Anda di halaman 1dari 48

NEW EMERGING AND

RE-EMERGING DISEASE

KELOMPOK VI
INTAN SARI WIBANA (1102006130)
AULYA NOVALDY (1102008048)
JULIAN PRATAMA (1102008127)
PARAMA PUTRI (1102008187)
AFDA NAKITA (1102009013)
ARANI NADHIRA (1102009039)

PEMBIMBING:
DR. dr. ARTHA BUDI SUSILA DUARSA, MKes

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
FEBRUARI 2014
PENDAHULUAN
Penyebab utama kematian di seluruh dunia
karena tiga alasan:
(1) munculnya penyakit infeksi baru (emerging
disease);
(2) munculnya kembali penyakit menular lama
(re-emerging disease), dan
(3) intractable infectious disease.
DEFINISI

Wabah penyakit menular yang tidak diketahui


sebelumnya atau penyakit menular baru yang
insidennya meningkat signifikan dalam dua
dekade terakhir

Menurut WHO  Penyakit yang pertama kali


muncul dalam suatu populasi, atau penyakit
yang telah ada sebelumnya tetapi mengalami
peningkatan insidensi atau area geografis
dengan cepat.
Pembagian EID

Emerging infectious
diseases (EID)

Penyakit menular lama Penyakit menular lama


Penyakit menular baru yang cenderung yang menimbulkan
(New Emerging meningkat masalah baru
Infectious Diseases) (Emerging Infectious (Re-Emerging
Diseases) Infectious Diseases)
ETIOLOGI

Perubahan
lingkungan
(iklim/suhu)

Perubahan
host

Perubahan
agent
EMERGING INFECTIONS
 New infectious disease
Avian influenza, yellow fever
 Emerging infectious disease

DBD, diare, TB paru*


 Re-emerging infectious disease

Malaria, measles, TB paru (eropa)


Contoh-contoh penyakit yang termasuk dalam emerging disease
CONTOH-CONTOH PENYAKIT YANG TERMASUK DALAM RE-
EMERGING DISEASE
EMERGING DISEASE DAPAT
TERJADI KARENA :
Mikroorganisme dapat terus berubah/ mutasi atau
timbul yang baru

Kepadatan penduduk.

Faktor sosial ekonomi

Faktor lingkungan
 Emerging infectious diseases sebagian besar
berhubungan dengan zoonosis
 Menurut UU no.18 tahun 2009 tentang peternakan dan
kesehatan hewan :
Zoonosis merupakan penyakit yang dapat menular dari
hewan kepada manusia atau sebaliknya.

 Mempunyai dampak internasional  dapat terjadi


PHBEIC (Public Health Emergency Of International
Concern), suatu keadaan gangguan kesehatan (bisa
penyakit, atau dampak kimia/ radiasi, dll) yang
menjadi perhatian internasional yang dapat menyebar
antar negara.
BEBERAPA EMERGING INFECTIOUS
DISEASES YANG PERNAH TERJADI DIDUNIA:
 Infeksi virus hanta
 Infeksi virus ebola

 Avian influenza (H5N1)

 SARS

 Influenza A

 HIV/AIDS

 Tuberkulosis (TB)

 Malaria

 Pes
CARA PENULARAN
MENURUT DHARMONOJO (2001)

Anthropozoonoses  dari manusia ke


hewan

Zooanthropozoonoses  dari hewan


kemanusia

Amphixenoses  dapat pada


manusia maupun hewan
NEW EMERGING DISEASE
AVIAN INFLUENZA
 Avian Influenza adalah penyakit infeksi pada
unggas yang disebabkan oleh virus influenza
strain tipe A.
GEJALA KLINIS
 Flu like syndrome yaitu demam (>38C). sakit
tenggorokan, batuk, pilek ,nyeri otot, sakit
kepala,
 dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat
dengan munculnya radang paru-paru
(pneumonia) dan apabila tidak dilakukan
penanganan yang tepat dapat menyebabkan
kematian.
PENGOBATAN
1) Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
2) Hidrasi dengan pemberian cairan
parenteral (infus).
3) Pemberian obat anti virus oseltamivir 75
mg dosis tunggal selama 7 hari.
4) Amantadin diberikan pada awal infeksi,
sedapat mungkin dalam waktu 48 jam
pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5
mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis.
Bila berat badan lebih dari 45 kg
diberikan 100 mg 2 kali sehari.
PENCEGAHAN
a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi
sehabis bekerja.
b. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas
yang terinfeksi flu burung.
c. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker
dan pakaian kerja).
d. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
f. Imunisasi.
HIV

 Definisi
Human Imunodeficiency Virus merupakan kumpulan
gejala yang disebabkan oleh retrovirus HIV yang
menyerang sistem kekebalan/pertahanan tubuh
sehingga menyebabkan kerusakan yang parah dan
sejauh ini belum diketahui obatnya.
TRANSMISI

 Ada dua jenis:


 Kontak seksual
anogenital, oragenital, genitogenital/heteroseksual
 Non-seksual
Parenteral,
transplasental
PENCEGAHAN AIDS
 Jalur Non-seksual
• Transfusi darah
• Jarum suntik

 Jalur seksual
• Pendidikan/penyuluhan
 Transplasental
Penatalaksanaan
Aanalog timidin:
Stavudin(d4t) dan
Nukleosida zidofudin (AZT)
Reverse
Transcriptase
Inhibitor (NRTIs) Analog cytidine:
Zalcitabine (ddC),
emtricitabine (FTC),
lamivudine (3CT)

ARV Non-Nukleosida
nevirapine,
Transcriptase
delavirdine dan
Inhibitors
efavirenz.
(NNRTIs)

Protease Indinavir, ritonavir


inhibitors (PIs) dan saquinavir
SARS
 Penyakit infeksi saluran pernapasan
yang disebabkan oleh virus family
Paramixovirus.
 Transmisi penyakit itu hingga kini
belum dapat diketahui secara pasti.
Ada anggapan bahwa penyebar melalui
penghirupan cairan yang dikeluarkan
oleh si penderita ketika dia batuk atau
bersin.
GEJALA KLINIS
 Gejala awal mirip seperti flu dan bisa
mencakup: demam, myalgia, letargi,
gejala gastrointestinal, batuk, radang
tenggorokan.
 Temperatur tubuh >38 °C (100.4 °F)
 Satu atau lebih gejala gangguan
saluran pernapasan ( batuk, nafas
pendek, sulit nafas, hipoksia)
 Ada riwayat berpergian dalam 10 hari
saat onset gejala ke daerah yang
tercatat atau diduga terdapat
transmisi SARS.
PENGOBATAN
 Pengobatan SARS hingga kini masih bergantung
pada anti-pyretic, supplemen oksigen dan
bantuan ventilasi.
 Antibiotik masih belum efektif.

 Penggunaan steroid dan antiviral drug ribavirin,


namun tidak ada bukti yang mendukung terapi
ini.
RE-EMERGING DISEASE
• Re-emerging Disease (resurging disease) : wabah
penyakit menular yang muncul kembali setelah
penurunan yang signifikan dalam insiden dimasa
lampau.

• Atau dengan kata lain re-emerging adalah penyakit


infeksi sebelumnya pernah dikenal, kemudian hilang
tetapi muncul kembali dengan tampilan lebih virulen
dan pola epidemilogik.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI :
ENVIRONMENT
HOST
AGENT •Perubahan demografi •Iklim & mengubah
manusia (menghuni ekosistem
•Evolusi agen infeksi daerah baru)
patogen (mikroba •Pembangunan
adaptasi dan ekonomi &
•Perilaku manusia penggunaan lahan
perubahan) (seksual &penggunaan (urbanisasi,
narkoba) penggundulan
•Pengembangan
resistensi terhadap obat hutan)
•Kerentanan manusia
terhadap infeksi •Teknologi &
•Resistensi vektor (Imunosupresi)
terhadap pestisida industri (pengolahan
Kemiskinan & makanan &
ketimpangan sosial penanganan)
OLD DISEASE RE-EMERGE
A. Evolusi dari agen infeksius
 Mutasi gen bakteri yang membuat resistensi
antibiotik
 Multidrug-resistant TB

B. Imunitas yang menurun


 Kegagalan imunisasi, makin besar proporsi
dari individu susceptible dan peningkatan
reservoir dari agent
MALARIA
Plasmodium adalah parasit yang
termasuk vilum Protozoa, kelas
sporozoa.

Plasmodium falcifarum :
malaria falsifarum (malaria tertiana
berat), malaria pernisiosa dan
Blackwater faver.

Plasmodium Plasmodium
vivax : malariae :
malaria vivax malaria
(malaria tertiana
kuartana
ringan). Plasmodium
malariae :
malaria
kuartana
J Malaria tertiana
(paling ringan), yg disebabkan Plasmodium vivax gejala
E demam dpt terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala
pertama terjadi (dpt terjadi selama dua minggu stlah
N infeksi).

I Demam rimba (jungle fever),


malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria
S tropika, disebabkan plasmodium falciparum merupakan
penyebab sebagian besar kematian akibat malaria.
Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke
otak, menyebabkan koma, mengigau dan kematian.
M Malaria kuartana
A disebabkan Plasmodium malariae, masa inkubasi lebih
lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika;
L gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40
hari setelah infeksi terjadi. Gejala kemudian akan terulang
A lagi tiap tiga hari.
Malaria pernisiosa
R disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul
sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala
I malaria yang berat.
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM DALAM
TUBUH MANUSIA
DEMAM

demam secara periodik


berhubungan dengan waktu
pecahnya sejumlah skizon STADIUM:menggigil,punca
matang dan keluarnya k demam,berkeringat
merozoit yang masuk dalam
aliran darah (sporulasi)

Dimulai dengan gejala prodromal yaitu lesu,


sakit kepala, tidak nafsu makan, kadang-kadang
disertai dengan mual dan muntah
SPLENOMEGALI

gejala khas Pada malaria menahun


terutama pada jaringan ikat bertambah
malaria yang tebal, sehingga limpa
menahun. menjadi keras.

Perubahan limpa biasanya


disebabkan oleh kongesti, tetapi kemudian
limpa berubah warna menjadi hitam, karena
pigmen yang ditimbun dalam eritsosit yang
mengandung kapiler dan sinusoid
ANEMIA
Anemia terutama
Derajat anemia tampak jelas pada
tergantung pada malaria falsiparum
spesies parasit yang dengan penghancuran
eritrosit yang cepat dan
menyebabkannya hebat dan pada malaria
menahun.

Jenis anemia pada malaria adalah hemolitik,


normokrom dan normositik.

Pada serangan akut kadar hemoglobin turun


secara mendadak.
MANIFESTASI KLINIK
Malaria ringan atau
tanpa komplikasi Malaria berat atau
Malaria ini umumnya dengan komplikasi
disertai gejala dan tanda Malaria berat adalah
klinis yang ringan malaria falsiparum yang
terutama sakit kepala, cenderung menjadi fatal
demam, menggigil dan atau malaria dengan
mual serta tanpa komplikasi Patofisiologi
kelainan fungsi organ. malaria berat sangat
Kadang-kadang dapat kompleks dan tergantung
disertai dengan sedikit pada sistim organ yang
penurunan trombosit terkena.
dan sedikit peningkatan
bilirubin serum.
PENGOBATAN
 •ACT (artemisin combination therapy)
–Artesunat 200 mg + amodiaquin 200 mg selama3 hari.

 •Non-ACT
A. –Klorokuin 250 mg4 tablet hari I & II, lalu 2 tablethari
III.
B. –Sulfadoksin 500 mg + pirimetamin 25 mg (SP) –>3tablet
dosis tunggal.
C. –Kina sulfat 220 mg –>3x10 mg/KgBB slma 7 hari.

D. –Primakuin 15 mg –>3 tablet dosis tunggal utkfalciparum


& 1 tablet/hr selama 14 hari utk vivax
KOMBINASI NON-ACT:

 •Klorokuin + SP.
 •SP + kina.
 •Klorokuin + doxicyclin/ tetrasiklin.
 •SP + doxicyclin/ tetrasiklin.
 •Kina + doxicyclin/ tetrasiklin
RABIES
RABIES ?

RABIES : adalah suatu penyakit infeksi, akut


menyerang S.S.P. dan biasanya berakibat fatal
Termasuk : “penyakit Zoonosis”

“Penyakit yang dapat ditularkan dari “Hewan” yang
menderita Rabies pada manusia”
• melalui gigitan / jilatan
* 90% oleh karena anjing
CARA PENULARAN RABIES :
1. Gigitan / jilatan binatang yang terkena rabies
2. “Exposure laboratorium”
 Suntikan
 Gigitan hewan percobaan
3. Mucosa conjunctiva (di Laboratorium)  cara
menggosok bola mata
4. Inhalasi aerosol
5. Transplasental  tidak terjadi
PATOGENESIS
Gigitan
anjing Suntikan
(Rabies)

Manusia LUKA
Susunan saraf
sensoris
S.S.P (Replikasi)
Susunan saraf
perifer
Jaringan tubuh / Kelenjar ludah

* Untuk virus Rabies tidak terjadi “viremia”


GEJALA KLINIS :
I. Periode inkubasi :
 Sangat bervariasi (± 18-90 hari)
 tergantung : jumlah virus, lokasi gigitan dan
keadaan umum penderita
II. Phase Prodromal :
 malaise, mual, pusing

 demam

 rasa semutan / tidak enak (rasa nyeri)

pada luka gigitan


Berlangsung 2-10 hari
III. Phase Neurologik Akut
 cemas
 rangsang sensoris 
(peka terhadap sentuhan)
 kemudian terjadi “stadium Eksitasi” =
tonus-otot meningkat sehingga timbul gejala-
gejala :
- Hiperhidrosis
- Hipersalivasi
- Hiperlakrimasi
Pada stadium eksitasi timbul suatu fobi  HIDROFOBI
(takut air)
IV. KOMA  meninggal
oleh karena spasme otot-otot pernafasan
PERAWATAN / PENCEGAHAN
Perawatan
- Luka gigitan / jilatan  dicuci dengan sabun atau
detergen, kemudian disiram dengan alkohol 40-70%
(jauh dari R.S.)
- Luka dalam  dicuci alkohol  diberi lokal anaestesi 
disayat X sekitar gigitan  dicuci dengan H2O2 3%
Kemudian ditutup kasa steril tanpa dijahit +
“desinfectans”
Diberi ATS (Anti Tetanus Serum) / Antibiotik
Diberi H.I.S. (Hiper Immune Serum) -(serum antibodi
Rabies) – (imunisasi pasif) (WHO)
Pencegahan
1. Oleh karena penularannya melalui gigitan anjing
(90%)  Vaksinasi Hewan Peliharaan
2. Vaksinasi manusianya untuk pekerja-pekerja
Laboratorium Rabies / Pemburu (Pre-Exp. Imun)
Di USA banyak kasus Rabies diperoleh pada
pemburu oleh karena gigitan hewan liar di hutan
3. Pencatatan & Pelaporan
Pada kasus-kasus gigitan hewan
4. Bila ada orang digigit anjing  Observasi
* Jangan dibunuh  keperluan Tx

Tx / Diteruskan / stop a.d. ada / tidak negri-bodies pada


anjing
PENGOBATAN
• VAR = Vaksin Anti Rabies
• (masa tunas yang panjang)

Jenis VAR :
I. NTV = Neurotropic Vaccine (jaringan otak)
- SMB (suckling mouse brain) (Biofarma) 
mencit
II. Non NTV
1. Duck Embryo Vaccine
2. TCV (HDCRV = Human Diploid Cell Rabies
Vaccine)

• ES: NTV : Encephalitis Allergica


Jenis HDCRV lebih aman daripada NTV
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai