PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembahasan tentang proses penuaan semakin sering muncuk seiring dengan semakin
bertambahnya populasi usia lanjut di berbagai belahan dunia. Berbagai aspek mengenai
proses penuaan banyak dibahas seperti aspek sosial, psikologi, ekonomi, atau fisik. Telah
banyak ditemukan bahwa proses penuaan sangat dipengaruhi oleh interaksi antara faktor
genetik dan faktor lingkungan. Usia kronologi yang diukur dengan tahun dan dan usia
fisiologi yang diukur dengan kapasitas fungsional tidak selalu seiring berjalan. Seseorang
dapat terlihat lebih tua atau lebih muda dari umurnya, dan mungkin memiliki kapasitas
fungsional yang lebih besar atau lebih kecil dari yang diperkirakan dimilikinya pada umur
tertentu.
Proses penuaan bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada orang dengan usia lanjut,
melainkan suatu proses normal yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir dengan
kematian. Namun demikian efek penuaan tersebut lebih terlihat setelah usia 40 tahun. Proses
penuaan dianggap sebagai suatu proses normal dan tidak selalu menyebabkan gangguan
fungsi organ atau penyakit. Berbagai faktor seperti genetik, gaya hidup, dan lingkungan,
mungkin lebih besar mengakibatkan gangguan fungsi, daripada pertambahan usia itu sendiri.
Di sisi lain, hubungan antara usia dengan penyakit meningkat seiring dengan menuanya
seseorang. Perlu disadari bahwa sangat sulit membedakan apakah proses penuaan yang
terjadi pada seseorang murni semata-mata karena proses penuaan itu sendiri atau akibat
penyakit yang menyertai usia tersebut. Makalah ini akan membahas aspek biologi proses
penuaan, yakni berbagai perubahan pada tubuh akibat proses penuaan. Selanjutnya akan
dibahas lebih jauh bagaimana proses penuaan itu bisa terjadi, fisiologi proses penuaan, dan
bagaimana cara menuju successful aging.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SKENARIO
Haidku Sudah Berhenti
Seorang wanita berusia 54 tahun, datang ke dokter untuk berkonsultasi tentang perubahan
yang terjadi pada dirinya, dia mengeluh sudah 2 tahun ini tidak mengalami menstruasi,
sering lupa, gampang merasa lelah dan tidak bertenaga, dan mengeluh gangguan nyeri
persendian. Tetapi dia masih bisa beraktifitas seperti biasanya. Dokter menjelaskan kalau
ibu tersebut mengalami menopause, dan mengalami tahap-tahap perubahan fisiologis karena
proses penuaan.
2.2 TERMINOLOGI
- Menopause: tidak adanya siklus menstruasi terhitung selama 12 bulan kebelakang,
biasanya terjadi antara usia 40-50 tahun, dan dapat berlangsung selama 8 sampai 10
-
tahun
Proses penuaan: penurnan seiring-waktu yang terjadi pada sebagian besar makhluk
hidup, yang berupa kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan
perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan
fisiologis yang terkait usia.
2.3 PERMASALAHAN
1) Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan pasien pada skenario?
2) Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya proses penuaan?
3) Jelaskan mengenai teori proses penuaan!
4) Bagaimana fisiologi proses penuaan?
5) Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada berbagai system tubuh pada proses
penuaan!
6) Bagaiman penanganan farmakoterapi pada orang berusia lanjut?
7) Bagaimana cara mencapai menua yang sukses (successful aging)?
8) Bagaimana penanganan terkait menopause yang dialami pasien di skenario?
2.4 PEMBAHASAN
1. Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan pasien pada skenario?
Sudah 2 tahun ini tidak mengalami menstruasi: seorang wanita yang lanjut usia
dan memiliki riwayat tidak menstruasi sejak 2 tahun terakhir dapat dikatakan mengalami
2
menopause. Hal ini dapat disesuaikan dengan definisi dari menopause itu sendiri, yakni
tidak adanya siklus menstruasi terhitung selama 12 bulan kebelakang, biasanya terjadi
antara usia 40-50 tahun, dan dapat berlangsung selama 8 sampai 10 tahun. Menopasuse
diakibatkan karena ovarium tidak lagi berespon terhadap Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) sehingga terjadi gangguan pada siklus menstruasi.
