Anda di halaman 1dari 86

Curriculum vitae

Nama : Dr. Susi Susanah, dr., SpA(K),M.Kes


Pekerjaan - Staf Divisi Hematologi-Onkologi Departemen/KSM Ilmu Kesehatan Anak
RSUP Dr Hasan Sadikin/FK Unpad
- Ketua Program Studi Profesi Dokter FKUP: 2014–2018
- Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RSHS: 2015–2018
- Kepala Departemen/Kelompok Staf Medis Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS
2018–sekarang
- Ketua Program Pendidikan Sp2 Peminatan Hematologi-Onkologi IKA
RSHS/FKUP
Pendidikan:
• 1987 : Dokter umum – FK-Unpad
• 1998 : Dokter spesialis anak – FK-Unpad
• 2006 : Konsultan Hematologi-Onkologi Anak-IDAI
• 2006 : Course on Thalassemia -Thalassemia International Federation, Cyprus
• 2007 : Workshop Thalassemia: Lembaga Eijkman, Jakarta
• 2007 : Fellow oncology – Amsterdam Medical Center, Netherland
• 2010 : Magister Kesehatan – FK Unpad
• 2010 : Doktor – FK Unpad
Organisasi:
• IDI
• IDAI – UKK Hematologi-Onkologi
• PHTDI
• YTI
• HMHI
• YOAI
Kanker pada Anak
Susi Susanah
Divisi Hematologi-Onkologi Departemen/KSM Ilmu Kesehatan Anak
RSUP Dr Hasan Sadikin/Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Bandung, 28 Februari 2019


Outline

• Pendahuluan
• Kanker anak
• Insidens kanker anak
• Jenis-jenis kanker anak
• Masalah kanker anak di Jawa Barat
Pendahuluan
• Kanker (penyakit keganasan/tumor ganas):
penyakit tidak menular (PTM) yang saat ini telah menjadi masalah kesehatan global,
termasuk Indonesia. WHO, 2008

Global Cancer, 2008

• Dapat terjadi pada semua usia.

• Dunia : Angka kejadian penyakit keganasan ini cenderung terus meningkat.


Sekitar 10–30% kematian pada anak disebabkan oleh kanker.
Kemkes RI 2014

• Indonesia: Riskesdas 2013: kanker penyebab kematian nomor 7.


Insidens 1,4 per 1000 orang.
Berkontribusi sekitar 5,7% pada seluruh penyebab kematian.
• RSHS : 5 kasus terbanyak pasien rawat inap. RSHS 2018
Kanker Anak
• Penyebab morbiditas dan mortalitas yang serius pada masa anak.

• Insidens: kasus kanker anak mencapai 2–4 % dari seluruh kejadian penyakit kanker.

• Dapat timbul:
- sejak lahir
- berasal dari berbagai organ tubuh
- mengenai semua golongan masyarakat dan etnis

• Gejala dan tanda kanker pada anak tidak sejelas pada orang dewasa
sehinga sebagian besar dibawa ke fasilitas kesehatan ketika sudah dalam keadaan berat. Prevalensi kanker pada penduduk
menurut kelompok umur (2013)
• Sekitar 10–30% kematian pada anak disebabkan oleh kanker. (Riskesdas, Kemkes 2013)

• Angka kejadian kanker pada anak juga cenderung meningkat.


• Meningkatkan masalah kesehatan secara global.

• Dapat diupayakan kesembuhannya (currable).


• Pengobatan kanker menimbulkan efek samping jangka pendek dan jangka panjang.

• Penting: deteksi dini! WHO, 2008


Kunjungan Pasien RSHS
Malignant neoplasm of breast 22838 Malignant neoplasm of breast 2709

HIV diseases resulting in infectious… 14748 Malignant neoplasm of cervix uteri 1736
Essential primary hypertension 9566 Malignant neoplasm of ovary 1252
Respiratory tuberculosis,… 7819 Non-Hodgkin's Lymphoma 1011
Thalasemia 7220
Acute lymphoblastic leukemia 888
Atherosclerotic heart diseases 4503
Malignant neoplasm of rectum 818
Malignant neoplasm of cervix uteri 4081
Atherosclerotic heart disease 730
Epilepsy 3022
Malignant neoplasm of bronchus or lung 707
Intracranial space-occupying lession 2788
Malignant neoplasm of thyroid gland 704
Ventricular septal defect 2736
Malignant neoplasm of colon 568
0 5000 10000 15000 20000 25000
0 500 1000 1500 2000 2500 3000

10 Kasus Terbanyak RSHS 2015 10 Kasus Penyakit Keganasan


Terbanyak RSHS 2015
Sumber: Instalasi Rekam Medik RSHS 2015 Anak: 8%
10 Diagnosis Terbanyak Rawat Jalan RSHS
Tahun 2016 Triwulan I Tahun 2017
Malignant neoplasm of breast 9643 Malignant neoplasm of breast 1840

Essential primary hypertension 7772 Essential primary hypertension 1598

Thalasemia 5914 Malignant neoplasm of Cervix Uteri 1550

Epilepsy 4028 Malignant neoplasm of Ovary 1530

Gastrooesophageal reflux disease 3723 Atherosclerotic heart disease 1165

Atherosclerotic heart disease 3664 Non Toxic Goitre 1078


Respiratory tuberculosis, Non Insulin-dependent diabetes
3472 952
bacteriologically and hystologically… mellitus
Malignant neoplasm of cervix uteri 3278 Systemic Lupus Erythematous 919

