PENDAHULUAN
1
akan berdampak pada hiperplasi sel beta Langerhans dari pankreas janin sehingga
terjadi hiperinsulin janin yang dikaitkan dengan kejadian makrosomia janin. 14
Kelainan bawaan janin saat ini merupakan salah satu penyebab kematian
perinatal pada 10% kasus kehamilan dengan DM tipe 1 dan tipe 2 yang tidak
teregulasi dengan baik. Bayi-bayi dengan makrosomia akan terjadi kelambatan
maturasi paru janin yang akhirnya juga meningkatkan kejadian Respiratory
Distress Syndrome (RDS). Kejadian kematian janin intrauterin pada kasus-kasus
kehamilan dengan DM juga dikaitkan dengan kondisi hiperglikemia yang berakhir
dengan keadaan lactic acidosis. 14
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
pribadi diabetes melitus gestasional, glikosuria, atau riwayat keluarga yang kuat
diabetes) harus menjalani pengujian glukosa sesegera mungkin.
4
kehamilan normal. Kondisi ini akan membaik segera setelah partus dan akan
kembali ke kondisi awal setelah selesai masa nifas, dimana konsentrasi human
placenta lactogen sudah kembali normal. 7
5
3. Banyak makan (polifagia)
Kalori dari makanan yang dimakan, setelah
dimetabolisasikan menjadi glukosa dalam darah tidak seluruhnya
dapat dimanfaatkan, oleh karena itu penderita selalu merasa lapar.8
6
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah
kemaluan atau daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah
payudara. Sering pula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang
lama sembuhnya.
4. Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang
sering ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya
gejala yang dirasakan.8
7
Menurut American Diabetes Association, Skrining dilakukan hanya pada
wanita hamil dengan risiko tinggi untuk DM (ADA). Dengan alasan bahwa orang
Indonesia termasuk kelompok etnis Asia Tenggara maka kita menganut skrining
universal (ACOG) yakni dilakukan untuk setiap ibu hamil dimulai sejak
kunjungan pertama (trimester 1) untuk menapis DMpG. Bila negatif maka
harus diulangi pada UK 24-28 minggu untuk menapis DMG. 14
Penilaian Hasil Tes Toleransi Glukosa Oral 3 jam dengan Beban Glukosa 100
gr, dan
2 jam dengan Beban Glukosa 75gr
3 jam 100 gr Glukosa (mg/dl) 2 jam 75 gr Glukosa (mg/dl)
Puasa 95 Puasa 95
8
1- Jam 180 1 Jam 180
2- Jam 155 2 Jam 155
3 Jam 140
World Health Organization (WHO) merekomendasikan kriteria
diagnostik menggunakan tes beban glukosa oral 75 gr. Diabetes melitus
gestasional didiagnosis bila:
Nilai Glukosa Plasma Puasa dan Tes Toleransi Glukosa Oral dengan Beban
Glukosa 75 gr
Glukosa plasma puasa
Normal < 110 mg/dl
Glukosa Puasa Terganggu 110 mg/dl - < 126mg/dl
Diabetes Melitus 126 mg/dl
Glukosa plasma 2 jam setelah pemberian 75gr glukosa oral
Normal < 140mg/dl
Toleransi Glukosa Terganggu 140mg/dl - < 200mg/dl
Sedang puasa < 126 mg/dl
Diabetes Melitus 200mg/dl
9
Kadar glukosa yang berlebih dalam darah dapat menembus plasenta,
yang mengakibatkan pankreas bayi akan memproduksi insulin berlebih. Hal ini
dapat menyebabkan bayi tumbuh terlalu besar (macrosomia). Bayi yang terlalu
besar dapat mengakibatkan bayi terjepit ketika melewati jalan lahir, dan
beresiko untuk terjadinya luka saat lahir yang membutuhkan operasi caesar
untuk melahirkannya.
2. Lahir terlalu awal dan sindrom sulit untuk bernafas.
Ibu dengan kadar gula darah yang tinggi dapat meningkatkan resiko
untuk melahirkan sebelum waktunya. Atau dapat juga dokter yang
menyarankan demikian, karena bayinya tumbuh terlalu besar. Bayi yang
dilahirkan sebelum waktunya dapat mengalami sindrom sulit untuk bernafas.
Bayi yang mengalami sindrom tersebut memerlukan bantuan pernafasan
hingga paru-parunya sempurna. Bayi yang ibunya mengalami diabetes
gestasional juga dapat mengalami sindrom sulit untuk bernafas meskipun
dilahirkan tepat waktu.
10
Bayi dari ibu yang mengalami diabetes gestasional mempunyai resiko
lebih besar untuk menderita obesitas dan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
6. Kematian pada bayi, baik sebelum ataupun setelah lahir
11
Perawatan selama persalinan
1. Untuk pasien yang kadar glukosa terkendali dengan diet saja
diperbolehkan melahirkan sampai UK aterm. Bila sampai UK 40
minggu belum terjadi persalinan maka mulai dilakukan pemantauan
kesejahteraan janin 2 kali seminggu.
2. Pasien dengan HDK dan pernah stillbirth sebelumnya harus dilakukan
pemantauan kesejahteraan janin 2 kali seminggu mulai usia hamil 32
minggu
3. Perkiraan berat lahir secara klinis dan pemeriksaan USG dilakukan
untuk mendeteksi adanya tanda-tanda makrosomia. Untuk mengurangi
kelainan janin akibat trauma kelahiran dianjurkan untuk
mempertimbangkan SC elektif pada taksiran berat janin 4500 g.
4. Pasien dengan DMG yang dalam terapi insulin disertai diet untuk
mengendalikan kadar glukosa direncanakan program
pemantauan/evaluasi janin antenatal (antepartum fetal surveillance)
seperti pada DMpG.
5. Perawatan intensif untuk mendeteksi dan mengatasi kejadian . 14
12
Kadar glukosa plasma pada 6 minggu pasca persalinan pada DMG.
Normal Glucose DM
Intolerance
Puasa(mg/ < 100 < 100-125 100
dL) 2 jam 140 140-199 140
(mg.dL)
b. Olahraga
Berjalan, berenang, senam yoga, dan olah raga tubuh bagian atas
direkomendasikan pada wanita dengan diabetes gestasional. Para wanita
dianjurkan meraba sendiri rahimnya ketika berolahraga, apabila terjadi
13
kontraksi maka olahraga segera dihentikan. Olahraga berguna untuk
memperbaiki kadar glukosa darah.
c. Pengobatan insulin
Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin diberikan
insulin dengan dosis yang sama seperti sebelum kehamilan, sampai
didapatkan tanda-tanda perlu ditambah atau dikurangi. Menurut The
American Diabetes Association (1999), terapi insulin direkomendasikan
ketika terapi diet gagal untuk mempertahankan kadar gula darah.
14
Gambar 6. Contoh Pen untuk Menyuntikkan Insulin
d. Terapi Obstetrik
Pada penderita diabetes gestasional yang ringan, gula darah dapat
dikendalikan melalui diet, dan tidak memiliki riwayat melahirkan bayi
makrosomia, maka ibu dapat melahirkan secara normal dalam usia
kehamilan 37 40 minggu selama tidak ada komplikasi lain. Apabila
diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan dengan insulin, maka
sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini pada kehamilan 36 38 minggu
terutama bila kehamilannya diikuti oleh komplikasi lain seperti
makrosomia, preeklampsia, atau kematian janin. Pengakhiran kehamilan
lebih baik lagi dengan induksi (perangsangan) atau operasi Caesar.
Wanita dengan diabetes gestasional memiliki risiko meningkat untuk
mengalami diabetes tipe 2 setelah melahirkan. Kadar glukosa darah ibu
harus diperiksa 6 minggu setelah melahirkan dan setiap 3 tahun ke depan.
15
meliputi tes toleransi glukosa oral untuk mngetahui adanya diabetes
melitus, glukosa puasa terganggu, atau toleransi glukosa terganggu.
Apabila hasil tes toleransi glukosa normal, maka dilakukan tes ulangan
setiap tahun. Selain pemeriksaan skrinning tes toleransi glukosa oral,
pemantauan gaya hidup juga perlu ditekankan pada ras Asia, mengingat
ras Asia memiliki risiko kejadian diabetes melitus gestasional lebih tinggi
dibandingkan ras Kaukasia.13
Mestman et al (1972) meneliti kekerapan kejadian gangguan
toleransi glukosa pasca persalinan sampai dengan lima tahun kemudian
pada 360 wanita hamil. Pada masa kehamilan, sebanyak 51 subyek
(14,2%) memiliki peningkatan glukosa darah puasa, 181 subyek (50,3%)
memiliki hasil pemeriksaan TTGO abnormal, 90 subyek (25%) memiliki
hasil positif pada Prednisolone Glucose Tolerance Test (PGTT) dan 38
subyek (10,5%) sisanya normal. Pada kelompok dengan GDP meningkat,
hanya 2% yang menunjukkan pemeriksaan GDP, TTGO, dan PGTT
normal selama pemantauan post partum hingga 5 tahun kemudian.
Sedangkan pada kelompok TTGO abnormal, PGTT positif dan normal,
pada periode pemantauan, sebanyak 22,6%, 47,7%, dan 89% tetap
menunjukkan hasil normal. Ini menunjukkan tingginya kekerapan
gangguan toleransi glukosa pasca melahirkan pada kelompok wanita hamil
dengan gangguan toleransi glukosa selama kehamilan.1
Studi di Ujung Pandang dengan lama pemantauan selama 6 tahun
pada $^ wanita pasca diabetes melitus gestational, melaporkan angka
kejadian diabetes melitus tipe 2 dan toleransi glukosa terganggu sebesar
56,6 %.1
16
BAB III
KESIMPULAN
Diabetes yang terjadi dan baru diketahui saat hamil, dinamakan dengan
diabetes melitus gestasional. Sedangkan bila diabetes telah diketahui sebelum
hamil, maka dinamakan diabetes melitus pregestasi. Diabetes melitus yang terjadi
pada ibu hamil dan diketahui saat hamil kemudian akan pulih kembali 6 minggu
pasca persalinan, maka ini dinamakan diabetes melitus gestasional, namun apabila
setelah 6 minggu persalinan diabetes belum juga sembuh, maka ini bukannya
diabetes Gestasional, tetapi diabetes melitus. Diabetes melitus gestasional perlu
penanganan yang serius, karena dapat mempengaruhi perkembangan janin, dan
dapat mengancam kehidupan janin kedepannya. sehingga perlu diberikan asuhan
17
keperawatan secara professional terhadap ibu hamil dengan diabetes melitus, agar
tidak lagi terjadi berbagai komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
18
13. Djokomoeljanto R. Obesitas pada diabetes mellitus. Dalam: Soedjono A,
Husein A, Paulus W, eds. Yogyakarta diabetes update 2001 New Look on
Old Disease. Edisi pertama. Yogyakarta: Medika FK UGM. 2001: 9 -19.
14. Made K Karkata, Panduan penatalaksanaan Kasus Obstetri, Himpunan
kedokteran Fetomaternal dan Perkumpulan Ginekologi Indonesia, 2012
19