Pembimbing
dr.Fitri Rahma , Sp.JP
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Gagal jantung -----> merupakan masalah serius di dunia
• Lebih dari 20 juta orang di dunia terserang gagal jantung
• Gagal jantung menyerang 6% dari 10% orang yang berusia
diatas 65 tahun
• Sebagian pasien yang terdiagnosis gagal jantung meninggal
setelah 5 tahun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Gagal jantung akut adalah terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan kejadian atau
perubahan yang cepat dari tanda dan gejala gagal jantung. Kondisi ini mengancam kehidupan dan
harus ditangani dengan segera, dan biasanya berujung pada hospitalisasi. Ada 2 jenis persentasi
gagal jantung akut, yaitu gagal jantung akut yang baru terjadi pertama kali (de novo) dan gagal
jantung dekompensasi akut pada gagal jantung kronis yang sebelumnya stabil. Penyebab tersering
dari gagal jantung akut adalah hipervolume atau hipertensi pada pasien dengan HFPEF.
Anatomi & Fisiologi
Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan
2 ruang jantung di bawahnya dinamakan ventrikel, yang
berfungsi sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium dan ventrikel
menjadi bagian kanan dan kiri dinamakan septum.
Etiologi & Faktor Pencetus
Keadaan yang menyebabkan gagal jantung secara cepat :
• Gangguan takiaritmia atau bradikardia yang berat
• Sindrom koroner akut
• Komplikasi mekanis pada sindrome koroner akut (ruptur septum
intraventrikuler, akut regurgitasi mitral, gagal jantung kanan)
• Emboli paru akut
• Krisis hipertensi
• Diseksi aorta
• Tamponade jantung
• Masalah perioperatif dan bedah
• Kardiomiopati peripartum
Etiologi & Faktor Pencetus
Keadaan yang menyebabkan gagal jantung yang tidak terlalu cepat :
Klasifikasi klinis pasien gagal jantung akut didasarkan pada terdapat atau
tidaknya tanda dan gejala kongesti serta gangguan perfusi, yakni sebagai
berikut :
Klasifikasi gagal jantung akut juga dibagi kedalam 3 golongan :
Umumnya terjadi bertahap dan dapat dipicu akibat ketidakpatuhan pasien, iskemia, dan infeksi. Ditandai
dengan edema perifer, ortopnea, sesak saat aktivitas. TD sistolik bervariasi dan thorax seringkali normal. Pada
gagal jantung akut jenis ini terdapat angka re-hospitalisasi yang tinggi.
Serangan umumnya mendadak diakibatkan hipertensi, aritmia atrial, sindrom koroner akut. Gejalanya
ditandai dispnea yang berat, takipnea, takikardia, dan ronkhi umumnya dijumpai. TD sistolik biasanya tinggi
(>180/100 mmHg). Pada thorax sering dijumpai edema paru dan umumnya terjadi hipoksemia.
• Syok Kardiogenik
Onsetnya bervariasi. Pemicu biasanya akibat progresivitas dari gagal jantung lanjut atau ada gangguan
mayor miokardium (misalnya infark miokard akut yang luas, miokarditis akut). Ditandai dengan hipoperfusi organ
target, oligouria, gangguan kesadaran, ekstremitas yang dingin. TD sistolik rendah-normal. Terdapat disfungsi
organ target (ginjal, hepar), fungsi sistolik vemtrikel kiri menurun dan biasanya memiliki prognosis yang buruk.
Diagnosis & Algoritma Terapi
Untuk mengetahui diagnosis gagal jantung akut dan mekanisme terapi sebaiknya
dipastikan dulu presipitan utamanya. Pemberian tata laksana yang sesuai dengan
penyebab dapat mencegah deteriorasi lebih lanjut. Penyebab atau presipitan utama
gagal jantung akut dapat disingkat dengan SHAME.
• Sindrome Koroner Akut
Pasien gagal jantung akibat sindrome koroner akut harus ditatalaksana dengan panduan STEMI atau
NSTEMI, mencakup tindakan intervensi koroner perkutaneus primer (IKPP) maupun IKP dini.
• Hipertensi Emergency
Penyebab ini seringkali datang bersamaan dengan edema paru akut. Penurunan tekanan darah dengan
pemberian vasodilator dan diuretik intravena untuk menurunkan 25% MAP dalam beberapa jam pertama merupakan
target terapi utama.