Malignant neoplasm of ovary 3116 Epilepsy 880


Noninsulin-dependent diabetes
3.269 Neuropathy Diabeticum 805
mellitus

0 2000 4000 6000 8000 1000012000 0 500 1000 1500 2000

Sumber: Instalasi Rekam Medik RSHS


7
10 Diagnosis Terbanyak Rawat Inap RSHS
Tahun 2016 Triwulan I Tahun 2017
Malignant neoplasm of ovary 1119 Malignant neoplasm of cervix
282
uteri
Acute lymphoblastic leukemia 978
Atherosclerotic heart disease 257
Malignant neoplasm of cervix
925
uteri acute lymphoblastic leukemia 232

Malignant neoplasm of breast 904


Malignant neoplasm of ovary 216

Malignant neoplasm of rectum 836


Malignant neoplasm of rectum 175
Malignant neoplasm of thyroid
642 Malignant neoplasm of thyroid
gland 165
gland
Atherosclerotic heart disease 625 Malignant neoplasm of breast 132

Non-Hodgkin's Lymphoma 621 Systemic lupus erythematosus 122


Malignant neoplasm of Malignant neoplasm of
486 120
nasopharynx nasopharynx
Malignant neoplasm of bronchus
449 Non-hodgkin's lymphoma 115
or lung
0 200 400 600 800 1000 1200 0 50 100 150 200 250 300

Sumber: Instalasi Rekam Medik RSHS 8


Insidens Kanker Anak di RSHS

350
344
Death
300
Frequency

250
Drop Out
118 200
69
39 27 33 27 24 150
17 10 10 24 14 9 7 Interupted
100 Treatment
LCH
CML
ALL

Brain Tumor
AML

Hodgkin

wilm's tumor

Rabdomiosarkoma
tumor ovariaum
non hodgkin

neuroblastoma

Hepatoblastoma
Retinoblastoma

osteosarkoma

tumor testis

321
50
Completed Sex
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0 Treatment 451
Boys

Girls
Distribusi kanker anak di RSHS (2014-2016) Karakteristik kanker anak di RSHS (2014-2016

Kasus terbanyak:
1. Leukemia akut
2. Retinoblastoma
Distribusi Kanker pada Anak (RSCM)
Kanker pada Anak

• Masa’ sih?
• Kanker apa?
• Bisa sembuh?
• Bagaimana pengobatannya?
Kanker anak
Masalah kesehatan anak di Indonesia:
- Penyakit infeksi
- Gizi: malnutrisi
- Neonatus: BBLR
- HIV/AIDS
- Kanker

Masalah penyakit keganasan anak di Indonesia:


 Sebagian besar pasien datang pada stadium lanjut:
- ketidaktahuan
- mitos: penyakit kutukan?
- fasilitas kesehatan tidak mudah dijangkau
- pengobatan alternatif
 Pengobatan tidak dijalankan sepenuhnya
 Biaya pengobatan mahal
Kanker Anak
Etiologi Jenis kanker

 genetik? Kanker pada anak terbagi atas 2 golongan:


 zat kimia? • Keganasan sistemik:
- leukemia
 virus? - limfoma maligna
 radiasi? • Keganasan tumor padat (solid):
- Tumor otak : meduloblastoma, astrositoma, glioma
 hormonal?
- Retinoblastoma : mata
 tembakau? - Neuroblastoma: tumor jaringan syaraf
- Tumor tulang (Osteosarkoma, Sarkoma Ewing)
- Karsinoma nasofaring
Faktor risiko: - Tumor ginjal (Tumor Wilms/Nefroblastoma)
 gaya hidup? - Sarkoma jaringan lunak (Rabdomisarkoma)
- Kanker hati (Hepatoblastoma)
Kemenkes RI, 2015
Insidens Kanker Anak
_______________________ _________________________________
Kanker Insidens (/100 ribu)
Kanker Insidens (%)
__________________________________ _______________________________
Leukemia 30,2
Leukemia 2,8
Tumor Susunan Saraf Pusat 21,7
Limfoma Maligna 10,9 Retinoblastoma 2,4
Neuroblastoma 8,2 Neuroblastoma 1,05
Sarkoma Jaringan Lunak 7,0 Osteosarkoma 0,97
Kanker Ginjal 6,3 Limfoma Maligna 0,75
Kanker Tulang 4,7
Nasofaring 0,43
Lain-lain 11,0
______________________________________ _________________________________
Sistem registrasi kanker di Indonesia
(SriKanDi) 2005-2007
WHO, 2008
Patogenesis

Keseimbangan

ref
Kanker
Karakteristik:
- Metastasis

M
Pendekatan diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang
Gejala Klinis Kanker pada Anak dan Diagnosa Banding
Demam Sakit kepala
• Leukemia, limfoma • Tumor otak
• Infeksi . • Tension headache, migren, infeksi.

Muntah Limfadenopati (>2 cm)


• Massa intra-abdomen, tumor otak • Leukemia, limfoma, metastasis kanker
• Infeksi, gastroesophageal reflux. • Limfadenitis, infeksi sistemik, penyakit kolagen
• Konstipasi
vaskular.
• Massa intraabdomen
Hematuria
• Diet buruk.
• Tumor Wilms
• Infeksi saluran kemih, glomerulonefritis.
Batuk • Kesulitan berkemih
• Massa mediastinal • Rabdomiosarkoma
• ISPA, reactive airway disease, pneumonia. • Abnormalitas kongenital saluran urinarius.

Nyeri tulang dan otot


• Leukemia, tumor tulang, neuroblastoma
Am Fam Physician 2012
• Injuri muskuloskeletal, infeksi virus
Gejala Klinis Kanker pada Anak dan Diagnosa Banding
Waktu Evaluasi dan Tes yang Diperlukan untuk Diagnosis Kanker Anak
berdasarkan Gejala Klinis yang Dicurigai
Demam Sakit kepala
• Demam berlangsung lebih dari 14 hari tanpa penyebab yang jelas.
• CBC dan differential count. • Sakit kepala selama tidur disertai defisit neurologis dan
vomitus atau terjadi saat tidak ada riwayat keluarga
Vomitus/muntah
dengan migren.
• Vomitus berlangsung lebih dari 7 hari tanpa penyebab yang jelas.
• CT-scan abdomen dan kepala. • CT-scan kepala.
• Vomitus yang disertai nyeri kepala saat tidur. Hematuria
• CT-scan kepala.
Konstipasi • Evaluasi segera bila penyebab tidak dapat diidentifikasi.
• Konstipasi berkepanjangan (>1 bulan) yang tidak memberikan • USG abdomen.
respons dengan terapi biasa.
• Kesulitan berkemih
• CT-scan abdomen dan pelvis
Batuk • Evaluasi segera bila penyebab tidak dapat diidentifikasi.
• Batuk berlangsung lebih dari 2 minggu tanpa penyebab yang jelas. • USG abdomen.
• Foto toraks.
Nyeri tulang dan otot Limfadenopati (>2 cm)
• Nyeri berlangsung lebih dari 2 minggu tanpa penyebab yang jelas. • Evaluasi bila limfadenopati tidak memberikan respons
• Radiologis, CT-scan tulang, bone scan,CBC. terhadap pemberian antibiotik 7 hari.
• CBC , differential count, LDH.
Am Fam Physician 2012
Keluhan orangtua yg perlu dicurigai ke arah kanker
_______________________________________________________________________________________________________________________________________

Keluhan utama Dugaan kanker


_______________________________________________________________________________________________________________________________________

• Pucat, lesu Leukemia, limfoma


• Perut membesar Tumor Wilms, limfoma, neuroblastoma, hepatoblastoma,
hepatoma
• Muka dan leher bengkak Limfoma, leukemia
• Nyeri tulang Leukemia, sarkoma Ewing, neuroblastoma
• Penurunan berat badan Tumor yolk sac, rabdomiosarkoma, limfoma
• Pincang Osteosarkoma, tumor tulang, leukemia
• Demam hilang timbul disertai nyeri tulang Sarkoma Ewing, leukemia
• Benjolan di leher yg tidak berspons thd antibiotik Limfoma
• Pusing setiap pagi disertai muntah Tumor otak
• Bintik putih pada mata Retinoblastoma
• Mata menonjol (proptosis) Leukemia, neuroblastoma, histiositosis, rabdomiosarkoma
• Cairan yg terus menerus keluar dari telinga Rabdimiosarkoma, LCH
______________________________________________________________________________________________________________
Am Fam Physician 2012
Tanda dan gejala serta diagnosis banding kanker anak
Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan laboratorium: darah, urin, feses


• Pemeriksaan radiologi: USG, CT-scan, MRI
• Pemeriksaan nuklir: MIBG, bone scan
Diagnosis

Leukemia:
• Temuan hasil apus sumsum tulang
• Imunofenotiping
• Sitogenetik
→ stratifikasi (risiko rendah, risiko tinggi; risiko intermedia)

Kanker padat:
• Histopatologis
• Imunohistokimia
• MIBG
→ stadium (TNM)
Stadium Tumor ganas padat
STADIUM MENURUT UICC (2002)
0 T1sNOMO
I T1NOM
IIa
T2NOMO .. T2NOMO
IIb
III T1N1M0, T2aN1M0, T2vNOMO, T2N1MO
IVa T1N2MO, T2a,N2MO, T2vNoMO, T2bN2MO, T3NOMO, T3N1MO, T3N2MO
IVb T4NOMO, T4N1MO, T4N2MO
IVc T1-4 N3 MO
T1-4 N1-3 M1

Keterangan :
T = Tumor primer tidak dapat dinilai
0 Tidak terdeteksi tumor primer
1 Tumor terbatas pada nasofaring
2a Tumor meluas ke rongga hidung, orofaring
2b Tumor meluas ke rongga parafaringeal
3 Tumor menyerang struktur tulang dan atau sinus paranasal
4 Keterlibatan intrakranial/ekstensi ke saraf kranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita, atau ruang masticator

N = Pembesaran KGB
N0 Tidak ada keterlibatan kelenjar limfe
N1 Metastasis unilateral, dalam kelenjar limfe, 6cm atau kurang dalam dimensi terbesar, di atas fossa klavikula.
N2 Metastasis dalam kelenjar limfe lebih 6cm dalam dimensi terbesar atu di dalam fossa supraklavikula

M = Metastasis
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh (termasuk dalam nodus medistinum)
Prinsip Tatalaksana Kanker Anak

Sistemik
(leukemia, Kemoterapi
limfoma)

Operasi ( dan
Padat, dini kemoterapi dengan/
tanpa radiasi

Padat,
lanjut Kombinasi
Tatalaksana kanker anak

Tim multidisiplin
Tatalaksana Kanker: Komprehensif

KAUSATIF

Terapi paliatif:
• Bagian integral tatalaksana
kanker
• Tatalaksana kanker stadium
terminal
Transplantasi sumsum tulang • Kebutuhan akan pelayanan
paliatif kanker anak
Suportif cenderung meningkat
• Terapi paliatif pada kanker
Standar akreditasi JCI edisi 5, 2014
• Standard COP.6: pain management
anak bersifat unik dan
• Standard COP.7: end-of-life care spesifik; berbeda dg pada
dewasa
Kemoterapi pada Kanker Anak
Tujuan kemoterapi:
• Kuratif
• Meningkatkan kelangsungan hidup
• Paliatif
25% developed
75% countries
Keberhasilan terapi bergantung pada: developing
countries
• Stadium penyakit
• Jenis kanker
Cure rate children with cancer
• Gambaran histopatologis
• Kepatuhan pengobatan
• Keadaan fisik dan staus nutrisi
• Peran pengobatan suportif
Kemoterapi pada Kanker Anak

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus:


- Kemoterapi merupakan prosedur risiko tinggi
- Karakteristik anak: sedang tumbuh dan berkembang
- Antisipasi efek samping: dini dan lanjut
- Peran pengobatan suportif
- Peran orangtua

Stressor umum pada anak


yang mendapat kemoterapi: Stimulasi tumbuh kembang
• Perubahan gambaran diri
Berfokus pada keluarga
• Perpisahan
Bermain
• Nyeri
• Rasa takut Bimbingan antisipasi

Perawatan atraumatik
Leukemia
 Merupakan jenis kanker terbanyak pada anak.