Selain itu ovarium juga tidak bisa menghasilkan estrogen. Kadar estrogen akan turun
akan menyebabkan timbulnya gejala dan tanda yang menyertai menopause seperti:
Kualitas tidur yang buruk
Gampang merasa lelah/keletihan
Tidak bertenaga
Hot flushes
Sensasi dyspnea
Iritabilitas
Atrofi dan kekeringan pada vagina
Elastisitas kulit berkurang
Penurunan massa tulang
Peningkatan risiko penyakit arteri koroner
Peningkatan risiko fraktur
Penurunan ingatan atau sering lupa
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya proses penuaan?
a) Faktor Genetika
Faktor ini merupakan faktor bawaan (keturunan), dan setiap orang memiliki
faktor genetika yang berbeda-beda.
- Penuaan dini: orang yang memiliki keturunan penuaan dini harus berwaspada
-
serta aktivitasnya.
Perbedaan tingkat intelegensi: umumnya orang yang memiliki intelegensia tinggi
lebih lambat menjadi tua. Itu karena ia aktif berpikir dan melatih kemampuan
mudah
tersinggung
dan
gelisah.
Ia
sering
cepat
stres,
yang
1) Seluler
2) Anatomi
3) Organ
c) Faktor Eksogen
Kebanyakan faktor eksternal penyebab timbulnya penuaan dini ditentukan oleh
lingkungan dan gaya hidup yang dijalani setiap hari. Salah menjalankan gaya hidup
akan dengan mudah membuat kulit tampak lebih tua dengan cepat. Berikut 6 faktor
utama penyebab munculnya penuaan dini:
Kebiasaan Merokok
Asap rokok dengan mudah akan merusak kulit, baik karena Anda yang merokok
atau hanya sebagai perokok pasif (berada di sekeliling perokok). Riset
membuktikan paparan asap rokok menyebabkan meningkatnya jumlah kerutan
pada wajah sekaligus membuat kulit menjadi kering. Hal ini terjadi karena asap
rokok menyerap kadar vitamin C pada tubuh yang berfungsi untuk menjaga kulit
senantiasa muda!
Mengonsumsi Alkohol
Alkohol dapat memperbesar pembuluh darah kecil pada kulit Anda,
menyebabkan peningkatan aliran darah dekat permukaan kulit. Apabila ini terjadi
terus menerus, pembuluh darah ini akan rusak, mengakibatkan pecahnya
berkurang, timbul rasa lebih bahagia, ekspresi wajah tidak lagi murung dan
penuaan dini. Penyebab penuaan dini yang dialami oleh orang Indonesia rata-rata
adalah stres, aktifitas yang lebih dibawah sinar matahari dan ruangan ber-AC, serta
kurangnya mengkonsumsi air putih sebanyak 8 gelas per hari. Selain itu banyak lagi
faktor-faktor lain yang menyebabkan penuaan dini seperti radiasi sinar x, polusi
udara yang berasal dari mobil, pabrik, freon, asap rokok, bahan-bahan kimia eksogen
dan endogen. Cara perawatan kulit yang salah, memakai produk perawatan kulit
yang keliru, kelembaban udara yang sangat rendah, sampai suhu udara panas dan
dingin yang akan menyebabkan penguapan air dari kulit sehingga menyebabkan
kulit menjadi kering.
Pengaruh sinar matahari yang menahun atau kronis, menyebabkan kerusakan
kulit akibat efek fotobiologis sinar UV yang menghasilkan radikal bebas akan
menimbulkan kerusakan protein dan asam amino yang merupakan struktur utama
kolagen dan elastin, kerusakan pembuluh darah kulit dan menimbulkan pigmentasi
kulit.