• Aritmia
Gangguan aritmia (takiaritmia/bradiaritmia) pada pasien gagal jantung akut yang disertai dengan
ketidakstabilan hemodinamik harus diterapi dengan kardioversi elektrik atau paru jantung sementara.
• Penyebab Mekanik Akut
Hal ini meliputi komplikasi mekanik akibat sindrom koroner akut (seperti ruptur dinding ventrikuler, defek
septum interventrikuler, regurgitasi mitral akut), trauma toraks, gangguan katup akut akibat endokarditis, diseksi
aorta, serta tumor intrakardiak yang menyebabkan gejala obstruksi. Penegakan diagnosis utamanya dengan
ekokardiografi dan tatalaksana meliputi intervensi perkutan atau pembedahan sesuai kondisi pasien.
Terapi emboli paru akut meliputi reperfusi emboli baik dengan prosedur trombolitik, intervensi perkutan
maupun embolektomi surgikal.
Penatalaksanaan
• Diuretik
Loop diuretik (IV) direkomendasikan untuk mengurangi sesak napas dan kongesti. Selama penggunaan
diuretik diperhatikan urin output, fungsi ginjal dan elektrolit. Obat yang sering digunakan adalah furosemide. Dosis
furosemide untuk kongesti sedang 20-40 mg (IV) atau 2,5 x dosis oral sesuai keluhan pasien. Untuk kongesti berat
40-160 mg (IV) atau 2,5 x dosis oral dilanjutkan 5-40 mg/jam drip.
• Vasodilator
Vasodilator IV dipertimbangkan untuk mengurangi gejala pada gagal jantung akut dengan tekanan darah
sistolik >90 mmHg. Pada gagal jantung hipertensif akut pemberian vasodilator dipertimbangkan sebagai terapi
inisial untuk mengurangi gejala dan kongesti. Jenis obatnya antara lain, nitrogliserin, isosorbid dinitrat,
nitroprusside, nesiritide.
• Inotropik dan Vasopresor
Obat-obatan inotropik digunakan pada pasien dengan TDS < 90 mmHg atau curah jantung rendah dengan
tanda dan gejala kongesti dan tanda hipoperfusi organ seperti penurunan kesadaran atau produksi urin yang
menurun. Vasopresor digunakan pada keadaan hipotensi dengan hipoperfusi organ vital. Jenis obatnya berupa,
dobutamine, dopamine, mirinone, norepinephrine, epinephrine.
• Terapi Oksigen
Pemberian oksigen direkomendasikan bagi pasien gagal jantung akut dengan SpO2 <90% atau PaO2 < 60
mmHg, untuk memperbaiki hipoksemia.
• Terapi Lainnya
Digoksin diindikasikan pada pasien gagal jantung akut yang disertai atrial fibrilasi dengan respon ventrikular
cepat (AF-RVR) dengan HR >110x/menit. Dosis bolus 0,25-0,5 mg IV bolus.
BAB III
LAPORAN KASUS
Anamnesis pribadi
Telaah :
Seorang pasien laki-laki datang ke IGD Rumah Sakit Umum Haji Medan dengan keluhan
Sesak Nafas (+) yang sudah dirasakan pasien 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak
dirasakan setiap pasien beraktivitas dan membaik saat pasien beristirahat. Pasien juga
merasakan jantung berdebar disaat pasien merasakan sesak.
Pasien juga mengaku merasakan susah tidur, sakit kepala ,badan lemas dan kehilangan
nafsu makan selama ± 3 hari ini.
BAB : Normal, 1x/hari, tuntas
BAK : Normal, 3-5x/hari, tuntas
R.Alergi : Tidak ada
Pengobatan :
• O2 5 l/i
• IVFD RL 20 gtt/i
• Inj. Furosemide 2 amp
• Catopril 2 x 6,25 mg
• Clopidogrel 1x 75 mg
• Atrovastatin 1x20 mg
• Bisoprolol 1x 1,25 mg
• Vit B comlex 2x1
• ISDN 3x5 mg
Rencana pemeriksaan lanjutan :
KGD,EKG
TERIMA
KASIH