Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembahasan tentang proses penuaan semakin sering muncuk seiring dengan semakin
bertambahnya populasi usia lanjut di berbagai belahan dunia. Berbagai aspek mengenai
proses penuaan banyak dibahas seperti aspek sosial, psikologi, ekonomi, atau fisik. Telah
banyak ditemukan bahwa proses penuaan sangat dipengaruhi oleh interaksi antara faktor
genetik dan faktor lingkungan. Usia kronologi yang diukur dengan tahun dan dan usia
fisiologi yang diukur dengan kapasitas fungsional tidak selalu seiring berjalan. Seseorang
dapat terlihat lebih tua atau lebih muda dari umurnya, dan mungkin memiliki kapasitas
fungsional yang lebih besar atau lebih kecil dari yang diperkirakan dimilikinya pada umur
tertentu.
Proses penuaan bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada orang dengan usia lanjut,
melainkan suatu proses normal yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir dengan
kematian. Namun demikian efek penuaan tersebut lebih terlihat setelah usia 40 tahun. Proses
penuaan dianggap sebagai suatu proses normal dan tidak selalu menyebabkan gangguan
fungsi organ atau penyakit. Berbagai faktor seperti genetik, gaya hidup, dan lingkungan,
mungkin lebih besar mengakibatkan gangguan fungsi, daripada pertambahan usia itu sendiri.
Di sisi lain, hubungan antara usia dengan penyakit meningkat seiring dengan menuanya
seseorang. Perlu disadari bahwa sangat sulit membedakan apakah proses penuaan yang
terjadi pada seseorang murni semata-mata karena proses penuaan itu sendiri atau akibat
penyakit yang menyertai usia tersebut. Makalah ini akan membahas aspek biologi proses
penuaan, yakni berbagai perubahan pada tubuh akibat proses penuaan. Selanjutnya akan
dibahas lebih jauh bagaimana proses penuaan itu bisa terjadi, fisiologi proses penuaan, dan
bagaimana cara menuju successful aging.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SKENARIO
Haidku Sudah Berhenti
Seorang wanita berusia 54 tahun, datang ke dokter untuk berkonsultasi tentang perubahan
yang terjadi pada dirinya, dia mengeluh sudah 2 tahun ini tidak mengalami menstruasi,
sering lupa, gampang merasa lelah dan tidak bertenaga, dan mengeluh gangguan nyeri
persendian. Tetapi dia masih bisa beraktifitas seperti biasanya. Dokter menjelaskan kalau
ibu tersebut mengalami menopause, dan mengalami tahap-tahap perubahan fisiologis karena
proses penuaan.
2.2 TERMINOLOGI
- Menopause: tidak adanya siklus menstruasi terhitung selama 12 bulan kebelakang,
biasanya terjadi antara usia 40-50 tahun, dan dapat berlangsung selama 8 sampai 10
-

tahun
Proses penuaan: penurnan seiring-waktu yang terjadi pada sebagian besar makhluk
hidup, yang berupa kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan
perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan
fisiologis yang terkait usia.

2.3 PERMASALAHAN
1) Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan pasien pada skenario?
2) Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya proses penuaan?
3) Jelaskan mengenai teori proses penuaan!
4) Bagaimana fisiologi proses penuaan?
5) Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada berbagai system tubuh pada proses
penuaan!
6) Bagaiman penanganan farmakoterapi pada orang berusia lanjut?
7) Bagaimana cara mencapai menua yang sukses (successful aging)?
8) Bagaimana penanganan terkait menopause yang dialami pasien di skenario?

2.4 PEMBAHASAN
1. Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan pasien pada skenario?
Sudah 2 tahun ini tidak mengalami menstruasi: seorang wanita yang lanjut usia
dan memiliki riwayat tidak menstruasi sejak 2 tahun terakhir dapat dikatakan mengalami
2

menopause. Hal ini dapat disesuaikan dengan definisi dari menopause itu sendiri, yakni
tidak adanya siklus menstruasi terhitung selama 12 bulan kebelakang, biasanya terjadi
antara usia 40-50 tahun, dan dapat berlangsung selama 8 sampai 10 tahun. Menopasuse
diakibatkan karena ovarium tidak lagi berespon terhadap Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) sehingga terjadi gangguan pada siklus menstruasi.
Selain itu ovarium juga tidak bisa menghasilkan estrogen. Kadar estrogen akan turun
akan menyebabkan timbulnya gejala dan tanda yang menyertai menopause seperti:
Kualitas tidur yang buruk
Gampang merasa lelah/keletihan
Tidak bertenaga
Hot flushes
Sensasi dyspnea
Iritabilitas
Atrofi dan kekeringan pada vagina
Elastisitas kulit berkurang
Penurunan massa tulang
Peningkatan risiko penyakit arteri koroner
Peningkatan risiko fraktur
Penurunan ingatan atau sering lupa
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya proses penuaan?
a) Faktor Genetika
Faktor ini merupakan faktor bawaan (keturunan), dan setiap orang memiliki
faktor genetika yang berbeda-beda.
- Penuaan dini: orang yang memiliki keturunan penuaan dini harus berwaspada
-

dan berusaha mencegah efek negatif dari faktor genetikanya.


Penyakit turunan: orang yang mengidap penyakit turunan seperti penyakit
jantung, hipertensi, atau diabetes harus memperhatikan dan menjaga pola makan

serta aktivitasnya.
Perbedaan tingkat intelegensi: umumnya orang yang memiliki intelegensia tinggi
lebih lambat menjadi tua. Itu karena ia aktif berpikir dan melatih kemampuan

intelektualnya sehingga memperlambat proses penurunan fungsi otak.


Warna kulit: biasanya orang yang berkulit putih lebih mudah terserang

osteoporosis daripada mereka yang berkulit hitam.


