Anda di halaman 1dari 89

NEONATUS RESIKO TINGGI

DAN PENATALAKSANAANNYA

DISUSUN OLEH :
DEWI RATNA SULISTINA, S.ST, M.Keb
KONSEP

Bayi yang mempunyai kemungkinan


lebih besar untuk menderita sakit atau
kematian
dari pada bayi lain

Bayi harus mendapat pengawasan


ketat oleh dokter dan perawat
yang telah berpengalaman
KLASIFIKASI BAYI RESIKO TINGGI

Berat Badan
BBLR amat sangat rendah (<1000 g)
BBLR sangat rendah (<1500 g)
BBLR cukup rendah (1501-2500 g)
Umur kehamilan
Bayi prematur (UK <37 minggu)
Bayi cukup bulan (UK 38-42 minggu)
Bayi lebih bulan (UK >37 minggu)
KLASIFIKASI BAYI RESIKO TINGGI

Umur kehamilan dan


berat badan

Kecil masa kehamilan (KMK) : bayi


yang lahir dengan keterlambatan
pertumbuhan intrauterine dengan berat
badan terletak dibawah persentil ke-10
dalam grafik pertumbuhan intra uterine
KLASIFIKASI BAYI RESIKO TINGGI

Umur kehamilan dan


berat badan

Kecil Masa Kehamilan (KMK): Bayi


yang lahir dengan dengan berat badan
sesuai dengan berat badan terletak antara
persentil ke-10 dan ke-90 dalam grafik
pertumbuhan intra uterine
KLASIFIKASI BAYI RESIKO TINGGI

Umur kehamilan dan


berat badan

Besar Masa Kehamilan (BMK): bayi


yang lahir dengan berat badan lebih besar
untuk usia kehamilan dg berat badan yang
diatas persentil ke-90 dalam grafik
pertumbuhan intra uterine
KLASIFIKASI BAYI RESIKO TINGGI

Masalah Patofisiologis

Hiperbilirubinemia : suatu keadaan pada Asfiksia Neonaturum : keadaan dimana


bayi baru lahir dimana kadar bilirubin bayi tidak dapat bernafas spontan dan
serum total lebih dari 10 mg % pada teratur setelah lahir, yang dapat disertai
minggu pertama dengan ditandai ikterus dengan hipoksia
KLASIFIKASI BAYI RESIKO TINGGI

Masalah Patofisiologis

Tetanus neonatorum : tetanus yang Respiratory Distress Sindrom :


terjadi pada bayi yang dapat disebabkan kumpulan gejala yang terdiri dari dispneo,
adanya infeksi melalui tali pusat, Yang frekwensi pernapasan yang lebih dari 0
dipicu oleh kuman clostridium tetani yang kali permenit, adanya sianosis, adanya
bersifat anaerob (tdk perlu O2) dimana rintihan, pada saat ekspirasi adanya
kuman tersebut berkembang rektraksi suprasternal
BBLR
BBLR

Definis Bayi dengan berat lahir


kurang dari 2500 gram tanpa


i memandang masa gestasi

Epidemi 15% dari seluruh kelahiran di


dunia dengan batasan 3,3%-


ologi 38% pada negara berkembang
ETIOLOGI

Faktor

Penyakit (malaria, anemia, sifilis, TORCH)

Komplikasi kehamilan (perdarahan antepartum,
PEB, eklamsi, preterm)
Usia ibu dan paritas (<>)

Ibu


Kebiasaan ibu (perokok, pecandu alkohol,
narkotika

Faktor Prematur


Hidramnion
Gemelli
Janin


Kelainan kromosom
ETIOLOGI

Faktor

Daratan tinggi

Radiasi
Lingku ●
Sosio-ekonomi
ngan ●
Paparan zat racun

Hipotermi

Kompli

Hipoglikemia

Gangguan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

kasi Infeksi


Perdarahan intraventrikuler

Apnea of prematurity

Anemia

Masalah ●


Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Retinopati

jangka Gangguan pendengaran



Penyakit paru kronis

Meningkatnya morbiditas
panjang ●
Kenaikan kelainan bawaan

Mengukur BB bayi

Diagno Anamnesis (umur ibu, HPHT, riwayat persalinan


sebelumnya, paritas, kenaikan BB selama hamil, aktivitas,


penyakit yang diderita ibu, obat yang diminum ibu)

Pemeriksaan fisik (BB, tanda prematuritas, tanda bayi cukup

sis ●
bulan atau lebih bulan)
Pemeriksaan penunjang (ballard skor, shake test, darah rutin,
glukosa darah, elektrolit, gas darah, foto dada, USG kepala)

Penatal ●


Medikamentosa
Vit. K
Diatetik (ASI)
aksanaa


Suportif (pertahankan suhu, patensi jalan napas,
nutrisi, dukungan emosional, rooming in)
Monitoring (terapi preparat besi, tumbuh
n

kembang)
MATURITAS FISIK (BALLARD SCORE)
MATURITAS NEUROMUSKULER (BALLARD SCORE)
Penceg ●


K1-K4
Penyuluhan kesehatan tumbuh kembang janin,
pelayanan antenatal, status gizi

ahan ●
Rencana persalinan umur produktif (20-34 th)

Syarat ●


BB <2500 gram tanpa masalah/komplikasi
Tidak mengalami kesulitan bernafas

Reflek dan koordinasi isap dan menelan baik dan
Metode ●
tidak mengalami kesulitan minum
Tidak kejang
Tidak diare
Kanguru


Ibu dan keluarga bersedia dan tidak sedang sakit
ASFIKSIA
NEONATORUM
Kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada saat

Pengertian lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan
keadaan PaO2 di dalam darah rendah (hipoksemia),
hiperkarbia (Pa CO2 meningkat) dan asidosis.


Hipoksia dan iskemia jaringan 
Patofisiologi perubahan fungsional dan biokimia
janin


Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap
DJJ < 100 x/menit

Gejala Klinik


Kulit sianosis, pucat

Tonus otot menurun

Tidak ada respon terhadap reflek rangsangan
Anamnesis (gang. Waktu lahir, lahir tidak
Diagnosi

bernafas/tidak menangis

Pemeriksaan fisik (Apgar Score)
Pemeriksaan penunjang (foto polos dada,

s

USG kepala, laboratorium : darah rutin,


analisa gas darah, serum elekrolit)

Penatalak

Resusitasi

Terapi medikamentosa

Epinefrin 0,01 mg-0,03 mg/kg BB (DJJ <60 x/menit setelah 30 detik VTP dan PJP

Volume ekspander NaCl 0,9%, RL 10 ml/kg BB per iv selama 5-10 menit
(mengalami hipovolemia dan tidak ada respon resusitasi)

Bikarbonat 1-2 mEq/kg BB (asidosis metabolik, diberikan bila ventilasi dan

sanaan
sirkulasi sudah baik)

Nalokson 0,1 mg/kg BB (depresi pernafasan dari ibu pengguna narkotik 4 jam
sebelum persalinan

Suportif (jaga kehangatan, sal. Napas bersih dan terbuka, koreksi gang. metabolik
SINDROM GANGGUAN
PERNAPASAN
Definisi Patofisiologi

Kekurangan surfaktan paru lesitin
Kumpulan gejala yang terdiri dari

(merendahkan tegangan permukaan
dispnea atau hiperapnea dengan alveolus akan kembali kolaps setiap akhir
frekuensi pernafasan lebih dari ekspirasi, sehingga untuk bernafas
berikutnya di butuhkan tekanan negatif
60 kali per menit, sianosis, intrathoraks yang lebih besar dan di sertai
merintih, waktu ekspirasi dan usaha inspirasi yang lebih kuat)
retraksi di daerah epigastrium, ●
Zat ini mulai dibentuk kehamilan 22-24
mggu, mencapai maksimum pada minggu
interkostal pada saat inspirasi. ke 35
Gambaran
Prognosis Klinis

Ditentukan prematuritas serta ●
Umumnya terjadi pd bayi
beratnya penyakit prematur dengan BB 1000-2000

Bayi yang sembuh punya g atau masa gestasi 30-36 mggu.
kesempatan tumbang sama ●
Gang. Pernafasan mulai tampak
dengan bayi prematur lain dalam 6-8 jam PP
yang tidak menderita PMH ●
Gejala karakteritis terlihat umur
(Penyakit Membran Hialin) 24-72 jam PP
Pmx Penatalaksan
Diagnostik aan

Suhu bayi dalam batas normal

Foto thorak ●
Pemberian Oksigen

Pemberian elektrolit (D5/D10 60-

Pemeriksaan darah 125 ml/kg BB/hari
Antibiotik penisilin 50.000-10.000,
lengkap, analisis

ampisilin 100 mg dengan atau tanpa


gas darah, elektrolit ●
gentamisin 3,5 mg/kg BB/hari
Pemberian surfaktan ekstrogen
IKTERUS
Definisi


Gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi
produk akhir katabolisme hem yaitu bilirubin.

Secara klinis, ikterus pada neonatus akan tampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih 5 mg/dL.