 Leukemia akut merupakan 30–40% dari penyakit kanker anak

 Puncak kejadian: usia 2–5 tahun.

 Angka kematian leukemia (RSCM dan RSKD): 20–30% dari seluruh


jenis kanker anak.

 Penyakit keganasan sel darah yg berasal dari sumsum tulang,


ditandai proliferasi sel-sel darah dengan manifestasi adanya sel-sel
abnormal dalam darah tepi (sel blast) secara berlebihan dan
menyebabkan terdesaknya sel-sel darah normal yg akan
mengakibatkan gangguan fungsi.

 Jenis:
- Leukemia limfoblastik akut (80–85%)
- Leukemia non limfoblastik (15–20%)
Leukemia
Gejala dan tanda:
• Pucat, lemah, anak rewel, nafsu makan menurun
• Demam tanpa sebab jelas
• Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening (kgb)
• Perdarahan:petekie, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan lain-lain
• Nyeri tulang
• Kejang, penurunan kesadaran
• Pembesaran testis (konsistensi keras)
Leukemia: Proses Diagnosis
ANAMNESIS
• Pucat
• Demam tanpa sebab yang jelas
• Perdarahan kulit
• Nyeri tulang
• Lesu, berat badan turun

PEMERIKSAAN FISIS
• Pucat
• Epitaksis/petekie/ekomosis
• Pembesaran kelenjar getah bening
• Hepatomegali
• Splenomegali

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Puskesmas RS tipe C dan B RS tipe A
Darah rutin dan hitung jenis - Darah rutin dan hitung jenis - Darah rutin dan hitung jenis
Perhatikan kadar Hb dan Trombosit yang rendah, - Foto toraks AP dan lateral - Foto toraks AP dan lateral
kadar Lekosit yang rendah atau meningkat
- Aspirasi sumsum tulang - Aspirasi sumsum tulang
>100.000/µI, ada tidaknya sel blast, dan hitung jenis
limfosit ->2 dari 3 kelainan darah tepi - Pungsi lumbal - Pungsi lumbal
- Sitokimia sumsum tulang - Sitokimia sumsum tulang
- Imunofenotiping
- Sitogenetik
Leukemia: Tata laksana

• Kemoterapi: intravena, oral, intratekal


• Terapi suportif
- transfusi darah
- nutrisi
- antibiotik
- psikososial
- ruang rawat isolasi
- kebersihan rongga mulut
Retinoblastoma
Retinoblastoma: Gejala dan Tanda
No Tanda klinis tersering RB Frekuensi
(%)

1 Leukokoria (white pupil) 80,6

2 Strabismus (juling) 9,7

3 Mata merah, nyeri 4,3

4 Buftalmos (pembesaran bola mata, 3,6


Selulitis (peradangan jaringan bola
mata)

5 Penglihatan buram 1,8


KLASIFIKASI RETINOBLASTOMA MENURUT ABC (Tumor Intraokular)
Group A
a. Tumor kecil yang letaknya jauh dari foveola dan papi N. Optikus
b. Tumor <3 mm dalam dimensi terbesar, terbatas di retina dan,
c. Lokasinya minimal 3 mm dari foveola dan 1,5 mm dari papi N. Optikus

Group B
a. Semua tumor lainnya yang terbatas pada retina
b. Semua tumor lainnya terbatas pada retina dan bukan termasuk group A
c. Cairan subretinal (tanpa Subretinal Seeding) <3 mm dari dasar tumor

Group C
a. Cairan subretinal atau vitreous seeding yang sifatnya lokal
b. Cairan subretinal saja >3 mm dan <6 mm dari tumor
c. Vitreous atau subretinal seeding <3 mm dari tumor

Group D
a. Cairan subretinal atau subretinal seedingyang sifatnya difus
b. Cairan subretinal >6 mm dari tumor
c. Vitreous atau subretinal seeding >3 mm dari tumor

Group E
a. Adanya satu atau lebih gambaran prognosis buruk
b. Lebih dari 2/3 bola mata terisi tumor
c. Tumor dalam segmen anterior atau anterior dari vitreous
d. Neovaskularisasi iris
e. Glaukoma neovaskular
f. Kekeruhan media karena perdarahan
g. Nekrosis tumor dengan selulitis orbital aseptik
h. Ptisis bulbi
KLASIFIKASI RETINOBLASTOMA MENURUT REESE-EELSWORTH (Tumor Intraokuler)
Group I
a. Tumor tunggal (unifokal), ukuran <4 dd (disc diameter), terletak pada atau di belakang ekuator
b. Multiple tumor (multifokal), ukuran <4 dd, semuanya terletak pada atau di belakang ekuator

Group II
a. Tumor tunggal, ukuran 410 dd, terletak pada atau di belakang ekuator
b. Tumor multiple, ukuran 410 dd, terletak pada atau di belakang ekuator

Group III
a. Setiap lesi yang terletak di depan ekuator
b. Tumor tunggal, ukuran >10 dd, terletak di belakang ekuator

