Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KASUS

Chest Pain
Ec. Unstable Angina Pectoris

PEMBIMBING : DR. WASIS SANTOSO, SP.PD

Disusun Oleh : Debi Lailatul Rahmi


2011730128

IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Alamat

:
:
:

:
:
:
:

Pekerjaan
Ruang
No RM
Tanggal masuk

Ny. EH
59 tahun
Jln H. Oyos RT 02/02
pegangsaan II
PNS (guru)
Abudzar 1
00230893
04-10-2016

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

KELUHAN UTAMA :

Nyeri dada sebelah kiri sejak 2 jam SMRS

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

RIW. PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 2 jam SMRS.
Nyeri dirasakan tumpul seperti rasa berat di dada sebelah kiri menjalar ke bahu hingga
lengan kiri, jari jemari terasa baal, nyeri dirasakan selama kurang lebih 10 menit setelah
pasien shalat subuh, merupakan nyeri terlama yang dialami pasien selama ini membuat
pasien khawatir dan segera ke UGD, walaupun nyeri sudah berkurang setelah meminum
isosorbid. keluhan disertai keringatan berlebih.
Pada 1 hari yang lalu, pasien juga merasakan keluhan yang sama namun hanya sekitar 5
menit dan segera membaik dengan meminum obat isosorbid.
Keluhan ini sudah berulang kali dialami pasien, biasanya dialami sesaat setelah
beraktifitas berat, atau dalam keadaan emosi.
Nyeri dada tidak memberat dengan gerakan bernapas atau gerakan-gerakan tubuh. Tidak
ada trauma di bagian dada sebelumnya. Tidak ada keluhan nyeri perut, mual, muntah,
sesak napas, maupun batuk. Tidak ada riwayat kedua kaki bengkak sebelumnya. Buang
air kecil dan buang air besar dengan frekuensi dan warna seperti biasanya.

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

RIW. PENYAKIT DAHULU


Pasien sudah berulang kali mengalami keluhan yang sama seperti ini sejak 6 tahun yang
lalu.
Riwayat hipertensi juga diketahui sejak 6 tahun yang lalu.
Mengaku memiliki riwayat kadar kolesterol yang tinggi.
Riwayat DM dan asma tidak ada.

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

RESUME

RIW. PENYAKIT KELUARGA


Keluarga pasien tidak ada mengalami keluhan seperti ini
Ayah kandung pasien menderita hipertensi.
Tidak ada riwayat DM, penyakit jantung, asma di keluarga

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

RIW. PENGOBATAN
.

Saat ini pasien rawat jalan poli jantung dan mengonsumsi obat obatan yaitu
bisoprolol, neozidim, cendaron, mikardis.

RIW. ALERGI

Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat, makanan, cuaca

RIW. PENGOBATAN

Pasien belum pernah menjalani operasi apapun sebelumnya.

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

RIW. PSIKOSOSIAL
Pasien bekerja sebagai guru keseharian menggunakan tangga hingga lantai 3 karena
tidak tersedia lift. Sebelum diketahui hipertensi pasien mengkonsumsi gorengangrengan, dan kopi 2 cangkir per hari.
Pasien tidak merokok ataupun konsumsi alkohol

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

Keadaan Umum
Kesadaran/GCS
Vital Sign
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

:
:

Tampak sakit sedang


Compos mentis/15

:
:
:
:

130/80 mmHg
72 kali/menit, regular, kuat angkat
36,8C
20 x/menit, regular

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

STATUS GENERALISATA

Kepala

: Normocephal, rambut hitam, tidak mudah rontok, distribusi

Mata

merata
: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), mata cekung
(-/-)

Hidung
Telinga
Mulut

: Normonasi, epistaksis (-/-), Sekret hidung (-/-)


: Normotia, Serumen (-/-), darah (-/-)
: Mukosa bibir basah, gusi berdarah (-), Faring
Hiperemis (-), Tonsil (-)

Leher

: JVP tidak meningkat, Pemb. KGB colli (-), Pemb. Tiroid (-)

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

Jantung :
Inspeksi :
normochest, Iktus kordis tidak
terlihat,
Palpasi :
Iktus kordis teraba pada ICS V
linea midklavikularis sinistra
Perkusi :
Batas jantung kanan ICS IV linea
sternalis dextra, pinggang
jantung ICS III Sternalis
sinistra, batas kiri jantung ICS
V linea midklavikularis sinistra.
Auskultasi:
Bunyi jantung I dan II regular,
tidak ditemukan gallop dan
murmur

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

Paru :
Inspeksi:
Simetris, Retraksi (-) , tidak ada
bagian dada yang tertinggal
Palpasi:
Vocal fremitus sama dikedua
lapang paru, nyeri tekan (-),
flail chest (-), massa (-),
Perkusi:
Batas paru hepar ICS V linea
midklavikularis dextra, batas
paru gaster ICS VI linea
aksilaris anterior sinistra.
Auskultasi:
suara napas vesikuler (+/+) ,
friction rub (-/-), ronchi (-/-),
Wheezing (-/-)

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

Abdomen:
Inspeksi:
Abdomen datar, massa (-), spider naevi
(-)
Auskultasi :
Bising usus terdengar di seluruh kuadran
abdomen dbn
Palpasi :
Supel, tidak terdapat nyeri tekan pada
seluruh kuadran abdomen, hepar dan
lien tidak teraba membesar
Perkusi:
Timpani pada seluruh kuadran abdomen.
Tes shifting dullness (-)

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

Ekstremitas:
Edema (-/-) sianosis (-/-)
Akral hangat
Capilary refill time < 2detik

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

ELEKTROKARDIOGRAFI

1.
2.
3.
4.
5.

Gel P selalu diikuti


kompleks QRS =
irama sinus
Reguler
Frekuensi 70x/mnt
Elevasi Segmen ST(-)
Gel T inversi (+), Gel
T mendatar (+)

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Referensi

HEMATOLOGI RUTIN

Hemoglobin

11,9 g/dL

11,7-15,5

Leukosit

6,68 . 103/L

3,6-11

Hematokrit

35 %

35-47

Trombosit

222 103/L

150-440

Eritrosit

4,74 106/L

3,80-5,20

MCV

81 fL

80-100

MCH

27 pg

26-34

MCHC

32 g/dL

32-36

JANTUNG

CK

110 U/L

<170

CKMB

23 U/L

<24

Troponin T

Negatif ng/mL

<0,03 (-) negatif

FAAL GINJAL

Ureum

30 mg/dL

10-50

Kreatinin

1,2 mg/dL

<1,4

ELEKTROLIT

Na

145 mg/dL

135-147

3,9 mg/dL

3,5-5

Cl

108 mg/dL

94-111

DIABETES

GDS

99 mg/dL

70-200

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

Wanita, 59 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri pada 2 jam
SMRS. Nyeri tumpul seperti rasa berat, menjalar ke bahu hingga lengan kiri, jari jemari
baal, berdurasi 10 menit setelah beraktifitas, berkurang setelah meminum isosorbid.
Diaphoresis (+). Nyeri sudah berulang kali sejak 6 tahun yg lalu, biasanya setelah
beraktifitas berat, dan emosi, memberat dengan gerakan bernapas (-). Riwayat trauma
dada (-). Riwayat hipertensi (+), kolesterol tinggi (+). Ayah kandung hipertensi (+). Sedang
mengonsumsi obat bisoprolol, neozidim, cendaron, mikardis.
Pada pemeriksaan fisik : tampak sakit sedang, composmentis, vital sign dbn
(130/80 mmHg, 72x/mnt, 20x/menit, 36,8oc). JVP tidak meningkat, thorax : BJ I/II
reguler. vesikuler (+/+), friction rub (-/-). Ekstremitas : edema (-/-).
Pemeriksaan penunjang : EKG (gel T inversi dan mendatar)
Laboratorium ; CK, CKMB dbn, troponin T (-). Ur & Cr dbn. Hematologi rutin dbn.

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

Unstable angina pectoris

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH

Wanita, 59 tahun mengeluh nyeri dada sebelah kiri pada 2 jam SMRS. Nyeri
tumpul seperti rasa berat, menjalar (+) ke bahu dan lengan kiri. Durasi 10
menit, setelah beraktifitas, berkurang dengan isosorbid. Diaphoresis (+).
Nyeri sudah berulang kali sejak 6 tahun yg lalu, biasanya setelah beraktifitas
berat, dan emosi, memberat dengan gerakan bernapas (-). Riwayat trauma
dada (-).
Pemeriksaan fisik : tampak sakit sedang, composmentis, vital sign dbn
(130/80 mmHg, 72x/mnt, 20x/menit, 36,8oc). JVP tidak meningkat, thorax :
BJ I/II reguler. vesikuler (+/+), friction rub (-/-). Pada EKG : gel T inversi dan
mendatar. Enzim jantung dbn (CK = 110 U/L, CKMB = 23 U/L, Troponin T
Negatif ng/mL)

