Tugas :
1. Jelaskan proses menua dan masalah yang dihadapi usila!
2. Bagaimana pandangan alkitabiah tentang penuaan (Yesaya 46:4)?
Curah Pendapat :
1. Proses penuaan terjadi secara bertahap dan secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 fase:
Fase 1 Subklinik
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon mulai berkurang (mulai mengalami penurunan produksi). Pada tahap ini, sebagian
besar hormon di dalam tubuh mulai menurun, yaitu hormon testosteron, growth hormon, dan hormon estrogen. Pembentukan radikal bebas, yang dapat
merusak sel dan DNA, mulai memengaruhi tubuh. Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres merupakan serangan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel
tubuh. Kerusakan ini biasanya tak tampak dari luar. Karena itu, pada tahap ini orang merasa dan tampak normal, tidak mengalami gejala dan tanda
penuaan. Di fase ini mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun masih bugar terus. Penurunan ini mencapai 14 %
ketika seseorang berusia 35 tahun.
Fase 2 Transisi
Kedua transisi, yakni pada usia 35-45 tahun. Produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%, sehingga tubuh pun mulai mengalami penuaan. Biasanya
pada masa ini, ditandai dengan lemahnya penglihatan (mata mulai mengalami rabun dekat) sehingga perlu menggunakan kacamata berlensa plus, rambut
mulai beruban, stamina dan energi tubuh pun berkurang. Bila pada masa ini dan sebelumnya atau bila pada usia.
muda, kita melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa berisiko terkena kanker.
Fase 3 Klinik
Puncaknya pada tahap fase klinikal, yakni pada usia 45 tahun ke atas. Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama
sekali. Kaum perempuan mengalami masa yang disebut menopause sedangkan kaum pria mengalami masa andropause. Pada masa ini kulit pun menjadi
kering karena mengalami dehidrasi/kulit menjadi keriput, terutama di bagian samping dan di bawah mata kita, juga kulit tangan kita yang tidak sekencang
dulu, tubuh juga menjadi cepat lelah. Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, hipertensi dan penyakit jantung koroner mulai
menyerang dan menjadi sesuatu yang sangat mengerikan. (Debora )
- 1. MUTASI DNA SOMATIK.
Akibat mutasi acak DNA somatik menyebabkan kelainan yang menumpuk. DNA kehilangan segmen terminal (telomer) yang berfungsi penggandaan DNA
yang berlangsung sebelum pembelahan sel.
2. IKATAN SILANG KOLAGEN & PROTEIN.
Kelainan kumulatif yang disebabkan oleh ikatan silang kolagen dan protein, sebagai hasil akhir kombinasi nonenzimatik glukosa dan gugus amino pada
molekulnya
3.TEORI RADIKAL BEBAS
Radikal Bebas adalah suatu atom, molekul yang kehilangan pasangan elektronnya (memiliki satu atau lebih elektron yang bebas), sehingga sangat reaktif
mengikat atom atau molekul lain. Penuaan akibat kerusakan kumulatif oleh radikal bebas.
Suatu spesies yang menghasilkan banyak superoksid dismutase (enzym yang meng inaktifkan radikal bebas/ sebagai anti oksidan endogen) rentang
hidupnya lebih panjang. Enzim anti radikal : Superoksid dismutase, Gluthasion (Fitria)
2. Masalah-masalah utama pada masa usia lanjut adalah keterbatasan fisik yang sangat ketat, .Pada usia lanjut , biasanya akan menghadapi berbagai
macam persoalan. Persoalan pertama adalah penurunan kemampuan fisik sehingga kekuatan fisik berkurang, aktivitas menurun, sering mengalami
gangguan kesehatan yang menyebabkan mereka kehilangan semangat. Kekurangan Nutrisi Adalah masalah yang paling sering dialami saat lanjut
usia. Hal ini disebabkan karena gigi sudah tidak bekerja secara optimal sehingga proses mengunyah makanan pun tidak sempurna. Faktor lainnya
juga bisa disebabkan karena penurunan fungsi kecap dan penciuman yang mengakibatkan nafsu makan turut menurun. (amasa)
10. Sistem saraf, Sistem saraf dan otak juga akan mengalami perubahan. Kemampuan intelektual, kecepatan belajar, dan psikomotor juga akan berkurang
seiring bertambahnya usia. Lansia juga akan mengalami perubahan pola tidur, membutuhkan waktu tidur yang lebih sedikit tapi lebih sering.
