Anda di halaman 1dari 35

Imunisasi pada keadaan khusus

Tujuan pembelajaran
Umum : mengetahui jadwal imunisasi anak pada keadaan
khusus

Khusus :
• Mengetahui jadwal imunisasi untuk yang terlambat/
tidak teratur
• Mengetahui jadwal imunisasi bayi prematur/BBLR
• Mengetahui jadwal imunisasi anak terpajan infeksi
• Mengetahui jadwal imunisasi anak dengan
imunokompromais/keganasan
Imunisasi terlambat/tidak teratur
Jadwal Imunisasi yang terlambat/tidak teratur

• Tidak ada imunisasi yg “hangus”


• Segera lanjutkan imunisasi yg tertunda sesuai
jadwal
• Bila status imunsasi diragukan  dianggap belum
pernah  diberikan
(Tidak ada bukti bahwa pemberian vaksin akan
merugikan penerima yang sudah imun)
• Jika terlambat > 1 vaksin  dpt bbrp vaksin
sekaligus atau vaksin kombo
• Interval vaksinasi tetap/tidak berubah
Jadwal Imunisasi yang terlambat/tidak teratur
Belum pernah mendapat Imunisasi :
• Imunisasi harus diberikan kapan saja pada umur
berapa saja
• Untuk vaksin yang harus diberikan beberapa kali
(misal DTP, Polio, Hepatitis B) jumlah pemberian
harus sama dengan jumlah yang seharusnya
diberikan (3 x)

Perhatian :
Vaksin yg penggunaannya dibatasi oleh umur, mis: Hib (<5 th)
Pada vaksin DTPw/DTPa : umur > 7 th diberikan Td
Bayi prematur/BBLR
Bayi prematur/BBLR sering tidak Umur imunisasi = umur
mendapat imunisasi sesuai kronologis
jadwal

Imunisasi bayi
risiko tinggi

Imunisasi bayi kurang bulan vs BBLR <2000 g dengan ibu HBsAg


bayi cukup bulan: (-) diberikan vaksin hepatitis B
• Jadwal sama, kecuali hepatitis B bila bayi sudah berumur 2 bulan
• Dosis vaksin sama atau mencapai berat badan
• Imunogenisitas, efikasi, dan tolerabilitas >2000 g
imunisasi aktif sama
Siregar SP. Pedoman Imunisasi di Indonesia. 2008.
D'Angio CT. Paediatric drugs. 2007;9:17-32.
Hendrarto TW. Pedoman Imunisasi di Indonesia. 2008.
Imunisasi Byi prematur/BBLR
Hepatitis B pada Ibu HBsAg (+)
bayi
prematur/BBLR
vaksin hepatitis B dan
HBIg dalam 12 jam
setelah lahir, bersamaan
pada 2 tempat berbeda

BBLR <2000 g diberikan 4 HBsAg dan anti-HBs


BBLR 2000-2500 g diperiksa 1-2 bulan
dosis vaksin hepatitis B diberikan 3 dosis vaksin
pada umur kronologis 0, setelah dosis terakhir
hepatitis B pada umur atau pada umur 9-18
1, 2-3, dan 6 bulan kronologis 0, 1, dan 6 bulan;
bulan
bila negatif, berikan 3
dosis vaksin tambahan,
interval 2 bulan

Hendrarto TW. Pedoman Imunisasi di Indonesia. 2008.


Saari TN. Pediatrics. 2003;112:193-8.
Imunisasi bayi prematur/BBLR
• Bayi prematur/BBLR yg masih dirawat saat usia kronologis
2 bulan : imunisasi BCG, DPT, IPV (inactivated polio
vaccine) dan Hib, sesuai anjuran, bila klinis stabil dan tanpa
indikasi kontra vaksin

• Dilaporkan kejadian apnoe dalam 72 jam (tersering pada


12-24 jam) setelah pemberian DTPw pada bayi ELBW
dengan masa gestasi <31 minggu.

• Kardio-respirasi (apnea dan bradikardia dengan


desaturasi O2) lebih sering terjadi pada bayi VLBW yg
mendapat DTPa-IPV-HB-HIB perlu observasi sd 48 jam
D'Angio CT, dkk. Pediatrics. 1995;96:18-22.
Khalak R, dkk. Pediatrics. 1998;101:597-603.
Botham SJ, dkk. Journal of paediatrics and child health. 1997;33:418-21
AAP Redbook, updated 5/5/2014.
Anak dengan imunodefisiensi
Keadaan Imunodefisiensi
Imunodefisiensi primer
Lokasi Jenis Kontra Efektivitas
indikasi
Sel B X-linked , OPV, cacar air, Tidak pasti pada semua vaksin
(Humo- agamma- vaksin bakteri yang berespon humoral.
ral) globuli- hidup. IGIV interferensi dengan vaksin
nemia SP: campak. ND: campak & mungkin varisela.
varisela, rotavirus PCV dianjurkan.
Ig A selektif &
Defisiensi IgG OPV, BCG, YF; Semua vaksin mungkin efektif.
subklas vaksin hidup aman
tapi perlu SP
Keadaan Imunodefisiensi
Imunodefisiensi primer
Lokasi Jenis K.I Efektivitas
Sel T (humoral Severe combined Semua vaksin Jelek pada semua vaksin
& seluler) hidup yang berespon humoral dan
seluler
Komplemen C1, C4, C2, C3, C5- Tidak ada Semua vaksin rutin mungkin
C9 properdin, efektif.
faktor B Tidak ada Dianjurkan vaksin
pneumokok dan
meningokok
Fagosit Chronic Vaksin bakteri Semua vaksin inaktif aman
granulomatous hidup dan mungkin efektif.
disease Vaksin virus hidup mungkin
Leukocyte aman dan efektif.
adhesion defect
Myeloperoxidase
deficiency
http://aidsinfo.nih.gov/guidelines
Anak dengan HIV
BCG
• GACVS WHO: anak HIV + BCG  risiko tinggi
disseminated BCG disease.

• Daerah fasilitas diagnostik << : BCG saat lahir


 follow up, diagnosis dini utk terapi segera.
• Daerah fasilitas diagnostik + : tunda BCG
sampai konfirm HIV negatif.
WHO Weekly Epidemiological Record of 19 January 2007
Anak dengan HIV
• Lebih berisiko komplikasi : varisela, herpes
zoster.

• Vaksin varisela dapat diberikan pada anak HIV


+ tanpa imunosupresi berat (anak dengan CD4
• >15% dan untuk anak >5 tahun dengan jumlah
CD4 ≥200 sel/μL).2-4

MMWR Recomm Rep. Dec 1 2006;55(RR-15):1-48.


MMWR Recomm Rep. Jun 22 2007;56(RR-4):1-40.
Anak dengan HIV
Lebih berisiko komplikasi campak.

Anak > 12 bulan dianjurkan mendapat 2 dosis


MMR bila tidak imunosupresi berat :
• Anak ≤5 tahun CD4 ≥15% for ≥6 bulan
• Anak >5 tahun CD4 ≥15% and jumlah CD4
≥200 limfosit/mm3 selama ≥6 bulan)

ACIP Provisional Recommendations: Prevention of Measles, Rubella, Congenital Rubella Syndrome (CRS), and
Mumps. 2012.
Anak dengan terapi kortikosteroid
Anak + Kortikosteroid
Pengobatan kortikosteroid :

(1) topikal atau obat semprot hidung, paru, salep


kulit, salep mata, injeksi lokal intra artikular,

(2) kortikosteroid dosis rendah yang diberikan


setiap hari atau selang sehari,
 dapat diberikan imunisasi dengan vaksin hidup
Anak + Kortikosteroid
kortikosteroid sistemik dosis tinggi
• setiap hari atau selang sehari dan
• lama pemberian kurang dari 14 hari,
 dapat diberikan imunisasi dengan vaksin
hidup segera setelah penghentian pengobatan,
namun ada pendapat yang menganjurkan
setelah penghentian 14 hari.
Anak + Kortikosteroid

• Pada pasien yang mendapat kortikosteroid


sistemik dosis tinggi setiap hari atau selang
sehari selama >14 hari,
• dapat diberikan vaksin hidup setelah
penghentian pengobatan 1 bulan.
Anak dengan keganasan
Rekomendasi Imunisasi

National Advisory Committee on Immunization Health


Canada,
American Academy of Pediatrics
Satgas Imunisasi IDAI

Imunisasi minimal 3 bulan pasca-kemoterapi

Canadian immunization guide. Edisi ke-7, 2006; h. 119-31.


Red Book: 2009 Report of the Committee on Infectious Diseases. Edisi ke-28, 2009; h. 72-86.
Rekomendasi Imunisasi

Royal College of Paediatrics and Child Health (UK)


dan
Australian Government Department of Health and Ageing

Imunisasi minimal 6 bulan pasca-kemoterapi

Immunisation of the immunocompromised child. 2002. www.rcpch.ac.uk.


The Australian immunization handbook. 2008.
Jadwal Imunisasi yang Dianjurkan pada
Anak dengan Keganasan
Anjuran Jadwal Imunisasi pada Anak dengan Keganasan

Belum mendapat/ melengkapi Telah mendapat imunisasi


Vaksin imunisasi saat diagnosis lengkap saat diagnosis
keganasan keganasan
Measles,
2 dosis, interval min 3 bln 1 dosis penguat
mumps,
rubella pada anak saat 6 bulan pasca-kemoterapi

Varisela 2 dosis, interval 3 bln 1 dosis penguat


pada anak yang telah mengalami remisi selama min 12
bulan, dengan limfosit >700/µL dan trombosit >100.000/µL;
bila masih mendapat terapi saat terjadi epidemi,
pengobatan dihentikan 1 minggu sebelum imunisasi &
dilanjutkan 1 minggu pasca-imunisasi
Esposito S, dkk. Vaccine. 2010;28:3278-84.
Anjuran Jadwal Imunisasi pada Anak dengan Keganasan

Belum mendapat/ Telah mendapat imunisasi


Vaksin melengkapi imunisasi lengkap saat diagnosis
saat diagnosis keganasan
tidak diketahui apakah perlu
Pertusis
dosis penguat
Difteri, imunisasi dasar sesuai
tetanus
1 dosis penguat saat
Polio jadwal
inaktivasi 3 bulan pasca-kemoterapi
Hib saat 3 bulan

Pneumokok pasca-kemoterapi 1 dosis penguat saat 3 bulan


pasca-kemoterapi; masih
perlu penelitian
Esposito S, dkk. Vaccine. 2010;28:3278-84.
Anjuran Jadwal Imunisasi pada Anak dengan Keganasan

Belum mendapat/ melengkapi Telah mendapat imunisasi


Vaksin imunisasi saat diagnosis lengkap saat diagnosis
keganasan keganasan
Influenza 2 dosis bila pernah diimuni-
sasi/berusia <9 thn; > 9 th 1 1 dosis penguat
dosis
tanpa memperhatikan fase kemoterapi
Hepatitis 2 dosis, interval min 6 bln 1 dosis penguat
A tanpa memperhatikan fase kemoterapi, dengan
pertimbangan risiko epidemiologis
Hepatitis Saat 0, 1, 2-6, 12 bln 2 dosis, interval 3 bln
B tanpa memperhatikan fase kemoterapi, dengan
pertimbangan risiko epidemiologis
Esposito S, dkk. Vaccine. 2010;28:3278-84.
Imunisasi Anggota Keluarga Pasien
Imunodefisiensi

Vaksin yang Influenza


direkomendasikan Campak
Mumps
Rubela
Varisela

Vaksin yang dilarang OPV


Anak terpajan infeksi
Imunisasi pada anak yang terpajan infeksi

• Campak
• Gondong
• Rubela Bolehkah diberikan?
Kapan ?
• Hepatitis B
• Hepatitis A
• Tetanus
Imunisasi & kondisi terpajan infeksi (1)
Paparan Masa Pemberian Catatan
Infeksi Inkubasi vaksinasi

Campak 8-12 0-72 jam Bila paparan tak


hari pajanan menghasilkan infeksi,
vaksin tetap
menghasilkan proteksi

Gondong 12-25 Tak perlu Tidak efektif


hari menghambat infeksi,
tetapi bukan
kontraindikasi
Imunisasi & kondisi terpapar infeksi (2)
Paparan Masa Pemberian Catatan
Infeksi Inkubasi vaksinasi

Rubella 14-23 Tak perlu Ibu hamil perlu diperiksa


hari antibodinya pada 0, 2
dan 6 minggu
postexposure

Varisela 14-16 0-72 jam Disertai penjelasan pada


hari paparan orangtua bahwa
vaksinasi ini mungkin
tidak melindungi

AAP.Redbook. Updated 5.5.2014


Imunisasi & kondisi terpapar infeksi (3)

Paparan Masa Pemberian Catatan


Infeksi Inkubasi vaksinasi

Hep A 15-50 Pajanan < 2 Pada anak 2 tahun sd 40 th,


hari minggu vaksin Hep A sama efektif dgn Ig
dalam mencegah hep A.

Hep B 14-160 Perlu aktif & Perhatian khusus pada bayi baru
hari pasif segera lahir dengan ibu HBsAg(+)
dalam 12 jam

Tetanus 2 hari-beb Perlu aktif & Setelah memperhatikan status


bln pasif imunisasi & penyebab luka

AAP.Redbook. Updated 5.5.2014


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai