PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari
proses pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi meliputi perencanaan,
penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi, dan konseling gizi serta
monitoring dan evaluasi gizi. Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari
perawatan penyakit atau kondisi klinis yang harus diperhatikan agar
pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan
fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan dengan perubahan
fungsi organ. Pemberian diet pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai
dengan perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium, baik
pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi dan
kesehatan masyarakat baik didalam maupun di luar rumah sakit, merupakan
tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan, terutama tenaga gizi.
Mekanisme pelayanan gizi rawat inap yaitu pertama dilakukannya
skrining gizi, selanjutnya dilakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
pada pasien yang beresiko kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi dan
atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu. Langkah langkah PAGT
meliputi assesment (pengkajian gizi), diagnosis gizi, intervensi gizi,
monitoring dan evaluasi.
Osteosarkoma merupakan keganasan primer pada tulang yang paling
sering dijumpai dan ditandai dengan adanya sel- sel mesenkim ganas yang
memproduksi osteoid atau sel tulang imature. Insidens osteosarkoma
diperkirakan sekitar 2-3 per 1 juta per tahun, pada remaja lebih tinggi yaitu 811 per 1 juta per tahun, laki-laki 1,4 kali lebih sering mengalami
osteosarkoma dibandingkan dengan perempuan. Osteosarkoma dengan
derajat keganasan tinggi sangat mudah menyebar. Puncak pertama adalah
dalam kelompok umur 10-14 tahun, bertepatan dengan percepatan
pengkajian
perkembangan
penyakit
pasien,
data
sakit
dan
mengevaluasinya
berdasarkan
teori
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Febrile Neutropenia
1.a Definisi
Febrile neutropenia (FN) adalah suatu keadaan pasien
ketika suhu tubuh melalui temperatur oral mencapai >38,5 oC atau
>38,0oC selama 2 jam dan jumlah hitung neutrofil <500 sel/mm 3
atau <1000 sel/mm3 yang diprediksi akan menurun sampai <500
sel/mm3. Febrile neutropenia merupakan suatu perkembangan
dari
demam,
sering
disertai
tanda-tanda
infeksi,
seperti
Neutrofil
mengandung
enzim
yang
membantu
sel
dapat
menyebabkan
terjadinya
pada
pasien
dengan
keganasan
hematologi.
1.b Etiologi
Febrile neutropenia dapat timbul dari semua bentuk
neutropenia. Tapi pada umumnya dikenal sebagai komplikasi dari
kemoterapi ketika terjadi myelosuppresif (supresi sumsum tulang
untuk memproduksi sel darah). Faktor-faktor seperti tipe kanker,
defisit imunologi, durasi neutropenia, rusaknya kulit karena
pembedahan,
pemakaian
kateter,
mukositis
karena
agen
Imunitas seluler
Neutropenia
Barier mukosa berubah
Neutropenia
Integritas kulit berubah
Barier mukosa berubah
Tipe infeksi
Bakteri, jamur, virus
Streptococcus
pneumoniae
Haemofilus influenza
Neiseriae meningitidis
Viral, fungal
Kortikosteroid
Transplantasi
Imunosupresi
sumsum Neutropenia
tulang
Imunosupresi
Malnutrisi kalori-protein
Splenektomi
Citomegalovirus
Pneumocistis jirovecii
Imunosupresi
Imunitas humoral
Streptococcus
pneumoniae
Haemofilus influenza
Neiseriae meningitidis
Nosokomial
Tunnel central
Kolonisasi
Staphylococcus koagulase
negatif
Staphylococcus aureus
organisme E.
coli,
Salmonella,
eksogen
Listeria,
jejuni
Aspergillus
Campylobacter
1. Osteosarkoma
2.a Definisi
Osteosarkoma merupakan tumor ganas primer tulang yang
sering ditemui. Beberapa penulis menyatakan bahwa usia
terbanyak pasien osteosarkoma adalah remaja dengan puncak
usia 15-19 tahun. Usia lanjut menempati urutan kedua. Penyebab
timbulnya osteosarkoma belum diketahui dengan pasti. Beberapa
Adapun
faktor
predisposisi
yang
dapat
substansi
radioaktif
baru
dilakukan
pada
hewan,
sedangkan
cepat
menyebabkan
dan
besarnya
terjadinya
ukuran
tubuh
osteosarcoma
dapat
selama
juga
masa
pubertas.
2.c Tatalaksana diet
Masalah gizi kurang atau keadaan malnutrition merupakan
masalah yang paling sering ditemui pada anak dengan kanker.
Penyebabnya bukan semata mata karena asupan makanan
yang tidak memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi
lainnya, melainkan merupakan sindroma yang komplek yaitu
gabungan antara faktor fisiologis, metabolik, psikologis dan efek
pengobatan. Manifestasinya berupa kehilangan berat badan
progresif yang berkaitan dengan anoreksia hebat, ashtenia,
anemia dan gangguan imunologik.
Tujuan diet :
1. Mengatasi efek samping terapi
2. Mengoreksi kaheksia
3. Mencegah penurunan berat badan, kehilangan protein dan
lemak tubuh
4. Mencegah infeksi dan sepsis
5. Mencukupi kebutuhan zat gizi mikro
6. Mengontrol gangguna saluran pencernaan, yang biasanya
timbul pada kondisi kehilangan berat badan lebih dari 10%
7. Memelihara dehidrasi
Syarat diet
1. Energi adekuat. Kebutuhan energi diberikan bervariasi antara
100% dari kebutuhan gizi yang dianjurkan. Perhitungan
9
kebutuhan
energi
sebaiknya
berdasarkan
BB/TB
dan
AKG
untuk
memperbaiki
jaringan
yang
rusak,
Klinis
Sangat
Antropometri (BB/TBkurus
PB)
dan <-3
SD(
bila
ada
3SD)
-3 SD - <-2SD
2 SD - + 2SD
10
Gizi lebih
Secara
gemuk
klinis gizi
>+2SD
buruk terbagi
menjadi
kwasiokor,
penyebabnya,
marasmus
merupakan
hasil
kumulatif
jumlah
makanan
yang
dikonsumsi
atau
budaya
dalam
pengolahan
pangan
dan
11
12
Stabilisasi
80
Protein
kkal/kgBB/hr
1-1,5
Cairan
Transisi
-100 100
Rehabilitasi
-150 150
-220
kkal/kgBB/hr
kkal/kgBB/hr
2
3 3-4
gram/kgBB/hr
gram/kgBB/hr
130 ml/kgBB/hr
150 ml/kgBB/hr
100 ml/kgBB/hr
gram/kgBB/hr
150200
ml/kgBB/hr
100 ml/kgBB/hr
berat
Energi/hari
75
60
50
40
35
BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA ASUHAN GIZI
A. GAMBARAN UMUM PASIEN
Nama
: An. S
Nomer Rekam Medik
: 399-80-74
Tanggal lahir
: 18 September 2004
Usia
: 10 tahun 4 bulan
Waktu Masuk RSCM
: 31 Maret 2015
Ruang Rawat
: 111 D
Jenis kelamin
: Perempuan
13
Agama
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
Anak ke
Tanggal Pengamatan
Diagnosa Penyakit
: Islam
: Sekolah Dasar
: Pelajar
: 5 ( dari 8 bersaudara )
: 03 05 April 2015
: Febrile Neutropeni, osteosarkoma femur kiri
post amputasi stadium IV, diare akut tanpa dehidrasi, gizi buruk marasmik
B. PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
1. SKRINING GIZI
Skrining bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang beresiko,
tidak beresiko malnutrisi atau kondisi khusus. Hasil skrining pasien
dengan menggunakan strong kids yaitu dengan total skor 4 (resiko
tinggi) berdasarkan jawaban pertanyaan bahwa pasien tampak kurus
( skor 1), pasien tidak mengalami penurunan berat badan selama 1
bulan terakhir (skor 0), pasien mengalami penurunan nafsu makan
dalam seminggu terakhir (skor 1) dan pasien terdapat penyakit atau
keadaan yang dapat mengakibatkan pasien berisiko mengalami
malnutrisi (skor 2) , artinya pasien harus dikaji ulang setelah satu hari
(setiap hari) oleh dietisien.
2. ASSESMENT
Antropometri :
Dalam melakukan pengkajian gizi pasien , hal yang pertama
dilakukan
mengetahui
yaitu
mengukur
status
gizi
antropometri
pasien.
pasien
Berikut
adalah
untuk
hasil
Indeks
Height Age (HA) : 6 tahun
3 bulan
BB : 14
kg
TB : 117
cm
LLA : 13,7 cm
BBI : 21
LLA/U
kg
buruk)
65
(gizi
14
Data Biokimia
Pengkajian setelah antropometri yaitu pengkajian data secara
biokimia. Hasil data biokimia berdasarkan data laboratorium
pasien.
Berikut
adalah
data
biokimia
dari
hasil
data
Kadar Normal
Keterangan
Hb : 10,3 gr/dl
11 16 gr/dl
Rendah
Ht : 29,5 %
33 - 38%
Rendah
4 5,2 gr/dl
Rendah
15
16
Energi
: 1050 kkal
Protein
: 28 gr
Lemak
: 35 gr
KH
: 152,25gr
Cairan
:1200 ml
Jumlah
Kebutuhan
% Pencapaian
Asupan
Sehat
terhadap
kebutuhan
17
Energi (kkal)
450
1050
42,8
Protein (gr)
8,75
28
17
Jumlah
Kebutuhan % Pencapaian
Asupan Sakit
terhadap
Kebutuhan
Energi (kkal)
Protein (gr)
875
24,75
1050
28
Sakit
83
88
Riwayat Personal
Pasien seorang pelajar kelas 5 SD. Pasien merupakan
anak ke 5 dari 8 besaudara. Pasien tinggal bersama ayah, ibu,
kakak dan adiknya. Pasien lahir dengan berat badan 3000 gram,
ASI ekslusif dan di beri ASI hingga umur 2 tahun. Umur pertama
kali pasien di berikan makan selain ASI yaitu umur 6 bulan dalam
bentuk bubur susu. Awal mula pasien terdiagnosa osteosarkoma
yaitu pada saat awal bulan November 2014 pasien terjatuh saat
bermain di sekolah, kemudian setelah terjatuh pasien merasa
pegal dan nyeri pada bagian paha kiri, keluarga pasien hanya
mengatasi keluhan pasien dengan pijatan, namun kaki pasien
mulai membengkak pada bagian paha kiri, selanjutnya dibawa ke
RS karya bakti pada tanggal 23 november. Akhir bulan November
pasien di rujuk ke RSCM untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,
hasil biopsy menunjukkan bahwa adanya tumor . Tanggal 27
18
Dosis
Indikasi
Interaksi
Obat
dengan Makanan
Leucogen
1 x 100 Memperpendek
mg
neutropenia
masa Nyeri
pada
pasien muskuloskeletal
mendapatkan enzim
kemoterapi
lactate
sitotoksik dehydrogenase,
mielosupresif.
alkaline
phosphatase,
asam urat serum
& gamma-glutamil
Cefotaxim
transpeptidase.
4 x 700 Infeksi berat yang disebabkan mg
Infeksi
:
saluran
termasuk
hidung
napas,
dan
tenggorokan.
-
Infeksi
pada
telinga.
19
140 ml
non-komplikata.
- Infeksi abdominal.
Pencegahan dan pengobatan dehidrasi
sedang
ringan
akibat
sampai
diare
dan
muntah - muntah
Paracetamol 3 x 150 mengurangi rasa nyeri ringan Reaksi
mg
alergi
berupa
bintik
serta
menurunkan biduran,
sampai
dapat
berupa
perdarahan
saluran cerna,
3. DIAGNOSA GIZI
Berdasarkan data data assesment yang telah dikumpulkan, di
dapatkan masalah gizi pada pasien yaitu malnutrisi dengan diagnosa
gizi sebagai berikut :
20
4. INTERVENTION
a. Tujuan :
Meningkatkan asupan makan dan kebutuhan zat gizi pasien
hingga mencapai 90% sesuai kebutuhan secara bertahap.
b. Syarat diet :
1. Energi 1600 kkal.
2. Protein gram.
3. Cukup vitamin dan mineral.
4. Bentuk makanan biasa per oral + dengan F100.
c. Implementasi :
Diberikan diet biasa 1600 kkal dengan pemberian makanan
biasa 800 kkal (termasuk 2x selingan) + F100 4x 200 cc per
oral.
Jadwal makan :
Makanan biasa 2x diberikan untuk pasien yaitu siang dan
sore hari serta selingan diberikan 2x pada pagi dan siang
hari. F100 diberikan 4x yaitu pada pukul 06.00, 09.00,
15.00, dan 21.00 .
tempat
tidur.
Berikut
adalah
hasil
pengamatan
antropometri :
Tabel 7
Hasil Pemantauan Data Antropometri Selama di RS
21
Antropometri
BB
TB
LILA
Hari I
Hari II
Hari III
(3/4/2015)
14 kg
117 cm
13,8 cm
(4/4/2015)
14 kg
117 cm
13,9 cm
(5/4/2015)
14 kg
117 cm
14,1 cm
Tabel 8
Hasil Pemeriksaan Kadar Biokimia Darah Selama di RS
Hasil
lab
Hb
Hari I
19/3/15
10,3 g/dl
Ht
29,5%
Leukosit
0,77/mlx103
Hari II
20/3/15
Belum ada
data terbaru
selama
pengamatan
hari kedua.
Hari III
21/3/15
Belum ada
data terbaru
selama
pengamatan
hari ketiga.
Kesan :
22
4/4/15
Composmentis
Normocephal
Konjungtiva tidak
5/4/15
Composmentis
Normocephal
Konjungtiva tidak
anemi
anemi,
anemi,
Suara napas
Suara napas
Suara napas
vaskular,
Ronkhi/wheezing
vaskular,
Ronkhi/wheezing
vaskular,
Ronkhi/wheezing
tidak ada
Bunyi jantung I-II
tidak ada
Bunyi jantung I-II
tidak ada
Bunyi jantung I-II
reguler,
Gallop tidak ada
Murmur tidak ada
Datar, lemas
Hepar tidak
reguler,
Gallop tidak ada
Murmur tidak ada
Datar, lemas
Hepar tidak
reguler,
Gallop tidak ada
Murmur tidak ada
Datar, lemas
Hepar tidak
membesar,
Limpa tidak
membesar,
Limpa tidak
membesar,
Limpa tidak
Ekstremitas
membesar
Akral hangat,
membesar
Akral hangat,
membesar
Akral hangat,
Lain-lain
hepar tidak
hepar tidak
hepar tidak
membesar, post
membesar, post
membesar, post
amputasi tungkai
amputasi tungkai
amputasi tungkai
Paru-paru
Jantung
Abdomen
23
tidak pucat,
tidak pucat,
tidak pucat,
sariawan dilidah
sariawan dilidah
sariawan dilidah
berkurang, nafsu
berkurang, nafsu
berkurang, nafsu
makan membaik,
makan membaik,
makan membaik,
iga
iga
iga
gambang,tidak
gambang,tidak
gambang,tidak
muntah, diare
muntah, diare
muntah, diare
tidak ada
tidak ada
tidak ada
Tabel 10
Hasil Pemeriksaan Fisik Selama di RS
Pemeriksaan
Tekanan darah
Frekuensi nadi
Frekuensi
pernapasan
Suhu
3/4/15
100/72 mmHg
110x/menit
28x /menit
4/4/15
102/69 mmHg
110x /menit
20x /menit
5/4/15
117/76 mmHg
80x /menit
22x /menit
36,5 0C
36,60C
370C
24
Hari I (3/4/2015)
Hari II (4/4/2015)
rata dan
Mak
ana
MB
F100
Mak
MB
F100
Mak
800
4x200
cc
ana
800
ana
800
kkal
4x200
cc
kkal
luar
Protein
Rata-
(5/4/2015)
MB
F100
kkal
Energi
Hari III
756
30,8
720
21,6
4x200
cc
luar
RS
460
746,
15,6
7
29,6
800
24
%
pencap
aian
luar
RS
210
650,
6,67
9
17
730
RS
425
1832
(101%)
64
38,9
(228%)
Kesan : Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
asupan (intake) makanan sudah meningkat. Asupan energi dan
protein rata rata pasien melebihi 90% yaitu 101% sedangkan
untuk asupan protein (228%)
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
diagnosis
gizi,
pasien
mengalami
malnutrisi
(NI-
27
LILA pasien sebesar 13,9 cm, dan pada hari ketiga LILA pasien sebesar 14,1
cm. Kenaikan besar LILA pada pasien didukung oleh terpenuhinya asupan
makanan pasien sesuai dengan kebutuhan.
Untuk monitoring data biokimia, pengamat tidak bisa mengamati
perkembangan hasil laboratorium pasien dikarenakan tidak adanya data
laboratorium terbaru sehingga data laboratorium yang di dapatkan hanya hasil
laboratorium pada tanggal 31 Maret 2015 dengan kadar hb ( 10,3 gr/dl) dan Ht
(29,5%) rendah.
Untuk monitoring data klinis, pasien 1 minggu paska kemoterapi
mengeluh demam 38,5C, muntah 2x, diare 2-3x/hari. Pada saat pengumpulan
data tanggal 2 April 2015 pasien tampak kurus, lemas, pucat, sariawan dilidah,
nafsu makan menurun, terdapat iga gambang, namun pada saat pengamatan
hari pertama sampai hari ke tiga pengamatan keluhan keluhan klinis hampir
semua berkurang seperti sudah tidak terlalu lemas , tidak terlalu pucat, sariawan
dilidah berkurang, sudah tidak ada diare , mual ataupun muntah, nafsu makan
membaik namun os masih tampak kurus dan terdapat iga gambang. Sedangkan
untuk data fisik , tekanan darah pasien dibawah 120/80 mmHg.
Untuk monitoring asupan makan pasien, selama pengamatan pasien di
berikan diet makanan biasa 800 kkal dan F100 4x200 ml dengan snack 2x.
Pada hari pertama pengamatan, pasien dapat mengonsumsi
F100 total
sebanyak 720 ml atau 45% dari total kebutuhan sedangkan untuk makanan
biasa dan snack pasien dapat mengonsumsi hingga mencapai 47,3% dari total
kebutuhan dan pasien mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit sebesar
28% dari total kebutuhan. Pada hari kedua pengamatan, pasien dapat
mengonsumsi
sedangkan untuk makanan biasa dan snack pasien dapat mengonsumsi hingga
mencapai 46,6 % dari total kebutuhan dan pasien mengonsumsi makanan dari
luar rumah sakit sebesar 13 % dari total kebutuhan. Pada hari ketiga
pengamatan, pasien dapat mengonsumsi
45,6% dari total kebutuhan sedangkan untuk makanan biasa dan snack pasien
dapat mengonsumsi hingga mencapai 40,6 % dari total kebutuhan dan pasien
mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit sebesar 26,5% dari total
kebutuhan. Sehingga rata rata pencapaian asupan energi untuk pasien dlam 3
hari pengamatan yaitu 101 % .
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pasien didiagnosis menderita Febrile neutropenia, osteosarkoma
dengan gizi buruk marasmik.
2. Skor skrining gizi pasien dengan menggunakan strong kids yaitu
4, hal ini berdasarkan hasil jawaban dari pertanyaan bahwa pasien
memiliki penampilan yang tampak kurus, mengalami asupan
makan kurang selama 1 minggu terakhir, dan pasien memiliki
penyakit tertentu yang mengakibatkan pasien berisiko mengalami
malnutrisi.
3. Pasien memiliki status gizi buruk berdasarkan perhitungan indeks
BB/TB (66%) dan LILA/U (65%)
4. Berdasarkan diagnosis gizi pasien malnutrisi ( NI-5.2) berkaitan
dengan penurunan nafsu makan paska kmoterapi ditandai dengan
BB/TB = 66%, LILA =65% dan adanya Iga gambang
5. Pasien mengalami penambahan besar LILA dengan rata rata
penambahan LILA yaitu 0,13 cm
29
30
edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/1967100519
93022-AI_NURHAYATI/Ilmu_Gizi,_Handout_2..pdf
http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/3106/3072
31