Tim UKMPPD
Sepsis Neonatal. Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia 2010 .
Kecurigaan besar sepsis bila
Bayi umur sampai dengan usia 3 hari
Riwayat ibu dengan infeksi rahim, demam dengan kecurigaan
infeksi berat, atau ketuban pecah dini
Bayi memiliki dua atau lebih gejala yang tergolong dalam
kategori A, atau tiga atau lebih gejala pada kategori B
Bayi usia lebih dari 3 hari
Bayi memiliki dua atau lebih temuan Kategori A atau tiga atau
lebih temuan Kategori B
Kelompok temuan yang berhubungan dgn sepsis
IKTERIK NEONATORUM
Definisi : Disklorasi kulit , membrana mukosa, sklera. secara klinis
akan tampak kuning jika dewasa tampak kuning bila kadar
bilirubin serum >2 mg/dL, neonatus bila kadar bilirubin >5 mg/dL.
Mengapa bayi mengalami ikterus pada minggu pertama
kehidupan?
Meningkatnya produksi bilirubin
Turn over sel darah merah yang lebih tinggi
Penurunan umur sel darah merah
Penurunan ekskresi bilirubin
Penurunan uptakedalam hati
Penurunan konyugasi oleh hati
Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik
Klasifikasi
IKTERUS FISIOLOGIS
Awitan terjadi setelah 24 jam
Memuncak dalam 3-5 hari, menurun dalam 7 hari (pada NCB)
IKTERUS PATOLOGIS
Awitan terjadi sebelum usia 24 jam
Tingkat kenaikan > 0,5 mg/dl/jam
Tingkat cutoff > 15 mg/dl pada NCB
Ikterus bertahan > 8 hari pada NCB, > 14 hari pada NKB
Etiologi berdasarkan waktu
Ikterik pada 24 jam Ikterik yang muncul setelah
pertama hari ke-3 dan dalam minggu
Inkompabilitas RH & pertama
Sepsis bacterial atau infeksi
ABO, sepsis, infeksi
intrauterine (sifilis, Ikterik yang muncul sesudah
TORCH) satu minggu
breast milk jaundice,
Ikterik yang muncul pada
septicemia, anemia hemolitik
hari ke-2 atau ke-3
kongenital (spherocytosis).
Umumnya fisiologis,
Ikterik yang persisten selama
Crigler-Najjar syndrome satu bulan
dan breast feeding Hepatitis neonatal, atresia
jaundice bilier
Ikterik et causa hemolitik
1. Inkompabilitas ABO
Syarat inkompabilitas ABO
Ibu O, anak A /B
Ibu A, anak B
Ibu B, anak A
2. Inkompabilitas RH
Syarat inkompabilitas RH
Ibu RH (-) , Anak RH (+)
Ikterik yg dihubungkan dengan ASI
Breast Feeding Jaundice Breast Milk Jaundice
Disebabkan oleh kurangnya Bergantung pada kemampuan
asupan ASI sehingga sirkulasi bayi mengkonjugasi bilirubin
enterohepatik meningkat (pada indirek
hari ke-2 atau 3 saat ASI belum
banyak)
Breast Feeding Jaundice Breast Milk Jaundice
Awitan 2- 5 hari 5- 10 hari
Lamanya 10 hari > 30 hari
Volume ASI Kurang sering di beri ASI , Tdk tergantung volume ASI
Produksi ASI sedikit
Kadar Tertinggi 15 mg/dl Bisa mencapai > 20 mg/dl
bilirubin
Tatalaksana Teruskan ASI di sertai Fototerapi, Hentikan ASI jika kadar
monitoring dan evaluasi bilirubin > 16 mg/dl selama lebih
pemberian ASI dari 24 jam
Ikterik karena obstruksi
Ikterik persisten diatas usia anak
1 bulan:
Kolestasis (Syndrom hepatitis
Neonatal)
Atresia Bilier
Kista ductus koleodicus
Kadar bilirubin Direct > 2mg/dl
Manifestasi klinis: Jaundice, dark
urin & pool stole (akoik),
bleending, Seizure.
Kramer Rules
Kramer Ikterik Bilirubin total
Kramer I Kepala - Leher 5-7 mg/dl
Kramer II Dada & punggung 7-10 mg/dl
Sianotik
Asianotik
Tetra = 4 kelainan
2. TRANSPOSISI GREAT ARTERI
PENYAKIT JANTUNG DI DAPAT
Penyakit Jantung Rheumatik
Required Criteria
Evidence of antecedent Strep infection: ASO / Strep
antibodies / Strep group A throat culture / Recent
scarlet, fever / anti-deoxyribonuclease B / anti-
hyaluronidase
In some cases rheumatic fever causes longterm
damage to the heart and its valves. This is called
rheumatic heart disease
sumber: https://www.chop.edu/service/cardiac-center/heart-conditions/rheumatic-fever.html
Kriteria diagnosa RF (jones)
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Poliartitis Demam
Erytema marginatum Poliatralgia
Chorea EKG : Interval P-R memanjang
Nodul Subcutan Lab : CRP ,LED , Leukositosis
Karditis
Sumber: http://reference.medscape.com/calculator/jones-criteria-diagnosis-
rheumatic
Versi ga Ribetnya...
Banyak artis, pakai baju Banyak artis (poliartitis)
merah, pergi ke korea, Pakai baju merah (erytema
buat makan mie , marginatum)
bayarnya make karu Pergi ke korea (Chorea)
kredit, disana malah
Buat makan mie (mie=
kepanasan
Nodlde)
Bayarnya make karu
kredit (karditis)
Disana malah kepanasan
(demam)
Valvular Heart Diseae
Remember !!!! Aplikasikan
MISA-S 1. Tentukan bisingnya
(sistol/ diastol)
Mitral Insufisiensi 2. Tentukan lokasi bisingnya
Stenosis Aorta
Murmur Sistol
MSAI-D
Mitral stenosis
Aorta Insufisiensi
Murmur Diastol
PULMONOLOGI PEDIATRIC
Uncomplicated pulmonary TB 4
Asthma bronchial 4
Infeksi Sal nafas atas akut (common cold, tonsilitis, 4
faringitis)
Staphylococcal pneumonia 4
Bronkitis akut 4
Status asmaticus 3B
Pneumonia 3B
Bronkiolitis 3A
Pneumonia aspirasi 3A
Syndrom Croup
TB PADA ANAK
Batuk BUKAN merupakan Ingat diagnosa TB pada anak
gejala utama TB pada anak harus di lakukan dengan
Pertimbangkan tuberkulosis sistem Skoring TB
pada anak jika : Skor utama yg mudah di
BB berkurang dalam 2 bulan
ingat adalah yg poinya 3
berturut-turut tanpa sebab
yang jelas Kontak dgn penderita TB dgn
BTA (+) & Tes mantoux (+)
Demam > 2 minggu tanpa
sebab yang jelas Positif jika score 6
Batuk kronik 3 minggu mulai terapi OAT
Riwayat kontak dengan
pasien TB paru dewasa
Sistem Scoring TB
Mantoux Test
TES TUBERCULIN
Cara : Suntikan 0,1 ml PPD
RT-23 / PPD S 5 TU IC di
bagian volar bawah.
Dibaca stlh 48-72 jam, ukur
indurasi yg timbul Prinsip Hasil Positif Hasil (-)
Hypersensitivitas tipe IV (+)
Infeksi TB Tidak ada
Interprestasi alamiah infeksi TB
10 mm : (+) Positif TB
5 9 mm : Meragukan Imunisasi BCG Dalam masa
inkubasi infeksi
0 4 mm : (-) Negatif TB
5 mm : (+) pada Infeksi Anergi
imunokompromies mikobaterium
atipik
Profilaksis TB
Profilaksis primer Profilaksis Sekunder
Tujuan:untuk mencegah Tujuan: untuk mencegah
infeksi sakit TB
Riwayat kontak TB (+) Riwayat Kontak TB (+)
Test tuberkulin (-) Test mantoux konversi (+)
Klinis (-) Klinis (-)
Th/: INH 5-10 mg/kgBB/hari Th/: INH 5-10 mg/kgBB/hari
selama 6 bulan selama 9 bln
0 - - - -
I + - - 1st proph.
II + + - 2nd proph.
Pneumonia Batuk & dyspnea ditambah min salah satu Ampisilin/amokssilin 4 x 25-
Berat Kepala terangguk-angguk 50 mg/kgBB/kali IV atau IM
Pernapasan cuping hidung + Kloramfenikol
Tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam 3x25mg/kgBB IM atau IV
Foto dada menunjukkan infiltrat luas, ATAU
konsolidasi. + Gentamisin 1x7,5mg/kgBB
Selain itu bisa didapatkan pula tanda berikut IM
ini: ATAU
Takipnea Seftriakson 1x80-100
Suara merintih (grunting)
mg/kgBB IM atau IV
Pada auskultasi terdengar: crackles
(ronkii),Suara pernapasan menurun
BRONKIOLITIS
Etiologi: Respiratory Syncitial Virus (RSV)
Umumnya pada anak usia <2 tahun
Diagnosa
Episode pertama wheezing pada anak < 2 tahun tidak
respon dgn bronkodilator
Demam tdk tinggi, Rhinore
Ekspirasi memanjang
Hipersonor (air trapping)
RO: Hiperinflasi paru
Tata laksana: Oksigen,bronkodilator (hanya kalau
menghasilkan perbaikan), antibiotik (hanya kalau ada bukti
infeksi bakterial)
DD anak dengan batuk/kesulitan bernafas
PNEUMONIA BP BRONKIOLITIS PJB ASMA
Batuk, napas Ronki basah + Episode pertama Sulit Wheezing
cepat, demam Ronki kering/ wheezing pada makan berulang,
tinggi Whezing anak < 2 tahun, Sianosis riwayat atopi,
Ronki basah, tidak respon dgn respon
bronkodilator
Bising bronkodilator
retraksi, jantung
merintih, Hiperinflasi
sianosis dinding dada
Fine inspiratory
crackles
Ekspirasi
memanjang,
Wheezing
Sumber: Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. WHO 2008 Pedoman pelayanan
medis IDAI jilid I. 2010
PERTUSIS
Etiologi : Bordetella pertussis
Symtomp
Batuk paroksimal, hidung tersumbat, rinorrhea, demam
subfebris
Tanda Patognomonik : Batuk paroksismal diikuti whoop
saat inspirasi disertai muntah, perdarahan subkonjungtiva
Riwayat imunisasi (-)
Th/: Eritromisin oral (12.5 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) selama
10 hari
Pencegahan: imunisasi DPT
Komplikasi : Pneumonia, Kejang, Gizi kurang, Perdarahan
Subkonjungtiva dan Hernia
DIFTERI
Etiologi: toksin Corynebacterium diphteriae
Symtomp
Nyeri tenggorok, Bull-neck (bengkak pada KGB leher)
Pseudomembran: berwarna keabuan di faring, tonsil, uvula,
palatum sulit dilepaskan & mudah berdarah
Edema dapat menyebabkan stridor dan penyumbatan sal.napas
Pemeriksaan penunjang: apusan tenggorokan dgn pewarnaan
gram
Th/: Antitoksin: 40.000 Unit ADS IM/IV skin test , Anbiotik:
Penisillin prokain 50.000 Unit/kgBB IM per hari selama 7 hari
atau eritromisin 25-50 kgBB dibagi 3 dosis selama 14 hari
Tindakan di masyarakat
Rawat anak di ruangan isolasi
Lakukan imunisasi pada anak
serumah sesuai dengan riwayat
imunisasi
Berikan eritromisin pada kontak
serumah sebagai tindakan
pencegahan (12.5 mg/kgBB,
4xsehari, selama3 hari)
Lakukan biakan usap tenggorok
pada keluarga serumah
CROUP ( Laringotrakeobronkitis)
Etiologi: RSV (respiratoty syncitial virus)
Symtomp
Batuk menggonggong (barking cough)
Stridor
Demam, suara serak, nafas cepat disertai tarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam
RO : Staple Sign
Th/: Steroid deksametason (0.6 mg/kgBB IM/oral, Adrenalin
1/1000 dalam 2-3 ml NaCl, dengan nebulizer selama 20 menit
Staple Sign
EPIGLOSITIS
Suatu infeksi pada epiglotitis/supraglotis
Etiologi: Hampir selalu oleh Haemophilus influenza tipe B
Symtomp
Sulit menelan
Air liur keluar berlebihan (drooling)
Odinofagi
Stidor (suara pernafasan yang kasar)
Suara serak
Radiologi: Thumb sign
GASTROENTEROLOGI
Gastroenteritis 4
Cholera 4
Dysentry bacilli 4
Gastroenteritis dengan dehidrasi 3B
Malabsorbsi 3A
Food intolerance 3A
Kelainan bawaan (atresia esofagus, achalasia, 2
intestinal atresia, anal atresia, hernia diafragma,
HPS, Hischsprung)
GASTROENTERITIS AKUT
Diare : BAB dengan perubahan konstruksi tinja dengan
frekuensi > 3 kali / 24 jam , disertai atau tanpa darah.
Penyebab Diare akut
Infeksi (virus bakteri parasit )
Malabsorbsi , Alergi , Keracunan makanan
Pucat,
Dehidrasi Minum
Rewel, produksi CRT<2s,
ringan- seperti Kering Berkurang
gelisah kurang turgor
sedang kehausan
lambat
Pucat,
Letargis,
CRT>2s,
Dehidrasi lemah, tidak mau Sangat
tidak ada turgor Tidak ada
berat penurunan minum kering
sangat
kesadaran
lambat
5 Pilar Tatalaksana Diare (WHO)
1. REHIDRASI
Tanpa Dehidrasi (PLAN A)
< 2 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali BAB
> 2 tahun: 100 sampai 200 ml setiap BAB
Dehidrasi Ringan-sedang (PLAN B)
Rehidrasi oralit per oral 3 jam pertama 75 cc/kgBB
Jika BB tidak di ketahui
String Sign
4. Hirschsprungs Disease
Tidak terbentuk sel ganglionik pd
plexus myentericus (Auerbach) dan
plexus submucosal (Meissner)
Klinis: Mekonium terlambat keluar >
24 jam, Muntah hijau, Distensi
abdomen
RT: Feses menyemprot
Barium Enema:(zona transisi ) / Funrel
- shaped
HERNIA ATRESIA ANI
DIAFRAGMATICA Mekonium tidak keluar
Klinis: Dyspnea, Cyanosis, dalam > 24-48 jam
Apparent dextrocardia, Perut kembunglama-
Bising Usus terdengar di kelamaan muntah jika
Thorak. disusui
Inspeksi daerah
anusTIDAK ADA anus
TROPIK INFEKSI
Demam tifoid 4
Dengue Hemmoragic Fever 4
Leptosirosis 4
Varicella 4
Malaria 4
Morbili 4
HIV-AIDS 3A
CMV infections 3A
Infeksi Cacing
DENGUE FEVER
Demam Dengue & Demam Spektrum klinis
SEVERSE DENGUE
Kebocoran Plasma berat Syok (DSS),
akumulasi cairan dgn distress nafas
Perdarah hebat
Gangguan organ berat : Hepar (AST
atau ALT 1000) , SSP : gangguan
kesadaran , Jantung dan organ lainya
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin : Trombositopenia , HT , Leukopenia
Fungsi hepar
Serologi Dengue
NS1 : Puncak deteksi Ns1 :hari ke 2-3 (sensitivitas 75%) &
mulai tidak terdeteksi hari ke 5 - 6
IgM & IgG Antidengue
IgM terdeteksi hari ke 3 -5 menandakan infeksi primer.
