Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KASUS

Sepsis Neonatorum dengan Riwayat


Kelahiran Asfiksia Berat

Oleh :
Ikhri Zul Apsa, S.Ked
Pembimbing :
dr. Pudji Andayani, Sp.A (K)

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FK UNLAM-RSUD ULIN
BANJARMASIN

PENDAHULUAN

DEFINISI
- Asfiksia berat adalah keadaan bayi baru lahir yang gagal
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
- Sepsis noenatorum adalah kumpulan gejala klinis dari
kelainan -sistemis, yang disebabkan oleh karena adanya
bakterimia yang terjadi pada masa neonatal

1.Sepsis Neonatorum dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak, Banjarmasin
2. Sepsis Neonatorum dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak, FK UNAIR, RSUD
Dr.Soetomo, Surabaya, Jatim, 2004
3. Hasan, R dkk. 1991. Ikterus pada Bayi Baru Lahir dan Infeksi pada Neonatus dalam Buku Kuliah Kesehatan Anak 3.
FKUI, Jakarta; 1101-1125
4. Zavala, Laura.Cholestasis In The Neonate.The Children Hospital of Philadelphia, 2004.(online) http://www.chp.edu

EPIDEMIOLOGI
Di Jakarta terutama di RSCM, infeksi merupakan 1015% dari morbiditas perinatal.
hasil studi SKRT 2001 (Survei Kesehatan Rumah
Tangga) ditemukan bahwa pola kematian neonatal
kelompok umur 0-7 hari, 33,6% disebabkan oleh
asfiksia berat.

Hasan, R dkk. 1991. Ikterus pada Bayi Baru Lahir dan Infeksi pada Neonatus dalam Buku Kuliah Kesehatan Anak 3. FKUI, Jakarta;

ETIOLOGI
Penyebab yang paling sering dari sepsis mulai-awal
adalah Streptokokus group B (SGB) dan bakteri
enterik yang didapat dari saluran kelamin ibu.
Sepsis mulai-akhir dapat disebabkan oleh SGB,
virus herpes simpleks (HSV), enterovirus dan E. Coli
K1.
Penyebaran infeksi terbagi menjadi :
1. Infeksi antenatal
2. Infeksi Intranatal
3. Infeksi pascanatal

1. Hasan, R dkk. 1991. Ikterus pada Bayi Baru Lahir dan Infeksi pada Neo
dalam Buku Kuliah Kesehatan Anak 3. FKUI, Jakarta; 1101-1125
2. Behrman et al. 1999. Sepsis dan Meningitis Neonatus
dalam Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. EGC, Jakarta; 653-655

Antenat
al

Intranat
al

Pascana
tal

Terjadi saat masih


didalam janin
Kuman mencapai janin
melalui sirkulasi ibu ke
plasenta. Kuman
melalui batas plasenta,
menyebabkan
intervilositis

Terjadi saat kelahiran


Infeksi melalui jalur ini
lebih sering terjadi.
Mikroorganisme dari
vagina naik dan masuk
ke dalam rongga
amnion setelah
ketuban pecah.

Kuman yang dapat


menyerang :

Infeksi pascanatal
- Ketuban pecah
sebagian besar dapat
lama , mempunyai
dicegah.
peranan penting.
- Partus lama
- Manipulasi vagina
- Kontak langsung
dengan kuman dari
vagina
- Inhalasi
likuor
yang
1. Hasan,
R dkk.
1991. Ikterus pada Bayi Baru Lahir dan Infeksi pada Ne
dalam Buku Kuliah Kesehatan Anak 3. FKUI, Jakarta; 1101-1125
septik

Virus : Rubella,
poliomyelitis, coxsackie,
variola, vaccinia,
cytomegalic Inclusion
Spirokaeta : Treponema
palidum
Bakteri : jarang sekali,

Terjadi sesudah bayi


lahir lengkap.
Akibat :
- Kontaminasi
penggunaan alat
atau saat perawatan
- Terjadi infeksi silang

Adapun neonatus dengan resiko tinggi adalah:


Lahir dari ibu dengan resiko tinggi, seperti ketuban pecah
lama (>18 jam), demam intrapartum (>37,5oC), leukositosis
ibu (>18.000), pelunakan uterus.
Berat lahir <2500 gram dan > 4000 gram
Masa kehamilan <37 minggu dan >42 minggu
Beratnya tidak sesuai dengan masa kehamilan
Skor Apgar menit 1 dan 5: < 6
Cacat bawaan

Griffin, Pamella et al. 2003. Abnormal Heart Rate Characteristic Preceeding Neonatal Sepsis and Sepsis Like Illnes. http://www.pe

ETIOLOGI
Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin
dan plasenta. Adanya hipoksia dan iskemia jaringan
menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia
pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian
asfiksia.

