Anda di halaman 1dari 24

SGD 1

SKENARIO 4
( SESAK NAFAS )
SKENARIO-4
SESAK NAFAS
Seorang wanita ( 54 Tahun ) karyawan suatu perusahaan swasta dan ditemaninoleh suaminya
untuk berobat ke suatu rumah sakit swasta. Kebetulan dr. Ari yang sedang bertugas di UGD
memeriksa dengan cermat pasien.
Pasien mengeluh waktu datang dengan sesak nafas, badan lemah, nafsu makan berkurang dan
perut tidak enak. Pada anamnesa lanjut yang dilakukan dr. Ari ternyata sesak nafas ini sudah
berlangsung lama dirasakan pasien. Awalnya, baru timbul bila pasien bekerja agak berat, tetapi
belakangan ini sesak juga timbul waktu tidak melakukan aktivitas. Disamping itu juga didapati
paroxismal nocturnal dispnoe ( PND ) dan juga menderita hipertensi.
Dari suami pasien, didapat informasi bahwa pasien sudah lama menderita sakit juga berobat
tetapi pasien tidak teratur makan obat, kadang- kadang dibuang.
pada pemeriksaan fisis didapat tekanan darah 115/80 mmHg, pulse/ nadi 116 x/ menit irregular,
RR 30x/ menit, TVJ R+2cm H20, iktus jantung teraba pada ICS VI 2cm lateral linea midclavicularis
sinistra, ronkhi basah basal (+), hepar teraba sekitar 2 atau 3 jari, oedema pretibial. Kemudian dr. Ari
membuat pada status pasien menuliskan beberapa pemeriksaan penunjang di antaranya foto torax
sito, EKG, pemeriksaan darah urine rutin lengkap, Pemeriksaan faal hati, ginjalmelektrolit gula darah,
kolesterol. Pada pemeriksaan sito torax dr. Ari melihat adanya kardiomegali dan oedema paru. Pada
EKG tampak sinus takikardi dan tanda tanda iskemik
Berdasarkan hasil diatas dr. Ari memberi informasi kepada pasien dan keluarga tentang keadaan
penyaitnya dan merencanakan akan mengkonsulkan ke dokter spesialis penyakit dalam, konsultan
kardiologi yang sedang bertugas di rumah sakit ini
Learning objective
Mahasiswa/i mampu memahami tentang
1. Gagal jantung
a. Definisi
b. Etiologi
c. Klasifikasi
d. Tanda dan Gejala
e. Pemeriksaan fisik
f. Pemeriksaan penunjang
g. Penatalaksanaan
Gagal Jantung ( Heart failure )

Keadaan jantung tidak mampu memompakan darah


ke seluruh tubuh.

Cardiac Output

Etiologi gagal
jantung

Disfungsi Beban Beban volum Kebutuhan Gangguan


miokard tekanan berlebih ( metabolik pengisian
berlebih ( diastolic
systolic overload )
overload )
Disfungsi Miokard
PRIMER
1. iskemia miokard
2. Infark miokard
3. Miokarditis
4. Kardiomiopati
5. Presbikardia
SEKUNDER
Beban tekanan, Beban volum, kebutuhan metabolisme,
gagguan pengisian jantung
Klasifikasi gagal jantung

Gagal Gagal
Gagal
jantung jantung
jantung kiri
kanan kongestive
Gagal jantung kanan
Gangguan di ventrikel
dextra isi dari ventrikel
dextra Tekanan diastolik
Bendungan di atrium
dextra tekanan diatrium
dextra bendungan di
pada vena sistemis
bendungan sistemis
Tanda dan gejala gagal jantung
kanan
Edema pada ekstremitas inferior
Hepatomegali
Bendungan di vena perifer
Asites
Vena jugularis terbendung
Gagal jantung kiri
Gangguan pemompaan di
ventrikel sinistra curah
ventrikel sinistra Tekanan
diastolik Bendungan di
atrium sinistra hambatan
aliran darah edema paru
dilatasi/ hiperthropi paru
Gagal jantung dextra
Tanda dan gejala gagal jantung
kiri
Lemah
Mudah lelah
Sesak nafas ( dispnea )
Batuk
Anoreksia
Ronkhi basah basal paru
Stenosis aorta
Infark miokard
Gagal jantung kongestive

Gabungan gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri


Didasari atas 2 hal
Forward failure
Hambatan aliran darah menuju arteri
Backward failure
Pengosongan sistem vena
Gagal jantung kongestive
Kriteria Diagnosis Berdasarkan studi Framingham
1 atau 2 kriteria mayor + 2 kriteria minor
KRITERIA MAYOR KRITERIA MINOR
Dispnea/orthopnea Edema pretibial
Nocturnal Parkosismal
Distensi vena leher Batuk malam
Ronki Dispnea saat aktivitas
Kardiomegali Hepatomegali
Edema pulmonary akut Efusi pleura
Gallop-S3 Kapasitas vital paru menurun
1/3 dari maksimal
Peningkatan tekanan vena Takikardia (>120 kali/menit)
(>16 cmH2O
Hasil pemeriksaan berdasarkan
skenario
ANAMNESA
Pasien mengeluh waktu datang dengan sesak nafas,
badan lemah, nafsu makan berkurang dan perut tidak
enak
ternyata sesak nafas ini sudah berlangsung lama
dirasakan pasien.
Awalnya, baru timbul bila pasien bekerja agak berat,
tetapi belakangan ini sesak juga timbul waktu tidak
melakukan aktivitas.
Disamping itu juga didapati paroxismal nocturnal
dispnoe ( PND ) dan juga menderita hipertensi
PEMERIKSAAN FISIK
tekanan darah 115/80 mmHg

pulse/ nadi 116 x/ menit irregular takikardi


Denyut nadi normal untuk orang dewasa adalah 60 100 kali per menit

Respiratory Rate 30x/ menit takipnea / dispnea


Respirasi normal atau pernafasan normal untuk orang dewasa adalah
12 20 kali per menit
TVJ R+2cm H20 ( tekanan vena jugularis )
Nilai TVJ sama dengan jarak vertikal antara
titik yang berada 5 cm di bawah angulus
sternalis dengan puncak pulsasi vena
jugularis yang terlihat pada leher. Normalnya,
nilai TVJ berkisar antara 5-9 cm H2O, namun
dapat pula serendah 2 cm H2O.
TVJ 5+2 cm H2O = 7 cm H2O
iktus jantung teraba pada ICS VI 2cm
lateral linea midclavicularis sinistra
KARDIOMEGALI
Dalam keadaaan normal, dengan sikap
duduk, tidur terlentang atau berdiri iktus
terlihat didalam ruangan interkostal V sisi kiri
agak medial dari linea midclavicularis sinistra
ronkhi basah basal (+)
adalah suara tambahan disamping suara nafas, yaitu bunyi
gelembung-gelembung udara yang melewati cairan (gurgling atau
bubling) terutama pada fase inspirasi. Ronkhi basah disebabkan oleh
adanya eksudat atau cairan dalam bronkiolus atau alveoli dan bisa
juga pada bronkus dan trakea. mencerminkan inflamasi atau
kongesti yang mendasarinya dan sering timbul pada kondisi seperti
pneumonia,bronkitis, gagal jantung kongesti, bronkiektasis, dan
fibrosis pulmonal serta khas pada pneumonia dan interstitial atau
fibrosis.

hepar teraba sekitar 2 atau 3 jari HEPATOMEGALI

oedema pretibial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
foto sito thorax adanya
kardiomegali dan oedema
paru
EKG sinus takikardi dan
tanda tanda iskemik
pemeriksaan darah urine
rutin lengkap
Pemeriksaan faal hati,
Ginjal elektrolit, gula
darah, kolesterol.
Gagal jantung kongestive
Kriteria Diagnosis Berdasarkan studi Framingham
1 atau 2 kriteria mayor + 2 kriteria minor
KRITERIA MAYOR KRITERIA MINOR
Dispnea/orthopnea Nocturnal Edema pretibial
Parkosismal
Distensi vena leher Batuk malam
Ronki Dispnea saat aktivitas
Kardiomegali Hepatomegali
Edema pulmonary akut Efusi pleura
Gallop-S3 Kapasitas vital paru menurun 1/3
dari maksimal
Peningkatan tekanan vena (>16 Takikardia (>120 kali/menit)
cmH2O
Penatalaksanaan terhadap gagal
jantung
Non farmakologic
a. Ketaatan pasien berobat
b. Pemantauan berat badan mandiri
c. Asupan cairan
d. Pengurangan berat badan pasien obesitas (IMT > 30
kg/m2)
e. Latihan fisik
Farmakologic
a. ANGIOTENSIN-CONVERTING ENZYME INHIBITORS (ACEI)
ACEI harus diberikan pada semua pasien gagal jantung
simtomatik dan fraksi ejeksi ventrikel kiri 40 %.

b. penyekat
harus diberikan pada semua pasien gagal jantung simtomatik
dan fraksi ejeksi ventrikel kiri 40 %.

c. ANTAGONIS ALDOSTERON
penambahan obat antagonis aldosteron dosis kecil harus
dipertimbangkan pada semua pasien dengan fraksi ejeksi
35 % dan gagal jantung simtomatik berat (kelas fungsional III - IV
NYHA) tanpa hiperkalemia dan gangguan fungsi ginjal berat.
d. ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKERS (ARB)
Kecuali kontraindikasi, ARB direkomendasikan pada pasien gagal jantung
dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri 40 % yang tetap simtomatik walaupun
sudah diberikan ACEI dan penyekat dosis optimal, kecuali juga
mendapat antagonis aldosteron

e. HYDRALAZINE DAN ISOSORBIDE DINITRATE (H-ISDN)


Pada pasien gagal jantung dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri 40 %,
kombinasi H-ISDN digunakan sebagai alternatif jika pasien intoleran
terhadap ACEI dan ARB

f. DIGOKSIN
Pada pasien gagal jantung dengan fibrilasi atrial, digoksin dapat
digunakan untuk memperlambat laju ventrikel yang cepat, walaupun obat
lain (seperti penyekat beta) lebih diutamakan. Pada pasien gagal jantung
simtomatik, fraksi ejeksi ventrikel kiri 40 % dengan irama sinus,

Anda mungkin juga menyukai