Group IV
a. Tumor multiple, beberapa ada yang berukuran >10 dd
b. Tiap lesi yang meluas ke anterior dari ora serata

Group V
a. Tumor meliputi lebih dari setengah luas retina
b. Terdapat penyebaran ke badan kaca (Vitreous Seeding)
Retinoblastoma: Proses Diagnosis
ANAMNESIS
• Tampak bintik putih pada bagian hitam bola mata
• Tampak mata seperti mata kucing

PEMERIKSAAN FISIS
• Pemeriksaan bola mata eksternal, segmen anterior, dan funduskopi
• Leukokoria/ white pupil, cat’s eye
• Mata juling (Strabismus)
• Proptosis/ bola mata menonjol: Tanda stadium lanjut
• Red reflex fundus (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Puskesmas RS tipe C dan B RS tipe A


Tidak dilakukan - Darah lengkap - Darah lengkap
- Aspirasi sumsum tulang - Aspirasi sumsum tulang
- Pungsi lumbal - Pungsi lumbal
- CT-Scan - USG mata
- CT-Scan/MRI
- Biopsi-Histopatologi
Retinoblastoma: Tata laksana
1. Operasi:
• Fokal terapi: laser fotokoagulasi, termoterapi, krioterapi.
• Fokal terapi hanya dapat digunakan pada tumor berukuran kecil atau sisa tumor setelah
dilakukan kemoterapi.
• Enukleasi: pengangkatan bola mata.
• Eksenterasi: pengangkatan bola mata dan jaringan orbita.

2. Radioterapi: external beam, plaque brachytherapi.


3. Kemoterapi: sistemik, periokular, intra-arterial.
Kemoreduksi merupakan suatu proses untuk mengecilkan volume tumor melalui pemberian kemoterapi.
Protokol yang sering digunakan adalah protokol obatnya terdiri dari: Vincristine, Etoposide, dan Carboplatin.
2. Kombinasi:
Enukleasi merupakan pilihan untuk tumor lanjut tetapi masih terbatas didalam mata (intraokular dan belum proptosis)
dimana tidak terdapat lagi potensi fungsi penglihatan dan unilateral. Selain itu, prosedur ini dilakukan juga pada tumor
dengan neovaskularisasi iris, glaukoma sekunder, invasi tumor ke kamera ikuli anterior, tumor menempati >75% volume
vitreous, tumor nekrotik dengan inflamasi orbita sekunder, tumor dengan hifema, atau perdarahan vitreous.
2. Metastasis : setelah tumor dinyatakan regresi, pemeriksaan berkala harus dilakukan dengan jadwal :
- 1 tahun pertama: setiap 3 bulan
- Tahun berikutnya setiap 6 bulan sampai usia anak 6 tahun
- Setelahnya: setiap bulan
N, ♀, 4 tahun, 12 April 2012
Limfoma maligna
• Limfoma maligna adalah suatu keganasan primer kelenjar
getah bening yang bersifat padat.

• Klasifikasi Limfoma berdasarkan histopatologis, yaitu:


- Limfoma Hodgkin
- Limfoma Non Hodgkin

Gejala dan tanda:


• Limfadenopati progresif di leher (spesifik di supraclavikula),
aksila, inguinal, dan tanpa rasa nyeri
• Sesak napas (sindrom vena cava superior): karena desakan
tumor di rongga dada
• Obstruksi usus akibat limfadenopati daerah abdomen
• Demam, keringat malam, lemah, lesu, nafsu makan
berkurang, penurunan berat badan
• Konsistensi: seperti meraba kentang dalam karung

• Tatalaksana:
- kemoterapi
- operasi
Limfoma Maligna: Proses Diagnosis
ANAMNESIS
• Benjolan (>2cm) tanpa rasa nyeri dan cepat membesar
• Sesak nafas
• Demam
• Keringat malam
• Lemah lesu

PEMERIKSAAN FISIS
• Pembengkakan KGB yang sulit digerakkan di leher (spesifik: supraklavikula), ketiak, pangkal paha, tanpa rasa nyeri
• Pembengkakan kelenjar tunggal atau multiple pada 1 atau beberapa tempat
• Sesak nafas dan sindrom Vena Cava Superior yang disebabkan oleh desakan massa di rongga dada/ mediastinum
• Red reflex fundus (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Puskesmas RS tipe C dan B RS tipe A


Tidak dilakukan - Darah rutin, LDH - Darah rutin, LDH
- Aspirasi sumsum tulang - Aspirasi sumsum tulang
- Foto toraks dan abdomen - Foto toraks dan abdomen
- CT-Scan - CT-Scan/ MRI
- USG abdomen - USG abdomen
- Biopsi - Biopsi
Neuroblastoma

Neuroblastoma (kanker saraf tepi):


tumor embrional dari sistem saraf
simpatis yang berasal dari primitive
neural crest.

