komplikasi anestesi.
TUJUAN
Memastikan bahwa penderita dipersiapkan dengan tepat
untuk dilakukan tindakan
Mengantisipasi
masalah yang mungkin terjadi dan
Memastikan fasilitas dan tenaga yang ada.
ANAMNESA
allo
Identitas pasien
Riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit lainnya atau sebelumnya
Riwayat alergi
Riwayat sedang menggunakan obat-obatan
Riwayat anestesi/operasi sebelumnya
Kebiasaan sehari-hari seperti merokok, minum alkohol, obat
penenang dan narkotik.
Riwayat penyakit keluarga
Makanan dan minuman yang terakhir
Masalah kardiovaskuler :
Hipertensi tidak terkontrol : sakit kepala, pandangan
kabur, nyeri dada, mual muntah dan perubahan status
mental.
Masalah Neurologis
stroke, depresi, kejang, cedera saraf
penggunaan obat-obatan yang berulang
PEMERIKSAAN FISIK
TB,BB dosis obat &
kebutuhan cairan
Vital signs
Jalan nafas, pemeriksaan pada
daerah kepala dan leher
Paru-paru (foto toraks)
Jantung (EKG dan atau Echocardiografi)
Abdomen ( distensi, massa, asites, hernia dan tanda
regurgitasi)
Ekstermitas (perfusi distal, sianonis, jari tabuh)
Punggung (deformitas, memar atau infeksi)
Neurologis (status mental, kesadaran,
fungsi saraf cranial)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rutin
Darah : Hb, hematokrit, leukosit, trombosit, PTT,
PTTK, elektrolit
Foto X-ray, terutama untuk bedah mayor.
EKG, terutama untuk pasien usia 40 tahun keatas.
Total nilai 53
Nilai 0 – 5 : komplikasi kardiak mayor 0,3 – 3 %.
Nilai 6 – 12 : komplikasi kardiak mayor 1 – 10 %.
Nilai 13 – 25 : komplikasi kardiak mayor 3 – 30 %.
Nilai 26 – 53 : komplikasi kardiak mayor 19 – 75 %.
MASALAH GINJAL
Penting untuk pemeriksaan
fisik, perlu diperiksa
kekuatan otot dan sensasi kulit
sebelum operasi jika diduga
dapat terjadi perubahan setelah operasi
Kebutuhan akan Tranasfusi Darah
Kebutuhan akan transfusi darah harus dipertimbangkan dengan hati-hati dan
matang.
Risiko transfusi :
• Akut : reaksi alergi, reaksi hemolitik, demam, emboli udara.
• Lambat : infeksi dan imunosupresi.
Transfusi dapat menggunakan whole blood atau packed red cells. Pada
perdarahan akut harus diberikan whole blood.
Keadaan ini dapat diterapi dengan restriksi cairan (Na+ ≥ 125 mEq/L)
atau NaCl 3% sebanyak (140-X)xBBx0,6 mEq.
Hipernatremia
Jika kadar natrium > 160 mEq/L maka akan timbul gejala
berupa perubahan mental, letargi, kejang, koma,
lemah.
Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik jantung, perubahan EKG (QRS
segmen melebar, ST segmen depresi, hipotensi postural, kelemahan otot skeletal,
poliuria, intoleransi glukosa.
Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kalium dari cairan ekstraselular ke
intraselular atau dari pengurangan kronis kadar total kalium tubuh.
K = K1 – K0 x 0,25 x BB
K = kalium yang dibutuhkan
K1 = serum kalium yang diinginkan
K0 = serum kalium yang terukur
BB = berat badan (kg)
Hiperkalemia
Kelas II Pasien dengan penyakit sistemik ringan dan tidak ada keterbatasan 0,2
fungsional.
Kelas III Pasien dengan penyakit sistemik sedang hingga berat yang menyebabkan 1,8
keterbatasan fungsi.
Kelas IV Pasien dengan penyakit sistemik berat yang mengancam hidup dan 7,8
menyebabkan keterbatasan fungsi.
Kelas V Pasien yang tidak dapat hidup/bertahan dalam 24 jam dengan atau tanpa 9,4
operasi.
Kelas VI Pasien dengan mati batang otak yang akan dilakukan donor organ
medikolegal