Anda di halaman 1dari 29

TATALAKSANA PSIKIATRI

F40 – F49

GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM DAN


GANGGUAN TERKAIT STRESS

Dokter Pembimbing :
dr. Iffah Qoimatun, Sp. KJ., M. Kes  
 
Disusun Oleh :
Deby Wicaksono Septyandaru
1913020033
 
  
 
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
RSUD KOTA SALATIGA
2020
VIDEO KASUS

2
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Pasien sering merasa cemas

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)


Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke pelayanan kesehatan
dengan keluhan sering merasa cemas terhadap banyak hal. Pasien
merasa khawatir akan ada sesuatu yang buruk menimpa dirinya,
pasien mengaku selalu merasa khawatir bila melihat orang sakit dan
takut akan kematian. Pasien sudah menikah dan selalu mencemaskan
istrinya serta mudah marah dan selalu memarahi istrinya, karena
kecemasan ini pasien juga kurang konsentrasi dan takut kuliahnya
terganggu. Keluhan ini sudah dirasa sejak ± 1 tahun. Keluhan dirasa
semakin memberat dalam 2 minggu terakhir dengan gejala yang
sama dirasa setiap harinya. Keluhan disertai jantung berdebar-debar,
sesak napas, leher terasa tegang, dan sakit kepala. Pasien sudah 3
memeriksakan keluhannya ke dokter namun tidak terdapat kelainan
di organ terkait
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
 Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
 Tidak ditemukan gangguan psikiatri sebelumnya
 Riwayat gangguan medis
 Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, DM, dan
stroke.
 Riwayat gangguan zat psikoaktif
 Tidak ditemukan gangguan zat psikoaktif sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)


 Keluhan serupa dalam keluarga disangkal.

4
ANAMNESIS
Riwayat Kehidupan Pribadi
 Masa prenatal dan perinatal : Tidak diketahui
 Masa kanak-kanak awal : Tidak diketahui
 Kanak pertengahan : Tidak diketahui
 Masa pubertas : Tidak diketahui

Riwayat masa dewasa


 Riwayat pendidikan : Pasien menyelesaikan pendidikan dari SD,
SMP, dan SMA
 Riwayat pekerjaan : Pasien adalah seorang mahasiswa
 Riwayat perkawinan : Sudah menikah
 Riwayat keagamaan : Tidak diketahui
 Aktivitas sosial : Pasien takut keluar rumah
 Situasi hidup sekarang : Pasien selalu merasa cemas dan gelisah 5
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
 Kesan Umum
 Seorang laki-laki sesuai umur, perawatan baik, tampak gelisah dan

cemas ketika di wawancara.


 Kesadaran
 Compos mentis

 Orientasi
 Tempat : Baik
 Waktu : Baik
 Orang : Baik
 Sikap dan Perilaku
 Sikap: Kooperatif

 Perilaku : Normoaktif

 Mood dan Afek


 Mood : Eutimik 6
 Afek : Apropiate
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
 Bentuk pikir : Realistik
 Isi pikir : Waham tidak ada
 Progresi pikir : Koheren
 Persepsi
 Halusinasi : Tidak ada
 Ilusi : Tidak ada

 Memori : Baik
 Pikiran abstrak : Baik
 Daya nilai : Baik
 Insight
 Pasien sadar bahwa dirinya sakit, tetapi pasien tidak dapat

menjelaskan tentang penyakitnya.


7
PEMERIKSAAN STATUS
PENUNJANG
MENTAL

TIDAK DILAKUKAN

8
DIAGNOSIS
AIAJOIEJ MULTIAXIAL
 Aksis I : F41.1 Gangguan cemas menyeluruh
 Aksis II : F60.6 Gangguan kepribadian cemas

 Aksis III : Tidak ada


 Aksis IV : Ancaman kuliah yang terhambat dan
hubungan keluarga yang kurang harmonis
 Aksis V: GAF = 80-71 Gejala sementara dan dapat
diatasi, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan, sekolah, dll.

9
PENATALAKSANAAN
 Farmakoterapi
 Benzodiazepine
 Buspirone
 SSRIs
 Psikoterapi
 Terapi kognitif-perilaku
 Terapi suportif
 Psikoterapi Berorientasi Tilikan

10
FARMAKOTERAPI

Benzodiazepin
 Merupakan pilihan obat pertama
 Dimulai dengan pemberian dosis terendah
dan ditingkatkan sampai mencapai respon
terapi
 Lama pengobatan rata-rata 2-6minggu
dilanjutkan dengan masa tapering off
11
selama 1-2 minggu.
Benzodiazepin
 Benzodiazepine

 Non-Benzodiazepine

12
Benzodiazepine

• Bekerja pada reseptor γ-aminobutyric acid (GABA)


post-sinaps  efek GABA ↑  sedasi, mengantuk,
melemaskan otot
• ES = pusing, hipotensi, distress respirasi sampai
withdrawal
• Contoh obat = Clobazam tab 10 mg, Alprazolam tab
0.25, 0.5, 1 mg, Triazolam 0.25 mg, Lorazepam 1 mg,
Non-Benzodiazepine

• Bekerja pada reseptor selektif α-1 subunit γ-


aminobutyric acid (GABA)  efek GABA ↑
• ES = lebih jarang ditemukan
• Contoh obat = Zolpidem tab 10 mg, Zaleplon kaps 5
mg, Luminal tab 30 mg,
Efek samping
 Sedasi
 Mengganggu atensi, psikomotor, kognitif, memori
 Dikaitkan dengan agresi
 Tidak mengobati komorbiditas

 Mengantuk
 Pusing
 Linglung
 Lemas
 Gangguan ingatan
 Gangguan keseimbangan tubuh
 Akathisia (gangguan gerak tubuh) 15
 Kejang
 Mual
Buspiron
 Lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif
dibanding gejala somatik pada GAD
 Tidak menyebabkan withdrawal
 Efek klinik terasa setelah 2-3 minggu
 Dapat dilakukan penggunaan bersama
benzodiazepin. dilakukan tapering off
benzodiazepin setelah 2 – 3 minggu disaat efek
buspiron mencapai maksimal
Buspiron

• Tidak memperlihatkan aktivitas GABA-ergik dan


antikonvulsi, interaksi dengan antidepresi susunan saraf
pusat minimal
• Efek sedative ringan, antiansietas baru timbul setelah 10-
15 hari
• Azapirone bekerja melalui agonisme serotonin presinaptik.
Memiliki onset yang lebih lambat dibanding
benzodiazepine.
• Dosis awal buspirone yaitu 5 mg (3x/hari) dengan titrasi
dosis gradual sampai gejala mereda atau dosis maksimum
20 mg (3x/hari) telah tercapai.
Efek Samping

• Efek samping seperti pusing, sakit kepala dan mual.


• Sedasi (Rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,
psikomotor menurun, kognitif melemah)
• Relaksasi otot (lemas, cepat lelah)
• Potensi menimbulkan ketergantungan lebih rendah
dari narkotika
• Penghentian secara mendadak dapat menimbulkan
gejala iritabel, bingung, gelisah, insomnia, tremor,
palpitasi, konvulsi
SEDIAAN OBAT ANTI-ANXIETAS DAN DOSIS ANJURAN
(MENURUT IIMS VOL. 30-2001)
No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1. Diazepam DiazepinLoviumStesolid Tab. 2-5 mgTab. 2-5 10-30 mg/h


mgTab. 2-5 mgAmp.
10mg/2cc

2. Chlordiazepoxide CetabriumArsitranTensi Drg. 5-10 mgTab. 5 15-30 mg/h


nyl mgCap. 5 mg

3. Lorazepam AtivanRenaquil Tab. 0,5-1-2 mgTab. 1 mg 2-3 x 1 mg/h

4. Clobazam Frisium Tab. 10 mg 2-3 x 1m mg/h

5. Alprazolam XanaxAlganax Tab. 0,25-0,5 mgTab. 0,75-1,50 mg/h


0,25-0,5 mg

6. Sulpiride Dogmatil Cap. 50 mg 100-200 mg/h

7. Buspirone Buspar Tab. 10 mg 15-30 mg/h

8. Hydroxyzine Iterax Caplet 25 mg 3x25 mg/h


SSRI(SELECTIVE SEROTONIN RE-UPTAKE
INHIBITOR)
SSRI(SELECTIVE SEROTONIN RE-UPTAKE
INHIBITOR)
 SSRI termasuk golongan yang paling sering digunakan untuk
antidepresan
 SSRI efektif terutama terhadap pasien GAD dengan riwayat
depresi
 Bekerja dengan menghambat reuptake dari serotonin
neurotransmitter di bidang presynaptic neuron, sehingga
meningkatkan jumlah serotonin pada sinaps
22
PSIKOTERAPI
Terapi kognitif-perilaku
 Pendekatan kognitif mengajak pasien secara
langsung mengenali:
 Distorsi kognitif dan pendekatan perillaku
 Gejala somatik secara langsung

 Teknik utama pada pendekatan behavioral adalah


relaksasi dan biofeedback.
24
Terapi suportif
 Memberikan reassurance dan kenyamanan pada
pasien
 Menggali potensi yang ada dan belum tampak
 Mendukung egonya
 Agar pasien lebih bisa beradaptasi optimal dalam
fungsi sosial dan pekerjaaan
Psikoterapi Berorientasi Tilikan
 Mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan
konflik bawah sadar, menilik egostrength, relasi
objek, serta keutuhan self pasien
 Untuk memperkirakan sejauh mana pasien dapat
diubah menjadi lebih matur
 Bila tidak tercapai, minimal memfasilitasi agar
pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial
dan pekerjaannya.
PROGNOSIS

 Gangguan cemas menyeluruh merupakan


suatu keadaan kronis yang mungkin
berlangsung seumur hidup.
 Sebanyak 25 % penderita GAD akhirnya
mengalami gangguan panik, juga dapat
mengalami gangguan depresi mayor.
TERIMA KASIH

28
DAFTAR PUSTAKA
Elvira S, Hadisukanto G. 2015. Buku Ajar Psikiatri UI Jilid 2. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI.
Kaplan H, Sadock, Benjamin. 2010. Gangguan Kecemasan dalam Sinopsis Psikiatri:
Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2. Jakarta: Bina Rupa
Aksara Jakarta
 
Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya.
 
Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal. 12
 
Memon, MA. Panic Disorder Treatment and Disorder. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/287913-treatment.
 
National Institute of Mental Health. 2010. Depression and College Students, NIMH,
1-8.
 
Panic Disorder. American Psychiatric Association. Diunduh dari
http://healthyminds.org/Main-Topic/Panic-Disorder.aspx. 2011. 29
 
Tomb, D. A. 2000. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 96-110

Anda mungkin juga menyukai