3. Jelaskan mengenai teori proses penuaan!
Suatu teori dikatakan valit apabila dapat memenuhi 3 kriteria sebagai berikut: 1)
Teori tersebut harus terjadi secara umum di seluruh anggota spesies yang dimaksud; 2)
Proses yang dimaksud pada teori tersebut harus terjadi secara progresif seiring dengan
waktu; 3) Proses yang terjadi harus menghasilkan perubahan yang menyebabkan
disfungsi atau kegagalan suatu organ/system tubuh tertentu.
5
hilang. Pada binatang yang lebih besa, Drosophila melanogaster, jika larvanya diberi
makan dengan analog asam amino tersebut sebagai pengganti makanan normalnya ,
maka lama hidupnya juga akan bertambah pendek.
3) Teori Regulasi Sel
Proses perubahan sel induk menjadi spesifik seperti pada sel jantung, hati dan
otak disebut sebagai diferensiasi. Hal ini disebabkan pengaturan yang berbeda-beda
dari aktifitas gen.
Jacob dan monod, melakukan evaluasi bagaimana mekanisme gen yang berbeda
diaktifkan atau tidak aktifkan pada mikro organisme. Pada mikro organisme yang
lebih tinggi tingkatanya, ditemukan adanya perubahan pola yang berbeda dari isozim
(bentuk molekul yang berbeda dari Hemoglobin) pada masa pertumbuhan dari
mamalia.
Seperti diketahui, LDH mempunyai 5 isozim, yang dibentuk dari 2 rantai
polipeptida (sub unit) H dan M. sub unit H lbh banyak pada jaringan otot aerobik , M
,lbh banyak pd jaringan otot anaerobik seperti otot skelet. Gabungan 5 isozim ini
membentuk 5 macam tetra metrik enzim H4, H3M1, H2M2, dan M4.
Kanugo dkk, mengamati ratio H4: M4, secara bertahap pada otot skelet dan otot
jantung tikus untuk 30 hari.
tua, sehingga frekuensi gagal jantung pada usia tua akan lebih tinggi, karena
kemampuan jaringan jantung untuk menghasilkan tenaga akan rendah jika oksigen
tidak mencukupi.
4) Teori penuaan ditinjau dari sudut biologis.
Teori error catastrophe: kesalahan susunan asam amino dalam protein tubuh
mempengaruhi sifat khusus enzim untuk sistesis protein sehingga terjadi
proses penuaan.
Teori imunologi:
menekankan
bahwa
lansia
mengalami
pengurangan
kemampuan mengenali diri sendiri dan sel-sel asing atau pengganggu (sel
normal atau tak normal) sehingga antibodi menyerang keduanya dan terjadi
proses degeneratif.
5) Teori radikal bebas
Diperkenalkan pertamakali oleh Denham Harman pada tahun 1956, yang
mengatakan bahwa produk hasil metabolism oksidatif yang sangat reaktif (radikal
7
bebas) dapat bereaksi dengan berbagai komponen penting selular, termasuk protein,
DNA, dan lipid; dan menjadi molekul-molekul yang tidak berfungsi namun bertahan
lama dan mengganggu fungsi sel lainnya.
Tubuh diberi kekuatan untuk melawan radikal bebas berupa antioksidan yang
diproduksi oleh tubuh sendiri, namun pada tingkat tertentu antioksidan tersebut tidak
dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Proses menua normal
merupakan akibat kerusakan jaringan akibat radikal bebas, dimana mitokondria sebagai
target kerusakan dari radikal bebas tersebut.
Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi elektron tidak berpasangan;
terbentuk dari hasil sampingan berbagai proses selular atau metabolism normal yang
melibatkan oksigen. Karena elektronnya tidak berpasangan, maka secara kimiawi radikal
bebas akan mencari pasangan electron lain dengan bereaksi dengan substansi lain
terutama dengan protein dan lemak tidak jenuh.
Melalui proses oksidasi, radikal bebas yang dihasilkan selama fosfolirasi oksidatif
dapat menghasilkan berbagai modifikasi makromolekul. Radikal bebas dapat merusak
fungsi sel dengan merusak membrane sel atau kromosom sel. Karena membrane sel
mengandung sejumlah lemak, sehingga dapat bereaksi dengan radikal bebas dan
menyebabkan perubahan pada membrane sel berupa perubahan struktur, dimana struktur
membrane sel menjadi lebih permeable terhadap beberapa substansi dan memungkinkan
substansi tersebut melewati membrane sel secara bebas. Struktur seperti mitokondria
dan lisosom juga diselimuti oleh membrane yang mengandung lemak. Radikal bebas
juga dapat bereaksi dengan DNA, menyebabkan mutase kromosom dan dapat merusak
mesin genetic. Terdapat akumulasi radikal bebassecara bertahap di dalam sel sejalan
dengan waktu dan bila kadarnya melebihi konsentrasi ambang maka merka mungkin
berkontribusi pada perubahan-prubahan yang sering dikaitkan dengan penuaan.
6) Teori glikolisasi
Menyatakan bahwa proses glikolisasi nonenzimatik yan menghasilkan pertautan
glukosa-protein yang disebut Advance Glycation End Product (AGEs) dapat
menyebabkan penumpukan protein dan makromolekul lain yang termodifikasi, sehingga
menyebabkan disfungsi pada hewan atau manusia yang menua. Protein glikasi
menunjukkan perubahan fungsional, meliputi menurunnya aktivitas enzim dan
menurunnya degradasi protein abnormal. Ketika manusia menua, AGEs terakumulasi di
berbagai jaringann, termasuk kolagen, hemoglobin dan lensa mata. AGEs juga diduga
8
berinteraksi dengan DNA, dan karenanya mungkin mengganggu kemampuan sel untuk
memperbaiki perubahan pada DNA.
Istilah aging yang hanya menunjukkan efek waktu, dianggap idak mewakili apa yang
terjadi pada proses penuaan. Sebab berbagai proses yang terjadi seiring waktu, seperti
perkembangan, istilah yang sering digunakan dalam bidang pediatric, dapat disebut
sebagai aging. Aging merupakan proses yang terus berlangsung, yang dimulai dengan
perkembangan yaitu proses generative yang dibutuhkan untuk kehidupan , dan
dilanjutkan dengan senescence yaitu proses degenerative yang inkompatibel dengan
kehidupan. Istilah senescence juga digunakan untuk menggambarkan turunnya fungsi
efisien suatu organisme sejalan dengan penuaan dan meningkatnya kemungkinan
kematian.
Membedakan antara aging dengan senescence dianggap perlu, karena banyak
perubahan selama aging mungkin tidak merusak dan mungkin suatu perubahan yang
diharapkan. Sebagai contoh, kebijakan meningkat seiring usia tidak dianggap sebagai
senescence melainkan suatu aging, walaupun hal tersebut merupakan bagian dari proses
penuaan. Sebaliknya, gangguan memori yang terjadi selama aging merupakan
manifestasi senescence.
Sementara konsep homeostenosis menunjukkan bahwa seiring dengan bertambahnya
usia maka makin kecil kapasitas orang tua untuk membawa dirinya ke keadaan
homeostasis setelah terjadinya suatu kondisi atau perubahan yang mengganggu
homeostasis.
Gambar 1: konsep homeostasis; skema standar homeostasis yang menunjukkan bahwa seiring dengan
meningkatnya usia makancadangan fisiologis semakin berkurang, sehingga seorang usia lanjut lebih mudah untuk
menjadi sakit atau meninggal.
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa seirign bertambahnya usia jumlah cadangan
fisiologis untuk menghadapi berbagai perubahan yang mengganggu homeostasis
berkurang. Setiap perubahan terhadap hoomeostasis merupakan pergerakan menjauhi
11
keadaan dasar, dan semakin besar perubahan yang terjadi maka semakin besar cadangan
fisiologis yang diperlukan untuk kembali ke homeostasis. Di sisi lain dengan makin
berkurangnya cadangan fisiologis, maka seorang berusia lanjut lebih mudah
untukmencapai suatu ambang (precipice) yang berupa keadaan sakit atau kematian akibat
perubahan tersebut.
Mengingat bahwa mempertahankan keadaan homeostasis merupakan proses yang
aktif dan dinamis, konsep homeostenosis yang digambarkan pada gambar 1 diatas dapat
diiterpretasikan seperti apa yang terlihat pada gambar 2. Seorang usia lanjut tidak hanya
memiliki cadangan fisioologis yang makin berkurang, namun mereka juga memakai atau
menggunakan cadangan fisiologis tersebut hanya untuk mempertahankan homeostasis.
Akibatnya akan semakin sedikit cadangan yang tersedia untuk menghadapi perubahan
yang nantinya akan mengganggu homeostasis.
Gambar 2: skema revisi konsep homeostenosis; pada gambar ini ditunjukkan bahwa
selain cadangan fisiologis yang makin berkurang seiring meningkatnya usia, juga ternyata
cadangan fisiologis yang sudah terpakai hanya untuk mempertahankan homeostasis.
Tabel 1: Berbagai perubahan utama berbagai system organ pada proses penuaan
Berbagai Perubahan yang Terjadi pada Berbagai Sistem Tubuh pada Proses Penuaan
No
.
1.
2.
3.
Sisten Tubuh
Sistem Endokrin
Kardiovaskular
Tekanan darah
Perubahan
-
1 mg/dl/dekade
Insulin serum meningkat
Penurunan yang bermakna pada dehidroepiandosteron
(DHEA)
Penurunan testorteron bebas
Penurnan hormone T3
Peningkatan hormone paratiroid
Penurunan produksi vitamin D oleh kulit
Ovarian failure disertai menurunnya hormone ovarium
Peningkatan kadar homosistein serum
Tidak adanya perubaha frekuensi jantung saat istirahat,
tidak berubah
Berkurangnya vasodilatasi yang dimediasi beta-adrenergik
Vasokonstriksi yang dimediasi beta-adrenergik tidak
berubah
Terganggunya perfusi autoregulasi otak
13
4.
Paru-paru
menurun
6.
Hematologi
Ginjal
bertambahnya
usia:
100-
(0,32umur)
Peningkatan diameter trakea dan saluran napas utama
Membesarnya ductus alveolaris akibat berkurangnya
elastisitas
5.
seiring
struktur
penyangga
parenkim
paru,
meningkat
Attenuated redikulosis terhadap pemberian eritropoetin
Menurnnya creatinine clearance dan GFR 10ml/decade
Penurunan massa ginjal sebanyak 25%, terutam adari
korteks dengan peningkatan relative perfusi nefron
7.
8.
jukstamedular
Menurnnya ekskresi
Termoregulasi
mempertahankan perfusi
Menurunnya aktivasi vitamin D
Berkurangnya vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh
Otot
darah kutaneus
Berkurangnya produksi keringat
Meningkatnya temperatur
Massa otot berlurang secara bermakna (sarkopenia) karena
perunit otot
Infiltasi lemak ke berkas otot
Peningkatan fatigbilitas
Berkurangnya laju metabolism
dan
konservasi
14
basal
natrium
dan
(berkurang
9.
Tulang
10.
11.
12.
13.
Gastrointestinal
Mata (pengelihatan)
14.
15.
Penghidu
Haus
16.
Keseimbangan
17.
Pendengaran
18.
Jaringan adiposa
19.
Sistem imun
autoregulasi perfusi
Proliferasi astrosit
Berkurangnya densitas koneksi dendritik
Berkurangnya myelin dan total lipid otak
Berubahnya neurotransmiter, termasuk dopamin dan
serotonin
Maningkatnya aktivitas monoamine oksidase
Berkurangnya reseptor glukokortikoid hipokampus
Melambatnya proses sentral dan waktu reaksi
Berkurangnya ukuran hati dan aliran darah hati
Terganggunya clearance obat oleh ahti sehingga
dekat (presbiopi)
- Berkurangnya sesitivitas terhadap kontras
- Berkurangnya lakrimasi
Deteksi penghidu berkurang 50%
- Berkurangnya rasa haus
- Terganggunya kontrol haus oleh endorphin
- Meningkatnya respons ambang vestibuler
- Berkurangnya jumlah sel rambut pada organ korti
- Hilangnya nada berfrekuensi tinggi secara bilateral
- Defisit pada proses sentral
- Kesulitanuntuk membedakan sumber bunyi
- Terganggunya kemampuan membedakan target dari noise
- Meningkatnya aktivitas aromatase
- Pennigkatan kemungkinan lipoli
- sis
- Berkurangnya imunitas yang dimediasi sel
- Rendahnya afinitas produksi antibody
- Meningkatnya autoantibodi
- Banyaknya nonresponder terhadap vaksinasi
- Berkurangnya hipersensitivitas tipe lambat
- Terganggunya fungsi makrofag
- Atrofi timus dan hilangnya hormone timus
- Meningkatnya IL-6 dalam sirkulasi
15
20.
Fungsi kognitif
16
Pasien harus membawa semua obat, termasuk obat tanpa resep, vitamin dan
bahan dari took bahan kesehatan. Tanya tentang alergi, efek yang merugikan,
merokok, alcohol, kopi, obat waktu santai, dan siapa pemberi obat.
b) Jangan memberikan obat sebelum waktunya
Hindari memberikan resep sebelum diagnosis ditegakkan, bila keluhan
ringan atau tidak khas, atau jika manfaat obat meragukan.
c) Jangan menggunakan obat terlalu lama
Lihat kembali daftar obat setiap pemeriksaan dan sesuaikan obat dengan
kebutuhan. Hentikan obatyang tidak diperlukan lagi. Nilai penggunaan obat
sesuai kebutuhan, juga obat tanpa resep.
d) Kenali obat yang digunakan
Ketahui sifat farmakologi obat yang diberikan, efek merugikan dan
keracunan yang mungkin terjadi. Nilai dengan teliti tanda-tanda kemunduran
segi fungsi dan mental yang mungkin disebabkan obat.
e) Mulai dengan dosis rendah naikkan perlahan-lahan
Selali pakai dosis terendah untuk mendapat hasil. Gunakan kadar obat dalam
darah bila ada dan tepat untuk masalah ini.
f) Obati sesuai patokan
Gunakan dosis cukup untuk mencapai tujuan terapi, yang sesuai toleransi.
Jangan mengurungkan terapi untuk penyakit yang dapat diobati.
g) Beri dorongan agar patuh berobat
Jelaskan kepada pasien tujuan terapi/pengobatan dan cara mencapainya. Buat
instruksi tertulis. Pertimbangkan sulit tidaknya jadwal pengobatan, biaya dan
kemungkinan efek merugikan bila memilih obat.
h) Hati-hati menggunakan obat baru
Obat baru belum dinilai tuntas untuk kelompok usia lanjut, dan
risiko/kegunaan sering tidak diketahui.
Pasien geriatri yang merupakan kesatuan bio-psiko-sosio-spiritual tetap dapat
menggunakan beberapa pilihan: obat, tindakan non farmakologis/tradisional untuk segi
biologi, obat dan bimbingan untuk segi psikologi. Untuk segi sosio-spiritual digunakan
berbagai pendekatan berupa asuhan non farmakologis. Dengan cara pendekatan holistic
ini sangat mungkin polifarmasi dapat dihindari.
7. Bagaimana cara mencapai menua yang sukses (successful aging)?
Konsep successful aging sebenarnya masih dalam perkembangan. Penelitianpenelitian mendapati bahwa sulit sekali menentukan faktor-faktor yang dapat dijadikan
17
indicator suksesnya suatu proses penuaan. Walaupun demikian, secara umum dapat
disimpulkan sementara bahwa seluruh segi kehidupan seharunsnya dipertimbangkan
ketika berbicara mengenai konsep successful aging.
Konsep successful aging tidak hanya terpaku pada kesehatan (fisik maupun mental)
saja, namun juga faktor intelektual, emosional, social, dan kultural juga penting dan
terbukti berpengaruh pada tercapainya successful aging. Dari segi kesehatan fisik pun,
ternyata didapatkan bahwa bukan penyakit yang paling berperan tetapi lebih kpada
bebas dari keterbatasan fisik.
MacArthur Longitudinal Study on Successful Aging, menyimpulkan bahwa
successful aging terdiri dari 3 komponen, yaitu:
Kehidupan yang selalu aktif, terdiri dari hubungaan interpersonal yang baik serta
aktivitas yang produktif
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai successful aging diantaranya:
a) Upayakan fisik dan mental selalu sehat
Lakukan latihan-latihan atau kegiatan fisik yang teratur. Walaupun dianjurkan
sejak usia muda, latihan fisik teratur yang dilakukan setelah usia tua pun tetap
memberikan banyak manfaat. Dalam melakukan latihan fisik sebaiknya disertai
dengan kontak yang erat dan sehat dengan lingkungan/orang-orang disekitar. Slain
bermanfaat secara fisik, hubungan social dan kondisi mentalpun akan tetap terjaga
bahkan meningkat sampai pada tahap optimal. Nikmati berbagai aktivitas yang
menjaga ketajaman pikiran, seperti membaca, menulis, bermain music, dan terlibat
dalam pembicaraan atau diskusi santai. Jangan dilupakan tidur yang cukup sangat
dibutuhkan tubuh untuk tetap sehat secara fisik maupun psikis.
b) Upayakan nutrisi yang baik
Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak semata-mata terbatas pada jenis dan jumlah
makanan, tetapi yang tidak kalah penting adalah aktivitas makan yang tentu
melibatkan hubungan social dan rekresi yang manfaatnya akan sangat dirasakan.
c) Perhatikan keinginan hati
Dalam menjalani hidup sebaiknya keinginan dari hati harus diperhatikan; tidak
memaksakan kehendak dan jangan biarkan apapun mengganggu keinginan hati.
d) Tingkatkan kesejahteraan material
Kemampuan pemenuhan kebutuhan material baik untuk diri maupun keluarga
berdampak pada tingkat kesehatan fisik, mental, maupun sosial.
e) Hubungan sosial yang sehat
18
Dengan membina hubungan yang positif dengan berbagai pihak, kita akan
semakin sehat, semakin panjang umur, dan makin menikmati hidup.perasaan telah
memberikan manfaat bagi orang lain ternyata sangat membantu baik dari segi mental
maupun kesehatan fisik.
f) Sikap yang positif
Seorang yang bersikap positif umumnya lebih mudah menerima berbagai
peristiwa apapun yang terjadi, serta dapat mengendalikan emosi pada keadaan
apapun. Bersikap positif juga diyakini akan memberikan manfaat yang lebih dalam
kehidupan seseorang berusia lanjut yang berkualitas.
g) Tingkatkan vitalitas spiritual
Kehidupan spiritual yang baik, telah diyakini dapat memberikan makna lebih
dalam menjalani kehidupan, terutama bagi mereka yang menuju usia senja. Larry
Dossey, setelah mengamati berbagai study menyimpulkan, bahwa Terdapat paling
tidak 250 study yang menunjukkan bahwa mereka yang taat menjalankan ajaran
agamanya lebih sehat selama kehidupannya disbanding yang tidak. Merek alebih
jarang ke dokter. Merek alebih sering membelanjakan uang untuk biaya kesehatan.
Dan mereka lebih jarang sakit.
8. Bagaimana penanganan terkait menopause yang dialami pasien di skenario?
gejala-gejala rasa panas (hot flushes) dan mencegah osteoporosis. Selain itu estrogen
dikatakan bersifat kardioprotektif (mencegah serangan jantung) karena melebarkan
pembuluh darah arteri, menurunkan kadar fibrinogen (salah satu faktor pembekuan
darah), menaikkan kadar kolesterol High-Density Lipoprotein (HDL) dan
menurunkan kadar kolesterol Low-Density Lipoprotein (LDL) dalam darah. Terapi
estrogen juga mempengaruhi aspek psikis perempuan paska menopause yaitu
memperbaiki mood, disforia, dan gangguan tidur.
19
20
21