawa
• Bentuk terapi tertawa yang digunakan adalah
• sekelompok orang melakukan kegiatan tertawa bersama-sama, dengan
menggunakan permainan-permainan yang dapat membuat anggota tertawa
secara spontan
• sekelompok orang tidak harus berusaha untuk tertawa, namun tertawa yang
digunakan disini tertawa sejati yang lebih dalam dan lebih spontan, serta
lebih mengalir dari tubuh.
• Tertawa dapat efektif untuk membantu orang yang mengalami depresi
karena setelah tertawa seseorang mengalami perubahan suasana hati yang
awalnya gundah dan gelisah menjadi lebih nyaman, tekanan darah yang
semulanya tinggi menjadi turun hingga normal.Harapan penyusun,
penelitian ini /dapat memberikan sumbangan berharga bagi Konselor Islam
sebagai cara yang inovatif dalam membantu klien yang sedang memiliki
masalah terhadap kondisi jiwanya dan dapat memberikan pengetahuan
kepada para pembaca.
Karakteristik Penyakit Pada Lansia
• bersifat degeneratif, sehingga mengganggu metabolisme
• penyakit biasanya bersifat multiple (tidak berdiri sendiri),
saling terkait dan kronis
• sering menimbulkan kecacatan atau kematian
• seringkali disertai dengan masalah psikologis dan sosial
Program Pemberdayaan Lansia
• Tujuannya untuk memberdayakan lansia supaya mampu
menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah
kesehatannya, serta dapat menyumbangkan tenaga dan
kemampuannya untuk kepentingan keluarga dan masyarakat.
• Sasaran utamanya adalah para lanjut usia dan sasaran
antaranya adalah keluarga yang memiliki lansia, kelompok usia
pra lansia dan masyarakat (kader).
• Kegiatan yang dikembangkan, lebih menempatkan lansia
sebagai subjek, untuk mempertahankan derajat kesehatan,
meningkatkan daya ingat, meningkatkan rasa percaya diri dan
kebugaran lansia.
Program Pemberdayaan Lansia
• Program yang dikembangkan berbasis masyarakat sehingga
dapat melibatkan masyarakat dan keluarga yang memiliki
lansia dalam pengembangan program - programnya.

• Kegiatan bisa berupa: need assessment, seminar dan


lokakarya mengenai pengembangan program pelayanan
bagi lansia, posyandu lansia, Taman Pembinaan Lanjut Usia
(TPL), pengumpulan data lansia serta pengembangan
jaringan kerjasama
Pendekatan dalam
Pelayanan Kesehatan Lansia
• Pendekatan Eklektik Holistik. yaitu mencakup sehat fisik,
psikologis, spiritual dan sosial.
• Pendekatan Biologis: menitik beratkan pada perubahan –
perubahan biologis. Mencakup anatomi & fisiologi serta
berkembangnya kondisi patologis yg multiple.
• Pendekatan Psikologis: menekankan pd pemeliharaan dan
pengembangan fungsi - fungsi kognitif, afektif, konatif dan
kepribadian.
• Pendekatan Sosial Budaya: menekankan pada masalah -
masalah sosial budaya yang mempengaruhi lansia.
Pendekatan Psikologis
Fungsi Kognitif Fungsi afektif
• Kemampuan belajar (learning)
• Psikologis:
• Kemampuan pemahaman kepercayaan diri,
(comprehension) penyesuaian
• Kinerja (performance) sosial, perilaku
• Pemecahan masalah (problem etis, estetis,
solving) intelek, religius
• Daya ingat (memory)
• Motivasi
• Pengambilan keputusan Fungsi konatif
• Kebijaksanaan (psikomotor)
Pendekatan Sosial Budaya
“activity theory”
orang yg masa mudanya sangat aktif akan terus memelihara keaktifannya setelah
dia tua. “sense of integrity” dibangun semasa muda & tetap terpelihara sampai
tua.

“disengagement theory”
proses pelepasan ikatan atau penarikan diri secara pelan tetapi pasti & teratur dari
individu atau masyarakat terhadap satu sama lain terjadi secara alamiah dan tidak
dapat dihindari. Hal tsb berlangsung sampai penarikan diri yang terakhir, yaitu
mati.

“selective disengagement theory”


Lansia berada diantara activity theory dan disengagement theory.
Sekian

Anda mungkin juga menyukai