Tanda dan gejala timbul sesuai dengan


penyebaran yang terjadi :
• Massa tumor
• Hematoma periorbital
• Nyeri tulang
• Ptosis
• Pucat, perdarahan
• Sindrom paraneoplastik
Neuroblastoma: Proses Diagnosis

ANAMNESIS
• Benjolan di perut
• Kebiruan di sekitar mata

PEMERIKSAAN FISIS
• Teraba benjolan di perut
• Proptosis
• Perdarahan di sekitar mata (hematom periorbita)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Puskesmas RS tipe C dan B RS tipe A


Tidak dilakukan - Darah rutin - Darah rutin
- Fungsi hati, fungsi ginjal, feritin, - Fungsi hati, fungsi ginjal, Vannyl
LDH Mandelic Acid (VMA), eritin, LDH
- Aspirasi sumsum tulang - Aspirasi sumsum tulang
- CT-Scan - CT-Scan
- USG abdomen - USG abdomen
- Biopsi - Metaiodobenzylguanidine (MIBG)
- Biopsi
Kanker tulang
• Merupakan penyakit keganasan yg tumbuh dari tulang
• Sering terjadi pada anak menjelang remaja (>10 tahun)
• Jenis:
- osteosarkoma
- sarcoma Ewing
- kondrosarkoma

Gejala:
- Nyeri tulang
- Bengkak, kemerahan, dan teraba hangat pada lokasi
- Gerakan terbatas
- Nyeri punggung persisten
- Gejala lain: demam, berat badan turun, pucat

Lokasi:
- Tulang paha (42%)
- Tulang kering (19%)
- Tulang lengan atas (10%)
- Mandibula atu kepala (8%)
- Pelvis (8%)
Osteosarkoma: Proses Diagnosis

ANAMNESIS
• Nyeri tulang, lebih terasa malam hari atau setelah beraktifitas.
• Pembengkakan, kemerahan, dan teraba hangat pada daerah dimana terasa nyeri tulang.
• Terjadi gejala patah tulang setelah aktifitas rutih bahkan tanpa trauma.
• Gerakan terbatas pada bagian yang terkena kanker.

PEMERIKSAAN FISIS
• Pembengkakan pada tulang, lebih hangat, peningkatan vaskularisasi di kulit, gerakan terbatas.
• Pembesaran kelenjar getah bening
• Sesak napas bila metastase ke paru

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Puskesmas RS tipe C dan B RS tipe A


Foto tulang yang terkena, - Darah rutin, laju endap darah (LED) - Darah rutin, laju endap darah (LED)
Ada kelainan: rujuk - Laktat dehidrogenase (LDH) dan alkali fosfatase. - Laktat dehidrogenase (LDH) dan alkali
- Biopsi-histopatologi fosfatase.
- CT-Scan tulang - Biopsi-histopatologi
- Foto tlang yang terkena dan toraks (metastasis) - CT-Scan tulang
- Foto tlang yang terkena dan toraks
(metastasis)
Osteosarkoma: Tata laksana

• Kemoterapi
• Operasi
• Suportif : Rehabilitasi medik
Karsinoma Nasofaring

Gejala dan Tanda


• Gejala dini:
- Ingus bercampur darah, pilek
dan air ludah yang kental,
hidung tersumbat, mimisan
- Tuli sebelah, tinnitus, nyeri
telinga, rasa penuh di telinga

• Gejala lanjut:
- Limfadenopati daerah leher
gangguan penglihatan,
diplopia, ptosis
- Kesulitan membuka mulut,
disfagia, kesemutan dan kebas
pada daerah muka
Karsinoma Nasofaring: Proses Diagnosis
ANAMNESIS
• Gejala nasofaring: ingus bercampur darah, mimisan, dan hidung tersumbat.
• Gejala telinga: telinga terasa penuh, berdengung, dan nyeri telinga.
• Gejala mata dan saraf: penglihatan ganda.
• Pembesaran kelenjar getah bening di leher.

PEMERIKSAAN FISIS
• Pembengkakan leher.
• Obstruksi nasal.
• Epitaksis berulang/ ingus sering bercampur darah.
• Gangguan mata(penglihatan ganda), gangguan telinga, dan gangguan menelan.
• Kesulitan nafas dan kesulitan bicara

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Puskesmas RS tipe C dan B RS tipe A


Tidak dilakukan - Darah rutin, ureum, kreatinin, alkali fosfatase, SGOT/SGPT, bilirubin, - Darah rutin, ureum, kreatinin, alkali fosfatase, SGOT/SGPT,
Segera rujuk dr.THT untuk dilakukan LDH bilirubin, LDH
pemeriksaan nasopharyngoscopy - Serologi IgA anti EA & IgA anti VCA foto toraks - Anti EBV EA (Early Anti Gen) Ig A
- CT-Scan - Anti EBV VCA (Viral Copcid Antigen) Ig A
- Panendoscopy (laryngoscopy, esophagoscopy, bronchoscopy) dan - Anti EBV EBNA Ig A
nasopharyngoscopy - Foto toraks
- Biopsi: endoskopi/ aspirasi jarum halus (pemeriksaan KGB), biopsi - CT-Scan
terbuka merupakan kontra indikasi - MRI
- Patologi Anatomi/ Immunohistokimia - Panendoscopy (laryngoscopy, esophagoscopy,
bronchoscopy) dan nasopharyngoscopy
- Biopsi : endoskopi/ aspirasijarum halus
- Patologi Anatomi/ immunohistokimia
Karsinoma Nasofaring: Tata laksana

• Kemoterapi
• Radioterapi
Radioterapi masih merupakan pengobatan utama karena tumor ini radiosensitif.
Pengobatan tambahan dengan kemoterapi sebagai ajuvan dapat memberikan
hasil yang lebih baik
Deteksi Dini Kanker Anak

• Karena sebagian besar keganasan masa anak dapat disembuhkan maka


deteksi dini adalah suatu hal yang penting.
• Kanker anak sering memberikan gejala yang tidak khas menyerupai
tumor jinak yang berakibat keterlambatan diagnosis dan terapi.
Deteksi dini juga meminimalisir lama waktu pengobatan.

• Deteksi dini kanker anak:1


1. mengenali tanda dini kanker anak, waspada kanker anak
2. mengenali kelompok risiko tinggi
3. waspada kanker anak
Pencegahan dan Deteksi Dini
Deteksi dini kanker anak

Mengenali tanda dini kanker anak: Kelompok risiko tinggi:


waspada kanker anak Ada kondisi tertentu seseorang memiliki risiko terjadi
• Gejala yang melibatkan sistem tertentu kanker, antara lain:
pikirkan keganasan. • anak yg mengalami sindrom neurokutaneus;
- sistem hematologi dan sumsum tulang • anak yg mengalami kelainan kromosom: sindrom Down,
- otak (SSP) Fanconi anemia;
- kelenjar getah bening • anak yg mengalami imunodefisiensi
- tumor intra abdomen • anak yang berisiko tinggi lainnya:
- tumor jaringan lunak riwayat keganasan sebelumnya,
riwayat keluarga
• anak yang mengalami sirosis hati
• anak yg mengalami cacat bawaan dan sindrom: sindrom
Beckwith-Weidman, aniridia, dan hemihipertrofi.
GAMBARAN GEJALA AWAL KANKER ANAK DI
RSHS
140 133
120

100
75
80 PUCAT
PERDARAHAN
60
BENJOLAN
31
40 26 PANAS BADAN
14 16 15
PERUT BESAR
20 6 11 3
3
1 0 0 1
0
LEKEMIA LIMFOMA TUMOR
SOLID
Recognising the ‘red flag signs’
of childhood cancer

Gejala Klinis Sugestif Kanker Anak

- Pucat dan purpura


- Perdarahan
- Limfadenopati
- Massa atau tumor tanpa penyebab
yang jelas
- Gejala neurologis tanpa penyebab
yang jelas
- Gejala pada mata
- Demam yang persisten dan
penurunan berat badan

Stones DK. Childhood cancer: Early warning signs. CME 2010;28(7):314-6.


Cancer in Children and young people (birth to 24 years)
site or type of suspected cancer symptoms and findings REFERRAL

Brain and central Abdominal and GIT


nervous system cancers symptoms and signs very urgent
within 48 hours
Haematological cancers Bleeding, bruising or rashes
Neuroblastoma Lumps or masses
Immediate
Retinoblastoma Neurological symptoms and signs within a few
Non-specific features of cancer hours
Sarcoma
Ocular signs
Wilms' tumour
Respiratory symptoms and signs urgent
within 2 weeks
Skeletal symptoms and signs
Skin or surface symptoms and signs
Urological symptoms and signs
Parental concern or anxiety
Investigation findings (primary care)
Masalah Kanker Anak di Jawa Barat
Masalah Kanker Anak di Jawa Barat

1. Insidens cenderung meningkat


2. Sebagian besar datang dalam keadaan berat
3. Pengetahuan masyarakat mengenai kanker anak masih rendah
4. Tatalaksana belum optimal
5. Upaya deteksi dini belum optimal
Distribusi Kanker Anak di Jawa Barat
11
77
1 43 36
34 50
26 32
132
21
43 49 60 15
78
49
Masalah Kanker Anak di Jawa Barat

1. Insidens cenderung meningkat


2. Tidak/kurang dikenal masyarakat/petugas kesehatan
3. Sebagian besar datang dalam keadaan berat
4. Upaya deteksi dini belum optimal
5. Tatalaksana belum optimal
6. Belum menjadi prioritas program
Retinoblastoma
Masalah Kanker Anak di Jawa Barat

1. Insidens cenderung meningkat


2. Tidak/kurang dikenal masyarakat/petugas kesehatan
3. Sebagian besar datang dalam keadaan berat
4. Upaya deteksi dini belum optimal
5. Tatalaksana belum optimal
6. Belum menjadi prioritas program
Kanker Anak: Stadium Lanjut
Kanker Anak: Stadium Lanjut

OSTEOSARKOMA
RETINOBLASTOMA
Masalah Kanker Anak di Jawa Barat

1. Insidens cenderung meningkat


2. Tidak/kurang dikenal masyarakat/petugas kesehatan
3. Sebagian besar datang dalam keadaan berat
4. Upaya deteksi dini belum optimal
5. Belum menjadi prioritas program pemerintah
6. Tatalaksana belum optimal
Masalah penyakit tidak menular (PTM)

• Kanker → deteksi dini


• Talasemia → penapisan
• Hemofilia → tatalaksana?
Masalah Kanker Anak di Jawa Barat

1. Insidens cenderung meningkat


2. Tidak/kurang dikenal masyarakat/petugas kesehatan
3. Sebagian besar datang dalam keadaan berat
4. Upaya deteksi dini belum optimal
5. Belum menjadi prioritas program pemerintah
6. Tatalaksana belum optimal
Masalah Kesehatan di Indonesia

• Infeksi • Jurnal/berita:
• Kurang gizi Jabar outbreak difteri
• AKB masih tinggi: BBLR Jabar outbreak DBD
• Penyakit tidak menular: meningkat
Masalah Kanker Anak di Jawa Barat

1. Insidens cenderung meningkat


2. Tidak/kurang dikenal masyarakat/petugas kesehatan
3. Sebagian besar datang dalam keadaan berat
4. Upaya deteksi dini belum optimal
5. Belum menjadi prioritas program pemerintah
6. Tatalaksana
7. Biaya pengobatan mahal
Program Paliatif Kanker Anak
Program paliatif penyandang kanker anak adalah pendekatan aktif, menyeluruh, meliputi badan,
pikiran, semangat anak, serta melibatkan dukungan bagi keluarganya, dimulai sejak diagnosis
ditegakkan dan terus berlanjut; terlepas pasien anak menerima perlakuan seperti dimaksud dalam
standar penanganan penyakitnya; bertujuan untuk mencapai kualitas hidup terbaik bagi anak dan
keluarganya (WHO 1998).