Aurora S, Snyder EY. Perinatal asphyxia. Dalam : Cloherty JP, Stark AR, eds. Manual of neonatal care; edisi ke-5. Boston : Lippincott Williams & Wilkins, 2004; 536-54.

MANIFESTASI DAN KRITERIA


DIAGNOSIS
Dasar diagnostik bagi sepsis neonatorum :
Keadaan umum : menurun (not doing well), malas minum
(poor feeding), hipo/hipertermia, edema, sklerema
Sistem susunan saraf pusat : hipotonia, irritable, high pitch
cry, kejang, letargi, tremor, fontanela cembung
Sistem saluran pernapasan : pernapasan tidak teratur,
napas cepat (>60x/mnt), apne, dispneu, sianosis
Sistem kardiovasculer : takikardia (>160x/mnt), bradikardia
(<100x/mnt), akral dingin, syok
Sistem saluran cerna : retensi lambung, hepatomegali,
mencret, muntah, kembung
Sistem hematologi : kuning, pucat, splenomegali, petekie,
purpura, perdarahan

. Sepsis Neonatorum dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak, Banjarmasin
. Sepsis Neonatorum dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak, FK UNAIR, RSUD Dr.Soetomo, Surabaya,

kriteria diagnostik :
Possible/suspect sepsis : bila terdapat 3 gejala klinik dari 6
kelompok diatas.
Probable sepsis : bila terdapat 3 gejala klinik dan adanya
kelainan laboratoris
Proven sepsis : bila terdapat 3 gejala klinis dan kultur darah
positif

. Sepsis Neonatorum dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak, Banjarmasin
. Sepsis Neonatorum dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak, FK UNAIR, RSUD Dr.Soetomo, Surabaya,

MANIFESTASI
Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap,
denyut jantung kurang dari 100 x/menit, kulit
sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada
respon terhadap refleks rangsangan.

Aurora S, Snyder EY. Perinatal asphyxia. Dalam : Cloherty JP, Stark AR, eds. Manual of neonatal care; edisi ke-5. Boston : Lippincott Williams & Wilkins, 2004; 536-54.

LAPORAN KASUS

IDENTITAS
A. Penderita
Nama : By. Ny. K
Jenis Kelamin
:P
Tempat & tanggal Lahir : Banjarmasin, 17 Februari 2016
Umur : 0 tahun 22 hari
B. Orangtua
Ayah Ibu
Nama : Tn.F
Nama : Ny. K
Umur : 24 tahun Umur : 21 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan: Petani Pekerjaan: Petani
Agama : Islam
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sei Teras Luar Rt. 09 Kec Tabunganen Kab.
Barito Kuala

ANAMNESIS
Menurut keterangan orang tua pasien, bayi tampak sesak. Sesak muncul mendadak
dan terus-menerus. Sesak terjadi sejak bayi dilahirkan. Saat sesak orang tua bayi
menyebutkan hidung bayi terdapat kembang kempis saat bernafas dan tarikan dada yang
dalam juga bayi terdengar merintih. Menurut keterangan orang tua pasien, kulit bayi
pernah berwarna kuning selama 5 hari dan menghilang pada saat di fototerapi selama 5
hari. Orang tua bayi juga menyebutkan kaki dan tangan bayi teraba dingin.
Bayi dilahirkan secara spontan dengan presentasi kaki. Ibu os dibawa ke ruang VK
RSUD ULIN pada tanggal 17 februari 2016 pukul 17.00 dalam keadaan pembukaan
lengkap, tampak kaki bayi di depan vulva. Menurut pengakuan ibu os ketuban telah pecah
lebih dari 24 jam yang lalu, tidak berbau. Pasien kontrol di bidan 1 kali selama trimester I,
trimester II 1 kali, dan 2 kali di trimester III.
Ketika bayi lahir, bayi tidak segera menangis dengan APGAR score rendah (1-3-6)
dan Score Down 7. Suhu tubuh bayi terukur 35oC dengan kulit berwarna biru pada
ektremitas bawah dan ada tarikan dada yang dalam serta bayi merintih. Bayi bernapas
megap-megap, denyut jantung kurang dari 100 x/menit, kulit kebiruan dan pucat, kekuatan
otot menurun, tidak ada respon terhadap rangsangan. Bayi di diagnosis dengan gawat nafas
dan asfiksia berat. Bayi dilakukan resusitasi dan diberikan injeksi vitamin K serta obat
salep mata.

Riwayat Haid dan Menikah


Menstruasi pertama kali usia 13 tahun. Rata-rata
siklus haid per bulannya adalah selama 28 hari.
Menikah satu kali pada usia 18 tahun sampai
sekarang. Hari pertama haid terakhir tanggal 10
Mei 2015. Taksiran partus tanggal 17 Februari
2016.
Riwayat Kontrasepsi

Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi.


Riwayat Kehamilan Persalinan Sebelumnya
Ini merupakan persalinan kehamilan yang
pertama.

Riwayat Kehamilan Ibu Pasien

I
Jumlah
1 kali
Konsultasi
Berat badan ibu
Ibu lupa
Tekanan darah
Ibu lupa
Penyakit waktu
hamil
Obat-obatan
Ibu lupa
yang diterima
Kebiasaan
Ibu lupa
makan waktu
hamil
Makanan :

Kualitatif
Nasi, daging,

buah, sayur
Kuantitatif
2 kali sehari
Jamu
Rokok

Trimester
II
1 kali

III
2 kali

Ibu lupa
Ibu lupa
-

Ibu lupa
Ibu lupa
-

Ibu lupa

Ibu lupa

Ibu lupa

Ibu lupa

Nasi, daging,
buah, sayur,
susu
2-3 kali sehari
-

Nasi, daging,
buah, sayur,
susu
2-3 kali sehari
-

Faktor Risiko
Mayor: - KPD > 24 jam
Minor: - Asfiksia dan nilai APGAR score bayi rendah
(1-3-6)

Keadaan persalinan sekarang


Diagnosis ibu: G1P0A0, 40/41 minggu JTHIU+ letak
kaki+ inpartu kala II+ TBJ 3300 gr
Jenis persalinan spontan kaki
Waktu persalinan: 17 Februari 2016, jam 17:30 WITA
Letak/presentasi bayi: kaki
Kondisi saat lahir: hidup

PEMERIKSAAN FISIK (26 Februari


2016)

Tanda vital
Kesadaran
Denyut jantung
Suhu
: 37 C
Respirasi
: 25
Capillary Refill Time
SD
:4

: Letargis
: 136 kali/menit, reguler
kali/menit
: 3 detik

Frekuens
i nafas

< 60

60-80

>80

Air entry

Penuruna
n Ringan

Penurunan
Berat

Sianosis

Udara
masuk
bebas
-

Menetap

Retraksi

Hilang
dengan
O2
Ringan

Berat

Merintih
(Gruntin
g)

Dapat
didengar
tanpa
stetoskop

Dapat
didengar
dengan
stetoskop
Total

Nilai

Kulit
: Kemerahan minimal

Kepala/leher
Kepala
: Bentuk kepala simetris dan ukuran mesosefali. Tidak ada sefal hematoma dan
terdapat kaput suksadenum
Rambut : Rambut berwarna hitam dan distribusi merata
Mata: Kedua konjungtiva anemis (-/-), sklera jernih, produksi air mata cukup
Telinga
: Pinna terbentuk sempurna, lembek dan rekoil cepat kembali
Hidung
: Hidung berbentuk normal, simetris, terdapat pernapasan cuping hidung, tidak
terdapat
epistaksis
Mulut
: Bentuk tidak ada kelainan, mukosa bibir basah, sianosis (-), tidak ada labioskisis.
Leher
: Tortikolis (-)
Toraks : Bentuk simetris, retraksi (+/+)
Payudara
: Areola menonjol 3-4 mm
Jantung : S1>S2 tunggal, gallop (-) murmur (-)
Paru
: Simetris, Rh (-), Wh (-)
Abdomen
: Tampak datar, bising usus normal dan tidak ditemukan adanya massa.
Ekstremitas : Akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah. Sianosis (+), Edem (-).
Genitalia: Jenis kelamin Perempuan, labia minora tidak menutup mayora
Neurologi
: Refleks Moro (+)
Refleks hisap (+)
Refleks pegang (+)
Refleks rooting (+)
Anus
: Tidak ada atresia ani, tidak ada kelainan, mekonium (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG 17 Februari


2016
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit

Hasil

19,9
27.0
5.03

Nilai Rujukan

14.0 24,00
4,65 10,3
4.80 7.10

Satuan

g/dL
rb/L
Juta/L

Hematokrit
Trombosit

62,5
152

44 64
150 450

Vol%
ribu/L

18.6

124.3
39,5
31.8

38.0
52.0
10.0
10.30

11.5 14.7

75.0 96.0
28.0 32.0
33.0 37.0

50,0-70,0
25,0-40,0
4.0 11.0
2.50 7.00

fl
pg
%

%
%
%
ribu/l

14.0

1.25 4.0

ribu/l

2,7

ribu/l

Negative

< 1.35

mg/l

RDW-CV
MCV.MCH.MCHC
MCV
MCH
MCHC
HITUNG JENIS
Gran%
Limfosit %
MID%
Gran#
Limfosit#
MID#
IMUNO-SEROLOGI
CRP

DIAGNOSIS SEMENTARA
I. Bayi cukup bulan
II. Sesuai Masa kehamilan
III. Bayi berat lahir cukup
IV. Asfiksia berat dengan sepsis neonatorum

TATALAKSANA
1. Jaga suhu tubuh 36,5 37,5oC ; Observasi tanda vital
2. Mo. KU, TV, SaO2.
3. O2 CPAP (+), OGT(+).
4. Transfusi TC
5. Cooling terapi
6. Neoplant (+)
7. fototerapi
8. Inj. Antiobiotik :
9. Inj. Ampicilin 2x150 mg (H6)
10.Inj. Gentamicin 16 mg/36 jam (H6)
11.Inj. Ceftazidime 2x120 mg (H3)
12.Kemudian dilanjutkan : Inj. Meropenem 3x100 mg
13.Inf. D10 combo 6,2 cc/jam
14.AF gr 1,4 cc/jam
15.Inj. Obat :

Usul Pemeriksaan

Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan

darah lengkap
gula darah sewaktu
CRP (C- Reactive Protein)
kultur darah
IT-Ratio
Coombs direct

Prognosis

Quo ad vitam
: dubia ad malam

Quo ad functionam : dubia ad malam

Quo ad sanationam: dubia ad malam

FOLLOW UP

Tanggal

170216

180216

190216

200216

210216

<

<

<

<

<

<

130
46
37,7

136
60
35,7

167
12
36,7

144
45
36,6

<

<

<

<

<

<

<

<

<

Subjective
Gerakan
:
aktif
Menangis
:
kuat
Kejang
Kulit
(sianosis;
<
kemerahan)
Merintih
+
Objective
Nadi x/mnt
100
RR x/mnt
48
Suhu oC
36,8
Kulit
:
<
Kemerahan
Sianosis
Anemis
Ikterik
Turgor cepat
kembali
Mata : ikterik
Hidung
:
Pernapasan
cuping
hidung
Mulut
:
Sianosis
Leher : Kaku
kuduk
Toraks
:
Retraksi
Abdomen
:
supel
Ekstremitas :
akral hangat

Assessment

Asfiksia berat, BCB, SMK,


BBLC

Asfiksia berat,
Sepsis
Neonatorum,
BCB, SMK, BBLC

Programs
Rawat inkubator

Terapi O2

Cooling

Injeksi ampicilin
2 x 150 mg

Kultur
darah

PT/APTT,
GDS,
elektrolit

PT/APTT
, DL,
elektrol
it

Lab
darah

Alinamin
F
2
gram
IUFD D10 combo
4,6
Fototerapi

Injeksi
gentamicin
1mg/36 jam
Injeksi Vitamin
K 1x2 mg
Transfusi TC

Rencana

Hasil
pemeriksaan
penunjang

Lab
darah

Foto
thorax

Foto
thorax

Tanggal

22-0216

23-0216

24-0216

25-0216

26-0216

<

<

<

<

<

Menangis : kuat

Rawat inkubator

Kejang

Terapi O2

DL +
GDS +
bilirubin
t/d/i

Lab
darah

Subjective
Gerakan : aktif

Kulit
(sianosis;
kemerahan)

Merintih

Objective
142

103

148

102

143

RR x/mnt

30

40

64

51

65

Suhu oC

38,6

37

36,8

37,1

36,7

Anemis

Ikterik

Turgor
cepat
kembali
Mata : ikterik
Hidung
:
Pernapasan
cuping hidung
Mulut : Sianosis
Leher
:
Kaku
kuduk
Toraks : Retraksi

Abdomen : supel

Ekstremitas
akral hangat

Asfiksia berat,
Sepsis
Neonatorum, BCB,
SMK, BBLC

Programs

Alinamin
F
2
gram
IUFD D10 combo
4,6
Fototerapi
Cooling

Nadi x/mnt

Kulit
Kemerahan
Sianosis

Assessment

Asfiksia berat, BCB, SMK,


BBLC

Injeksi
ceftazidime 2 x
120 mg
Injeksi
meropenem
3x100 mg
Injeksi
sibital
2x5mg
Injeksi Ranitidin
3x3mg
Injeksi
omeprazole
1x2mg
Injeksi Vitamin K
1x2 mg
Injeksi
lasix
1x3,5 mg
Transfusi TC

