Anda di halaman 1dari 11

Perbedaan Postural Drainage Dan Latihan Batuk Efektif Pada Intervensi Nabulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk

Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun

PERBEDAAN POSTURAL DRAINAGE DAN LATIHAN BATUK EFEKTIF


PADA INTERVENSI NABULIZER TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI
BATUK PADA ASMA BRONCHIALE ANAK USIA 3-5 TAHUN

Herdyani Putri1, Slamet Soemarno2


RSIA Humana Prima1, Fakultas Fisioterapi Universitas Esa unggul2
Jl. Rancabolang No.21 Bandung
herdyani.putri@yahoo.co.id

Abstrak
Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui beda efek pengurangan frekuensi batuk antara
pemberian nebulizer dan batuk efektif dengan pemberian nebulizer dan postural drainage
pada kasus Asma bronchiale. Subyek: terdiri dari 20 pasien Asma Bronchiale yang
dikelompokkan menjadi dua yaitu Kelompok Perlakuan terdiri dari 10 orang (n=10) dan
Kelompok Kontrol terdiri dari 10 orang (n=10). Metode: Penelitian ini menerapkan metode
pre post test control design. Pengolahan data dan analisa data menggunakan uji Paired
sample test dan Independent sample test. Hasil: hipotesis I dan II dengan menggunakan
uji Paired sample test dapat diketahui bahwa pada kelompok perlakuan maupun kelompok
kontrol terdapat penurunan frekuensi batuk yang signifikan setelah hasil uji membuktikan
bahwa nilai p= 0,000 (p<0.05). Hasil hipotesis III setelah dilakukan uji Independent sample
test dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan efek penurunan frekuensi batuk yang
signifikan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah hasil uji membuktikan
bahwa nilai 0,726 (p>0,05). Kesimpulan: Tidak ada beda pengaruh yang signifikan antara
pemberian nebulizer dan batuk efektif dengan pemberian nebulizer dan postural drainage
terhadap penurunan frekuensi batuk pada Asma Bronchiale.

Kata kunci : asma bronchiale, postural drainage, frekuensi batuk

Abstract
Objective: This research are made to determine the different effect of cough frequency
reduction between giving the nebulizer and effective cough by administering nebulizer and
postural drainage in cases of Asthma bronchiale. Subjects: The sample consisted of 20
patients with asthma Bronchiale grouped into two treatment groups consisting of 10 people
(n=10) and the control group consisted of 10 people (n=10). Methods: This study applied
the method pre post test control design. Data processing and data analysis using Paired
sample test and Independent sample test. Results: Hypothesis I and II by using Paired
sample test can be seen that either the treatment group or the control group contained a
significant reduction in cough frequency after the test results prove that the value of p =
0.000 (p<0.05). The results of the test hypothesis III after the Independent sample test can
be seen that there is no difference in the effect of a significant reduction in cough frequency
in the treatment group and the control group after the test results prove that the value of
0.726 (p>0.05). Conclusion: The research concludes that there is no significant difference
between giving effect nebulizer and cough effectively by administering nebulizer and
postural drainage to decrease the frequency of cough in asthma Bronchiale.

Keywords: asma bronchiale, postural drainage, frequency of cough


Pendahuluan duduk di Amerika Serikat terjangkit oleh penya-
Penyakit paru-paru merupakan suatu kit ini. Asma bronchial terjadi pada segala usia
masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya tetapi terutama dijumpai pada usia dini. Sekitar
adalah asma bronchial. Penyakit asma bronchial separuh kasus timbul sebelum usia 10 tahun
merupakan kelainan yang sangat sering dite- dan sepertiga kasus lainnya terjadi sebelum
mukan dan diperkirakan 45% populasi pen- usia 40 tahun. Pada usia kanak-kanak terdapat
Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013 1
Perbedaan Postural Drainage Dan Latihan Batuk Efektif Pada Intervensi Nabulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk
Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun

predisposisi laki-laki : perempuan = 2 : 1 Penyebab pastinya belum jelas namun


yang kemudian menjadi sama pada usia 30 ta- diduga akibat dari hiperreaksi bronkus dan
hun. Sedangkan di Indonesia belum ada penye- rangsangan dari luar berupa allergen yang me-
lidikan menyeluruh mengenai angka kejadian rupakan faktor dari lingkungan.
asma pada anak di Indonesia, namun diper- Serangan asma pertama kali menyerang
kirakan berkisar antara 510% dari jumlah otot bronchus sehingga saluran nafas menjadi
populasi anak di Indonesia. Asma yang yang spasme, lalu terjadi hyperemia oleh karena
terjadi pada anak-anak dapat disebabkan oleh adanya peradangan dinding mucosa dari bron-
berbagai faktor misalnya polusi udara yang chus. Produksi mucosa/lendir yang kental dan
berasal dari asap rokok, cerobong pabrik/ lengket meningkat dan bisa menyumbat bron-
industri, asap kendaraan bermotor yang secara chus sehingga ventilasi alveolus berkurang.
tidak sengaja terhirup oleh anak, cuaca, akti- Radang saluran pernafasan dan bron-
vitas dan alergi. Kurang lebih 80% pasien asma kokonstriksi menyebabkan saluran pernafasan
memiliki riwayat alergi atau bisa juga disebab- menyempit dansesak nafas/sukar bernafas
kan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan yang diikuti dengan suara wheezing (bunyi
mendapatkan picuan dari lingkungan sekitar. yang meniup sewaktu mengeluarkan udara/
Kelompok dengan resiko terbesar terhadap per- nafas).
kembangan asma adalah anak-anak yang me- Nafas kemudian menjadi sulit/sesak
ngidap alergi dan memiliki keluarga dengan (dispenoe) terutama saat ekspirasi sehingga
riwayat asma. nampak penderita bernafas pendek oleh karena
saluran nafas menjadi sempit. Serangan ini bisa
Asma Bronchiale pendek dan sembuh total akan tetapi bila
Asma Bronchiale adalah penyakit penyakit ini menjadi kronis maka rongga dada
radang/inflamasi kronik pada paru, yang dika- menjadi kaku, inspirasi bertambah pendek,
rakterisir oleh adanya penyumbatan saluran na- ekspirasi bertambah sulit sehingga harus diban-
fas (obstruksi) yang bersifat reversible, baik tu oleh otot-otot elevator pada leher sehingga
secara spontan maupun dengan pengobatan, menyebabkan leher terlihat bertambah tegang.
peradangan pada jalan nafas, danpeningkatan Bila serangannya bertambah kronis (serangan
respon jalan nafas terhadap berbagai rang- asma tidak mereda) dalam waktu lama maka
sangan (hiper- responsivitas Obstruksi pada sa- serangannya akan meningkat menjadi lebih be-
luran nafas bisa disebabkan oleh spasme/ rat yang biasa disebut dengan Status Ash-
kontraksi otot polos bronkus, oedema mukosa maticus yang bisa menimbulkan komplikasi jan-
bronkus, sekresi kelenjar bronkus meningkat. tung, utamanya ventrikel kanan oleh karena
Sebagai akibat dari adanya obstruksi kegagalan ventilasi menyebabkan hypo oksidasi
tersebut dapat memicu terjadinya gejala yang HB sehingga pasien terlihat syanosis. Karena
bersifat episodik dan berulang berupa sesak na- terjadinya retensi O2 kemudian menjadi kera-
fas, dada terasa berat, dengan disertai adanya cunan CO2 akhirnya pasien akan meninggal.
wheezing atau suara nafas yang meniup dan Kematian pada asma biasanya terjadi
batuk-batuk berdahak, terutama pada malam karena kegagalan respirasi atau jika pasien
hari atau pagi hari. meninggal dalam keadaan tenang maka pe-
Asma Bronchiale secara umum adalah nyebabnya bisa diduga akibat pemberian obat-
penyakit saluran pernafasan yang ditandai de- obatan yang beraneka ragam, misalnya : pem-
ngan beberapa gejala, seperti sesak nafas/ berian obat sedative (obat penenang) dalam
sukar bernafas yang diikuti dengan suara jangka waktu lama atau cortison yang dapat
wheezing (bunyi seperti suara meniup" memperberat kondisi pasien.
sewaktu mengeluarkan udara/nafas), rasa be-
rat dan kejang pada dada sehingga nafas jadi Etiologi
terengah-engah, biasanya disertai batuk de- Dari sudut etiologik, asma merupakan
ngan dahak yang kental dan lengket, perasaan penyakit heterogenosa. Klasifikasi asma dibuat
menjadi gelisah dan cemas. berdasarkan rangsangan utama yang mem-
bangkitkan atau rangsangan yang berkaitan
Patofisiologi dengan episode akut. Berdasarkan stimuli yang

2 Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013


Perbedaan Postural Drainage Dan Latihan Batuk Efektif Pada Intervensi Nabulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk
Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun

menyebabkan asma, dua kategori timbal balik Komplikasi


dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Komplikasi timbul karena kurang tepat-
1. Asma ekstrinsik imunologik nya penanganan pada suatu kondisi. Begitu
2. Asma intrinsik imunologik pula pada penderita Asma Bronchiale jika tidak
3. Asma Gabungan ditangani dengan tepat akan menimbulkan
penyakit baru dan memperparah keadaan.
Menurut Jon Ayres asma ini mempunyai Komplikasi itu antara lain :
karakteristik gabungan dari bentuk alergik dan (1) Bronchitis kronik
non-alergik. Ada beberapa hal yang merupakan (2) Emphysema
faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya se- (3) PPOK
rangan asma bronkhial, yaitu :
a. Faktor predisposisi Diagnosis Banding
Faktor ini bersifat genetik. Dimana yang Diagnosis banding adalah suatu tin-
diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun dakan membedakan jenis penyakit dengan je-
belum diketahui bagaimana cara penurunannya nis penyakit lainnya. Diagnosis banding ini
secara jelas. Penderita dengan penyakit alergi bertujuan agar tidak keliru dalam menentukan
biasanya mempunyai keluarga dekat yang juga suatu keputusan atau diagnosa. Dalam kasus
menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat ini dapat kita bandingkan penyakit paru Asma
alergi ini, penderita sangat mudah terkena pe- Bronchiale dan Bronchitis Kronic yang dapat
nyakit asma bronchialejika terpapar dengan dilihat dari tanda dan gejalanya.
faktor pencetus. Selain itu hipersensitifisitas sa-
luran pernafasannya juga bisa diturunkan. Problematika Fisioterapi
Problema yang biasanya ditemukan pa-
b. Faktor presipitasi da kasus asma bronchiale adalah : sesak nafas
1. Alergen (biasanya timbul pada saat pasien kedinginan,
2. Perubahan cuaca dan alergi pada debu), batuk berdahak, dan
3. Stress dahak sulit untuk dikeluarkan.
4. Olahraga/Aktifitas fisikyang berlebihan
1. Sesak Nafas
Tanda dan Gejala Sesak nafas adalah keluhan yang me-
Penyakit asma mempunyai manifestasi nunjukan adanya gangguan pada penyakit res-
fisiologis berbentuk penyempitan yang meluas pirasi.
pada saluran pernafasan yang dapat sembuh a. Faktor pencetus sesak nafas
spontan atau sembuh dengan terapi. Penyakit b. Faktor peningkatan kerja pernafasan, di-
ini bersifat episodik dengan eksaserbasi akut bagi menjadi dua yaitu :
yang diselingi oleh periode tanpa gejala. 1). Peningkatan ventilasi (Latihan jasmani,
Keluhan utama penderita asma adalah Hiperkapnia, Hipoksia, Asidosis meta-
sesak nafas mendadak disertai inspirasi yang bolic).
lebih pendek dibandingkan dengan fase eks- 2). Sifat-sifat yang berubah, diantaranya :
pirasi dan diikuti oleh bunyi mengi (wheezing), (a) Tahanan elastis paru meningkat mi-
batuk yang disertai serangan sesak nafas yang salnya pada pneumonia, atelektasis, ko-
kumat-kumatan. Pada beberapa penderita as- ngesti, pneumothoraks, danefusi pleu-
ma keluhan tersebut dapat menjadi ringan, ra. (b) Tahanan elastis dinding thoraks
sedang atau berat serta sesak nafas penderita meningkat, misalnya pada obesitas dan
timbul secara mendadak, dirasakan makin lama kifoskoliosis. (c) Peningkatan tahanan
makin meningkat atau tiba-tiba menjadi berat. bronchial selain dari tahanan elastis.
Hal ini sering terjadi terutama pada penderita Dapat dijumpai pada penyakit emfi-
dengan bronkhitis alergika atau radang saluran sema, bronchitis, dan asma bronchiale.
nafas bagian atas. Sedangkan pada sebagian c. Otot-otot pernafasan yang abnormal,
besar penderita keluhan utama ialah sukar ber- yaitu:
nafas disertai rasa tidak enak didaerah retros- 1) Penyakit otot diantaranya: a) Kelema-
ternal. han otot, misalnya pada miastenia gravis
Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013 3
Perbedaan Postural Drainage Dan Latihan Batuk Efektif Pada Intervensi Nabulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk
Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun

dan tiroktosikosis. b) Kelumpuhan otot, mi- b) Tingkat V


salnya pada poliomyelitis dan sindrom Guil- Penderita harus membatasi diri dalam
lain Barre. c) Otot yang mengalami distrofi. segala aktivitas sehari-hari yang biasa
2). Fungsi mekanik otot diantaranya : a) dilakukan rutin. Keterbatasan ini me-
Fungsi mekanis berkurang pada fase ins- nyebabkan penderita lebih banyak be-
pirasi, misalnya pada emfisema.b) Fungsi rada ditempat tidur atau hanya duduk
mekanis otot berkurang pada fase eks- di kursi. Untuk memenuhi segala ke-
pirasi, misalnya pada penderita obesitas. butuhannya penderita sangat tergan-
tung pada bantuan orang lain.
2. Klasifikasi Sesak Nafas
Sesuai dengan berat-ringannya keluhan, 3. Batuk
sesak nafas dapat dibagi memjadi lima tingkat Batuk dalam bahasa latin disebut tussis
dengan penjelasan sebagai berikut : adalah refleks yang dapat terjadi secara tiba-
a). Tingkat I tiba dan sering berulang-ulang yang bertujuan
Tidak ada hambatan dalam melakukan ak- untuk membantu membersihkan saluran perna-
tifitas sehari-hari. Sesak terjadi pada saat pasan dari lendir besar, iritasi, partikel asing
sedang melakukan aktifitas jasmani yang dan mikroba. Batuk dapat terjadi secara
lebih berat dari biasanya.Penderita dapat sengaja maupun tanpa disengaja.Batuk meru-
melakukan aktifitas sehari-hari dengan pakan suatu tindakan refleks pada saluran
baik. pernafasan yang digunakan untuk mem-
b). Tingkat II bersihkan saluran udara atas.Salah satunya un-
Tidak ada hambatan aktifitas yang biasa tuk mengeluarkan sputum.Sputum adalah zat
dilakukan pada kehidupan sehari-hari. Se- mucousy (terdiri dari sel-sel dan materi lainnya)
sak timbul bila aktifitas yang lebih berat yang disekresikan ke dalam saluran udara dari
(naik tangga atau mendaki), tetapi bila saluran pernapasan. Sputum tidak sama de-
berjalan di jalan datar tidak terasa sesak. ngan air liur, air liur merupakan suatu zat yang
Sebaiknya penderita bekerja di kantor/ disekresi dalam mulut untuk membantu pencer-
tempat yang tidak memerlukan tenaga ter- naan. (Goldsobel, 2010)
lalu banyak atau pada pekerjaan yang
tidak berpindah-pindah. 4. Mekanisme batuk
c). Tingkat III Pada dasarnya mekanisme batuk dapat
Sesak sudah terjadi bila penderita mela- dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase inspirasi,
kukan aktifitas sehari-hari (mandi, berpa- fase kompresi dan fase ekspirasi (literatur lain
kaian, dll) tetapi penderita masih dapat membagi fase batuk menjadi 4 fase yaitu fase
melakukan aktifitas sehari-hari tanpa ban- iritasi, inspirasi, kompresi, dan ekspulsi). Batuk
tuan orang lain. Sesak tidak timbul saat biasanya bermula dari inhalasi sejumlah udara,
istirahat, penderita juga masih mampu kemudian glotis akan menutup dan tekanan di
berjalan-jalan ke daerah sekitar, walaupun dalam paru akan meningkat yang akhirnya di-
tidak sebaik orang sehat seumurnya. Lebih ikuti dengan pembukaan glotis secara tiba-tiba
baik penderita tidak bekerja lagi, meng- dan ekspirasi sejumlah udara dalam kecepatan
ingat penyakit cukup berat. tertentu.
a) Tingkat IV Fase inspirasi dimulai dengan inspirasi
Sesak sudah terjadi bila penderita me- singkat dan cepat dari sejumlah besar udara,
lakukan aktifitas sehari-hari (mandi, pada saat ini glotis secara refleks sudah ter-
berpakaian, dll) sehingga membutuh- buka. Volume udara yang diinspirasi sangat
kan bantuan orang lain pada waktu me- bervariasi jumlahnya, berkisar antara 200 sam-
lakukan kegiatan sehari-hari. Sesak ti- pai 3500 ml di atas kapasitas residu fungsional.
dak timbul pada waktu penderita istira- Penelitian lain menyebutkan jumlah udara yang
hat, tapi mulai timbul pada waktu pe- dihisap berkisar antara 50% dari tidal volume
kerjaan ringan sehingga penderita perlu sampai 50% dari kapasitas vital. Ada dua man-
istirahat sebentar. Pekerjaan sehari-hari faat utama dihisapnya sejumlah besar volume
tidak dapat dilakukan dengan leluasa. ini. Pertama, volume yang besar akan mem-
perkuat fase ekspirasi nantinya dan dapat
4 Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013
Perbedaan Postural Drainage Dan Latihan Batuk Efektif Pada Intervensi Nabulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk
Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun

menghasilkan ekspirasi yang lebih cepat dan 100 mmHg. Tertutupnya glotis merupakan ciri
lebih kuat. Manfaat kedua, volume yang besar khas batuk, yang membedakannya dengan ma-
akan memperkecil rongga udara yang tertutup nuver ekspirasi paksa lain karena akan meng-
sehingga pengeluaran sekret akan lebih mudah. hasilkan tenaga yang berbeda. Tekanan yang
Setelah udara di inspirasi, maka mu- didapatkan bila glotis tertutup adalah 10 sam-
lailah fase kompresi dimana glotis akan tertutup pai 100% lebih besar daripada cara ekspirasi
selama 0,2 detik. Pada masa ini, tekanan di pa- paksa yang lain. Di pihak lain, batuk juga dapat
ru dan abdomen akan meningkat sampai 50 terjadi tanpa penutupan glotis.

Gambar 1
Skema diagram menggambarkan aliran dan perubahan tekanan subglotis selama, fase inspirasi,
fase kompresi dan fase ekspirasi batuk

Gambar 2
Fase Batuk

Kemudian, secara aktif glotis akan ter- 5. Dahak


buka dan berlangsunglah fase ekspirasi. Udara Sputum adalah zat mucousy (terdiri dari
akan keluar dan menggetarkan jaringan sa- sel-sel dan materi lainnya) yang disekresikan
luran napas serta udara yang ada sehingga ke dalam saluran udara dari saluran pernapa-
menimbulkan suara batuk yang kita kenal. Arus san. Sputum tidak sama dengan air liur, air liur
udara ekspirasi yang maksimal akan tercapai merupakan suatu zat yang disekresi dalam
dalam waktu 3050 detik setelah glotis terbuka, mulut untuk membantu pencernaan.
yang kemudian diikuti dengan arus yang me- Anak-anak pada umumnya belum bisa
netap. Kecepatan udara yang dihasilkan dapat mengeluarkan dahag atau sputum dengan sen-
mencapai 16.000 sampai 24.000 cm per menit, diri oleh sebab itu untuk mempermudah hal
dan pada fase ini dapat dijumpai pengurangan tersebut dapat dibantu dengan terapi inhalasi
diameter trakea sampai 80%. Frekuensi batuk yang merupakan pemberian obat secara lang-
dipengaruhi oleh hipersekresi sehingga pro- sung ke dalam saluran napas melalui penghi-
duksi mucus berlebih, penumpukan mucus me- sapan. Terapi pemberian ini, saat ini makin
nyebabkan lemah fungsi silia, ventilasi paru berkembang luas dan banyak dipakai pada pe-
rendah menyebabkan terjadinya obstruksi, da- ngobatan penyakit-penyakit saluran napas.
ya tahan tubuh turun. Berbagai macam obat seperti antibiotik,
mukolitik, anti inflamasi dan bronkodilator se-
ring digunakan pada terapi inhalasi.

Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013 5


Perbedaan Postural Drainage Dan Latihan Batuk Efektif Pada Intervensi Nabulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk
Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun

6. Wheezing lebih dahulu dipecahkan menjadi partikel-


Merupakan suara yang terdengar pada partikel yang lebih kecil melalui cara aerosol
saat ekspirasi, disebabkan oleh penyumbatan atau humidifikasi. Tujuan dari pemberian
jalan nafas yang disebabkan oleh penyempitan nebulizer antara lain : a) Rileksasi dari spasme
pada bronchial lumen, bronchospasme, dan oe- bronchial. b) Mengencerkan sekret. c) Melan-
dem pada bronchial mukosa atau sekresi yang carkan jalan nafas. d) Melembabkan saluran
berlebih. Wheezing sendiri terdiri dari beberapa pernafasan. (Purnamadyawati, 2000). Jet ne-
derajat, yaitu : (1) Ringan, wheezing terdengar bulizer ini terdiri dari 2 bagian yaitu 1)
pada saat akhir ekspirasi atau bahkan saat kompresor yang menghasilkan tekanan dan 2)
ekspirasi paksa. (2) Sedang, wheezing terde- botol khusus tempat obat. Partikel jet nebulizer
ngar pada pertengahan sampai akhir ekspirasi. lebih kecil dari ultrasonic nebulizer, tetapi jum-
(3) Berat, whezzing terdengar sepanjang eks- lah obat yang dikeluarkan lebih sedikit. Sumber
pirasi atau bahkan terdengar saat inspirasi. gas dapat diberikan dengan berbagai cara
antara lain, yaitu : air atau oksigen, IPPB, ven-
Jet Nebulizer tilator, blender with flow module atau meng-
Merupakan suatu alat pengobatan de- gunakan tube yang kecil kedalam nebulizer
ngan cara pemberian obat-obatan dengan pasien.
penghirupan, setelah obat-obatan tersebut ter-

Gambar 3
Aplikasi nebulizer

(a) Indikasi nebulizer humidifier, dialirkan kedalam saluran per-


1) Penyakit saluran pernafasan bagian atas, nafasan melalui macam-macam cara antara
akut maupun kronis, seperti : rhinopha- lain dengan : (1) Bernafas biasa melalui hiru-
ryngitis sicca, laryngitis sicca, acute pan yang dalam, dengan inspirasi menggu-
rhingpharingitis, allergic rhinitis, dan si- nakan mulut dan ekspirasi menggunakan
nusitis. hidung. (2) IPPB (Intermittent Positif Brea-
2) Penyakit saluran pernafasan bagian ba- thing). (3) PEEP (Positif End Expiratory Preas-
wah, akut maupun kronis, seperti: bron- sure)
chitis, broncho pneumonia, bronchial
asma, dan atelektasis.Penyakit-penyakit (c) Dosis
jaringan paru untuk memperbaiki venti- Dosis obat ditentukan dengan cara Be-
lasi, seperi emfisema. rat badan (BB) x 3600/ cc
3) Gangguan saluran nafas allergic.
4) Bayi-bayi dengan sekret berlebihan. (d) Jenis obat yang dipakai
1) Pulmicord ( budesonide 100 g, 200 g,
(b) Cara pemberian inhalasi 400 g/ dosis), dosis dan aturan pakai
Molekul obat-obatan atau kadar uap air bagi anak 200-800 g/hari.
yang telah terbentuk melalui nebulizer atau
6 Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013
Perbedaan Postural Drainage Dan Latihan Batuk Efektif Pada Intervensi Nabulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk
Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun

2) Flixotide ( flutikason propionate 50g, Batuk Effektif


125 g / dosisi), dosis dan aturan pakai Batuk effektif Adalah merupakan me-
bagi anak 50-100 g, 2x sehari. kanisme pertahanan tubuh yang berfungsi un-
3) Ventolin ( beclomethasone 50, 100, 200, tuk mengeluarkan benda asing atau sekresi
250, 400 g / dosis) yang banyak di saluran pernafasan. Batuk
4) NaCl 2 ml efektif merupakan suatu metode batuk dengan
5) Bisolvon larutan benar, dimana pasien dapat menghemat energi
sehingga tidak mudah lelah dan dapat menge-
(e) Efek pemberian obat luarkan dahak secara maksimal. Untuk me-
1) Mengencerkan dahag/sputum nyiapkan paru-paru dan saluran nafas sebelum
2) Melancarkan jalan nafas melaksanakan tehnik batuk, keluarkan semua
3) Pemberian obat-obat aerosol udara dari dalam paru-paru dan saluran nafas.
a. Tujuan
(f) Kontra indikasi nebulizer Tujuan dilakukannya teknik batuk effek-
Terjadinya reflek bronchospasme dan tif ini adalah membantu mengeluarkan sekresi
vagal reflek, bacterial contaminasi, kelebihan pada saluran pernafasan akibat pengaruh ne-
cairan dari over hidrasi, penumpukan sekret, crose serta membantu membersihkan jalan
serta bahaya spesifik dari obat-obatan. nafas.
b. Indikasi
Postural Drainage 1) Produksi sputum yang berlebih
Suatu bentuk pengaturan posisi pasien 2) Pasien dengan batuk yang tidak efektif
untuk membantu pengaliran mucus sehingga 3) Susah mengeluarkan dahak
mucus akan berpindah dari segmen kecil ke c. Kontra indikasi
segmen besar dengan bantuan gravitasi dan 1) Hemoptisis
akan memudahkan mucus di ekspectorasikan 2) Tension pneumotoraks
dengan bantuan batuk. 3) Gangguan kardiovaskuler
Dalam pelaksanaannya postural drai- 4) Edema paru
nage ini selalu disertai dengan tapotement atau 5) Efusi pleura yang luas
tepukan dengan tujuan untuk melepaskan mu-
cus dari dinding saluran napas dan untuk Pemeriksaan frekuensi batuk
merangsang timbulnya reflek batuk, sehinggga Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara
dengan reflek batuk mucus akan lebih mudah quisioner dengan bantuan dari orang tua anak.
dikeluarkan. Jika saluran napas bersih maka 1. Bagaimana (jumlah) batuk anak anda
pernapasan akan menjadi normal dan ventilasi dalam sehari
menjadi lebih baik. Jika saluran napas bersih a. Sangat sering (setiap jam batuk)
dan ventilasi baik maka frekuensi batuk akan b. Sering (setiap 2-3 jam batuk)
menurun. (Dhaenkpedro,2010 ) c. Jarang (setiap 5-6 jam batuk)
a. Tujuan Postural Drainage d. Kadang-kadang (1-2 kali batuk)
1) Membantu mengeluarkan dahak. e. Tidak ada.
b. Melepaskan perlengketen sputum pada
bronkus. Indikasi 2. Bagaimana ( kuat-lemahnya) batuk anak
1) Pasien dengan produksi sputum yang anda
berlebih a. Batuk berat dan berulang-ulang
2) Penumpukan secret b. Batuk ringan / kecil dan berulang-ulang
3) bronkoektasis c. Batuk berat satu kali (kadang-kadang)
c. Kontra indikasi d. Batuk kecil satu kali ( kadang-kadang)
1) Patah tulang rusuk. e. Tidak ada
2) Emfisema subkutan daerah leher dan
dada. 3. Apakah anak anda sering terbangun dari
3) Emboli paru. tidur karena batuk
4) Pneumotoraks tension a. Sangat sering (> 5kali)
b. Sering (3-5 kali)
Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013 7
Perbedaan Postural Drainage Dan Latihan Batuk Efektif Pada Intervensi Nabulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk
Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun

c. Jarang (2-3 kali) kurang lebih 15-20 menit. Jika ada broncial
d. Kadan-kadang (1 kali) obstruksi pertama-tama dapat diberikan ter-
e. Tidak ada lebih dahulu bronchodilator (pre treatment in-
halasi). Sekret jangan ditelan / terteguk pasien,
4. Apakah ada dahak (mucus) ketika batuk gunakan tempat sputum dengan tissue. Perha-
a. Selalu ada ( setiap batu ada dahak) tikan tanda-tanda tak biasa seperti pertusis,
b. Sering (3-6 kali batuk ada dahak) cyanosis, dll. Kemudian dilakukan postural drai-
c. Jarang (7-10 kali batuk ada dahak) nage yaitu suatu bentuk pengaturan posisi pa-
d. Kadang-kadang (> 10 kali batuk kadang sien untuk membantu pengaliran mucus
ada dahak) sehingga mucus akan berpindah dari segmen
e. Tidak ada kecil ke segmen besar dengan bantuan gra-
vitasi dan akan memudahkan mucus di eks-
5. Pada saat batuk apakah di sertai sesak pectorasikan dengan bantuan batuk.
a. Sangat sesak (setiap batuk pucat dan Batuk effektif merupakan suatu metode
terengah-engah) batuk dengan benar, dimana pasien dapat
b. Sesak ( pucat tidak terengah-engah) menghemat energi sehingga tidak mudah lelah
c. Jarang (tidak tentu kadang ya kadang dan dapat mengeluarkan dahak secara mak-
tidak) simal. Untuk menyiapkan paru-paru dan sa-
d. Kadang-kadang luran nafas sebelum melaksanakan tehnik
e. Tidak ada batuk, keluarkan semua udara dari dalam paru-
paru dan saluran nafas. Tehnik pelaksanaan
Metode Penelitian batuk effektif adalah : (1) Mulai dengan ber-
Penelitian dilakukan di RSIA Humana nafas pelan. Ambil nafas secara perlahan, akhi-
Prima selama periode Februari dan Maret 2012 ri dengan mengeluarkan nafas secara perlahan
terhadap anak usia 3-5 tahun yang dipilih ber- selama 3-4 detik. (2) Tarik nafas secara diaf-
dasarkan kriteria purposive sampling dengan ragma, lakukan secara pelan dan nyaman, ja-
pre-post test research design. ngan sampai overventilasi paru-paru. (3) Se-
Kriteria inklusi adalah (1) Pasien anak telah menarik nafas secara perlahan, tahan
laki-laki dan perempuan dengan asmabron- nafas selama 3 detik, Ini untuk mengontrol
chiale berusia 3-5 tahun. (2) Pasien yang nafas dan mempersiapkan melakukan batuk
bersedia ikut dalam penelitian sebanyak 7 kali. huff secara efektif. (4) Angkat dagu agak
(3) Pasien yang memenuhi kriteria hasil pe- keatas, dan gunakan otot perut untuk mela-
meriksaan yang menunjukkan penegakan diag- kukan pengeluaran nafas cepat sebanyak 3 kali
nosa asmabronchiale. (4) Pasien bersedia men- dengan saluran nafas dan mulut terbuka,
jadi sampel penelitian. keluarkan dengan bunyi Ha,ha,ha atau huff,
Kriteria eksklusi adalah (1) Kondisi ba- huff, huff. Tindakan ini membantu epligotis
tuk pilek yang dialami anak tergolong berat terbuka dan mempermudah pengeluaran mu-
atau disertai demam. (2) Anak yang mengalami cus. (5) Kontrol nafas, kemudian ambil nafas
sesak parah. (3) Anak baru saja menghabiskan pelan 2 kali. Ulangi tehnik batuk diatas sampai
makannya karena dapat mengakibatkan mun- mucus ke belakang tenggorokkan, setelah itu
tah. batukkan dan keluarkan mucus/dahak. Setelah
Subjek dianggap gugur bila : (1) Da- dilakukan penyaringan subjek berdasarkan kri-
tang tidak sesuai jadwal. (2)Tidak selesai me- teria inklusi yang telah ditetapkan, didapatkan
ngikuti penelitian. (3) Kondisi pasien yang 20 orang subjek dengan distribusi jenis kelamin
semakin memburuk setelah diberikan inter- sebagaimana digambarkan melalui Tabel 1.
vensi.
Subjek yang memenuhi kriteria lalu
menjalani terapi uap dengan menggunakan
nebulizer dengan cara pasien duduk tegak dan
rilex, nafas tenang dan pelan dengan tarik
nafas melalui mulut, tahan nafas, lalu ke-
luarkan melalui hidung. Masker digunakan un-
tuk anak kecil yang belum kooperatif. Waktu
8 Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013
Perbedaan Postural Drainage Dan Latihan Batuk Efektif Pada Intervensi Nabulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk
Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun

Karakteristik sampel berdasarkan usia dapat nakan quesioner untuk menentukan tingkat
dilihat melalui distribusi sampel pada tabel keberhasilan dari intervensi yang diberikan.
berikut : a. Nilai frekuensi batuk pada kelompok per-
lakuan.
b. Pengukuran frekuensi batuk pada kelompok
perlakuan sebelum dan sesudah intervensi
ke VII dengan parameter scala interval
sebagai berikut:
c. Nilai frekuensi batuk pada kelompok kon-
trol. Pengukuran nilai frekuensi batuk pada
Hasil pengukuran frekuensi batuk kelompok kontrol sebelum dan sesudah
Sebelum diberikan intenvensi, dilakukan intervensi ke VII dengan parameter skala
pengukuran frekuensi batuk dengan menggu- interval sebagai berikut:

c. Nilai frekuensi batuk perbandingan rata-rata Perbandingan nilai rata-rata kelom-pok


kelompok perlakuan dan kelompok control perlakuan dan kelompok kontrol seperti yang
tercantum pada tabel 5 berikut ini:

Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013 9


Perbedaan Postural Drainage Dan Latihan Batuk Efektif Pada Intervensi Nabulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk
Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun

Tabel 5 tersebut diatas menun-jukkan bahwa perubahan rerata nilai frekuensi batuk pada
perubahan rerata frekuensi batuk pada ke- kelompok kontrol. Untuk membuktikan hipo-
lompok perlakuan sebelum dan sesudah inter- tesa, maka dilakukan pengujian statistik de-
vensi lebih besar dibandingkan dengan ngan hasil sebagai berikut:

