Tabel 1. Terminologi terdahulu dan yang baru sehubungan dengan kasus DSD
Diagnosis
Setiap kasus DSD idealnya dievaluasi/dirujuk ke dokter spesialis endokrin anak
dan pendekatan dilakukan secara multidisipliner, yaitu terdiri dari tim ahli di bidang
endokrinologi anak, bedah urologi/plastik, anak, obstetri ginekologi, genetik, radiologi,
etik, psikiatri, psikolog, patologi anatomi, ahli agama.
Anamnesis
1. Riwayat pranatal:
a. Ibu mengkonsumsi seks steroid
b. Diagnosis antenatal: androgen producing tumor
c. Virilisasi ibu
2. Riwayat keluarga:
a. Riwayat kematian perinatal yang tidak diketahui penyebabnya, abortus
b. Riwayat genitalia ambigus
c. Gangguan perkembangan pubertas
d. Infertilitas
e. Kosanguitas
3. Riwayat penyakit:
a. Mulai timbulnya
b. Progresivitas
c. Riwayat pertumbuhan (adakah gagal tumbuh) dan pubertas
d. Riwayat penyakit dahulu (muntah-muntah saat perinatal) atau operasi yang pernah
dijalani
Pemeriksaan Fisis
1. Catat derajat genitalia ambigus dengan skala Prader 0-5
• Prader 0: genitalia perempuan normal
• Prader 1: phallus membesar
• Prader 2: phallus membesar dengan lubang uretra dan vagina terpisah secara
nyata
• Prader 3: phallus membesar dengan satu lubang sinus urogenitalis
• Prader 4: phallus membesar dengan hipospadia
• Prader 5: Genitalia laki-laki normal
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan lini pertama yang perlu dilakukan adalah analisis kromosom dengan kariotipe,
dan fluorescence in-situ hybridisation (FISH) dengan probe DNA khusus kromosom X
dan Y dengan atau tanpa pemeriksaan gen SRY. Selain itu pemeriksaan pecitraan untuk
visualisai genitalia interna, dapat berupa genitogram dan/ atau ultrasonografi (USG),