IgG terdeteksi hari ke 14 & pada infeksi primer terdeteksi
hari ke 2 infeksi sekunder
Pemeriksaan Lanjutan : HT & Trombosit di periksa / 12 jam
Tatalaksana
DHF grade I, II (non-shock cases)
Dengue Syok Sindrom
Kriteria Pemulangan pada DHF
Tidak demam dalam 24 jam tanpa antipeiretik
Nafsu makan membaik
Perbaikan Klinis
Hematokrit stabil
Tiga hari setelah syok teratasi
Trombosit > 50.000 / ml
Tidak ada distress nafas
DEMAM TYPOID
Anamnesa
Demam naik secara bertahap (stepwise) setiap hari, suhu tertinggi pada
akhir minggu pertama, minggu kedua demam terus menerus tinggi
Delirium (mengigau), malaise, letargi, anoreksia, nyeri kepala, nyeri perut,
diare, atau konstipasi, muntah.
Pada kasus berat: penurunan kesadaran, kejang, dan ikterus
Pemeriksaan fisik
Kesadaran menurun delirium
Bradikardia relatif
Lidah tifoid (coated tongue, hiperemis, tremor)
Meteorismus
Hepato/splenomegali
Rose spots pada dinding abdomen
Pemeriksaan Penunjang
Darah Tepi: Leukopenia, trombositopenia,
anemia
Kultur
Minggu ke1 : Darah dan sumsum tulang
Minggu ke 2: Feses
Minggu ke 3: Urin
Widal
Reaksi antara antibodi aglutinin serum penderita
terhadap antigen O (somatic) dan H (flagellar)
Kenaikan titer O 1:320 atau kenaikan 4x support dx
TUBEX
Deteksi IgM terhadap antigen O9 (spesifik
Salmonella sero group D)
(+) = >4. >6 indikasi kuat
Tatalaksana
Non farmakologis: tirah baring, makanan lunak rendah serat.
Farmakologis : Simtomatis, Antibiotik
Pilihan utama: Kloramfenikol 4 x 500 mg sampai dengan 7 hari
bebas demam, tiamfenikol 4 x 500 mg (komplikasi hematologi
lebih rendah dibandingkan kloramfenikol)
Kotrimoksazol 2 x 2 tablet selama 2 minggu
Ampisilin & amoksisilin 50-150 mg/kgBB selama 2 minggu
(paling aman)
Sefalosporin generasi III : seftriakson 3-4 sekali sehari, selama 3-
5 hari
Fluorokuinolon : Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari selama 6 hari
LEPTOSPIROSIS
Definisi : Penyakit zoonis oleh Leptospira
interogans
Masa Inkubasi : 2-26 hari
Tikus adalah reservoir yang utama dan
kejadian leptospirosis lebih banyak ditemukan
pada musim hujan .
MANIFESTASI KLINIS
1. Fase leptospiremik
Demam, menggigil, rasa sakit pada otot
terutama M. Gastrocnemeus,
konjungtival suffusion,ruam kulit,
hepatosplenomegali
2. Fase leptospirurik
Demam, menggigil, kerusakan hepar &
ginjal (uremik), manifestasi perdarahan
3. Weils Disease : kreatinin , Ikterik
Diagnosa & Tatalaksana
Pemeriksaan penunjang Pengobatan
Kultur : di ambil pada saat Ringan: Doksisiklin 2x100
fase leptosperemia (kultur mg, Amoxcilin 4X500 mg, di
urin di ambil 2-4 minggu berikan selama 5-7 hari
onset penyakit) Weil Disease : Penicilin G
Serologi (leprodipstik) dgn 1,5jt UI/6 jam selama 5-7
teknik PCR, silver strain. hari
Mikroskop Aglunitin Test
MORBILI ( Campak/ Rubeolla)
MANIFESTASI KLINIS Patognomonik: Kopliks spot
1. Stadium Prodromal : 3 C & Erupsi eritema makulo papular
(Cough, Coriza, muncul dari belakang telinga
Conjungtivitis), Koplik kemudian ke badan
spot di mukosa pipi
2. Stadium Erupsi :Ruam
makopapuler, muncul dari
belakang telinga,
menyebar ke leher, badan
& ekstremitas.
3. Stadium Konvalensi:
setelah 3 hari ruam
perlahan menghilang
Tatalaksana & Komplikasi
Tatalaksana Komplikasi
Simtomatis Otitis Media
Vitamin A Bronchopneumonia
< 6 bln : 50.000 UI (2 hari) Encephalitis
6-12 bln: 100.000 UI (2 hari) Pericarditis
> 12 bln: 200.000 UI (2 hari)
Pada gizi buruk diberikan 3
kali: hari 1, hari 2, dan 2-4
minggu setelah pemberian
kedua
Pencegahan : Imunisasi
Campak pada umur 9 bulan.
VARICELLA (Cacar)
Etiologi :Virus Varicella Zozter Pemeriksaan Penunjang
(VVZ) Tzank test (bahan dr kerokan
Masa inkubasi : 17-21 hari di dasar vesikel)
Manifestasi Klinis Gambaran : Multi nukleid
LLK LMK
Epidemiologi Lansia Pada Dewasa Muda ,lansia
Morfologi dan sitokimia Sel Limfosit B matur Sel puncak Mieloid
Limfositosis Smudge cell Basofilia
Tromositosis
Sitogenetika Trisomi 12 Kromosom philadelpia
Perjalanan penyakit Onset lambat Onset cepat
NEUROLOGI
Kejang demam 4
Hidrosefalus 3B
Cerebral palsy 3B
Status epilepticus 3B
GBS 3B
Meningitis 3B
Ensefalitis 3B
Guillain Barre Syndrome 3B
Epilepsi 3A
Petit mal epilepsi 3A
Abses otak 2
KEJANG DEMAM
Definisi : Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.
Insidensi
anak umur 6 bulan 5 tahun, insidensi tertinggi pada umur 18
bulan
Anak umur < 6 bulan 5 tahun mengalami kejang di dahului
demam pikirkan infeksi SSP
Anak yg kejang tanpa demam, kemudian kejang demam bukan
Kejang demam
Kejang & demam pada anak < 1 tahun bukan kejang demam
Klasifikasi kejang demam
Kejang demam Sederhana /KDS / simplex febrile seizure
Kejang demam Kompleks / KDK / Kompleks febrile seizure
Klasifikasi kejang demam
3. INFEKSI
Tanpa komplikasi : kotrimoksasol
Berat : Ampisilin IV :Amoksisilin oral + Gentamisin
Spesifik : OAT
HIPOTIROID KONGENITAL
KRETINISME ENDEMIK
Kretinisme yang terjadi pada bayi yang lahir pada daerah dengan
asupan yodium yang rendah serta goiter endemik; sehingga
mengalami kekurangan yodium yang berat pada masa fetal
Gejala: lahir di daerah endemik gondok retardasi mental, tuli
sensorineural nada tinggi, gangguan neuromuskular
KRETINISME SPORADIK / HIPOTIROID KONGENITAL
Kretinisme akibat hipotiroid kongenital
Bisa juga karena riwayat kehamilan ibu dengan hipertiroid
Gejala: Penurunan aktivitas, dahi lebar, BB sulit naik, pendek,
hipotonia, tangisan serak, ikterik, retardasi
mental,makroglosia,hernia umbilikal, perkembangan terhambat,
miksedema
Sign & simptom
Dahi lebar, BB sulit naik, pendek,
hipotonia, tangisan serak, ikterik,
retardasi mental
Makroglosia, hernia umbilikal
Perkembangan terhambat
miksedema
Kelainan Hormon ACTH
SYNDROM CUSSING
Disebabkan paparan glukokortikoid endoken /eksogen
jangka waktu lama
Penyebab diantaranya :
Konsumsi /injeksi steroid / glukokortikoid jangka waktu
lama
Primary adrenocortical neoplasm (usually an adenoma but
rarely a carcinoma).
Bilateral adrenal micronodular hyperplasia and
macronodular hyperplasia (jarang)
Tanda dan gejala
BB naik (obesitas sentral), punggung
atas (buffalo Hump), moon face
Hirsutisme, Siklus menstruasi tidak
teratur (amenorea), Infertilitas,
penurunan libido Impotensi
Musculosceletal: Kelemahan progresif
otot
Dermatologic: Facial plethora,
violaceous striae, ecchymoses,
telangiectasias, purpura, cutaneous
atrophy, facial lanugo
Cardiovascular and renal :
Hypertension, edema
PUBERTAS PREKOKS
Pubertas Prekoks:Muncul tanda pubertas pubertas pada
umur < 8 thn pada wanita & 9 tahun pada laki-laki
Klasifikasi
Pubertas prekoks dependent/ tergantung gonadotropin: disebabkan
oleh aktivitas prematur dari poros hipotalamus-hipofisis
Pubertas prekoks independent/ tidak tergantung gonadotropin:
disebabkan sekresi gonadotropin ektopik atau sekresi steroid seks
otonom dan tidak dipengaruhi oleh poros hipotalamus-hipofisis-
gonad
Pada keduanya terdapat akselerasi tulang panjang.
Perbedaanya level LH pada tipe independen normal ,
sedangkan tipe dependen level LH meningkat.
Pediatric Sosial & Tumbuh kembang
Pemantauan Tumbuh Kembang 4A
Imunisasi 4A
Gangguan Psikologi anak 2
Genetik & Cromoshom Dissorder 1
Retardasi Mental 3A
PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG
Pertumbuhan : Bertambahnya ukuran fisik anak
dalam hal panjang/tinggi badan, berat badan, dan
lingkar kepala
Pemantauan : melalui penilaian klinis dan
pengukuran antropometris (Z Score WHO atau
kurva NCHS CDC)
Perkembangan : kemampuan fungsi individu dalam
bidang motorik kasar, motorik halus, komunikasi dan
bahasa, intelektual, emosi, dan sosial
Developmental Milestone
IMUNISASI
Hepatitis B
Jadwal imunisasi : 3 kali (0-1-6)
Hepatitis B:Pada bayi baru lahir sblm usia12 jam, diberikan
setelah vitamin K penting untuk mencegah terjadinya
perdarahan akibat defisiensi vitamin K.
Dosis ke dua interval 4 minggu dari dosis pertama.
Interval imunisasi ketiga yang di anjurkan adalah minimal 2
bulan dan terbaik setelah 5 bulan
Dosis: 0,05 mg IM di M. Vastus lateral
Problem
Prematur: Bila bayi prematur atau BBLR, imunisasi ditunda sampai
bayi berusia 2 bulan ATAU berat badan sudah 2000 gram.
Status ibu HbsAg (+): Bayi lahir dgn ibu Hbs Ag (+)di berikan
vaksin Hepatitis B dan HBIg pada ekstremitas yg berbeda.
Polio
Jadwal Imunisasi Primer: 4X (0-2-4-6)
Vaksin polio 0 : polio oral (saat lahir atau saat bayi
dipulangkan)
Vaksin Polio 1 : 2 bulan
Vaksin Polio 2 : 4 bulan
Vaksin Polio 3 : 6 Bulan
Booster: Usia18-24 bulan, 5 tahun pada saat kls 1
BCG
Jadwal Imunisasi Primer: 1x (usia 0 3 bulan )
Optimal 2 bulan
Dosis: 0,05 intracutan pada insersio m.deltoid kanan
Jika anak umur > 3 bulan blm di imunisasi BCG Lakukan
Test Mantoux jika (-) berikan imunisasi
Bayi lahir dgn ibu BTA (+)