Rencana

Hasil
pemeriksaan
penunjang

DL +
GDS

DL +
GDS

DL +
Albumin

DL +
PT/APTT
+ GDS +
USG
kepala

Lab
darah

Lab
darah

Lab
darah

Lab
darah

Tanggal

27-0216

28-0216

29-0216

01-0316

02-0316

Subjective

Assessment

Gerakan : aktif

Menangis : kuat

<

<

<

<

Kejang

Programs

Kulit
(sianosis;
kemerahan)

Merintih

Rawat
inkubator
Terapi O2

Objective
Nadi x/mnt

143

130

136

167

144

RR x/mnt

29

46

60

12

45

Suhu oC

36

37,7

35,7

36,7

36,6

<

<

<

<

Sianosis

Anemis

<

<

<

<

Ikterik

Leher : Kaku kuduk

Toraks : Retraksi

Abdomen : supel

Ekstremitas : akral
hangat

Kulit : Kemerahan

Turgor
cepat
kembali
Mata : ikterik
Hidung
:
Pernapasan cuping
hidung
Mulut : Sianosis

Asfiksia berat, BCB,


SMK, BBLC

Asfiksia
berat, Sepsi
Neonatorum
BCB, SMK,
BBLC

Alinamin F 2
gram

IUFD
D10
combo 4,6

PO Urdafalk
3x1 mg

Injeksi
meropenem
3x100 mg

Lab
dara
h+
USG
kepal
a

Lab
darah

Lab
darah

Injeksi
Vitamin
K
1x2 mg
Transfusi TC
Rencana

Hasil
pemeriksaa
n penunjang

Tanggal

03-0316

04-0316

05-0316

06-0316

07-0316

Subjective

Assessment

Asfiksia berat, BCB,


SMK, BBLC

Asfiksia
berat, Sepsis
Neonatorum,
BCB, SMK,
BBLC

Gerakan : aktif

Menangis : kuat

Kejang

Programs

Kulit
(sianosis;
kemerahan)

Rawat
inkubator

Merintih

Terapi O2

Alinamin
2 gram

Objective

Nadi x/mnt

126

134

126

157

125

RR x/mnt

32

42

53

39

54

Suhu oC

36,3

36,7

36,8

36,9

36,6

Sianosis

Anemis

Ikterik

Transfusi
TC

Rencana

Lab
dara
h

Kulit : Kemerahan

Turgor
cepat
kembali
Mata : ikterik
Hidung
Pernapasan
cuping hidung
Mulut : Sianosis

Leher
:
Kaku
kuduk
Toraks : Retraksi

Abdomen : supel

Ekstremitas : akral
hangat

IUFD
D10
combo 4,6
Injeksi
meropenem
3x100 mg
PO Urdafalk
3x1 mg
Injeksi
Vitamin
1x2 mg

Hasil
pemeriksaa
n
penunjang

Tanggal

08-03-16

09-03-16

10-03-16

11-03-16

12-03-16

Subjective
Gerakan : aktif

Menangis : kuat

Kejang

146

138

143

132

Kulit (sianosis; kemerahan)


Merintih
Objective
Nadi x/mnt

132

RR x/mnt

35

47

53

34

67

Suhu oC

36,2

35,6

36,5

36,4

36,3

Kulit : Kemerahan

Sianosis

Anemis

Ikterik

Turgor cepat kembali

Mata : ikterik

Hidung : Pernapasan cuping


hidung

Mulut : Sianosis

Leher : Kaku kuduk

Toraks : Retraksi

Abdomen : supel

Ekstremitas : akral hangat

Assessment

Asfiksia berat, Sepsis


Neonatorum, BCB, SMK, BBLC

Asfiksia berat, BCB, SMK, BBLC

Programs
Rencana

CT - SCAN

Hasil pemeriksaan
penunjang

CT - SCAN

Tanggal

13-03-16

14-03-16

15-03-16

16-03-16

17-03-16

Subjective
Gerakan : aktif

Menangis : kuat

Kejang

126

142

121

128

Kulit (sianosis; kemerahan)


Merintih
Objective
Nadi x/mnt

137

RR x/mnt

38

57

42

37

51

Suhu oC

36,4

36,6

36,8

36,9

37,2

Kulit : Kemerahan

Sianosis

Anemis

Ikterik

Mulut : Sianosis

Leher : Kaku kuduk

Toraks : Retraksi

Abdomen : supel

Turgor cepat kembali


Mata : ikterik
Hidung
hidung

Pernapasan

cuping

Ekstremitas : akral hangat

Assessment

Asfiksia berat, Sepsis Neonatorum,


BCB, SMK, BBLC

Asfiksia berat, BCB, SMK, BBLC

Programs
Rencana

Rencana CTSCAN

Hasil pemeriksaan penunjang

CT-SCAN

Pemeriksaan Laboratorium Darah 17 Februari 2016


Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV
MCH
MCHC
Gran%
Limfosit %
MID%
Gran#
Limfosit#
MID#