Berbeda dengan dewasa:


• Faktor tumbuh kembang
• Pendekatan waktu konsultasi
• Fisiologi dan farmakologi
• Fungsi keluarga
• Sekolah, belajar, dan bermain
Masalah Kanker Anak di Jawa Barat

1. Insidens cenderung meningkat


2. Tidak/kurang dikenal masyarakat/petugas kesehatan
3. Sebagian besar datang dalam keadaan berat
4. Upaya deteksi dini belum optimal
5. Belum menjadi prioritas program pemerintah
6. Tatalaksana
7. Biaya pengobatan mahal
Sistem Pembiayaan Pelayanan Kesehatan
• Umum – Askes – TNI/POLRI – Kontraktor/Jamsostek – Maskin
• Umum-Askes - TNI/POLRI-Kontraktor/Jamsostek -Jamkesmas/Jamkesda

Jamkesmas Jamkesda Umum


50,6% 34,5% 9,2%

Askes Sosial Jamsostek Kontrak


5,4% 1% 0,2%

Jampeltas (ManLak Jamkesmas 2010)

Manlak Jamkesmas Kementerian Kesehatan RI 2010


“Seluruh penderita thalassemia dijamin, termasuk bukan peserta Jamkesmas”

• 2014 – sekarang : JKN/BPJS


- PBI: Jamkesmas/Jamkesda
- Non PBI: Umum – Askes – TNI/POLRI – Kontraktor – Umum
Masalah kanker anak
Masalah Alternatif solusi
• Angka kejadian cenderung meningkat • Sosialisasi kanker anak
• Upaya deteksi dini
• Tidak/kurang dikenal masyarakat,
- Kebijakan pemerintah:
petugas kesehatan
- Program Kemkes/Dinkes (leader)
• Deteksi dini? (foto dg Kadinkes dg YTI Jabar)
• Sebagian besar kasus datang ke - YOAI
fasilitas kesehatan dalam keadaan - YKAKI
lanjut • Pelayanan:
• Belum menjadi prioritas program? antrian >>: rumah singgah
• Tatalaksana? PPK3*
• Materi kanker anak:
• Hasil pengobatan?
- kurikulum FK (SKDI) – gambar SKDI
• Registrasi kanker - kurikulum DLP
- kurikulum keperawatan, kebidanan
• Upaya deteksi dini
Masalah penyakit tidak menular (PTM)

• Kanker → deteksi dini


• Talasemia → penapisan
• Hemofilia → tatalaksana?
BIAYA BIAYA
PENCEGAHAN TATALAKSANA Jawa Barat 3.319 pasien

± Rp 1,5 triliun/tahun
• Skrining darah • Transfusi darah
• Konseling genetika • Obat kelasi Indonesia ± 9.000 pasien
• Skrining premarital • Tatalaksana komplikasi ± Rp 3,6 triliun/tahun
• Lain-lain (ongkos, dll)

± Rp300- 400.000/
orang
± Rp400.000.000/
orang/tahun

1000 x lipat

Biaya mandiri Biaya pemerintah


Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Pelayanan Kanker Anak di Jawa Barat

• Pelayanan kanker: RSHS:


Tim multidisiplin
• Diagnostik
Terkait kompetensi dan kewenangan klinis
• Kuratif (+ suportif)
• Paliatif
Tim Kanker (arsiprshs@com)
Pokja Kanker Pediatrik
• AHS: pengampuan RSHS

Pusat Studi Onkologi: Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran


INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN KEMOTERAPI
DI RSUP DR. HASAN SADIKIN
DENGAN RS REGIONAL DI JAWA BARAT
Pelayanan JKN

DAMPAK
1 Januari 2014
Pelaksanaan
JKN 1. Jumlah Kunjungan pasien ke PPK 3 meningkat
Contoh :

Kunjungan Sebelum Setelah JKN


Perubahan Pasien JKN 2014 2015
Kanker 5.680 31.057 38.312

2. Perubahan Pola Penyakit Terbanyak


Perubahan
terhadap sistem : a) Onkologi meningkat
1. Rujukan b) Infeksi meningkat
2. Pembayaran
3. Pembiayan 3. Jumlah Penyakit Kompleks (severity Level 3)
4. Remunerasi meningkat
82
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung - Rumah Sakit
Mata Cicendo (RSMC) dan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran (FK-UNPAD)

VISI
Menjadi Institusi Kesehatan yang Unggul dan Transformatif
dalam Meningkatkan Status Kesehatan Masyarakat

MISI
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan
pendidikan dan penelitian

2. Menyelenggarakan sistem rujukan pelayanan


kesehatan berjenjang yang bermutu
3. Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih
baik
KONDISI SAAT INI
1. Banyaknya Antrian Penderita Kanker
yang memerlukan pelayanan

2. Ketidakseimbangan antara sarana


dengan penderita kanker

4. Belum Cukup Kemampuan SDM


yang melayani tindakan kemoterapi
di RS Regional

3. Belum ada Kebijakan dan sistem yang mengatur


pengelolaan daftar antrian tindakan
kemoterapi terintegrasi antar unit kerja
RSHS-RS Regional
6. Belum ada Sistem Infromasi Pelayanan Kemoterapi

5. Kurang Koordinasi
REGIONALISASI PELAYANAN KESEHATAN JAWA BARAT

Kawasan
Purwasuka
PROV BANTEN
Kawasan Kota Bogor,
Bekasi Depok
4,3 juta jiwa

6,5 juta jiwa


Kawasan
Ciayumajakuning

6,6 juta jiwa


7,5 juta jiwa
PROV JAWA TENGAH
Kawasan
Kawasan Bogor
Bandung Cimahi
Sukabumi Cianjur

9,1 juta jiwa

Kawasan
Priangan Timur
7,8 juta jiwa

2/28/2019 rkk_diskesjabar 85
Kanker bukan
di luar kemampuan kita

Anda mungkin juga menyukai