Anda di halaman 1dari 54

Kenali, Cegah, dan Atasi Obesitas

pada Anak dan Remaja

Dr. Winra Pratita, M.Ked(Ped), SpA(K)


UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik
IDAI
Double burden of malnutrition
• The double burden of malnutrition refers to the dual
berden of under- and overnutrition occuring
simultaneously within a population

Under-nutrition is the result of food intake that is


continuously insufficient to meet dietary energy
requirements, poor absorption and/or poor
biological use of nutrients consumed. This usually
results in loss of body weight

Over-nutrition refers to a chronic condition where


intake of food is in excess of dietary energy
requirements, resulting in overweight and/or
obesity
Status Gizi Masyarakat
No Indikator Riskesdas Riskesdas
2007 2012
1 Prevalensi anak balita yang
pendek (stunting) 36.8 35.6

2 Prevalensi anak balita yang kurus


dan sangat kurus (wasting) 13.6 13.3

3 Perempuan usia subur (15-45


thn) mengalami kurang energi 13.6
kronis (KEK)
4 Prevalensi bayi lahir dengan
berat badan rendah (BBLR) 11.5 11.1

5 Prevalensi balita mengalami


gemuk 4.3 5.8

6 Prevalensi penduduk usia > 18


tahun mengalami obesitas 11.7

• Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita adalah sebesar 17.9% persen
terdiri dari gizi-kurang 13.0 persen dan gizi-buruk 4.9 persen
• Masih terjadi disparitas angka kekurangan gizi pada balita antar wilayah
Definisi

Overweight  kelebihan berat badan dibanding berat


badan ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan
jaringan lemak.

Obesitas  Suatu kelainan atau penyakit yang ditandai


dengan penimbunan jaringan lemak tubuh yang
berlebihan.

4
Risk Factors
• Genetics • Energy intake
– Parental obesity – Eating behaviour:
• Eating frequency
– Birth weight • Snacking
• Socio-economic – Eating pattern :
• Breastfeeding or formula fed
– Parents marital status
• Duration of
– Parental education breastfeedingTime of
introductorion to
– Parental income complementary food
• Energy expenditure
– activity
Patogenesis

Obesitas terjadi karena ketidak-seimbangan antara asupan


energibdengan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang
selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak
6
Etiologi
• Keseimbangan • Penyebab
energi (± 95%) medis(<5%)
– Asupan energi tinggi – Endokrinologi
– Aktifitas fisik rendah
• Cushing syndr.
– Metabolisme tubuh
rendah • Growth hormone
deficiency, etc
– Genetik
• Prader Willi, etc

7
Karakteristik Etiologi
Gejala Klinis
Kepala:
Wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap.

Tenggorokan:
Hipertrofi tonsil.

Leher :
Leher tampak pendek, Acanthosis nigricans.

Dada:
Dada yang membusung dengan payudara membesar, suara pernafasan
wheezing.
Gejala Klinis
Perut:
Perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat – lipat.
Hepatomegali.

Ekstremitas:
Tungkai berbentuk X, gerakan panggul terbatas.

Sistem Reproduksi :
Penis tampak kecil.
Manifestasi Klinis

11
Anthropometric Measurement
• BMI  95th percentile
• % Ideal Body Weight (IBW)  120%
• Triceps Skinfold  85th percentile
• Fat distribution patterns (waist-hip-ratio)
– < 0.8 gynecoid type (feminine type)
– > 0.8 android type (masculine type)
Pemeriksaan Antropometri
• Berat Badan
• Panjang Badan / Tinggi Badan
• Indeks Massa Tubuh (IMT) = BB/TB2 ( kg/m2 )

Masukkan ke kurva WHO 2006 dan CDC 2000


- Kurva BB/TB
- Kurva IMT/U
Penentuan Status Gizi menurut kriteria pada
WHO 2006 dan CDC 2000

15
Alur diagnosis
obesitas

16
Penentuan Obesitas menurut kriteria pada
WHO 2006 dan CDC 2000
BMI for age

Kurva WHO 2006


Obese

Overweight
Risk of
Overweight
BMI for age

Kurva CDC 2000

19
Obesity co-morbidities
Complications
• Endocrine : Insulin resistance, NIDDM
– Impaired glucose tolerance, acanthosis nigricans
• Cardiovascular: dyslipidemia (LDL >160mg/dl. HDL <35
mg/dl),hypertension
– Altered lipid profiles
• Respiratory : obstructive sleep apnea,
Pickwickian syndrome
– Snoring and restless sleep, abnormal lung function
tests
• Orthopedic : Blount disease, slipped capital
femoral epiphysis, gout
Complications
• Gastrointestinal : Cholelithiasis, NASH
– Hepatomegaly, altered serum transaminases

• Sexual development & growth : abnormal growth


acceleration, early onset of menarche, pubertal
gynecomastia

• Psychiatric : psychosocial dysfunction


The Pickwickian syndrome
• Severe cardiorespiratory distress & alveolar
hypoventilation

• Decreased pulmonary tidal & expiratory


reserve volume

• Clinical manifestation : polycytaemia,


hypoxemia, cyanosis, cardiac enlargement,
congestive cardiac failure, somnolence
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah:
• Darah Lengkap
• SI, TIBC, Feritin • X Ray
• Fungsi Hati • USG
• Fungsi Ginjal • CT Scan
• Kadar Gula Darah • MRI
• HbA1C • Biopsi hati
• Profil Lipid
Pencegahan Obesitas

• Pencegahan primer

• Pencegahan sekuder

• Pencegahan tersier

26
Pencegahan primer

• Mempromosikan cara hidup sehat pada semua anak dan


remaja beserta orang tuanya, serta strategi pendekatan
pada kelompok yang berisiko tinggi mengalami obesitas
(anak yang salah satu atau kedua orangtuanya menderita
obesitas dan anak yang memiliki kelebihan berat badan
semenjak masa kanak-kanak).

• Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga,


lingkungan sekolah, dan di Pusat Kesehatan Masyarakat.

27
Pencegahan primer
Pada bayi 0-12 bulan:

1. Mendorong pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sampai


usia 6 bulan dan pemberian MPASI dengan cara yang
benar.

2. Mendorong orangtua untuk menawarkan makanan baru


secara berulang serta menghindari minuman manis dan
makanan selingan (french fries dan potato chips).

3. Tidak meletakkan televisi di dalam kamar tidur anak.

4. Pengasuh selain orangtua harus menerapkan strategi yang


dianjurkan.
28
Pencegahan primer
Pada bayi 12 -24 bulan:

• Menghindari minuman manis, konsumsi jus dan susu yang berlebih.


• Makan bersama di meja makan dengan anggota keluarga lainnya
sebanyak 3x/hari dan televisi dimatikan selama proses makan bersama.
• Keluarga tidak membatasi jumlah makanan dan selingan yang dikonsumsi
anak, tetapi memastikan bahwa semua makanan yang tersedia sehat
serta cukup buah dan sayuran.
• Selingan dapat diberikan sebanyak 2 kali, dan orangtua hanya
menawarkan air putih bila anak haus diantara selingan dan makan padat.
• Anak harus mempunyai kesempatan bermain aktif, membatasi
menonton televisi, serta tidak meletakkan televisi di dalam kamar tidur
anak.
• Orangtua dapat menjadi model untuk membantu anak belajar lebih
selektif dan sehat terhadap makanan yang dikonsumsi.
• Membuat jadwal penggunaan media, membatasi waktu menonton <1-2
jam/hari dan mengurangi pajanan media.
29
Pencegahan sekunder
• Mendeteksi early adiposity rebound.

• Anak mengalami peningkatan IMT pada tahun pertama


kehidupan. Indeks massa tubuh menurun setelah usia 9-12
bulan dan mencapai nilai terendah pada usia 5-6 tahun, dan
selanjutnya meningkat kembali pada masa remaja dan
dewasa.

• Nilai IMT paling rendah adalah disebut sebagai adiposity


rebound.

• Adiposity rebound yang terjadi lebih dini dan cepat (<5


tahun) disebut early adiposity rebound berhubungan
dengan peningkatan risiko obesitas dan sindrom metabolik
di kemudian hari
30
Kurva IMT / U

Early Adiposity Rebound

Normal
31
Pencegahan tersier

• Mencegah komorbiditas yang dilakukan dengan


menatalaksana obesitas pada anak dan remaja.

• Prinsip tata laksana obesitas pada anak berbeda dengan


orang dewasa karena faktor tumbuh kembang pada anak
harus dipertimbangkan.

32
Prinsip Tata Laksana

• Pengaturan Diet
• Pengaturan Aktifitas Fisik
• Modifikasi Perilaku
• Peran serta orang tua, anggota keluarga,
teman, dan guru
• Terapi Intensif

33
Pengaturan Diet
Pola makan yang benar
• Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily
allowances (RDA) merupakan prinsip pengaturan diet pada
anak gemuk karena anak masih bertumbuh dan
berkembang dengan metode food rules, yaitu:
1. Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan camilan
2x/hari yang terjadwal (camilan diutamakan dalam
bentuk buah segar), diberikan air putih di antara jadwal
makan utama dan camilan, serta lama makan 30
menit/kali
2. Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak
untuk mengonsumsi makanan tertentu dan jumlah
makanan ditentukan oleh anak.
3. Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai
dengan kebutuhan kalori. 34
Pengaturan Diet
• Kalori yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan normal.
Pengurangan kalori berkisar 200–500 kalori sehari dengan
target penurunan berat badan 0,5 kg per minggu.

• Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak


30%, dan protein cukup untuk tumbuh kembang normal (15-
20%). Bentuk dan jenis makanan harus dapat diterima anak,
serta tidak dipaksa mengonsumsi makanan yang tidak disukai.

• Diet tinggi serat dapat membantu pengaturan berat badan


dengan menurunkan asupan makanan akibat efek serat yang
cepat mengenyangkan (meskipun kandungan energinya rendah)
serta mengurangi rasa lapar, juga meningkatkan oksidasi lemak
sehingga mengurangi jumlah lemak yang disimpan. Pada anak
di atas 2 tahun dianjurkan pemberian serat (umur dalam tahun
+ 5) g per hari.
35
Pengaturan Diet
Dietary Management
• Create healthy eating habit
– 3 times meals and only fruits between meals
– No fruit juice and soft drinks EXCEPT bottled water
– Non-fat & high calcium milk max 500 ml/day

• Hypocaloric balance diet


– Reduces caloric intake 200-500 kcal/day of usual
intake
– 50% carbohydrate, 30% fat, and 20% protein
• Protein Sparing Modified Fast Diet (4-12
weeks)
– 600-800 kcal/day
– 1.5-2 g protein/kg ideal body weight/day
– No carbohydrate. Low starch vegetables
– Water or calorie-free fluid at least 2 L/day
– Daily supplements : multivitamins & mineral
Pengaturan Aktivitas fisik
• Pola aktivitas yang benar pada anak dan remaja obes 
latihan dan meningkatkan aktivitas harian  berpengaruh
terhadap penggunaan energi, menurunkan napsu makan,
dan meiningkatkan laju metabolisme.

• Mengurangi aktivitas kurang gerak : menonton TV, bermain


komputer, video games, dan perangkat elektronik lainnya.

• Latihan aerobik + pengaturan diet penurunan berat


badan lebih besar.

• CDC menganjurkan anak dan remaja harus melakukan


aktivitas fisik setiap hari selama 60 menit atau lebih yang
terdiri dari aktovitas aerobik, penguatan otot, penguatan
tulang.
39
Aktivitas fisik

40
Modifikasi perilaku
• Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan
makanan, dan aktivitas fisis, serta mencatat
perkembangannya.

• Kontrol terhadap rangsangan/stimulus.

• Mengubah perilaku makan, belajar mengontrol porsi dan


jenis makanan.

• Penghargaan, orang tua memberi dorongan dan pujian


terhadap perilaku sehat yang diperlihatkan anaknya.

• Pengendalian diri, memilih makanan kalori rendah atau


melakukan latihan tambahan untuk membakar energi.
42
Dukungan keluarga

• Peran orang tua sangat efektif dalam keberhasilan


pengobatan dan penurunanberat badan.

• Orang tua menyediakan makanan bernutrisi seimbang.

• Seluruh keluarga juga ikut partisipasi dalam perilaku makan


yang sehat.

• Guru juga memberi pujian keberhasilan anak obes yang


berhasil mengikuti program diet.

• Teman tidak mengejek anak yang gemuk.

43
Terapi Intensif
Farmakoterapi:

Terdapat 3 kelompok:
• Penekan nafsu makan (sibutramin).
Tidak dianjurkan pada anak dibawah 16 tahun.
Efek samping berat: infarkmiokard dan stroke

• Penghambat absorbsi zat-zat gizi (orlistat).


Tidak dianjurkan pada anak dibawah 12 tahun.

• Kelompok obat untuk mengatasi komorbiditas (metformin).


Untuk anak dan remaja obes dengan resisten insulin.
Tidak cukup bukti obat berperan dalam tatalalaksana obes
dan overweight tanpa hiperinsulinemia.

44
Terapi Intensif
Terapi bedah:
• Prinsip : mengurangi asupan makanan (memperlambat pengosongan
lambung) dan mengurangi absorbsi makanan (gastric by pass dari
lambung ke bagain akhir usus halus).

• Komplikasi : embolisme paru, syok, obstruksi usus, perdarahan paska


operasi, kebocoran di tempat jahitan, defisiensi mikronutrien.

• Dapat dipertimbangkan pada kasus:


1. Remaja yang mengalami kegagalan menurunkan berat badan setelah
menjalani program yang terencana ≥ 6 bulan serta memenuhi
persyaratan antropometri, medis, dan psikologis
2. Superobes (sesuai dengan definisi World Health Organization jika IMT
≥40)
3. Secara umum sudah mencapai maturitas tulang (umumnya
perempuan ≥13 tahun dan laki-laki ≥15 tahun), dan
4. Menderita komplikasi obesitas yang hanya dapat diatasi dengan
penurunan berat badan.
45
Alternative (aggressive) therapy
(for morbid obesity)
• BMI  95th percentile
– Very Low Caloric Diet (PSMF)
• Pharmacotherapy
– at this time no drugs approved for use in
children
• BMI  97th percentile (rarely used)
– Bariatric surgery (reduced caloric & nutrient
absorption)
• jejunoileal bypass
• Roux-en-Y gastric bypass
Recommended Treatment Algorithm
2-7 years of age

BMI BMI
85 –95th
th > 95th

Complications + :
Complications - mild hypertension,
insulin resistance,
dyslipidemia

Weight
maintenance
Weight loss
Recommended Treatment Algorithm
7 years of age / older

BMI BMI
85th – 95th  95th

Complications - Complications +

Weight maintenance Weight loss


Target penurunan BB pada Obesitas anak

• Target penurunan berat badan 0,5 kg per minggu


atau 2 kg per bulan.

• Penurunan berat badan ditargetkan sampai


mencapai kira-kira 20% di atas berat badan ideal atau
cukup dipertahankan agar tidak bertambah karena
pertumbuhan linier masih berlangsung.
Goals of treatment program
• Establish a healthy habits for eating and activity (behaviour
modification) with parents as a role model

• Appropriate for the child’s age and developmental status

• Result in significant weight reduction to within 20% of the IBW

• Long-term appropriate eating and physical activity that result


in weight maintenance but do not hinder growth &
development

• The use of any drugs to treat obesity in children < 12 years has
not yet approved
Components of a Successful Weight Loss
Plan
Component Comment
Reasonable weight- Initially, 5 to 10 lb, or a rate of 1 to 4 lb per month.
loss goal
Dietary management Provide dietary prescription specifying total number
of calories per day and recommended percentage of
calories from fat, protein and carbohydrates.
Physical activity Begin according to child's fitness level, with
ultimate goal of 20 to 30 minutes per day (in
addition to any school activity).
Behavior Self-monitoring, nutritional education, stimulus
modification control, modification of eating habits, physical
activity, attitude change, reinforcements and
rewards.
Family involvement Review family activity and television viewing
patterns; involve parents in nutrition counseling.
Tips untuk orang tua mencegah obesitas

• Hargai selera makan anak (Responsive feeding).


• Bila mungkin hindari konsumsi makanan siap saji atau makanan
manis.
• Batasi jumlah makanan berkalori tinggi di rumah.
• Sajikan menu makanan sehat dengan komposisi lemak <30%
kalori total.
• Sajikan makanan berserat dalam makanan anak.
• Jangan menyajikan makanan sebagai hadiah.
• Jangan memberikan permen sebagai hadiah.
• Batasi waktu menonton TV atau bermain video games dan
perangkat elektronik lainnya.
• Dorong anak aktif bermain.
• Jadwalkan kegiatan keluarga yang teratur seperti jalan, bermain
bola, atau kegiatan di rumah lainnya.

52
Ringkasan
• Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia pada anak dan remaja yang
semakin sering ditemukan di berbagai negara termasuk Indonesia.

• Gizi lebih dan obesitas pada anak dan remaja ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan antropometris, dan deteksi
dini komplikasi yang dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang terkait.

• Pencegahan terjadinya gizi lebih dan obesitas terdiri dari 3 tahap,


pencegahan primer dengan menerapkan pola makan dan aktivitas yang
benar sejak bayi, pencegahan sekunder dengan mendeteksi early
adiposity rebound, dan pencegahan tersier dengan mencegah terjadinya
komplikasi.

• Prinsip tata laksana gizi lebih dan obesitas pada anak adalah menerapkan
perilaku makan sehat, melakukan aktivitas fisik, modifikasi perilaku ,
dukungan keluarga dan terapi intensif.

Anda mungkin juga menyukai