Hasil
19,9
27,0
5,03
62,5
152
18,6
MCV.MCH.MCHC
124,3
39,5
31,8
HITUNG JENIS
38,0
52,0
10,0
10,30
14,0
2,7

Nilai Rujukan

Satuan

14.0 24.00
4,65 10.3
4.80 7.10
44 64
150 450
11.5 14.7

g/dL
rb/L
Juta/L
Vol%
ribu/L
%

75.0 96.0
28.0 32.0
33.0 37.0

Fl
Pg
%

50.0-70.0
25.0-40.0
4.0-11.0
2.50-7.00
1.25-4.0

%
%
%
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul

Pemeriksaan Laboratorium Darah 21 Februari 2016


Pemeriksaan
KIMIA
GULA DARAH
Glukosa Darah Sewaktu

ELEKTROLIT
Natrium
Kalium
Chlorida

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

84

<200

mg/dl

132.1
5.0
106.1

135 146
3.4 5.4
95 100

mmol/l
mmol/l
mmol/l

Pemeriksaan Laboratorium Darah 23 Februari 2016


Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

Hemoglobin

12.6

14.0 24.00

g/dL

Lekosit

12.0

4.65 10.3

rb/L

Eritrosit

3.35

4.80 7.10

Juta/L

Hematokrit

37.7

44 64

Vol%

18

150 356

ribu/L

15,3

12.1 14.0

MCV

112.8

75.0 96.0

fl

MCH

37.6

28.0 32.0

pg

MCHC

33.4

33.0 37.0

Gran%

66.8

50.0-70.0

Limfosit %

23.1

25.0-40.0

MID%

10.1

4.0 - 11

Gran#

8.00

2.50-7.00

ribu/ul

Limfosit#

2.8

1.25-4.0

ribu/ul

MID#

1.2

ribu/ul

HEMATOLOGI

Trombosit
RDW-CV
MCV.MCH.MCHC

HITUNG JENIS

Pemeriksaan Laboratorium Darah 25 Februari 2016


Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

84

<200

mg/dl

3.6

3.5 5.5

g/dl

139.2

135 - 146

mmol/l

3.4

3.4 5.4

mmol/l

108.3

95 - 100

mmol/l

KIMIA
GULA DARAH
Glukosa Darah Sewaktu

Albumin
ELEKTROLIT
Natrium
Kalium
Chlorida

Hasil Kultur tanggal 26 februari 2016 :


Sphingomonas paucimobilis

Pemeriksaan Laboratorium Darah 27 Februari 2016


Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

11.9

12.0 20.00

g/dL

Lekosit

4.4

4.65 10.3

rb/L

Eritrosit

3.70

4.00 6.00

Juta/L

Hematokrit

36.5

37 47.00

Vol%

19

150 356

ribu/L

15,3

12.1 14.0

MCV

98.8

75.0 96.0

fl

MCH

32.1

28.0 32.0

pg

MCHC

32.6

33.0 37.0

Gran%

45.0

50.0-70.0

Limfosit %

42.8

25.0-40.0

MID%

12.2

4.0 - 11

Gran#

2.00

2.50-7.00

ribu/ul

Limfosit#

1.9

1.25-4.0

ribu/ul

MID#

0.5

ribu/ul

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

66

<200

mg/dl

Bilirubin Total

13.61

0.20 1.20

mg/dl

Bilirubin Direk

6.41

0.00 0.40

mg/dl

Bilirubin Indirek

7.20

0.20 0.60

mg/dl

HEMATOLOGI
Hemoglobin

Trombosit
RDW-CV
MCV.MCH.MCHC

HITUNG JENIS

Pemeriksaan
KIMIA
GULA DARAH
Glukosa Darah Sewaktu
HATI

Pemeriksaan Laboratorium Darah 03 Maret 2016


Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV.MCH.MCHC
MCV
MCH
MCHC
HITUNG JENIS
Gran%
Limfosit %
MID%
Gran#
Limfosit#
MID#
Pemeriksaan
Bilirubin Total
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirek

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

16.9
6.4
5.56
50.5
45
22,9

12.0 15.60
4.65 10.3
4.00 5.30
37 47.00
150 356
12.1 14.0

g/dL
rb/L
Juta/L
Vol%
ribu/L
%

90.9
29.3
32.2

75.0 96.0
28.0 32.0
33.0 37.0

fl
pg
%

46.4
42.0
11.6
1.00
2.7
0.7

50.0-70.0
25.0-40.0
4.0 - 11
2.50-7.00
1.25-4.0

%
%
%
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

4.27
2.51
1.76

0.20 1.20
0.00 0.40
0.20 0.60

mg/dl
mg/dl
mg/dl

Hasil USG Kepala tanggal 03 maret 2016 : Hydrocephalus ec ?


Hasil CT-SCAN tanggal 08 maret 2016 : Acute Periventricular oedema
Hasil CT-SCAN tanggal 16 maret 2016 : Hypoxic ischaemic
encephalopathy

Pasien dipulangkan pada tanggal 17 maret atas saran dari dokter


yang merawat dengan syarat kontrol ke poli setiap minggunya oleh
karena hasil CT-Scan terakhir menunjukkan hipoksik iskemik
encephalopathy (HIE). Keadaan pasien stabil saat pulang dan
keadaan umum yang baik.

DISKUSI KASUS

SEPSIS NEONATORUM
Sepsis neonatorum adalah syndrome klinis dari
kelainan sistemik yang disebabkan oleh karena
adanya bakterinemia yang terjadi pada umur 28
hari pertama kehidupan. Sepsis merupakan
respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar
melalui darah dan jaringan lain. Tubuh
mengadakan respon keradangan secara luas
terhadap infeksi yang dapat terjadi secara
berlebihan diluar kendali dan meningkatkan resiko
bahaya.

Pada pasien didapatkan


hipotermi, yaitu suhu 35 C disertai leukositosis (leukosit
27000/uL) dengan bukti infeksi yaitu : KPD lebih dari 24
jam.
Infeksi pada neonatus dapat terjadi melalui beberapa
cara, yaitu:17
1. Infeksi antenatal: kuman mencapai janin melaui
sirkulasi ibu ke plasenta
2. Infeksi intranatal: mikroorganisme dari vagina naik
dan masuk kedalam rongga amnion setelah ketuban
pecah dan melalui kontak langsung dengan kuman
yang berasal dari vagina.
3. Infeksi pasca natal: kontaminasi akibat penggunaan
alat atau akibat perawatan yang tidak steril.

DASAR DIAGNOSIS
Diagnosis sepsis dan perjalanan klinis sepsis,
ditegakkan atas dasar konsensus dari
ACCP/PSCM tahun 1992 yaitu adanya paling
sedikit 2 tanda respon inflamasi sistemik
(demam > 38 C atau hipotermi < 36 C,
takikardi, takipnue, lekositosis atau
leucopenia, tanda hipoperfusi) dengan bukti
infeksi.16
Pada pasien didapatkan hipotermi, yaitu
suhu 35 C disertai leukositosis (leukosit
27000/uL) dengan bukti infeksi yaitu : KPD
lebih dari 24 jam.

Pada awitan dini di Divisi perinatologi FKUI/RSCM faktor resiko


ini dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu:
Faktor resiko mayor : ketuban pecah lebih 24 jam, ibu
demam, saat inpartum suhu > 38c, korioamnionitis, denyut
jantung bayi yang menetap > 160 x/mnt, dan ketuban berbau.
Faktor resiko minor : ketuban pecah > 12 jam, ibu demam
saat inpartum suhu > 37,5 C, nilai Apgar rendah (menit ke-1
< 5, menit ke-5 <7), BBLSR < 1500 gram, usia gestasi < 37
minggu, kehamilan ganda, keputihan pada ibu yang tidak
diobati, ibu dengan ISK/tersangka ISK yang tidak di obati.
Pada ibu pasien terdapat faktor resiko mayor berupa KPD
lebih dari 24 jam dan faktor resiko minor berupa nilai apgar
rendah.

Patofisiologi Sepsis

Patofisiologi dan patogenesis sepsis :


Inflamasi tidak terkontrol
Kegagalan sistem imun
Faktor genetik
Disfungsi endotel pada sepsis

Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat


meningkatkan resiko terjadinya sepsis pada neonatus:

Perdarahan
Demam yang terjadi pada ibu
Infeksi pada uterus dan plasenta
Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu
kehamilan)
Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18
jam atau lebih sebelum melahirkan)
Proses kelahiran yang lama dan sulit.

Teori Tatalaksana
Tujuan pokok pengobatan pada infeksi
neonatorum adalah memperbaiki keadaan umum,
menyingkirkan sumber infeksi, dan pencegahan
terhadap komplikasi. Untuk memperbaiki keadaan
umum penderita harus dilakukan perawatan
suportif secara intensif, termasuk didalamnya
bantuan dalam pernafasan, penatalaksanaan
keseimbangan cairan dan elektrolit, transfuse
plasma dan pencegahan terhadap komplikasi.
Semua neonatus dalam unit perawatan intensif
harus menerima cairan/nutrisi/obat-obatan
melalui infus intravena.

Pada Kasus
Kebutuhan cairan basal umumnya 50-100 cc/kgBB
pada hari pertama, kemudian turun sampai 60-70
cc/kgBB pada hari ketiga.
Pada kasus ini diberikan D10% + NaCl (4:1) + Ca
Glukonas 12 tts yang berfungsi sebagai D10%
sumber energi dan NaCl untuk memenuhi
kebutuhan elektrolit, dan Ca glukonas untuk
meningkatkan kontraktilitas miokardium,
sehingga pemberiannya harus hati-hati karena
dapat menyebabkan aritmia.

Teori Pemberian Antibiotik


Infeksi bakteri yang berat pada bayi biasanya
dapat diobati dengan pemberian antibiotika yang
tepat. Kombinasi lebih dari satu macam antibiotik
sering dibutuhkan pada pengobatan infeksi yang
tidak diketahui kuasanya atau disebabkan oleh
banyak kuman. Sehingga kultur kuman sangat
penting dilakukan pada penderita yang datang
dengan sepsis, Walaupun hasilnya harus
menunggu 3-4 hari

Penatalaksanaan pada sepsis neonatorum

Neonatus dengan resiko infeksi, tanpa gejala klinis

ketuban pecah dini (lebih dari 12 jam)


air ketuban berwarna hijau, keruh, atau berbau
partus kasep
ibu febris atau infeksi (korioamnionitis)
bayi dengan gejala distress respirasi
bayi dengan tindakan resusitasi yang agresif
bayi yang menderita luka pada kulit atau mukosa
selama persalinan

Diberikan antibiotik profilaksis:


Prokain penisilin 50.000 IU im 1 kali sehari
Ampisilin 100 mg/kgbb/hari iv dalam 2 dosis
Neonatus dengan possible sepsis

Diberikan antibiotika:
Kombinasi ampisilin 200 mg/kgbb/hari dalam 2 dosis (umur <7
hari), dalam 3 dosis (umur>7 hari), dengan aminoglikosida
7,50 mg/kgbb/hari dalam 2 dosis
Meropenem 30-40 mg/kgbb/hari, terbagi dalam 3 dosis
Suportif

Termoregulasi
Terapi oksigen
Terapi/penanganan syok
Koreksi asidosis metabolic
Terapi hipoglikemik/hiperglikemik
Transfusi darah/komponen darah
Terapi kejang
Vitamin K1 5 hari sekali
Transfusi tukar

Perawatan inkubator yang optimal untuk kehilangan panas dan


konsumsi oksigen yang minimal untuk bayi yang tidak berpakaian
adalah suhu incubator yang mempertahankan suhu tubuh bayi
pada 36,5-37oC. Selain untuk menjaga sterilitas.
Pemberian oksigen untuk mengurangi resiko jejas hipoksia dan
insufisiensi sirkulasi harus seimbang dengan resiko hiperoksi pada
mata dan jejas oksigen pada paru. Sehingga sebaliknya bila
menungkinkan oksigen diberikan melalui alat penghasil tekana
jalan napas postif terus menerus, atau lewat pipa endotrakheal
yang mempertahankan kadar oksigen inspirasi yang stabil dan
aman.
Pemberian makanan pada prinsipnya harus menghindari
kelelahan dan aspirasi makanan akibar regurgitasi atau saat proses
pemberian makanan. Pemberian makanan oral dihentikan pada
kasus gawat napas, hipoksia, insufisiensi sirkulasi, sekresi
berlebihan, penyumbatan mulut, sepsis, depresi SSP, dan tanda
sepsis, serta imaturitas. Semua bayi ini mendapat makanan melalui
sonde.

PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus bayi cukup bulan, sesuai
masa kehamilan yang dilakukan persalinan normal atas
G1P0A0 + H40-41 minggu JTHIU+ Letkaki + inpartu kala
II lama disertai asfiksia berat dan sepsis neonatorum
pada seorang bayi perempuan berusia 28 hari dengan
berat badan 3300 gram yang dirawat di RSUD Ulin
Banjarmasin. Diagnosa asfiksia berat dengan nilai Apgar
1-3-6, didapatkan tanda-tanda sepsis yang memenuhi
kriteria diagnostik : hipotermi, leukositosis, memiliki
faktor resiko mayor dan minor dari ibu untuk terjadi
infeksi pada pasien dan hasil laboratorium yang
menunjukkan adanya infeksi. Pasien dipulangkan atas
saran dari dokter yang merawat dengan syarat kontrol ke
poli setiap minggunya oleh karena hasil CT-Scan terakhir
menunjukkan hipoksik iskemik encephalopathy (HIE).
Keadaan pasien stabil saat pulang dan keadaan umum
yang baik.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai