Anda di halaman 1dari 18

SINDROM NEFRITIS AKUT

DEFINISI
Suatu sindroma yang ditandai
dengan gejala hematuria,
hipertensi, edema dan berbagai
derajat insufisiensi ginjal

ETIOLOGI
Paling sering setelah infeksi Beta
Hemolyticus Streptococcus group A
EPIDEMIOLOGI
• Insidens tidak diketahui dengan tepat
• Tertinggi pada usia 2-10 tahun
• Laki-laki : perempuan= 2:1
• Kejadian Acute Post Streptococcal
Glomerulonephritis (APSGN) pada
penderita infeksi Streptokokus
nefrogenik: 10-15%
• APSGN dapat timbul secara sporadik
atau epidemi
PATOGENESIS

• Pencetus APSGN: faringitis atau


pyoderma
• Strain nefritogenik pada infeksi
tenggorok: tipe 12,1, 4, 6, dan 49
• Pada infeksi kulit: strain 49, 53, 55,
56, dan 57
• Patogenesis APSGN belum
diketahui secara pasti, teori yang
diterima: karena reaksi imunologis
PATOGENESIS
PATOGENESIS

• Peranan sistem imunitas humoral


dan sistem komplemen pada
APSGN ditandai dengan adanya C3
dan IgG pada membran basalis
glomerulus (Smith, 2003)

• C3 mengaktifkan monosit & netrofil


infiltrasi sel-sel radang
sitokin kerusakan glomerulus
MANIFESTASI KLINIS

• Gejala ringan s.d. berat


• Periode laten: 1-3 minggu (rata-rata
10 hari) pasca ISPA Streptokokus,
atau > 3 minggu pasca infeksi kulit
• Gejala umum: panas badan,
anoreksia, lemah badan, nyeri
perut, sakit kepala
MANIFESTASI KLINIS

• Gejala khas: hematuria, hipertensi,


edema, gejala insufisiensi ginjal
(oligouri sampai anuri)

• Gejala akibat overload: takipneu,


dyspneu akibat edema paru atau
efusi pleura
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Analisis urin:
- Hematuria mikroskopis/makroskopis
- Proteinuria (biasanya < +2)
 Fungsi ginjal
LFG menurun sejalan dengan derajat
berat penyakit
 Darah:
- dapat terjadi anemia, trombositopenia
- albumin & protein total menurun sedikit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Bakteriologi: apus tenggorok atau
kulit isolasi & identifikasi kuman
penyebab
• Serologi:
- Titer Anti Streptolisin-O (ASO)
- Titer DNase-B
 Pem. Imunologi:
Kadar C3
 Radiologi: foto toraks
 EKG
DIAGNOSIS BANDING

• Glomerulonefritis kronis
eksaserbasi akut
• Purpura Henoch-Schonlein
• Hematuria idiopatik
• Nefropati IgA
• Sindroma Alport’s
• Lupus eritematosus sistemik
TERAPI

• Terapi suportif dan simtomatis


• Perawatan bila:
- hipertensi
- edema berat
- penurunan fungsi ginjal yang berat
- gejala uremia
TERAPI

• Terapi umum:
- istirahat
- diet rendah garam
 Terapi khusus:
- Hipertensi: furosemid > efektif
Antihipertensi lain:
vasodilator (Hidralazin),
Kalsium antagonis (nifedipin),
ACE inhibitor
Terapi khusus

• Edema & bendungan sirkulasi:


retriksi natrium dan air
 Oligouria persisten atau anuria: terapi
sesuai gagal ginjal akut
 Antibiotik untuk eradikasi kuman:
Penisilin Prokain 50.000 U/kg bb/kali, I.M
2 kali/hari atau
Penisilin V 50 mg/kg bb/hari, p.o atau
Eritromisin 50/kg bb/hari selama 10 hari
Monitoring
Gejala Resolusi
Oligouria & 2 minggu
azotemia
Hipertensi 3-4 minggu
Gross hematuria 3 minggu
Hematuria 12 bulan
mikroskopik
Penurunan C3 4-8 minggu
Monitoring

• Fase akut 2-3 minggu


• Kontrol tiap 4-6 minggu selama 6
bulan, dilakukan monitoring
tekanan darah dan urinalisa
• Setelah 6 bulan: kontrol 1 tahun
sekali
PROGNOSIS

• 90% anak dengan APSGN sembuh


tanpa perubahan fungsi ginjal yang
bermakna
• 0,5-2% pasien APSGN yang dirawat
di RS mengalami glomerulonefritis
progresif cepat s.d. stadium
terminal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai