Anda di halaman 1dari 6

Radita Dewi Prasetyani | Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue

Radita Dewi Prasetyani


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak
Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti. Gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan tanda-
tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang
dapat menyebabkan kematian. Faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit demam berdarah
diantaranya: lingkungan rumah (jarak rumah, tata rumah, jenis kontainer, ketinggian tempat dan iklim), lingkungan biologi,
dan lingkungan sosial. Pencegahan penyakit demam berdarah dengue terdiri dari: pencegahan primer, pencegahan
sekunder, dan yang terakhir adalah pencegahan tersier. Dengan dilakukan pengendalian atau pencegahan terhadap faktor
resiko demam berdarah dengue (DBD), diharapkan dapat mengurangi angka kejadian demam berdarah dengue (DBD).

Kata kunci: demam berdarah dengue, faktor risiko, dan pencegahan

Factors Related to the Occurrences of Dengue Hemorrhagic Fever


Abstract
Dengue hemorrhagic fever is an infectious disease caused by the dengue virus and is transmitted through the bite of Aedes
aegypti mosquito. The main clinical symptoms are high fever, hemorrhagic manifestations, hepatomegaly, and signs of
circulatory failure until the onset of shock (dengue shock syndrome) as a result of plasma leakage that can cause death. Risk
factors that could affect the occurrence of dengue fever are: the home environment (within the home, home layout, types
of containers, altitude and climate), environmental biology, and social environment. Prevention of dengue fever consists of:
primary prevention, secondary prevention and tertiary prevention. By working for control or prevention of risk factor
dengue hemorrhagic fever (DHF), is expected to decrease the incidence of dengue hemorrhagic fever.

Keywords: dengue hemorrhagic fever, prevention, and risk factor

Korespondensi: Radita Dewi Prasetyani, Bandar Lampung, 085279790064, e-mail raditadewi@yahoo.co.id

Pendahuluan berkaitan dengan datangnya musim hujan,


Indonesia merupakan negara beriklim sehingga terjadi peningkatan aktifitas vektor
tropis yang baik bagi kehidupan hewan dan dengue.2 Penyakit ini masih menjadi masalah
tumbuhan, tetapi juga menjadikan indonesia kesehatan baik bagi tenaga kesehetan,
sebagai tempat yang baik pula bagi maupun masyarakat luas, terutama pada
perkembangan penyakit, terutama penyakit daerah endemis baik dikota ataupun
yang penularannya melalui vektor. Demam kabupaten.3
berdarah (DBD) dengue merupakan penyakit Semua golongan umur dapat terserang
yang disebabkan oleh virus dengue dengan penyakit demam berdarah dengue. Saat ini
penularan melalui vektor. Demam berdarah penyakit demam berdarah dengue lebih
dengue adalah penyakit akut dengan banyak menyerang anak-anak, namun delapan
manifestasi klinis perdarahan yang tahun terakhir ini terdapat peningkatan
menimbulkan syok yang berujung kematian. proporsi kejadian DBD pada orang dewasa.1
Demam berdarah dengue disebabkan oleh Penyakit DBD di Indonesia pertama kali terjadi
salah satu dari empat serotipe virus dari genus di Surabaya pada tahun 1968. Pada tahun 1994
Flavivirus, famili Flaviviridae. Virus ini bisa kasus DBD menyebar ke 27 provinsi di
masuk ke dalam tubuh manusia dengan Indonesia. Tahun 1968 jumlah kasus DBD
perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes sebanyak 53 orang (Incidence Rate (IR)
albopictus. Hampir di seluruh plosok Indonesia 0.05/100.000 penduduk) meninggal 24 orang
terdapat kedua jenis nyamuk tersebut, kecuali (42,8%).2 Sejak saat itu, penyakit ini menyebar
ditempat-tempat dengan ketinggian lebih dari luas ke seluruh Indonesia. Pada tahun 2005
1000 meter di atas permukaan laut.1 jumlah kasus sebanyak 95.279 (IR:
Kejadian Luar Biasa (KLB) dengue 43,31/100.000 penduduk) dengan 1.298
biasanya terjadi di daerah endemik dan kematian (Case Fatality Rate (CFR): 1,36%),

Majority | Volume 4 | Nomor 7 | Juni 2015 | 61


Radita Dewi Prasetyani | Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue

tahun 2006 jumlah kasus sebanyak 114.656 (IR: mencari kapiler darah. Setelah diperoleh, maka
52,48/100.000 penduduk) dengan 1.196 dikeluarkan liur yang mengandung zat
kematian (Case Fatality Rate: 1,04%) sampai antipembekuan darah, agar darah mudah di
dengan bulan November 2007, kasus telah hisap melalui saluran proboscis yang sangat
mencapai 124.811 (IR: 57,52/100.000 sempit. Bersama liurnya inilah virus
penduduk) dengan 1.277 kematian (CFR: dipindahkan kepada orang lain.7 Virus
1,02%).1 Berdasarkan data tersebut, dapat memerlukan waktu masa tunas 46 hari
dilihat bahwa kasus DBD mengalami (intrinsic incubation period) sebelum
peningkatan yang signifikan pada tahun 2012. menimbulkan penyakit.1
Faktor Lingkungan menjadi pemicu terjadinya Patogenesis dan patofisiologi terjadinya
peningkatan kasus DBD. demam berdarah dengue hingga saat ini masih
diperdebatkan.1 Dikatakan bahwa mekanisme
Isi imunopatologis berperan dalam terjadinya
Demam berdarah dengue adalah demam berdarah dengue dan sindrom renjatan
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue.8 Respon imun yang diketahui berperan
dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk dalam pathogenesis DBD antara lain: a) respon
Aedes aegypti. Penyakit ini adalah penyakit humoral berupa pembentukan antibodi yang
demam akut yang disebabkan oleh serotipe berparan dalam proses netralisasi virus,
virus dengue, dan ditandai dengan empat sitolisis yang dimediasi komplemen dan
gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, sitotoksisitas yang dimediasi antibodi. Antibodi
manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan terhadap virus dengue berperan dalam
tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai mempercepat replikasi virus pad monosit atau
timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) makrofag. Hipotesis ini disebut antibodi
sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dependent enhancement (ADE); b) Limfosit T
dapat menyebabkan kematian.5 baik T-helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8)
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) berepran dalam respon imun seluler terhadap
diebabkan oleh virus dengue yang sampai virus dengue. Diferensiasi T helper yaitu TH1
sekarang dikenal 4 serotipe (Dengue-1, akan memproduksi interferon gamma, IL-2 dan
Dengue-2, Dengue-3 dan Dengue-4), termasuk limfokin, sedangkan TH2 memproduksi IL-4, IL-
dalam grup B Arthropod Borne Virus 5, IL-6 dan IL-10; c) monosit dan makrofag
(Arbovirus). Ke-empat serotipe virus ini telah berperan dalam fagositosis virus dengan
ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Di opsonisasi antibodi. Namun proses fagositosis
Indonesia Dengue-3 sangat berkaitan dengan ini menyebabkan peningkatan replikasi virus
kasus DBD berat dan merupakan serotipe yang dan sekresi sitokin oleh makrofag; d) Selain itu
paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2, aktivitasi komplemen oleh kompleks imun
Dengue-1 dan Dengue-4.6 menyebabkan terbentuknya C3a dan C5a.7
Terdapat tiga faktor yang memegang Terdapat dua perubahan patofisiologis
peranan pada penularan infeksi virus dengue, utama pada DBD. Pertama adalah peningkatan
yaitu mausia, virus dan vektor perantara. Virus permeabilitas vaskular yang meningkatkan
dengue ditularkan kepada manusia melalui kehilangan plasma dari kompartemen vaskular.
nyamuk Aedes Aegypti. Aedes albopictus, Keadaan ini mengakibatkan hemokonsentrasi,
Aedes polynesiensis. Aedes mengandung virus tekanan nadi rendah, dan tanda syok lain, bila
dengue pada saat menggigit manusia yang kehilangan plasma sangat membahayakan.
sedang mengalami viremia. Kemudian virus Perubahan kedua adalah gangguan pada
yang berada di kelenjar liur berkembang biak hemostasis yang mencakup perubahan
dalam waktu 8 10 hari (extrinsic incubation vaskular, trombositopenia, dan koagulopati.8
period) sebelum dapat ditularkan kembali pada Gejala pada penyakit demam berdarah
manusia pada saat gigitan berikutnya. Sekali dengue diawali oleh: 1) demam tinggi
virus dapat masuk dan berkembang biak di mendadak 2-7 hari (38oC-40oC); 2) manifestasi
dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat perdarahan, dengan bentuk uji tourniquet
menularkan virus selama hidupnya.1 positif, purpura, pendarahan konjungtiva,
Pada manusia, penularan penyakit epitaksis, melena; 3) hepatomegali; 4) syok,
terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau
alat tusuknya yang disebut proboscis akan kurang, tekanan sistolik mencapai 80 mmHg

Majority | Volume 7 | Nomor 2 | Juni 2015 | 62


Radita Dewi Prasetyani | Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue

atau kurang; 5) trombositopenia, dari hari 3-7 membersihkan halaman rumah, dan juga
ditemukan penurunan trombosit sampai partisipasi masyarakat khususnya dalam rangka
100.000/mm3; 6) hemokonsentarasi, pembersihan sarang nyamuk, maka akan
meningkatnya nilai hematokrit; 7) gejala-gejala menimbulkan resiko terjadinya transmisi
klinik lainnya yang dapat menyertai, anoreksia, penularan penyakit DBD di dalam masyarakat.
mual, muntah, lemah, sakit perut, diare kejang Kebiasaan ini akan menjadi lebih buruk dimana
dan sakit kepala; 8) dan rasa sakit pada otot masyarakat sulit mendapatkan air bersih,
dan persendian.9 sehingga mereka cenderung untuk menyimpan
Faktor-faktor risiko yang dapat air dalam tandon bak air, karena TPA tersebut
mempengaruhi terjadinya penyakit demam sering tidak dicuci dan dibersihkan secara rutin
berdarah diantaranya: lingkungan rumah (jarak pada akhirnya menjadi potensial sebagai
rumah, tata rumah, jenis kontainer, ketinggian tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti.7
tempat dan iklim), lingkungan biologi, dan Pencegahan penyakit demam berdarah
lingkungan sosial.7 Jarak antara rumah dengue dapat dibagi menjadi tingkatan.
mempengaruhi penyebaran nyamuk dari satu Pertama pencegahan primer, pencegahan
rumah ke rumah lain, semakin dekat jarak tingkat pertama ini merupakan upaya untuk
antar rumah semakin mudah nyamuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap
menyebar kerumah sebelah menyebelah. sehat atau mencegah orang yang sehat
Bahan-bahan pembuat rumah, konstruksi menjadi sakit. Secara garis besar ada cara
rumah, warna dinding dan pengaturan barang- pengendalian vektor antara lain: a)
barang dalam rumah menyebabkan rumah pengendalian cara kimiawi, pada pengendalian
tersebut disenangi atau tidak disenangi oleh kimiawi digunakan insektisida yang ditujukan
nyamuk. Berbagai penelitian penyakit menular pada nyamuk dewasa atau larva. Insektisida
membuktikan bahwa kondisi perumahan yang yang dapat digunakan adalah dari golongan
berdesak-desakan dan kumuh mempunyai organoklorin, organopospor, karbamat, dan
kemungkinan lebih besar terserang penyakit.10 pyrethoid. b) Pengendalian hayati atau
Macam kontainer, termasuk macam biologik, menggunakan kelompok hidup, baik
kontainer disini adalah jenis/bahan kontainer, dari golongan mikroorganisme hewan
letak kontainer, bentuk, warna, kedalaman air, invertebrata atau vertebrata. Sebagai
tutup dan asal air mempengaruhi nyamuk pengendalian hayati dapat berperan sebagai
dalam pemilihan tempat bertelur.7,10 Ketingian patogen, parasit, dan pemangsa. Beberapa
tempat, pengaruh variasi ketinggian jenis ikan kepala timah (Panchaxpanchax), ikan
berpengaruh terhadap syarat-syarat ekologis gabus (Gambusia afffinis) adalah pemangsa
yang diperlukan oleh vektor penyakit. Di yang cocok untuk larva nyamuk. C)
Indonesia nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Pengendalian lingkungan, pencegahan yang
albopictus dapat hidup pada daerah dengan paling tepat dan efektif dan aman untuk jangka
ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut. panjang adalah dilakukan dengan program
Iklim adalah salah satu komponen pokok Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M
lingkungan fisik, yang terdiri dari: suhu udara, yaitu: menguras bak mandi, bak penampungan
kelembaban udara, curah hujan dan kecepatan air, tempat minum hewan peliharaan.
angin.1 Menutup rapat tempat penampungan air
Lingkungan biologi yang mempengaruhi sedemikian rupa sehingga tidak dapat
penularan DBD terutama adalah banyaknya diterobos oleh nyamuk dewasa. Mengubur
tanaman hias dan tanaman pekarangan, yang barang bekas yang sudah tidak terpakai, yang
mempengaruhi kelembaban dan pencahayaan kesemuanya dapat menampung air hujan
didalam rumah. Adanya kelembaban yang sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk
tinggi dan kurangnya pencahayaan dalam Aedes aegypty.1
rumah merupakan tempat yang disenangi Kedua pencegahan sekunder dilakukan
nyamuk untuk hinggap beristirahat.10 upaya diagnosis dan dapat diartikan sebagai
Lingkungan Sosial, kebiasaan masyarakat tindakan yang berupaya untuk menghentikan
yang merugikan kesehatan dan kurang proses penyakit pada tingkat permulaan
memperhatikan kebersihan lingkungan seperti sehingga tidak akan menjadi lebih parah. 1)
kebiasaan menggantung baju, kebiasaan tidur Melakukan diagnosis sedini mungkin dan
siang, kebiasaan membersihkan TPA, kebiasaan memberikan pengobatan yang tepat bagi

