Abstrak
Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti. Gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-
tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang
dapat menyebabkan kematian. Faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit demam berdarah
diantaranya: lingkungan rumah (jarak rumah, tata rumah, jenis kontainer, ketinggian tempat dan iklim), lingkungan biologi,
dan lingkungan sosial. Pencegahan penyakit demam berdarah dengue terdiri dari: pencegahan primer, pencegahan
sekunder, dan yang terakhir adalah pencegahan tersier. Dengan dilakukan pengendalian atau pencegahan terhadap faktor
resiko demam berdarah dengue (DBD), diharapkan dapat mengurangi angka kejadian demam berdarah dengue (DBD).
tahun 2006 jumlah kasus sebanyak 114.656 (IR: mencari kapiler darah. Setelah diperoleh, maka
52,48/100.000 penduduk) dengan 1.196 dikeluarkan liur yang mengandung zat
kematian (Case Fatality Rate: 1,04%) sampai antipembekuan darah, agar darah mudah di
dengan bulan November 2007, kasus telah hisap melalui saluran proboscis yang sangat
mencapai 124.811 (IR: 57,52/100.000 sempit. Bersama liurnya inilah virus
penduduk) dengan 1.277 kematian (CFR: dipindahkan kepada orang lain.7 Virus
1,02%).1 Berdasarkan data tersebut, dapat memerlukan waktu masa tunas 46 hari
dilihat bahwa kasus DBD mengalami (intrinsic incubation period) sebelum
peningkatan yang signifikan pada tahun 2012. menimbulkan penyakit.1
Faktor Lingkungan menjadi pemicu terjadinya Patogenesis dan patofisiologi terjadinya
peningkatan kasus DBD. demam berdarah dengue hingga saat ini masih
diperdebatkan.1 Dikatakan bahwa mekanisme
Isi imunopatologis berperan dalam terjadinya
Demam berdarah dengue adalah demam berdarah dengue dan sindrom renjatan
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue.8 Respon imun yang diketahui berperan
dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk dalam pathogenesis DBD antara lain: a) respon
Aedes aegypti. Penyakit ini adalah penyakit humoral berupa pembentukan antibodi yang
demam akut yang disebabkan oleh serotipe berparan dalam proses netralisasi virus,
virus dengue, dan ditandai dengan empat sitolisis yang dimediasi komplemen dan
gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, sitotoksisitas yang dimediasi antibodi. Antibodi
manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan terhadap virus dengue berperan dalam
tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai mempercepat replikasi virus pad monosit atau
timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) makrofag. Hipotesis ini disebut antibodi
sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dependent enhancement (ADE); b) Limfosit T
dapat menyebabkan kematian.5 baik T-helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8)
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) berepran dalam respon imun seluler terhadap
diebabkan oleh virus dengue yang sampai virus dengue. Diferensiasi T helper yaitu TH1
sekarang dikenal 4 serotipe (Dengue-1, akan memproduksi interferon gamma, IL-2 dan
Dengue-2, Dengue-3 dan Dengue-4), termasuk limfokin, sedangkan TH2 memproduksi IL-4, IL-
dalam grup B Arthropod Borne Virus 5, IL-6 dan IL-10; c) monosit dan makrofag
(Arbovirus). Ke-empat serotipe virus ini telah berperan dalam fagositosis virus dengan
ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Di opsonisasi antibodi. Namun proses fagositosis
Indonesia Dengue-3 sangat berkaitan dengan ini menyebabkan peningkatan replikasi virus
kasus DBD berat dan merupakan serotipe yang dan sekresi sitokin oleh makrofag; d) Selain itu
paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2, aktivitasi komplemen oleh kompleks imun
Dengue-1 dan Dengue-4.6 menyebabkan terbentuknya C3a dan C5a.7
Terdapat tiga faktor yang memegang Terdapat dua perubahan patofisiologis
peranan pada penularan infeksi virus dengue, utama pada DBD. Pertama adalah peningkatan
yaitu mausia, virus dan vektor perantara. Virus permeabilitas vaskular yang meningkatkan
dengue ditularkan kepada manusia melalui kehilangan plasma dari kompartemen vaskular.
nyamuk Aedes Aegypti. Aedes albopictus, Keadaan ini mengakibatkan hemokonsentrasi,
Aedes polynesiensis. Aedes mengandung virus tekanan nadi rendah, dan tanda syok lain, bila
dengue pada saat menggigit manusia yang kehilangan plasma sangat membahayakan.
sedang mengalami viremia. Kemudian virus Perubahan kedua adalah gangguan pada
yang berada di kelenjar liur berkembang biak hemostasis yang mencakup perubahan
dalam waktu 8 10 hari (extrinsic incubation vaskular, trombositopenia, dan koagulopati.8
period) sebelum dapat ditularkan kembali pada Gejala pada penyakit demam berdarah
manusia pada saat gigitan berikutnya. Sekali dengue diawali oleh: 1) demam tinggi
virus dapat masuk dan berkembang biak di mendadak 2-7 hari (38oC-40oC); 2) manifestasi
dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat perdarahan, dengan bentuk uji tourniquet
menularkan virus selama hidupnya.1 positif, purpura, pendarahan konjungtiva,
Pada manusia, penularan penyakit epitaksis, melena; 3) hepatomegali; 4) syok,
terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau
alat tusuknya yang disebut proboscis akan kurang, tekanan sistolik mencapai 80 mmHg
atau kurang; 5) trombositopenia, dari hari 3-7 membersihkan halaman rumah, dan juga
ditemukan penurunan trombosit sampai partisipasi masyarakat khususnya dalam rangka
100.000/mm3; 6) hemokonsentarasi, pembersihan sarang nyamuk, maka akan
meningkatnya nilai hematokrit; 7) gejala-gejala menimbulkan resiko terjadinya transmisi
klinik lainnya yang dapat menyertai, anoreksia, penularan penyakit DBD di dalam masyarakat.
mual, muntah, lemah, sakit perut, diare kejang Kebiasaan ini akan menjadi lebih buruk dimana
dan sakit kepala; 8) dan rasa sakit pada otot masyarakat sulit mendapatkan air bersih,
dan persendian.9 sehingga mereka cenderung untuk menyimpan
Faktor-faktor risiko yang dapat air dalam tandon bak air, karena TPA tersebut
mempengaruhi terjadinya penyakit demam sering tidak dicuci dan dibersihkan secara rutin
berdarah diantaranya: lingkungan rumah (jarak pada akhirnya menjadi potensial sebagai
rumah, tata rumah, jenis kontainer, ketinggian tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti.7
tempat dan iklim), lingkungan biologi, dan Pencegahan penyakit demam berdarah
lingkungan sosial.7 Jarak antara rumah dengue dapat dibagi menjadi tingkatan.
mempengaruhi penyebaran nyamuk dari satu Pertama pencegahan primer, pencegahan
rumah ke rumah lain, semakin dekat jarak tingkat pertama ini merupakan upaya untuk
antar rumah semakin mudah nyamuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap
menyebar kerumah sebelah menyebelah. sehat atau mencegah orang yang sehat
Bahan-bahan pembuat rumah, konstruksi menjadi sakit. Secara garis besar ada cara
rumah, warna dinding dan pengaturan barang- pengendalian vektor antara lain: a)
barang dalam rumah menyebabkan rumah pengendalian cara kimiawi, pada pengendalian
tersebut disenangi atau tidak disenangi oleh kimiawi digunakan insektisida yang ditujukan
nyamuk. Berbagai penelitian penyakit menular pada nyamuk dewasa atau larva. Insektisida
membuktikan bahwa kondisi perumahan yang yang dapat digunakan adalah dari golongan
berdesak-desakan dan kumuh mempunyai organoklorin, organopospor, karbamat, dan
kemungkinan lebih besar terserang penyakit.10 pyrethoid. b) Pengendalian hayati atau
Macam kontainer, termasuk macam biologik, menggunakan kelompok hidup, baik
kontainer disini adalah jenis/bahan kontainer, dari golongan mikroorganisme hewan
letak kontainer, bentuk, warna, kedalaman air, invertebrata atau vertebrata. Sebagai
tutup dan asal air mempengaruhi nyamuk pengendalian hayati dapat berperan sebagai
dalam pemilihan tempat bertelur.7,10 Ketingian patogen, parasit, dan pemangsa. Beberapa
tempat, pengaruh variasi ketinggian jenis ikan kepala timah (Panchaxpanchax), ikan
berpengaruh terhadap syarat-syarat ekologis gabus (Gambusia afffinis) adalah pemangsa
yang diperlukan oleh vektor penyakit. Di yang cocok untuk larva nyamuk. C)
Indonesia nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Pengendalian lingkungan, pencegahan yang
albopictus dapat hidup pada daerah dengan paling tepat dan efektif dan aman untuk jangka
ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut. panjang adalah dilakukan dengan program
Iklim adalah salah satu komponen pokok Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M
lingkungan fisik, yang terdiri dari: suhu udara, yaitu: menguras bak mandi, bak penampungan
kelembaban udara, curah hujan dan kecepatan air, tempat minum hewan peliharaan.
angin.1 Menutup rapat tempat penampungan air
Lingkungan biologi yang mempengaruhi sedemikian rupa sehingga tidak dapat
penularan DBD terutama adalah banyaknya diterobos oleh nyamuk dewasa. Mengubur
tanaman hias dan tanaman pekarangan, yang barang bekas yang sudah tidak terpakai, yang
mempengaruhi kelembaban dan pencahayaan kesemuanya dapat menampung air hujan
didalam rumah. Adanya kelembaban yang sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk
tinggi dan kurangnya pencahayaan dalam Aedes aegypty.1
rumah merupakan tempat yang disenangi Kedua pencegahan sekunder dilakukan
nyamuk untuk hinggap beristirahat.10 upaya diagnosis dan dapat diartikan sebagai
Lingkungan Sosial, kebiasaan masyarakat tindakan yang berupaya untuk menghentikan
yang merugikan kesehatan dan kurang proses penyakit pada tingkat permulaan
memperhatikan kebersihan lingkungan seperti sehingga tidak akan menjadi lebih parah. 1)
kebiasaan menggantung baju, kebiasaan tidur Melakukan diagnosis sedini mungkin dan
siang, kebiasaan membersihkan TPA, kebiasaan memberikan pengobatan yang tepat bagi