Berdasarkan Tabel 6, hasil dari uji nor- dan sesudah intervensi pada kelompok per-
malitas tersebut menunjukkan nilai bahwa lakuan dan kelompok kontrol. Selain itu pene-
pada semua kelompok data berdistribusi nor- litian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
mal dengan nilai p = 0,982 pada data sebelum ada perbedaan efek pengurangan frekuensi ba-
intervensi kelompok kontrol, p = 0,410. tuk pada pemberian nebulizer dan postural
Berdasarkan uji normalitas tersebut, drainage dengan pemberian nebulizer dan
maka peneliti menetapkan bahwa uji hipotesis batuk efektif pada asma bronchial anak usia 3-
I dan II menggunakan Paired sample test, se- 5 tahun.
dangkan uji hipotesis III menggunakan Inde-
pendent sample test. Uji Hipotesis I
Untuk mengetahui pengaruh pemberian
Pengujian Hipotesis ne-bulizer dan postural drainage pada, maka
Pengujian hipotesis pada penelitian ini digunakan uji hipotesis Paired sample test.
bertujuan untuk menentukan apakah setelah Dari hasil pengujian dengan menggu-
dilakukan intervensi sebanyak 7 kali ada per- nakan Paired sample test, maka didapatkan
bedaan pengurangan frekuensi batuk sebelum hasil sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengujian dari data Untuk mengetahui efek pemberian intervensi
pengukuran frekuensi nyeri sebelum dan nebulizer dan batuk efektif pada kasus asma
sesudah intervensi dengan menggunakan ne- bronchiale, maka dilakukan uji statistik meng-
bulizer dan postural drainage untuk mengu- gunakan Paired sample test
rangi frekuensi batuk pada kasus asma bron- Ho : Tidak ada efek pengurangan frekuensi
chiale pada kelompok perlakuan diperoleh nilai batuk pada intervensi nebulizer dan batuk
p = 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa Ho efektif pada kasus asma bronchiale.
ditolak. Ha : Ada efek pengurangan frekuensi batuk
Maka dapat disimpulkan bahwa pem- pada intervensi nebulizer dan batuk
berian nebulizer dan postural drainage mem- efektif pada kasus asma bronchiale.
berikan pengaruh yang sangat signifikan pada
pengurangan frekuensi batuk kasus asma Dari hasil pengujian dengan meng-
bronchiale. gunakan Paired sampel test, maka didapatkan
hasil sebagai berikut
Uji Hipotesis II

10 Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013


Perbedaan Postural Drainage Dan Latihan Batuk Efektif Pada Intervensi Nabulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk
Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun

Berdasarkan hasil Paired sample test dari data 3. Uji Hipotesis III
pengukuran frekuensi batuk sebelum dan se- Untuk mengetahui Perbedaan efek
sudah intervensi dengan menggunakan nebu- pemberian nebulizer dan postural drainage
lizer dan postural drainage terhadap pengu- dengan pemberian nebulizer dan batuk efekif
rangan frekuensi batuk pada asma bronchiale maka digunakan uji statistic Independent
pada kelompok kontrol, nilai p = 0,000 (p < sample test.
0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa inter- Dari hasil pengujian dengan meng-
vensi nebulizer dan batuk efektif mempunyai gunakan Independent sampel test, maka
efek yang signifikan terhadap pengurangan didapatkan hasil sebagai berikut:
frekuensi nyeri pada kasus asma bronchiale.

Berdasarkan hasil Independent t- test


dari data didapatkan nilai p=0,726 (p>0,05). Brunner & Suddart, Keperawatan Medikal-
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan Bedah Edisi 8 Vol 1.
bahwa tidak terdapat perbedaan efek pada ke-
lompok perlakuan yang diberi intervensi ne- Chung KF, Pavord ID, Prevalence, patho-
bulizer dan postural drainage dengan kelompok genesis, and causes of chronic cough,
kontrol yang diberi intervensi nebulizer dan Lancet 371, Hal 6474, 2008.
batuk efektif terhadap pengurangan frekuensi
batuk pada asma bronchiale. Evelyn Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedi, Gramedia Pustaka Utama,
Kesimpulan Hal 219, Jakarta, 2006.
Berdasarkan hasil uji statistik diatas,
maka pada akhir penelitian dapat disimpulkan: F, Dennis McCool, Global Physiology and
(1). Intervensi nebulizer dan postural drainage Pathophysiology of Cough vol, 129 , Hal
memberikan efek bermakna terhadap pengu- 48-53, 2006.
rangan frekuensi batuk yang sangat bermakna
pada asma bronchiale. 2). Intervensi nebulizer Purnamadyawati, Nebulizer Work Shop II :
dan batuk efektif memberikan efek terhadap pe- TITAFI XV & KONAS VIII, Hal 4-20,
ngurangan frekuensi batuk yang bermakna pa- Semarang, 2000
da kasus asma bronchiale. (3). Tidak ada beda
efek yang bermakna antara pemberian nebulizer Shvoong, Medicine and health/ Anatomi dan
dan postural drainage dengan pemberian fisiologi paru-paru,
nebulizer dan batuk efektif terhadap pengu- http://id,shvoong,com, (Diaskes 31
rangan frekuensi batuk pada kasus asma oktober 2011), 2010
bronchiale.
Yumizone, Respirasi Asma, http,www,klinikku,
Daftar Pustaka Diaskes tanggal 23 oktober 2010,
Basuky, Physio Nur, Anatomi Terapan Sistem Jakarta, 2009
Respirasi, Poloteknik Kesehatan
Surakarta Jurusan Fisioterapi, Hal 59-65, Irfan,http://dhaenkpedro,wordpress,com/fisioter
Surakarta, 2007. api-pada-asthma-bronchia

Jurnal Fisioterapi Volume 13 Nomor 1 , April 2013 11

Anda mungkin juga menyukai