Majority | Volume 4 | Nomor 7 | Juni 2015 | 63


Radita Dewi Prasetyani | Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue

penderita demam berdarah dengue. 2) Unit Simpulan


Pelayanan Kesehatan (UPK) yang menemukan Faktor-faktor yang berhubungan dengan
penderita atau tersangka penderita demam peningkatan angka kejadian DBD dapat dicegah
berdarah dengue segera melaporkan ke keterlibatannya pada penyakit DBD dengan
puskesmas dan dinas kesehatan dalam waktu melakukan pencegahan primer, sekunder dan
jam. 3) Penyelidikan epidemiologi dilakukan tersier.
petugas puskesmas untuk pencarian penderita
panas tanpa sebab yang jelas sebanyak orang Daftar Pustaka
atau lebih, pemeriksaan jentik, dan juga 1. Sukohar A. Demam berdarah dengue.
dimaksudkan untuk mengetahui adanya Medula. Bandar Lampung: Fakultas
kemungkinan terjadinya penularan lebih lanjut Kedokteran Universitas Lampung. 2014.
sehingga perlu dilakukan fogging fokus dengan 2(2):1-14
radius meter dari rumah penderita, disertai 2. Astuti D, Sri D. Beberapa faktor yang
penyuluhan.5 berhubungan dengan kejadian demam
Ketiga pencegahan tertier, pencegahan berdarah dengue (DBD) di kelurahan ploso
ini dimaksudkan untuk mencegah kematian kecamatan pacitan tahun 2009. Surakarta:
akibat penyakit demam berdarah dengue dan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
melakukan rehabilitasi. Upaya pencegahan ini Muhammadiyah Surakarta. 2009:8-27.
dapat dilakukan sebagai berikut: membuat 3. Sidiek A. Hubungan tingkat pengetahuan
ruangan gawat darurat khusus untuk penderita ibu mengenai penyakit DBD terhadap
DBD di setiap unit pelayanan kesehatan kejadian DBD pada anak. Media Medika
terutama di puskesmas agar penderita dapat Muda. Semarang: Fakultas Kedokteran
penanganan yang lebih baik, transfusi darah Universitas Diponegoro. 2012. 1(1):2-6.
penderita yang menunjukkan gejala 4. Tamza R, Suhartono, Dharminto. Hubungan
perdarahan, mencegah terjadinya Kejadian faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
Luar Biasa (KLB).1 demam berdarah dengue (DBD) di wilayah
kelurahan perumnas way halim kota bandar
Ringkasan lampung. Kesehatan Masyarakat. Semarang:
Demam berdarah dengue adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
penyakit menular yang disebabkan oleh virus Diponegoro, 2013:1-8.
dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk 5. Wirayoga MA. Hubungan kejadian demam
Aedes aegypti. Gejala klinis utama yaitu berdarah dengue dengan iklim di kota
demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, semarang pada tahun 2006-2011.
hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan Semarang: Universitas Negeri Semarang,
sirkulasi sampai timbulnya renjatan atau 2013:10-34.
sindrom renjatan dengue sebagai akibat dari 6. Praditya S. Gambaran sanitasi lingkungan
kebocoran plasma yang dapat menyebabkan rumah tinggaldengan kejadian penyakit
kematian. Faktor-faktor risiko yang dapat demam berdarah dengue (DBD) di
mempengaruhi terjadinya penyakit demam kecamatan subersari kabupaten jember.
berdarah diantaranya: lingkungan rumah (jarak Jember: Universitas Jember, 2011:6-27.
rumah, tata rumah, jenis kontainer, ketinggian 7. Widiyanto T. Kajian manajemen
tempat dan iklim), lingkungan biologi, dan lingkungan terhadap kejadian demam
lingkungan sosial. Pencegahan penyakit berdarah dengue (DBD) di kota
demam berdarah dengue terdiri dari: purwokerto jawa tengah. Semarang:
pencegahan primer, pencegahan sekunder, Universitas Diponegoro. 2007:8-37.
dan yang terakhir adalah pencegahan tersier.

Majority | Volume 7 | Nomor 2 | Juni 2015 | 64


Radita Dewi Prasetyani | Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue

8. Sitio A. Hubungan perilaku tentang gede kota bekasi. Jakarta: Fakultas


pemberantasan sarang nyamuk dan Kesehatan Masyarakat Universitas
kebiasaan keluarga dengan kejadian Indonesia. 2008: 8-25.
demam berdarah dengue di kecamatan 10. Desniawati F. Pelaksanaan 3M plus
medan perjuangan kota mean tahun 2008. terhadap keberadaan larva aedes agypti di
Semarang: Universitas Diponegoro. wilayah kerja puskesmas ciputat kota
2008:7-32. tangerang selatan bulan mei-juni 2014.
9. Sukmawati I. Faktor-faktor yang Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
berhubungan dengan perilaku Hidayatullah, 2014:8-38.
pencegahan DBD di kecamatan pondok

Majority | Volume 4 | Nomor 7 | Juni 2015 | 65


Radita Dewi Prasetyani | Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue

Majority | Volume 7 | Nomor 2 | Juni 2015 | 66

Anda mungkin juga menyukai