1
Data Kekerasan Seksusal
Data kekerasan seksual
3
Kita mulai dengan bermain simulasi
As a mom, you can say
“Sayangnya bunda, mualai sekarang bagian-bagian ini ga boleh sembarangan
dipegang ya. Karena ini daerah private. Apa itu daerah private? Daerah private
itu adalah daerah yang ga boleh sembarang orang lain pegang dan lihat ya,
sayang.”
Mudahnya, ajarin aja kaya rambu-rambu lalu lintas. MERAH = STOP, KUNING
= HATI HATI, HIJAU = JALAN. Biar mudah dan asyik ngajarinnya.
4
Kalau ada yang nyentuh bagian merah atau kuning, ade boleh bilang NO
!!!
“Yuk latihan sama bunda, kalo bunda pegang boneka bagian ini,
tandanya apa hayoo?”
Anak usia toddler, bahasanya harus konkrit dan sederhana. Dan hati-hati
dengan pemilihan kata. Jangan bikin mereka takut bahkan sampai
trauma.
Kenapa latihan ini penting? Karena faktanya 30% pelaku adalah orang
yang dikenal oleh sang anak… THAT IS SO SERAAAAMMM
5
SAAT TERJADI PENYERANGAN, ajarkan anak untuk
1. Berani bilang “GAK SUKA”
2. Berani teriak, menjerit, gigit, nendang, dll
3. Lari ke tempat yang RAMAI
Kenapa ke tempat yang ramai? Supaya dia bisa minta bantuan ke orang
lain. Karena biasanya anak akan cenderung bersembunyi sendirian
ketakutan ketika hal ini terjadi. Dan itu justru berbahaya. Ketika dia
tertangkap, ga ada yang nolong jadinya.
That’s why, please jalin hubungan yang hangat dengan anak, keponakan,
adek, sepupu, dll. Karena jika ia merasa aman dengan orang tua, ia akan
mudah bercerita tentang apa yang terjadi dengannya. Jadi mudah untuk
digali jika terjadi sesuatu.
6
Mulai diajarkan pelan-pelan. Apalagi anak dibawah usia 5-7 tahun
(early childhood). Karena usia tersebut adalah masa penting di
mana anak diajarkan kebiasaan-kebiasaan baik. Anak usia ini,
Karakternya kaya sponge. Mudah menyerap apa yang ia lihat dan
rasakan.
7
SETELAH TERJADI PENYERANGAN
1. Kontrol Respon Kita
Sebagai orang dewasa jangan histeris ketika hal itu terjadi. Karena
anak biasanya trauma bukan karena pelecehan itu terjadi, tapi
karena respon kita berlebihan. Anak-anak usia dini belum sadar
kalo itu pelecehan. Karena kognitifnya belum sampai. Mereka
masih polos, ga tahu kalau itu salah. Jadi kalau kita berlebihan
responnya, yang ada malah mereka bengong dan shock tiba-tiba
lingkungannya jadi heboh maksimal.
8
2. Tanyakan yang terjadi dengan nada tenang dengarkan cerita sang
anak, percaya ceritanya, bertanya dengan tidak berteriak atau marah.
9
Ajarkan anak rasa malu di 5 tahun kehidupan
• Di usia 3 tahun, mulai diajarkan untuk menutupi daerah privatnya.
“Kak, malu kelihatan itu. Ayo, ditutupin ya, nak”
• Jadi, lagi di tempat umum orang tua berusaha melindungi daerah
privat sang anak, dengan menunjukan perilaku, “Kak, malu sayang.
Sini kakak buruan pakai celananya. Bunda tutupin biar gak
kelihatan.”
• Beritahu anak siapa saja yang boleh memegang atau menyentuk
daerah privatnya. “Selain bunda sama ayah, daerah yang ini ga boleh
dilihat sama siapapun ya kak. Bunda sama ayah juga boleh lihatnya
hanya kalo kakak butuh bantuan. Bunda sama Ayah hanya bantu
“membersihkan” saja tidak melakukan hal lain selain itu, okay? Tapi,
kakak lakukan sendiri dul, baru minta bantuan bunda sama ayah jika
terpaksa. Kalau ada orang lain yang berusaha menyentuh bagian
privat kakak, kakak boleh bilang No terus bilang ke bunda sama
ayah, biar bunda sama ayah yang tegur orang itu, ya nak.”
10
Jika anak sudah tahu siapa saja yang boleh melihat daerah privatnya,
biasakan untuk izin kepada anak untuk membantu melepas bajunya jika
anak butuh bantuan. “Kak, maaf ya bunda izin buka baju kakak ya. Kalau
ada yang buka baju kakak tanpa izin terlebih dahulu, kakak boleh marah.
Karena badan kakak ga boleh sembarangan dilihat orang lain. Termasuk
bunda sama ayah. Bunda sama ayah harus izin dulu sama kakak kalau
kakak butuh bantuan cepat untuk dibantu buka baju atau celana kakak.
Okay?
Kalau anak sudah sekolah, please pesan ke gurunya untuk melakukan hal
yang serupa: “izin dulu sebelum membantu membuka baju atau celan
anak.”
11
Setiap tingkat perkembangan anak,
berbeda cara menjelaskannya;
– Toddler : 1.5-3tahun
– Early Childhood : 2-7 tahun
– School Age : Mulai usia 7 tahun
– Pre-remaja : Mulai usia 9 tahun
– Remaja : Mulai usia 11 tahun
12
Jika anak usia 2 tahun bertanya tentang perbedaan alat kelamin, tidak
perlu menjelaskan secara rumit. Cukup jawab apa yang ia Tanya,
selama ia tidak mengeluarkan pertanyaan lanjutan, tidak perlu di
lanjutkan. Karena usia toddler dan early childhood belum mampu
berimajinasi yang berlebih seperti remaja. Yang ada dia bingung,
kalau penjelasannya terlalu berbelit-belit.
Anak Usia aschool age berbeda lagi edukasinya. Karena kognitifnya
sudah mulai banyak. Di jelaskannya bisa dari segi ilmu pengetahuan
sederhana karena di sekolah sudah mulai diajarkan.
Saran dari Psikolog, gunakan Bahasa ilmiah ketika menjelaskan
perbedaan alat kelamin. Jangan buat perumpamaan yang aneh.
- Perempuan : Vulva/Vagina
- Laki-laki : Penis dan Testis
13
Karena banyak orang tua, yang menggunakan perumpamaan sesuka
sendiri, saking tabunya menyebut nama ilmiah alat kelamin. Contoh;
ada orang tua yang mengumpamakan vagina itu sebagai dompet. Jadi
kalo bicara tentang vagina ke anaknya, sang orang tua menyebutnya
itu sebagai dompet.
Yang bahayanya, ketika ada orang lain tau kebiasaan orang tua
tersebut yang selalu bilang ke anaknya bahwa vagina itu dompet, lalu
ketika anak itu sedang sendiri, orang ini bisa aja bilang, “dompet
kamu boleh lo dimasukin uang.”
NAHLOH! Ingat loh 30% pelaku itu memiliki relasi yang dekat dengan
korban. Harus hati-hati banget, kan!!!
14
Jika anak usia early childhood (2-7 tahun) tanpa sengaja melihat
ibunya haid (melihat darahnya) kemudia ia bertanya, “Bunda, kenapa
berdarah? Bunda sakit?” keningnya berkerut tanda khawatir, air mata
mulai mengembang di kedua matanya.
Please jangan khawatir
Jawab yang tenang sesuai porsinya. Karena dia masih kecil,
jelaskan sesuai usianya. Anak usia segitu hanya mampu menilai hal
konkrit. Jangan meminta dia mendengarkan penjelasan yang so ilmiah
atau minta membayangkan rasa sakitnya, prosesnya, dll. Karena ia
memang belum bisa. Kalau penjelasannya terlalu berat, dia ga akan
paham atau malah jadi trauma karena respon dan penjelasan bundanya
berlebihan. Intinya, jangan ditakut-takuti ya.
15
Jawablah “ga apa-apa kak, ini gak sakit kok. Cuma sebentar aja.
Bunda ga sering-sering kaya gini sayang. Nih lihat, bunda baik-baik aja
kan, sehat.”
Kenapa penting respon yang tenang? Karena jika sang anak ini
perempuan, ketika ia memasuki usia baligh dan haid untuk pertama
kalinya, dia ga histeris. Ia tahu “I am okay because my mom was okay
too.”
Baru ketika dia memasuki usia perkembangan “school age” dan kira-kira
sebentar lagi usianya memasuki usia baligh, bundanya bisa menjelaskan
dengan lebih detail lagi. Bisa dimulai dengan kalimat seperti ini
16
“Kakak, mungkin sebentar lagi kakak akan merasakan seperti yang
bunda rasakan. Haid namanya, keluar darah dari vagina kakak. Tenang
aja, itu tanda alami dari tubuh kakak yang menandakan kalau kakak itu
sehat. Mungkin akan sakit, tapi gak sakit banget kok dan gak semua
wanita merasakan sakit. Ada yang gak sakit sama sekali malah. Jadi
normal kalo kakak ngerasain sakit dikit. Kakak tenang aja. Bunda ajarin
cara pakai pembalut ya. Biar kakak tau cara pakainya.”
Diajarin ya, karena ada kasus anak yang ga diajarin sama bundanya,
ketika ia haid, dia makenya kebalik. Kan kasihan :D
17
Ajarkan anak perempuan di usia school age yang kira-kira
sebentar lagi akan haid untuk pertama kalinya;
18
Ajarkan anak perempuan di usia school age yang kira-kira
sebentar lagi akan haid untuk pertama kalinya;
20
Hal penting mengenai pendidikan seksual anak usia
dini adalah
“Saling diskusi dan bagi tugas tugas sama pasangan hidup ya.”
Penting banget mendidik secara kompak Antara suami-istri. Biar
anak ga bingung, kalau perlu edukasi juga keluarga besar (nenek,
kakek, tante, om dll). Mohon maaf banget ya tante lili sama Erza
kalau dicium pipi aja ya, jangan di bibirnya. Terus mereka sudah bisa
membersihkan pipis sama ganti baju sendiri kok. Ga apa-apa gak
usah dibantu tante kalo mereka ga minta, biar mereka semakin
terlatih pakai baju dan celana sendiri. Maaf sekali lagi ya tante.”
Tugas edukasi anak laki-laki yang akan memasuki usia baligh
(tandanya sebentar lagi mimpi basah/wet dream) adalah tugas
AYAHnya ya, bukan tugas bundanya. Karena hanya ayah yang
paham dibagian itu. Jadi ayahnya harus bersedia meluangkan waktu
untuk edukasi bagian itu. Ini penting, supaya sang anak bertanya ke
orang yang tepat bukan ke sumber yang ga jelas dan bisa
membahayakan. 21
DELAYED TRAUMA
Apa Itu Delayed Trauma?
Ini adalah trauma yang tertunda. Dalam kasus kekerasan
seksual dini pada anak, sang anak pada awalnya tidak tahu
dan tidak sadar bahwa itu adalah tindakan penyimpangan.
Karena menurut dia dalam sudut pandang anak seusia itu
adalah hal yang normal karena ketidak tahuannya. Ditambah
orang tuanya tidak mengajarkan tentang pendidikan seksual
sejak dini. Jadi sang anak tidak cerita kepada orang tuanya,
orang tuanya pun tidak tahu situasi berbahaya itu.
22
DELAYED TRAUMA
Tapi ketika dia sudah mulai beranjak remaja, ia mulai
diajarkan di sekolahnya tentang hal tersebut. AND NOW
she/he knows..
Ini situasi berbahaya!!! Sang anak remaja ini bisa sampai
jijik dengan dirinya sendiri, merasa kotor dll. Healing
trauma akan lebih sulit jadinya.
Makanya yuk please ajarkan anak-anak di sekeliling kita
pendidikan seksual usia dini. Untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan tersebut ya.
23
YANG PERLU DIINGAT ADALAH …