11. Sistem hormon, Sistem endokrin (hormon) juga akan mengalami perubahan. Hormon seks akan berkurang (esterogen maupun testoteron). Hormon
lainnya bisa saja meningkat, berkurang, atau pun tidak terpengaruh faktor usia. Proses penuaan juga secara tidak langsung memengaruhi risiko peningkatan
resistensi hormon, misalnya insulin. Secara umum juga seorang lansia akan mengalami penurunan tinggi badan dikarenakan kompresi tulang belakang dan
perubahan postur tubuh. Lemak tubuh akan semakin meningkat sementara massa otot berkurang. Demikian pula total cairan tubuh yang umumnya
berkurang.
4. I. Perubahan Anatomik pada Sistem Integumen
1. Kulit
a. Kulit kering. Kekeringan ini terjadi karena menurunnya hormon androgen, menurunnya fungsi kelenjar sebasea, berkurangnya jumlah dan fungsi kelenjar
keringat dan berkurangnya kadar air dalam epidermis.
b. Permukaan kulit kasar dan bersisik. Hal ini disebabkan kelainan proses keratinisasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis
c. Kulit kendor/menggelantung dengan kerutan dan garis kulit lebih jelas. Hal ini disebabkan oleh Penurunan jumlah fibroblast yang menyebabkan
penurunan jumlah serat elastin, lebih menebal sehingga jaringan kolagen menjadi kendor dan serabut elastin kehilangan daya kenyalnya, kulit menjadi
tidak dapat tegang dan kurang lentur
2. Rambut :Pertumbuhan menjadi lambat, lebih halus dan jumlahnya sedikit.
3. Kuku :Pertumbuham kuku lebih lambat, kecepatan pertumbuhan menurun 30-50% dari orang dewasa.
II. Perubahan Anatomik pada Sistema Muskuloskeletal
Massa tulang kontinu sampai mencapai puncak pada usia 30-35 tahun setelah itu akan menurun karena disebabkan berkurangnya aktivitas osteoblas
sedangkan aktivitas osteoklas tetap normal. pada keadaan normal jumlah tulang yang dibentuk remodeling sebanding dengan tulang yang dirusak. Ini
disebut positvely coupled jadi masa tulang yang hilang nol. Bila tulang yang dirusak lebih banyak terjadi kehilangan masa tulang ini disebut negatively
coupled yang terjadi pada usia lanjut.
IV. Perubahan Anatomik pada Sistem Pencernaan (System Digestiva)
a. Lambung (gaster) Terjadi atrofi mukosa, atrofi sel kelenjar dan ini menyebabkan sekresi asam lambung, pepsin dan faktor intrinsik berkurang. Ukuran
lambung pada lansia menjadi lebih kecil, sehingga daya tampung makanan berkurang. Proses pengubahan protein menjadi pepton terganggu. Karena
sekresi asam lambung berkurang rangsang rasa lapar juga berkurang. Absobsi kobalamin menurun sehingga konsentrasi kobalamin lebih rendah.
b. Usus halus (Intestinum Tenue) Mukosa usus halus mengalami atrofi, sehingga luas permukaan berkurang jumlah vili berkurang yang menyebebabkan
penurunan proses absorbsi. Di daerah duodenum enzim yang dihasilkan oleh pancreas dan empedu menurun, sehingga metabolisme karbohidrat, protein
dan lemak menjadi tidak sebaik sewaktu muda. Keadaan seperti ini menyebabkan gangguan yang disebut sebagai maldigesti dan mal absorbsi.
c. Pankreas (Pancreas) Produksi ensim amylase, tripsin dan lipase menurun sehingga kapasitas metabolisme karbohidrat, protein dan lemak juga menurun
d. Hati (Hepar)
Dengan meningkatnya usia secara histologik dan anatomik akan terjadi perubahan akibat atrofi sebagian besar sel, berubah bentuk menjadi jaringan fibrous
sehingga menyebabkan penurunan fungsi hati. Hal ini harus di ingat terutama dalam pemberian obat-obatan
e. Usus Besar dan Rektum (Colon dan Rectum) Pada colon pembuluh darah menjadi ber kelok-kelok yang menyebabkan motilitas colon menurun, berakibat
absobsi air dan elektrolit meningkat sehingga faeses menjadi lebih keras sering terjadi konstipasi.
IV. Perubahan Anatomik pada Sistema Urinarius
a. Ginjal (Ren) Setelah umur 30 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan ginjal dan pada usia 60 tahun kemampuan tingggal 50% dari umur 30 tahun, ini
disebabkan berkurangnya populasi nefron dan tidak adanya kemampuan regenerasi. Dengan menurunnya jumlah populasi nefron akan terjadi penurunan
kadar renin yang menyebabkan hipertensi.
b. Kandung Kemih (Vesica Urinarius) Dengan bertambahnya usia kapasitas vesical urinaria menurun, sisa urin setelah selesai berkemih cenderung
meningkat dan kontraksi otot kandung kemih yang tidak teratur sering terjadi keadaan ini menyebabkan sering berkemih dan kesulitan menahan keluarnya
urin. Pada wanita pasca menopouse karena menipisnya mukosa disertai dengan menurunnya kapasitas, vesical urinaria lebih rentan dan sensitif terhadap
rangsangan urine, sehingga akan berkontraksi tanpa dapat dikendalikan keaadan ini disebut over active bladder ( fitria)
5. Pada untaian DNA kita yang berperan sebagai pembawa sifat genetik. Yg diduga bersifat statis tetapi ternyata selalu berubah: dalam artian untainan DNA
memendek atau pun memanjang. Adanya perubahan pada segmen terminal DNA ini yang dikatakan para ahli berhubungan erat dengan proses penuaan
(aging).Dalam keadaan normal telomerase dibuat secara rutin oleh embrio yang sedang berkembang. Pada saat tubuh telah terbentuk dengan sempurna,
maka aktivitas telomerase ditekan pada sebagian besar sel-sel somatik dan telomer makin memendek setelah sel-sel tersebut bereplikasi/berproliferasi.
Apabila telomer telah memendek sampai batas tertentu, maka itu merupakan suatu tanda/sinyal akan di- timbulkan pada sel untuk berhenti mem- belah.
Batas ini disebut Treshold to senescence, dan selanjutnya sel akan mengalami penuaan dan akhirnya sel akan mati (Ni Made Devi)
7.Kita nggak perlu takut hadapi masa depan dan hari tua kita. Ingatlah Tuhan selalu mendampingi dan menyertaimu. Dia tak akan melepaskan atau
mencampakkkan kita sampai kita beruban, kesetiaan dan kasih-Nya tak pernH Berubah (raden)
Tujuan Pembelajaran :
1. Definisi dan klasifikasi lanjut usia
2. Proses Penuaan pada usia lanjut
3. Perubahan anatomi pada usia lanjut
4. Perubahan fisiologi pada usia lanjut
5. Perubahan Proses metabolisme pada usia lanjut
6. Faktor yang mempengaruhi penuaan
7. Masalah dan dampak dari usia lanjut
Mind Mapping
Proses Menua
1. Subklini Perubahan
k Proses Perubahan
anatomi pada
2. Transisi Fisiologis psikososial
usia lanjut
3. Klinik