Assessment : Chest pain ec. unstable angina pectoris

ANAMNESIS

PEM.
FISIK

PEM.
PENUNJANG

RESUME

DAFTAR ASSESSMENT
MASALAH
planning

medikamentosa

O2 nasal canul 3 L/m


Nitrat
: isosorbid dinitrat 2,5 mg sublingual
-blocker
: bisoprolol 1x10 mg
Antiplatelet : clopidogrel 1x300 mg (dosis awal)
Antikoagulan : warfarin 1x5 mg

non-medikamentosa :
Tirah baring
Observasi tanda-tanda vital, chest pain berulang, efek samping obat
EKG ulang setiap 6 jam selama 12-24 jam dan atau setiap terjadi nyeri dada
berulang.
Periksa profil lipid (kolesterol total, trigliserida, HDL, LDL)
Rontgen Thorax

SINDROM KORONER AKUT / PENYAKIT


JANTUNG KORONER

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Sindroma koroner akut (SKA) coronary artery disease (CAD)
sindroma klinis yang menandakan adanya iskemia miokard akut.

EPIDEMIOLOGI
Penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang,
termasuk Indonesia
penyebab kematian ke-1 di negara berkembang (2010)
Di Indonesia dilaporkan PJK penyebab utama dan pertama dari seluruh
kematian (26,4%)

ETIOLOGI

ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI

KLASIFIKASI SKA/CAD

DIAGNOSIS

1. TIPE NYERI DADA?

Angina Atipikal

Karakteristik BERIKUT MEMPERKUAT Diagnosis SKA

BERIKUT

BUKAN KARAKTERISTIK ISKEMIA MIOKARD


(NYERI DADA NON-KARDIAK)

PEM. EKG
Keluhan yg mengarah kepada iskemia dilakukan pereaman EKG minimal 12 sadapan
Gambaran EKG pasien angina bervariasi,
normal
Nondiagnostik
elevasi segmen ST yang persisten (20 menit) maupun tidak persisten
depresi segmen ST dengan atau tanpa inversi gelombang T
Penilaian ST elevasi pada J point dan ditemukan pada 2 sadapan yang bersebelahan.
Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI yaitu 0,1 mV pada sebagian besar
sadapan.

MARKA JANTUNG
= ENZIM JANTUNG
Troponin I/T adalah Gold Standard
untuk diagnosis NSTEMI harus digabungkan dengan kriteria lain yaitu keluhan
angina dan perubahan EKG.
Diagnosis NSTEMI ditegakkan jika marka jantung meningkat sedikit melampaui nilai
normal atas (upper limit of normal, ULN).
Tes yang negatif pemeriksaan awal tidak dpt menyingkirkan diagnosis infark
miokard akut
Kadar troponin pada pasien infark miokard akut meningkat di dalam darah perifer 3
4 jam setelah awitan infark dan menetap sampai 2 minggu bila terjadi nekrosis
luas

MARKA JANTUNG
Jika pemeriksaan troponin tidak tersedia, pemeriksaan CKMB dapat digunakan.
Karena CKMB meningkat dalam waktu 4 hingga 6 jam pertama dan mencapai
puncaknya dalam 12 jam setelah serangan, dan menetap sampai 2 hari .

PEM.MARKA JANTUNG
Kreatinin kinase-MB (CK-MB) atau troponin I/T merupakan marka nekrosis miosit
jantung dan marka untuk diagnosis infark miokard.
sensitivitas & spesifisitas Troponin I/T > CK-MB.
Troponin I & T sama, kecuali pada pasien disfungsi ginjal troponin I lebih
spesifisik dari troponin T.
Peningkatan marka jantung nekrosis miosit (+) namun apakah penyebabnya
koroner/nonkoroner tdk dapat diketahui.
Perlu diingat bahwa selain karna koroner troponin juga meningkat pada:
kel kardiak nonkoroner

nonkardiak

takiaritmia, trauma kardiak, gagal


jantung, hipertrofi ventrikel kiri,
miokarditis/perikarditis

sepsis, luka bakar, gagal napas,


penyakit neurologik akut, emboli
paru, hipertensi pulmoner,
kemoterapi, dan insufisiensi ginjal

PEM. MARKA JANTUNG

Dalam 4-6 jam setelah awitan CAD jika CK-MB atau troponin I/T didapatkan normal
ulangi 8-12 jam setelah awitan angina
CK-MB yg meningkat dapat dijumpai pada kerusakan otot skeletal (spesifisitas lebih
rendah) namun waktu paruh yang singkat (48 jam)
Sehingga CK-MB lebih terpilih untuk mendiagnosis ekstensi infark (infark berulang).

TINDAKAN UMUM & LANGKAH AWAL

Berdasarkan pedoman tatalaksana sindrom koroner akut PERKI, 2015


Terapi yang diberikan pada pasien dengan Diagnosis kerja SKA atau
Kemungkinan SKA atas dasar keluhan angina di UGD,
sebelum ada hasil pemeriksaan EKG dan/atau hasil marka jantung.
- Terapi awal yang dimaksud adalah Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin
(MONA)
- tidak harus diberikan semua atau bersamaan

TINDAKAN AWAL SKA


1.
2.
3.
4.

Tirah baring
Suplemen oksigen segera : saturasi O2 arteri <95% atau distres respirasi.
Diberikn dalam 6 jam pertama tanpa memperhatikan saturasi O2.
Aspirin 160-320 mg diberikan segera pada semua pasien.
Penghambat reseptor ADP (adenosine diphosphate). Ex. Clopidogrel
dgn dosis awal adalah 300 mg dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan
75 mg/hari
Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual bagi pasien dengan nyeri dada
yang masih berlangsung . Dapat diulang setiap 5 menit sampai maksimal 3x.
Nitrogliserin intravena jika tidak responsif. Jika tidak tersedia NTG, isosorbid
dinitrat (ISDN) dapat sebagai pengganti
Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi
pasien yang tidak responsif dengan terapi tiga dosis NTG sublingual.

PEMERIKSAAN LAIN

DIAGNOSIS
EKG yang mungkin dijumpai
pada pasien NSTEMI dan UAP
antara lain:
Depresi segmen ST dan/atau
inversi gelombang T; dapat
disertai dengan elevasi
segmen ST yang tidak
persisten (<20 menit)
Gelombang Q yang menetap
Nondiagnostik
Normal
Hasil EKG 12 sadapan yang
normal tidak menyingkirkan
kemungkinan diagnosis SKA
tanpa elevasi segmen ST,

OBAT OBATAN YANG DIPERLUKAN DALAM


MENANGANI SKA
Anti Iskemia

Beta blocker

efeknya terhadap reseptor


beta-1 yang mengakibatkan
turunnya konsumsi oksigen
miokardium

Nitrat

efek dilatasi vena yang


mengakibatkan berkurangnya
preload dan volume akhir
diastolik ventrikel kiri sehingga
konsumsi oksigen miokardium
berkurang.
Efek lain dari nitrat adalah
dilatasi pembuluh darah
koroner

Calcium channel blockers


(CCBs).

Nifedipin dan amplodipin


mempunyai efek vasodilator
arteri

Antiplatelet

Aspirin

Antikogulan

Heparin
warfarin

disarankan untuk semua pasien


yang mendapatkan terapi
antiplatelet

SEGMEN ST ELEVASI

Awalnya muncul gel T


Elevasi ST

Gel R depresi dan gel T jelas


Q patologis mungkin muncul dalam 24 jam / lebih = indikasi
miokard infark ketebalan penuh.
Q patologis = >40ms atau lebih dari 1/3 tinggi kompleks QRS

Gel T yang berlebihan akan berlanjut selama 24 jam

ST elevasi mulai berakhir lalu Gel T inverted


Elevasi ST yang persisten jarang terjadi kecuali pada anuerisma
ventrikular

kembali ke gel T normal , namun gel q tetap ada. Infark lama


mungkin tampak seperti ini.

TERAPI REPERFUSI

DIREKOMENDASIKAN Terapi reperfusi segera


Baik dengan intervensi koroner perkutan (IKP) atau farmakologis
diindikasikan untuk semua pasien dengan gejala yang timbul dalam 12
jam dengan elevasi segmen ST yang menetap atau Left Bundle Branch
Block (LBBB) yang (terduga) baru.

REPERFUSI STEMI

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan Sulistia Gan, Setiabudi Rianto, Nafrialdi, dkk. 2007. Farmakologi dan
Terapi. Jakarta: FKUI
PERKI.2015. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut edisi ketiga.
PERKI. Buku Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut: ACLS Indonesia. 2008. Jakarta:
Hal. 70)
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Prosesproses Penyakit. Volume 2. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Trisnohadi H. Angina Pektoris Tak Stabil dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II. Edisi 4. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2007.

THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai