Disusun Oleh:
Nama : Deby Wicaksono Septyandaru
NIPP : 1913020033
Pembimbing:
dr. Dony., Sp.S
• Hipertensi
Dapat •
•
Penyakit jantung
Diabetes melitus
dimodifikasi •
•
Hiperkolesterolemia
Gaya hidup
Vaskularisasi otak
Klasifikasi
1. Stroke Iskemik/Non Hemoragik
• Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu
perdarahan yang ditandai dengan kelemahan pada satu atau
keempat anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala, mual,
muntah, pandangan kabur dan dysfhagia (kesulitan menelan)
2. Stroke Hemoragik
• Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya
perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang
terjadi adalah penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi 6 cepat,
gejala fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk
Klasifikasi
Global
Gagal pompa jantung
Iskemik
Penebalan dinding pembuluh darah
Arteri
Obstruksi luminal trombo emboli, spasme
STROKE
Vena Trombus
Hemoragik
Reversible Ischemic
Defisit neurologis membaik setelah 24 jam namun
Neurological Deficit kurang dari 3 hari
(RIND)
Merusak
endothelium
Di arteri serebri
Kelumpuhan atau
kelemahan, ex: Stroke
tetraparese,hemiplegi Hemorage
.
Manifestasi klinis
Lesi A. Posterior Lesi A. Posterior
Lesi hemisfer kiri Lesi hemisfer kanan
cerebri kiri cerebri kanan
Afasia, Pengaturan visual kiri Cacat bidang visual Cacat bidang visual kiri,
kelemahan ekstremitas ruang, gambar dan kanan, sering dengan kelalaian,
kanan, menyalin sulit, kesulitan membaca mati rasa tungkai kiri, dan
ekstremitas kanan kiri cacat bidang visual, dengan tulisan yang hilangnya indera
kehilangan sensorik, kelemahan motorik dipertahankan
cacat bidang visual tungkai kiri, kemampuan, warna dan
kanan, kehilangan sensoris objek penamaan yang
mengurangi pandangan ekstremitas kiri, sulit disajikan secara
konjugat kanan, mengurangi pandangan visual,
sulit membaca, menulis, konjugat kiri pengulangan normal
dan menghitung bahasa lisan,
mati rasa, dan sensorik
kehilangan anggota tubuh
kanan
Manifestasi klinis
Stroke motorik murni (kapsul
Stroke sensorik murni
A. Vertebrobasiler internal atau basis pontis)
(thalamus)
atau hemiparesis ataksik
Pada guideline Stroke 2007 Perdossi, tekanan arteri rata-rata pada stroke akut
dianjurkan di bawah 145 mmHg. AHA/ASA guideline 2007 dan ESO 2009
merekomendasikan penurunan tekanan darah yang tinggi pada stroke akut:
• Pada pasien stroke iskemik akut, tekanan darah diturunkan sekitar 15%
(sistolik maupun diastolik) dalam 24 jam pertama onset stroke, apabila
tekanan darah sistolik >220 mmHg atau tekanan darah diastolik >120 mmHg
• Pada pasien stroke iskemik akut yang akan diberikan terapi trombolitik (r-
TPA), TD sistolik diturunkan hingga <185 mmHg dan TD diastolik < 110
mmHg.
• Obat antihipertensi yang diberikan adalah labetalol, nitropruside, nikardipin,
nitropaste atau diltiazem intravena.
Manajemen stroke hemoragik
• Penanganan stroke hemoragik dapat bersifat medik atau bedah tergantung keadaan
dan syarat yang diperlukan untuk masing-masing jenis terapi.
• Penanganan medik fase akut dilakukan pada penderita stroke hemoragik dengan
menurunkan tekanan darah sistemik yang tinggi (TD sistolik >220 mmHg atau TD
diastolik >120 mmHg atau MAP >130 pada stroke hemoragik) sedini dan secepat
mungkin agar membatasi pembentukan edema vasogenik akibat robeknya sawar darah
otak pada daerah iskemia sekitar perdarahan.
• Pada perdarahan subarakhnoid tekanan darah diturunnkan hingga sistolik 140-160
mmHg tetapi tergantung kondisi pasien agar tidak terjadi vasospasme.
• Penurunan tekanan darah akan menurunkan risiko perdarahan ulang atau terus-
menerus akan tetapi daerah otak sekitar hematom bertambah iskemik karena
autoregulasi hilang sehingga obat antihipertensi diberikan apabila TD sistolik >180
mmHg atau TD diastolik >100 mmHg. Pada fase akut sebaiknya digunakan obat
antihipertensi intravena baik kontinu maupun intermitten agar dapat diatur penurunan
tekanan darah sesuai target dengan pemantauan kontinu.
Manajemen stroke hemoragik
• Tindakan bedah pada ICH sampai sekarang masih kontroversial,
terutama pada ‘ganglionic hemorrhage’ prognosis biasanya buruk.
• Ada beberapa indikasi untuk tindakan bedah, misalnya volume 55 cc,
midline shift ≥ 5mm, perdarahan pada ICH, pasien dapat survive tetapi
level fungsionalnya kurang baik.
• Tindakan bedah yang dilakukan adalah aspirasi sederhana, kraniotomi
dan bedah terbuka, evakuasi endoskopik dan aspirasi stereotaksik.
• Pada penatalaksanaan perdarahan subarakhnoid dilakukan
pengobatan kausal untuk mencegah komplikasi dan perburukan kondisi
penderita. Pengobatan kausal dilakukan oleh spesialis bedah saraf.
Perawatan umum pada stroke akut
Prinsip perawatan dan pengobatan umum pada penderita stroke akut adalah
mempertahankan kondisi agar dapat menjaga tekanan perfusi dan
oksigenasi serta makanan yang cukup agar metabolisme sistemik otak
terjamin. Secara klinis dilakukan:
• Stabilisasi fungsi kardiologis melalui ABC.
• Mencegah infeksi sekunder terutama pada traktus respiratorius dan
urinarius.
• Menjamin nutrisi, cairan dan elektrolit yang stabil dan optimal.
• Mencegah dekubitus dan trombosis vena dalam.
• Mencegah timbulnya stress ulcer dengab pemberian antasida/PPI.
• Menilai kemampuan menelan penderita untuk menilai apakah dapat
diberikan makanan per oral atau dengan NGT (naso gastric tube).
Komplikasi
Komplikasi neurologic Komplikasi non neurologik Komplikasi akibat mobilisasi
• Bronkopneumonia
• Edema otak (herniasi) • Tekanan darah meninggi • Tromboplebitis
• Infark berdarah (pada • Hiperglikemi • Emboli paru
emboli otak) • Edema paru • Depresi
• Vasospasme (terutama • Nyeri dan kaku pada bahu
• . Kelainan EKG
• Spastisitas umum
pada PSA) • SIADH • Radang kandung kemih Dapat
• Hidrosefalus komunikans • Natriuresis diakibatkan penggunaan kateter
yang lama.
• Retensi cairan tubuh • Kelumpuhan saraf tepi
• Hiponatremia • Kontaktur dan deformitas
• Dekubitus
• Atrofi otot
Prognosis
• 75% pasien pasca stroke terdapat gejala sequel Gejala sequel
tergantung pada ukuran dan lokasi lesi. Dan gejala ini akan
mempengaruhi pasien secara fisik, mental, dan emosional.
• Prognosis baik jika ukurannya tidak luas dan lokasi lesi tidak
terlalu mempengaruhi fungsi kognitif pasien pasca stroke
Thank You