Kepribadian: orang yang berambisi, bekerja keras, dan dikejar-kejar tugasnya,
lebih

mudah

tersinggung

dan

mengakibatkannya rentan penyakit.


b) Faktor Endogenik
3

gelisah.

Ia

sering

cepat

stres,

yang

1) Seluler
2) Anatomi
3) Organ
c) Faktor Eksogen
Kebanyakan faktor eksternal penyebab timbulnya penuaan dini ditentukan oleh
lingkungan dan gaya hidup yang dijalani setiap hari. Salah menjalankan gaya hidup
akan dengan mudah membuat kulit tampak lebih tua dengan cepat. Berikut 6 faktor
utama penyebab munculnya penuaan dini:
Kebiasaan Merokok
Asap rokok dengan mudah akan merusak kulit, baik karena Anda yang merokok
atau hanya sebagai perokok pasif (berada di sekeliling perokok). Riset
membuktikan paparan asap rokok menyebabkan meningkatnya jumlah kerutan
pada wajah sekaligus membuat kulit menjadi kering. Hal ini terjadi karena asap
rokok menyerap kadar vitamin C pada tubuh yang berfungsi untuk menjaga kulit

tetap lembap dan kenyal.


Paparan Sinar Matahari
Kulit yang tak terlindung sinar matahari akan mudah ternoda oleh vlek, kerutan
dan menjadi kusam. Pastikan Anda mengoleskan krim tabir surya dengan SPF 15
atau lebih bahkan ketika udara mendung sekalipun. Awan tidak melindungi kulit

dari paparan sinar ultra violet.


Kurang Olahraga
Karena olahraga membantu pembentukan otot dan menyebabkan lancarnya
sirkulasi darah, amat disarankan untuk melakukannya secara rutin jika Anda
menginginkan kulit bebas kerut. Jika tubuh sehat, tentu Anda lebih bahagia dan
sering tersenyum. Selain itu, tubuh yang kuat akan menampilkan sosok yang

senantiasa muda!
Mengonsumsi Alkohol
Alkohol dapat memperbesar pembuluh darah kecil pada kulit Anda,
menyebabkan peningkatan aliran darah dekat permukaan kulit. Apabila ini terjadi
terus menerus, pembuluh darah ini akan rusak, mengakibatkan pecahnya

pembuluh pada permukaan kulit.


Stres
Stres dan rasa khawatir yang berkepanjangan akan membuat otot wajah menjadi
sedemikian rupa sehingga menunjukkan ekspresi murung. Melakukan meditasi,
yoga, senam ringan dapat membantu mengurangi kadar stres Anda. Stress
4

berkurang, timbul rasa lebih bahagia, ekspresi wajah tidak lagi murung dan

kerutanpun tak cepat muncul.


Kurang Tidur
Kurangnya waktu tidur akan membuat tubuh mudah terasa lelah dan wajah
Andapun terlihat lelah. Lingkaran hitam di sekitar mata, kantung mata belum
lagi kulit yang kusam akan tampak. Riset membuktikan tubuh manusia akan
menjalankan fungsinya secara optimal apabila cukup tidur di malam hari selama
7-8 jam. Kurangi asupan kafein di siang hari, dan tidak mengonsumsinya pada
malam hari. Jangan makan lagi 2 jam menjelang tidur dan biasakan untuk tidur
di jam yang sama setiap malam.
Survei mengatakan bahwa 7 diantara 10 orang Indonesia akan mengalami

penuaan dini. Penyebab penuaan dini yang dialami oleh orang Indonesia rata-rata
adalah stres, aktifitas yang lebih dibawah sinar matahari dan ruangan ber-AC, serta
kurangnya mengkonsumsi air putih sebanyak 8 gelas per hari. Selain itu banyak lagi
faktor-faktor lain yang menyebabkan penuaan dini seperti radiasi sinar x, polusi
udara yang berasal dari mobil, pabrik, freon, asap rokok, bahan-bahan kimia eksogen
dan endogen. Cara perawatan kulit yang salah, memakai produk perawatan kulit
yang keliru, kelembaban udara yang sangat rendah, sampai suhu udara panas dan
dingin yang akan menyebabkan penguapan air dari kulit sehingga menyebabkan
kulit menjadi kering.
Pengaruh sinar matahari yang menahun atau kronis, menyebabkan kerusakan
kulit akibat efek fotobiologis sinar UV yang menghasilkan radikal bebas akan
menimbulkan kerusakan protein dan asam amino yang merupakan struktur utama
kolagen dan elastin, kerusakan pembuluh darah kulit dan menimbulkan pigmentasi
kulit.
3. Jelaskan mengenai teori proses penuaan!
Suatu teori dikatakan valit apabila dapat memenuhi 3 kriteria sebagai berikut: 1)
Teori tersebut harus terjadi secara umum di seluruh anggota spesies yang dimaksud; 2)
Proses yang dimaksud pada teori tersebut harus terjadi secara progresif seiring dengan
waktu; 3) Proses yang terjadi harus menghasilkan perubahan yang menyebabkan
disfungsi atau kegagalan suatu organ/system tubuh tertentu.
5

Beberapa Terori Proses Penuaan


1) Teori Mutasi Somatik
L.Schillard,1959, mengajukan teori ini. Menurut dia, aging disebabkan terjadinya
mutasi gen, yang mengakibatkan protein yang diproduksi tidak sesuai yang
dibutuhkan. Gen-gen tersebut tidak dapat menghasilkan suatu protein tertentu,
setelah mencapai tingkat tertentu sel akan tidak aktif dan akhirnya mati seiring
bertambahnya usia. Dengan demikian jumlah sel somatik yang berfungsi akan
menurun dan akhirnya akan mati.
Sebagi bukti: H.J.Curtis menunjukkan penelitian dengan tikus yg diberi sinar X,
yang dapat menimbulkan mutasi mempunyai masa hidup yang lebih pendek dengan
kontrol. Juga dibuktikan dengan terjadinya penyimpangan kromosom, kegagalan
homozigot kromosom untuk berpasangan, memisah atau bergerak ke kutub yang
berlawanan, serta distribusi yang tidak sama ke kutub-kutub pada waktu terjadinya
mitosis, ternyata lebih banyak pada tikus yg mendapat radiasi. Penyimpangan terjadi
lebih banyak pada tikus yang berumur lebih pendek jika di bandingkan dengan tikus
yang berumur panjang.
2) Teori Penyimpangan Protein
L.Orgel,1963, mengemukakan eror theory untuk menjelaskan proses penuaan
ini dia menyatakan bahwa protein ada 2 macam yaitu: Protein yang diperlukan
dalam struktur ( kolagen, keratin, dll) dan dalam metabolisme enzim (enzim-enzim
untuk metabolisme intermediet). Protein yang diperlukan dalam sintesis protein
(misal RNA polimerase).
Penyimpangan urutan asam amino menyebabkan aktifitas kataliknya menurun
atau hilang sama sekali. dalam hal ini tidak terjadi penumpukan. Sebab sekali terjadi
perusakan terhadap protein, maka sifat katalitiknya akan hilang.jika ada perubahan
asam amino pada RNA polimerase, akan terjadi sintesis m-RNA yang salah , tentu
menghasilkan protein yang salah juga. Jika hal ini mengenai beberapa protein,
terkumpulnya protein-protein tersebut menyebabkan tidak berfungsinya sel dan
terjadi kematian sel.
R, Holliday membuktikan hal ini dengan: menggabungkan beberapa asam amino
seperti p-fluorofenilalanin, methionin, dan cavanin (asam amini pada sejenis fungsi
padospora). Ternyata mengurangi lama hidupnya. Tetapi jika analog asam amino
tersebut diganti dengan bentuk aslinya, maka efek hambatan pada analog akan

hilang. Pada binatang yang lebih besa, Drosophila melanogaster, jika larvanya diberi
makan dengan analog asam amino tersebut sebagai pengganti makanan normalnya ,
maka lama hidupnya juga akan bertambah pendek.
3) Teori Regulasi Sel
Proses perubahan sel induk menjadi spesifik seperti pada sel jantung, hati dan
otak disebut sebagai diferensiasi. Hal ini disebabkan pengaturan yang berbeda-beda
dari aktifitas gen.
Jacob dan monod, melakukan evaluasi bagaimana mekanisme gen yang berbeda
diaktifkan atau tidak aktifkan pada mikro organisme. Pada mikro organisme yang
lebih tinggi tingkatanya, ditemukan adanya perubahan pola yang berbeda dari isozim
(bentuk molekul yang berbeda dari Hemoglobin) pada masa pertumbuhan dari
mamalia.
Seperti diketahui, LDH mempunyai 5 isozim, yang dibentuk dari 2 rantai
polipeptida (sub unit) H dan M. sub unit H lbh banyak pada jaringan otot aerobik , M
,lbh banyak pd jaringan otot anaerobik seperti otot skelet. Gabungan 5 isozim ini
membentuk 5 macam tetra metrik enzim H4, H3M1, H2M2, dan M4.
Kanugo dkk, mengamati ratio H4: M4, secara bertahap pada otot skelet dan otot
jantung tikus untuk 30 hari.

Porsi M4 membuat jaringan lebih aerobik pada usia

tua, sehingga frekuensi gagal jantung pada usia tua akan lebih tinggi, karena
kemampuan jaringan jantung untuk menghasilkan tenaga akan rendah jika oksigen
tidak mencukupi.
4) Teori penuaan ditinjau dari sudut biologis.

Teori error catastrophe: kesalahan susunan asam amino dalam protein tubuh
mempengaruhi sifat khusus enzim untuk sistesis protein sehingga terjadi

kerusakan sel dan mempercepat kematian sel.


Teori pesan yang berlebih-lebihan (redundant messages): manusia memiliki
DNA yang berisi pesan yang berulang-ulang, atau berlebihan yang menmbulkan

proses penuaan.
Teori imunologi:

menekankan

bahwa

lansia

mengalami

pengurangan

kemampuan mengenali diri sendiri dan sel-sel asing atau pengganggu (sel
normal atau tak normal) sehingga antibodi menyerang keduanya dan terjadi
proses degeneratif.
5) Teori radikal bebas
Diperkenalkan pertamakali oleh Denham Harman pada tahun 1956, yang
mengatakan bahwa produk hasil metabolism oksidatif yang sangat reaktif (radikal
7

bebas) dapat bereaksi dengan berbagai komponen penting selular, termasuk protein,
DNA, dan lipid; dan menjadi molekul-molekul yang tidak berfungsi namun bertahan
lama dan mengganggu fungsi sel lainnya.
Tubuh diberi kekuatan untuk melawan radikal bebas berupa antioksidan yang
diproduksi oleh tubuh sendiri, namun pada tingkat tertentu antioksidan tersebut tidak
dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Proses menua normal
merupakan akibat kerusakan jaringan akibat radikal bebas, dimana mitokondria sebagai
target kerusakan dari radikal bebas tersebut.
Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi elektron tidak berpasangan;
terbentuk dari hasil sampingan berbagai proses selular atau metabolism normal yang
melibatkan oksigen. Karena elektronnya tidak berpasangan, maka secara kimiawi radikal
bebas akan mencari pasangan electron lain dengan bereaksi dengan substansi lain
terutama dengan protein dan lemak tidak jenuh.
Melalui proses oksidasi, radikal bebas yang dihasilkan selama fosfolirasi oksidatif
dapat menghasilkan berbagai modifikasi makromolekul. Radikal bebas dapat merusak
fungsi sel dengan merusak membrane sel atau kromosom sel. Karena membrane sel
mengandung sejumlah lemak, sehingga dapat bereaksi dengan radikal bebas dan
menyebabkan perubahan pada membrane sel berupa perubahan struktur, dimana struktur
membrane sel menjadi lebih permeable terhadap beberapa substansi dan memungkinkan
substansi tersebut melewati membrane sel secara bebas. Struktur seperti mitokondria
dan lisosom juga diselimuti oleh membrane yang mengandung lemak. Radikal bebas
juga dapat bereaksi dengan DNA, menyebabkan mutase kromosom dan dapat merusak
mesin genetic. Terdapat akumulasi radikal bebassecara bertahap di dalam sel sejalan
dengan waktu dan bila kadarnya melebihi konsentrasi ambang maka merka mungkin
berkontribusi pada perubahan-prubahan yang sering dikaitkan dengan penuaan.
6) Teori glikolisasi
Menyatakan bahwa proses glikolisasi nonenzimatik yan menghasilkan pertautan
glukosa-protein yang disebut Advance Glycation End Product (AGEs) dapat
menyebabkan penumpukan protein dan makromolekul lain yang termodifikasi, sehingga
menyebabkan disfungsi pada hewan atau manusia yang menua. Protein glikasi
menunjukkan perubahan fungsional, meliputi menurunnya aktivitas enzim dan
menurunnya degradasi protein abnormal. Ketika manusia menua, AGEs terakumulasi di
berbagai jaringann, termasuk kolagen, hemoglobin dan lensa mata. AGEs juga diduga
8

berinteraksi dengan DNA, dan karenanya mungkin mengganggu kemampuan sel untuk
memperbaiki perubahan pada DNA.

7) Teori DNA repair


Dikemukakan oleh Hart dan Setlow, mereka menunjukkan bahwa adanya perbedaan
pola laju repair kerusakan DNA yang diindukdisinar UV pada berbagai fibroblast yang
dikultur. Teori DNA repair terikat erat dengan Tori Radikal bebas, karena sebagian besar
radikal bebas dihasilkann melalui proses fosfolirasi oksidatif yang terjadi di
mitokondria. Mutase DNA mitokondria (mtDNA) dan pembentukan radikal bebas di
mitokondria saling mempengaruhi satu sama lain membentuk vicious cycle yang secara
eksponensial meningkatkan kerusakan oksidatif dan disfungsi selular, yang pada
akhirnya menyebabkan kematian sel.
Mutase mtDNA di manusia terutama terjadi setelah umur pertengahan tigapuluhan,
terakumulasi seiring bertambahnya umur, dan jarang melebihi 1% (rendahnya jumlah
mutase mtDNA tersebut karena proses repair yang terjadi di tingkat mitokondria). Bukti
menunjukkan pahwa, gangguan pada kerusakan oksidatif ini menyebabkan percepatan
proses penuaan. Selain itu, mutase mtDNA juga terkait dengan munculnya keganasan,
DM, dan penyakit-penyakit neurodegeneratif.
4. Bagaimana fisiologi proses penuaan?
Seiring dengan pertambahan usia, terjadi perubahan fisiologis tidak hanya
berpengaruh terhadap perubahan penampilan fisik, tetapi juga terhadap fungsi dan
responsnya pada kehidupan sehari-hari. Menua didefinisikan sebagai proses yang
mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang rentan dengan berkurangnya
sebagian besar cadangan fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai
penyakit dan kematian secara ekspansional. Menua juga didefinisikan sebagai penurnan
seiring-waktu yang terjadi pada sebagian besar makhluk hidup, yang berupa kelemahan,
meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya
mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait usia.
Terdapat beberapa istilah yang digunakan oleh gerontologis ketika membicarakan
proses penuaan:
a. Aging (bertambahnya umur): menunjukkan efek waktu; suatu proses perubahan,
biasanya bertahap dan spontan.
b. Senescence (menjadi tua): hilangnya kemampuan sel untuk membelah dan
berkembang (dan seiring waktu akan menyebabkan kematian),
c. Homeostenosis: berkurangnya cadangan homeostasis yang terjadi selama proses
penuaan pada setiap system organ.
10

Istilah aging yang hanya menunjukkan efek waktu, dianggap idak mewakili apa yang
terjadi pada proses penuaan. Sebab berbagai proses yang terjadi seiring waktu, seperti
perkembangan, istilah yang sering digunakan dalam bidang pediatric, dapat disebut
sebagai aging. Aging merupakan proses yang terus berlangsung, yang dimulai dengan
perkembangan yaitu proses generative yang dibutuhkan untuk kehidupan , dan
dilanjutkan dengan senescence yaitu proses degenerative yang inkompatibel dengan
kehidupan. Istilah senescence juga digunakan untuk menggambarkan turunnya fungsi
efisien suatu organisme sejalan dengan penuaan dan meningkatnya kemungkinan
kematian.
Membedakan antara aging dengan senescence dianggap perlu, karena banyak
perubahan selama aging mungkin tidak merusak dan mungkin suatu perubahan yang
diharapkan. Sebagai contoh, kebijakan meningkat seiring usia tidak dianggap sebagai
senescence melainkan suatu aging, walaupun hal tersebut merupakan bagian dari proses
penuaan. Sebaliknya, gangguan memori yang terjadi selama aging merupakan
manifestasi senescence.
Sementara konsep homeostenosis menunjukkan bahwa seiring dengan bertambahnya
usia maka makin kecil kapasitas orang tua untuk membawa dirinya ke keadaan
homeostasis setelah terjadinya suatu kondisi atau perubahan yang mengganggu
homeostasis.

Gambar 1: konsep homeostasis; skema standar homeostasis yang menunjukkan bahwa seiring dengan
meningkatnya usia makancadangan fisiologis semakin berkurang, sehingga seorang usia lanjut lebih mudah untuk
menjadi sakit atau meninggal.

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa seirign bertambahnya usia jumlah cadangan
fisiologis untuk menghadapi berbagai perubahan yang mengganggu homeostasis
berkurang. Setiap perubahan terhadap hoomeostasis merupakan pergerakan menjauhi
11

keadaan dasar, dan semakin besar perubahan yang terjadi maka semakin besar cadangan
fisiologis yang diperlukan untuk kembali ke homeostasis. Di sisi lain dengan makin
berkurangnya cadangan fisiologis, maka seorang berusia lanjut lebih mudah
untukmencapai suatu ambang (precipice) yang berupa keadaan sakit atau kematian akibat
perubahan tersebut.
Mengingat bahwa mempertahankan keadaan homeostasis merupakan proses yang
aktif dan dinamis, konsep homeostenosis yang digambarkan pada gambar 1 diatas dapat
diiterpretasikan seperti apa yang terlihat pada gambar 2. Seorang usia lanjut tidak hanya
memiliki cadangan fisioologis yang makin berkurang, namun mereka juga memakai atau
menggunakan cadangan fisiologis tersebut hanya untuk mempertahankan homeostasis.
Akibatnya akan semakin sedikit cadangan yang tersedia untuk menghadapi perubahan
yang nantinya akan mengganggu homeostasis.

Gambar 2: skema revisi konsep homeostenosis; pada gambar ini ditunjukkan bahwa
selain cadangan fisiologis yang makin berkurang seiring meningkatnya usia, juga ternyata
cadangan fisiologis yang sudah terpakai hanya untuk mempertahankan homeostasis.

Konsep homeostenosis inilah yang dapat menjelaskan berbagai perubahan fisiologis


yang terjadi selama proses penuaan dan efek yang ditimbulkannya. Walaupun
merupakan suatu proses fisiologis, perubahan dan efek penuaan terjadi sangat bervariasi
dan variabilitas ini makin meningkat seiring peningkatan usia. Variasi terjadi antara satu
system organ dengan organ lain, bahkan dari satu sel terhadap sel lain pada individu
yang sama.
5. Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada berbagai system tubuh pada proses
penuaan!
12

Tabel 1: Berbagai perubahan utama berbagai system organ pada proses penuaan

Berbagai Perubahan yang Terjadi pada Berbagai Sistem Tubuh pada Proses Penuaan
No
.
1.

2.

3.

Sisten Tubuh
Sistem Endokrin

Kardiovaskular

Tekanan darah

Perubahan
-

Toleransi glukosa terganggu (gula darah puasa meningkat

1 mg/dl/dekade
Insulin serum meningkat
Penurunan yang bermakna pada dehidroepiandosteron

(DHEA)
Penurunan testorteron bebas
Penurnan hormone T3
Peningkatan hormone paratiroid
Penurunan produksi vitamin D oleh kulit
Ovarian failure disertai menurunnya hormone ovarium
Peningkatan kadar homosistein serum
Tidak adanya perubaha frekuensi jantung saat istirahat,

penurunan frekuensi jantung mkasimum


Berkurangnya pengisian ventrikel kiri
Berkurangnya pacemaker di nodus SA
Hipertrofi atrium kiri
Kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri semakin lama
Menurunnya curah jantung maksimal
Menurunnya hipertrofi sebagai respons terhadap

peningkatan volume dan tekanan


Peningkatan Strain Natriuretic Peptide (ANP) serum
Lapisan subendotel menebal dengan jaringan ikat
Ukuran dan bentuk oregular pada sel-sel endotel
Fragmentasi elastin pada lapisan media dinding arteri
Peningkatan resistensi vascular perifer
Menurunnya respons inotropik, kronotropik, lusitropik

terhadap stimulasi beta adrenergik


Peningkatan tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolic

tidak berubah
Berkurangnya vasodilatasi yang dimediasi beta-adrenergik
Vasokonstriksi yang dimediasi beta-adrenergik tidak

berubah
Terganggunya perfusi autoregulasi otak

13

4.

Paru-paru

Penurunan FEV1 dan PVC


Menigkatnya volume residu
Berkurangnya efektivitas batuk
Berkurangnya efektivitas fungsi silia
Ventilation-perfution mismatching yang menyebabkan
PaO2

menurun

6.

Hematologi

Ginjal

bertambahnya

usia:

100-

(0,32umur)
Peningkatan diameter trakea dan saluran napas utama
Membesarnya ductus alveolaris akibat berkurangnya
elastisitas

5.

seiring

struktur

penyangga

parenkim

paru,

menyenbabkan berkurangnya area permukaan


Penurunan massa jaringan paru
Ekspansi toraks
Penurunan tekanan maksimum inspirasi dan ekspirasi
Berkurangnya kekuatan otot-otot pernapasan
Kekakuan dinding dada
Berkurangnya difusi CO
Berkurangnya respons ventilasi akibat hiperkapnia
Berkurangny cadangan sumsum tulang akibat kebutuhan

meningkat
Attenuated redikulosis terhadap pemberian eritropoetin
Menurnnya creatinine clearance dan GFR 10ml/decade
Penurunan massa ginjal sebanyak 25%, terutam adari
korteks dengan peningkatan relative perfusi nefron

7.

8.

jukstamedular
Menurnnya ekskresi

kaliummenurnnya kapasitas konsentrasi dan dilusi


Aksentuasi pelepasan Anti-Deuritik Hormone (ADH)

sebagai respons terhadap dehidrasi


Berkurangnya produksi Nitrit Oksida (NO)
Meningkatnya ketergantungan prostaglandin ginjal untuk

Termoregulasi

mempertahankan perfusi
Menurunnya aktivasi vitamin D
Berkurangnya vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh

Otot

darah kutaneus
Berkurangnya produksi keringat
Meningkatnya temperatur
Massa otot berlurang secara bermakna (sarkopenia) karena

berkurangnya serat otot


Efek penuaan paling kecil pada otot diafragma, lebih pada

otot tungkai dibandingkan lengan


Berkurangnya sintesis rantai berat myosin
Berkurangnya inervasi, maningkatnya jumlah miofibril

perunit otot
Infiltasi lemak ke berkas otot
Peningkatan fatigbilitas
Berkurangnya laju metabolism

dan

konservasi

4%/dekade setelah usia 50 tahun

14

basal

natrium

dan

(berkurang

9.

Tulang

10.

Sistem saraf perifer

11.

Sistem saraf pusat

12.

13.

Gastrointestinal

Mata (pengelihatan)

14.
15.

Penghidu
Haus

16.

Keseimbangan

17.

Pendengaran

18.

Jaringan adiposa

19.

Sistem imun

Melambatnya penyembuhan fraktur


Berkurangnya massa tulang pada pria dan wanita, baik

pada tulang trabecular maupun kortikal


Berkurangnya formasi osteoblast tulang
Hilangnya neuron motor spinal
Berkurangnya sensas getar, terutama di kaki
Berkurangnya sensitivitas termal (hangat-dingin)
Berkurangnya amplitude potensial aksi saraf sensorik
Berkurangnya ukuran serat yang termielinasi
Meningkatnya heterogenitas selaput akson myelin
Berkurangnya sedikit massa otak
Berkurangnya aliran darah otak dan terganggunya

autoregulasi perfusi
Proliferasi astrosit
Berkurangnya densitas koneksi dendritik
Berkurangnya myelin dan total lipid otak
Berubahnya neurotransmiter, termasuk dopamin dan

serotonin
Maningkatnya aktivitas monoamine oksidase
Berkurangnya reseptor glukokortikoid hipokampus
Melambatnya proses sentral dan waktu reaksi
Berkurangnya ukuran hati dan aliran darah hati
Terganggunya clearance obat oleh ahti sehingga

membutuhkan metabolism fase I yang lebih ekstensif


Berkurangnya massa pankreas dan cadangan enzimatik
Berkurangnya konsentrasi kolon yang efektif
Berkurangnya absorbsi kalsium
Terganggunya adaptasi gelap
Pengeruhan pada lensa
Ketidakmampuan untuk fokus pada benda-benda jarak

dekat (presbiopi)
- Berkurangnya sesitivitas terhadap kontras
- Berkurangnya lakrimasi
Deteksi penghidu berkurang 50%
- Berkurangnya rasa haus
- Terganggunya kontrol haus oleh endorphin
- Meningkatnya respons ambang vestibuler
- Berkurangnya jumlah sel rambut pada organ korti
- Hilangnya nada berfrekuensi tinggi secara bilateral
- Defisit pada proses sentral
- Kesulitanuntuk membedakan sumber bunyi
- Terganggunya kemampuan membedakan target dari noise
- Meningkatnya aktivitas aromatase
- Pennigkatan kemungkinan lipoli
- sis
- Berkurangnya imunitas yang dimediasi sel
- Rendahnya afinitas produksi antibody
- Meningkatnya autoantibodi
- Banyaknya nonresponder terhadap vaksinasi
- Berkurangnya hipersensitivitas tipe lambat
- Terganggunya fungsi makrofag
- Atrofi timus dan hilangnya hormone timus
- Meningkatnya IL-6 dalam sirkulasi

15

20.

Fungsi kognitif

Berkurangnya produksi sel B oleh sumsum tulang


Kemampuan meningkatkan fungsi intelektual berkurang
Berkurangnya efisiensi transmisi saraf di otak,
menyebabkan proses informasi melambat dan banyak

informasi yang hilang selama proses transmisi


Berkurangnya kemampuan mengakumulasi informasi baru

dan mengambil informasi dari memori


Kemampuan mengingatk kejadian masa lalu lebih baik
dibandingkan kemampuan mengingat kejadian yang baru
saja terjadi

6. Bagaiman penanganan farmakoterapi pada orang berusia lanjut?


Mengelola orang berusia lanjut berbeda dengan mengelola orang muda untuk
beberapa alasan, antara lain karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
proses penuaan. Perbedaan yang jelas atara proses penuaann normal dan perubahanperubahan yang bersifat patologis sebenarnya penting dipahami dalam mengelola dan
mengasuh orang berusia lanjut. Dengan demikian diharapkan dapat dicegah patologi
yang menyertai usia lanjut yang sebenarnya dapat diobati, dan dapat pula dihindari
pengobatan masalah kesehatan yang sebenarnya merupakan bagian dari proses penuaan
normal akan tetapi dianggap sebagai suatu penyakit.
Proses penuaan normal yang tak jarang dianggap sebagai suatu penyakit sering
dikaitkan dengan masalah pada pasien geriatric, yakni iatrogenesis. Risiko biasanya
terdapat pada pemberian obat-obatan sebagai akibat dari tatalaksana yang mungkin
sebenarnya tidak terlalu diperlukan, dan adanya polifarmasi. Penurunan laju
metabolisme obat dan ekskresi pada orang usia lanjut akan memperburuk masalah
interaksi obat. Semakin banyak obat yang diberikan semakin sering interaksinya.
Masalah mengapa polifarmasi sulit dihindari diantaranya:
o Penyakit yang diderita banyak dan biasanya kronis
o Obat diresepkan oleh beberapa dokter
o Kurang koordinasi dalam pengelolaan
o Gejala yang dirasakan pasien tidak jelas
o Pasien meminta resep
o Untuk menghilangkan efek samping obat justru ditambah obat baru
Leipzig mengusulkan beberapa pedoman prinsip pemberian obat yang benar untuk
pasien usia lanjut:
a) Riwayat pengobatan lengkap

16

Pasien harus membawa semua obat, termasuk obat tanpa resep, vitamin dan
bahan dari took bahan kesehatan. Tanya tentang alergi, efek yang merugikan,
merokok, alcohol, kopi, obat waktu santai, dan siapa pemberi obat.
b) Jangan memberikan obat sebelum waktunya
Hindari memberikan resep sebelum diagnosis ditegakkan, bila keluhan
ringan atau tidak khas, atau jika manfaat obat meragukan.
c) Jangan menggunakan obat terlalu lama
Lihat kembali daftar obat setiap pemeriksaan dan sesuaikan obat dengan
kebutuhan. Hentikan obatyang tidak diperlukan lagi. Nilai penggunaan obat
sesuai kebutuhan, juga obat tanpa resep.
d) Kenali obat yang digunakan
Ketahui sifat farmakologi obat yang diberikan, efek merugikan dan
keracunan yang mungkin terjadi. Nilai dengan teliti tanda-tanda kemunduran
segi fungsi dan mental yang mungkin disebabkan obat.
e) Mulai dengan dosis rendah naikkan perlahan-lahan
Selali pakai dosis terendah untuk mendapat hasil. Gunakan kadar obat dalam
darah bila ada dan tepat untuk masalah ini.
f) Obati sesuai patokan
Gunakan dosis cukup untuk mencapai tujuan terapi, yang sesuai toleransi.
Jangan mengurungkan terapi untuk penyakit yang dapat diobati.
g) Beri dorongan agar patuh berobat
Jelaskan kepada pasien tujuan terapi/pengobatan dan cara mencapainya. Buat
instruksi tertulis. Pertimbangkan sulit tidaknya jadwal pengobatan, biaya dan
kemungkinan efek merugikan bila memilih obat.
h) Hati-hati menggunakan obat baru
Obat baru belum dinilai tuntas untuk kelompok usia lanjut, dan
risiko/kegunaan sering tidak diketahui.
Pasien geriatri yang merupakan kesatuan bio-psiko-sosio-spiritual tetap dapat
menggunakan beberapa pilihan: obat, tindakan non farmakologis/tradisional untuk segi
biologi, obat dan bimbingan untuk segi psikologi. Untuk segi sosio-spiritual digunakan
berbagai pendekatan berupa asuhan non farmakologis. Dengan cara pendekatan holistic
ini sangat mungkin polifarmasi dapat dihindari.
7. Bagaimana cara mencapai menua yang sukses (successful aging)?
Konsep successful aging sebenarnya masih dalam perkembangan. Penelitianpenelitian mendapati bahwa sulit sekali menentukan faktor-faktor yang dapat dijadikan

17

indicator suksesnya suatu proses penuaan. Walaupun demikian, secara umum dapat
disimpulkan sementara bahwa seluruh segi kehidupan seharunsnya dipertimbangkan
ketika berbicara mengenai konsep successful aging.
Konsep successful aging tidak hanya terpaku pada kesehatan (fisik maupun mental)
saja, namun juga faktor intelektual, emosional, social, dan kultural juga penting dan
terbukti berpengaruh pada tercapainya successful aging. Dari segi kesehatan fisik pun,
ternyata didapatkan bahwa bukan penyakit yang paling berperan tetapi lebih kpada
bebas dari keterbatasan fisik.
MacArthur Longitudinal Study on Successful Aging, menyimpulkan bahwa
successful aging terdiri dari 3 komponen, yaitu:

Rendahnya risiko untuk mengalami sakit dan disabilitas akibat penyakit

Kapasitas kognitif dan fisik yang tinggi

Kehidupan yang selalu aktif, terdiri dari hubungaan interpersonal yang baik serta
aktivitas yang produktif
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai successful aging diantaranya:
a) Upayakan fisik dan mental selalu sehat
Lakukan latihan-latihan atau kegiatan fisik yang teratur. Walaupun dianjurkan
sejak usia muda, latihan fisik teratur yang dilakukan setelah usia tua pun tetap
memberikan banyak manfaat. Dalam melakukan latihan fisik sebaiknya disertai
dengan kontak yang erat dan sehat dengan lingkungan/orang-orang disekitar. Slain
bermanfaat secara fisik, hubungan social dan kondisi mentalpun akan tetap terjaga
bahkan meningkat sampai pada tahap optimal. Nikmati berbagai aktivitas yang
menjaga ketajaman pikiran, seperti membaca, menulis, bermain music, dan terlibat
dalam pembicaraan atau diskusi santai. Jangan dilupakan tidur yang cukup sangat
dibutuhkan tubuh untuk tetap sehat secara fisik maupun psikis.
b) Upayakan nutrisi yang baik
Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak semata-mata terbatas pada jenis dan jumlah
makanan, tetapi yang tidak kalah penting adalah aktivitas makan yang tentu
melibatkan hubungan social dan rekresi yang manfaatnya akan sangat dirasakan.
c) Perhatikan keinginan hati
Dalam menjalani hidup sebaiknya keinginan dari hati harus diperhatikan; tidak
memaksakan kehendak dan jangan biarkan apapun mengganggu keinginan hati.
d) Tingkatkan kesejahteraan material
Kemampuan pemenuhan kebutuhan material baik untuk diri maupun keluarga
berdampak pada tingkat kesehatan fisik, mental, maupun sosial.
e) Hubungan sosial yang sehat
18

Dengan membina hubungan yang positif dengan berbagai pihak, kita akan
semakin sehat, semakin panjang umur, dan makin menikmati hidup.perasaan telah
memberikan manfaat bagi orang lain ternyata sangat membantu baik dari segi mental
maupun kesehatan fisik.
f) Sikap yang positif
Seorang yang bersikap positif umumnya lebih mudah menerima berbagai
peristiwa apapun yang terjadi, serta dapat mengendalikan emosi pada keadaan
apapun. Bersikap positif juga diyakini akan memberikan manfaat yang lebih dalam
kehidupan seseorang berusia lanjut yang berkualitas.
g) Tingkatkan vitalitas spiritual
Kehidupan spiritual yang baik, telah diyakini dapat memberikan makna lebih
dalam menjalani kehidupan, terutama bagi mereka yang menuju usia senja. Larry
Dossey, setelah mengamati berbagai study menyimpulkan, bahwa Terdapat paling
tidak 250 study yang menunjukkan bahwa mereka yang taat menjalankan ajaran
agamanya lebih sehat selama kehidupannya disbanding yang tidak. Merek alebih
jarang ke dokter. Merek alebih sering membelanjakan uang untuk biaya kesehatan.
Dan mereka lebih jarang sakit.
8. Bagaimana penanganan terkait menopause yang dialami pasien di skenario?

Hormone Replacement Therapy (HRT)


Seperti telah dijelaskan di atas, kondisi menopause ini berkaitan dengan
penurunan hormon terutama estrogen sehingga Internasional Menopause Society
(IMS) telah merekomendasikan penggunaan HRT untuk menangani gejala pada
masa dan setelah menopause. Dikatakan HRT masih merupakan metode koreksi
untuk para perempuan yang telah mengalami menopause. Hormon tambahan ini
terbukti mampu mencegah terjadinya tanda dan gejala penyakit yang menyertai
menopause.

Disebutkan antara lain estrogen telah diketahui dapat mengurangi

gejala-gejala rasa panas (hot flushes) dan mencegah osteoporosis. Selain itu estrogen
dikatakan bersifat kardioprotektif (mencegah serangan jantung) karena melebarkan
pembuluh darah arteri, menurunkan kadar fibrinogen (salah satu faktor pembekuan
darah), menaikkan kadar kolesterol High-Density Lipoprotein (HDL) dan
menurunkan kadar kolesterol Low-Density Lipoprotein (LDL) dalam darah. Terapi
estrogen juga mempengaruhi aspek psikis perempuan paska menopause yaitu
memperbaiki mood, disforia, dan gangguan tidur.
19

Bentuk sediaan obat dilaporkan mempunyai manfaat tambahan. Estrogen


intravaginal misalnya dapat menurunkan infeksi saluran kemih yang berulang,
sedangkan estrogen transdermal (ditempelkan di kulit) lebih efektif dalam
mengurangi gejala-gejala rasa panas (hot flushes) walaupun menurunkan pengaruh
positif estrogen pada kadar kolesterol darah. Pemberian intravaginal diberikan
terutama untuk mengatasi vaginitis atropik.
Selain itu efek HRT juga mampu membuat perempuan dapat tetap tampil
menarik. Namun pengobatan HRT tidak boleh diberikan pada perempuan menopause
dengan riwayat kanker payudara atau kanker rahim, perdarahan vagina yang tidak
terdeteksi, trombosis vena, dan gangguan fungsi hati. Beberapa studi juga
melaporkan pemberian HRT pada perempuan menopause dapat meningkatkan risiko
kanker payudara atau kanker rahim. Karena banyak efek samping yang tidak
diinginkan maka penggunaan HRT harus memperhatikan syarat tertentu dan indikasi
yang jelas. Sebaiknya pemberian HRT ini haruslah di bawah pengawasan ketat
seorang dokter ahli. Contoh estrogen yang digunakan serta dosis yang dianjurkan:
- Estrogen konjugasi dengan dosis 0,625-1,25 mg/hari
- Estropipate, piperazin estron sulfat dengan dosis 0,75-1,5 mg/hari
- Estradiol valerat dengan dosis 1-2 mg/hari
- Estriol suksinat dengan dosis 4-8 mg/hari
Cara pemberian yang efektif adalah secara oral namun jika terdapat mual dapat
dipikirkan pemberian cara lain yaitu estrogen transdermal 25-50 ug/hari. Menurut
WHO tahun 1997, HRT dapat diberikan sedini mungkin yaitu 1-2 tahun setelah
menopause. Keluhan akan menghilang pada pemakaian selama 18-24 bulan.
Kebanyakan ahli menganjurkan penggunaan estrogen selama 10-20 tahun atau

selama wanita tersebut merasa nyaman dan ingin terus menggunakannnya.


Fitoestrogen
Sekarang beberapa ahli mulai mempertimbangkan penggunaan fitoestrogen
merupakan suatu bahan/substrat yang memiliki khasiat mirip estrogen dan berasal
dari tumbuhan. Yang termasuk fitoestrogen adalah kedelai, bengkoang, pepaya,
brokoli, wortel, jeruk, cabe, tomat. Fitoestrogen dijumpai pada kedelai termasuk
susu kedelai, tempe, tahu dan tauco. Fitoestrogen adalah bagian dari terapi sulih
hormon yang aman karena merupakan estrogen alami. Fitoestrogen ini terbukti bisa
memperbaiki keluhan menopause dan lebih banyak dipilih karena penggunaan

20

estrogensintesa untuk jangka lama menimbulkan risiko terjadinya kanker payudara,


stroke dan trombosis.
Tidak ada satu perempuanpun yang mencapai umur panjang akan terhindar dari
menopause, walaupun hanya sebagian kecil saja dari perempuan ini yang mengalami
gangguan kesehatan.

21

Anda mungkin juga menyukai