Hiperbilirubinemia adalah keadaan kadar bilirubin dalam darah >13 mg/dL

Ikterus Patologis


Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan.

Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi kurang bulan >10 mg/dL.

Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL/24 jam.

Kadar bilirubin direk > 2 mg/dL.

Ikterus menetap pada usia >2 minggu.

Terdapat faktor risiko.
Etiologi


Hemolisis (inkompatibilitas ABO Rhesus)

Infeksi, septikemia, sepsis, meningitis, ISK, infeksi intra uterin

Polisitemia

Ekstravasasi sel darah merah, sefalhematom, kontusio, trauma lahir

Ibu diabetes

Asidosis

Hipoksia/asfiksia

Sumbatan traktus digestif

Faktor resiko


Maternal (Ras, komplikasi kehamilan DM dan Rhesus, infus oksitosin dalam larutan hipotonik,
ASI)

Perinatal (trauma lahir sefalhematom, infeksi bakteri virus protozoa)

Neonatus (prematuritas, genetik, polisitemia, obat, rendahnya asupan ASI, hipoglikemia,
hipoalbuminemia)
Patofisiologi


Bilirubin pada neonatus meningkat akibat terjadinya pemecahan eritrosit. Bilirubin mulai
meningkat secara normal setelah 24 jam, dan puncaknya pada hari ke 3-5. Setelah itu
perlahan-lahan akan menurun mendekati nilai normal dalam beberapa minggu

Diagnosis


Visul WHO (pmx dilakukan dengan pencahayaan yang cukup disiang hari dengan cahaya matahari, tekan kulit
dengan lembut dengan jari, tentukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi dan bagian tubuh yang kuning)

Bilirubin serum

Bilirubinometer transkutan

Pmx bilirubin bebas dan CO
DERAJAT IKTERUS KRAMER
Penatalaksanaan


Terapi sinar

Tentukan apa bayi punya faktor resiko (BB < 2,5 kg, lahir <37 mggu, hemolisis/sepsis.

Ambil darah periksa bilirubin serum dan Hb, golda, tes Coombs (test antibodi tertentu
yang menyerang sel darah merah)

Tranfusi tukar
Kehamilan Rhesus Negatif


Ada atau tidaknya antigen-D dalam darah seseorang sangat berpengaruh pada kehamilan.  Bila seorang
wanita dengan rhesus negatif mengandung bayi dari pasangan yang mempunyai rhesus positif, maka
ada kemungkinan sang bayi mewarisi rhesus sang ayah yang positif. Dengan demikian akan terjadi
kehamilan rhesus negatif dengan bayi rhesus positif. Hal ini disebut kehamilan dengan ketidak cocokan
rhesus.

Efek ketidak cocokan bisa mengakibatkan kerusakan besar-besaran pada sel darah merah bayi yang
disebut erytroblastosis foetalis dan hemolisis. Hemolisis ini pada jaman dahulu merupakan penyebab
umum kematian janin dalam rahim, disamping hydrop fetalis, yaitu bayi yang baru lahir dengan
keadaan hati yang bengkak, anemia dan paru-paru penuh cairan yang dapat mengakibatkan kematian.

Seorang wanita dengan Rh- dianjurkan untuk mendapatkan suntikan Immunoglobulin anti Rh-D untuk
mencegah sensitisasi.
PENDEKATAN SKEMATIS DIAGNOSIS HIPERBILIRUBINEMIA PADA BAYI BARU LAHIR
PERDARAHAN TALI PUSAT
Konsep Etiologi
Robekan umbilikus normal (partus
Perdarahan yang terjadi pada


presipitatus, lilitan tali pusat, umbilikus
tali pusat bisa timbul sebagai pendek, kelalaian penolong)
Robekan umbilikus abnormal (hematoma
akibat dari trauma

yang pecah, varises, aneurisma/pelebaran


pengikatan tali pusat yang pemb. Darah

Robekan pemb. Darah abnormal (pemb.
kurang baik atau kegagalan Darah aberen yg mudah pecah, insersi
proses pembentukan trombus velamentosa tali pusat, plasenta
multilobularis, plasenta previa dan abrotio
normal plasenta
Penatalaksan
Pencegahan
aan

Penanganan sesuai penyebab ●
Perdarahan umbilikus akibat

Inform consent dan inform choice ikatan yang longgar 

Menghentikan sumber perdarahan dikencangkan

Bersihkan bagian berdarah dengan ●
Akibat robekan umbilikus harus
spons bertekstur lembut

Mencegah gesekan popok dan tali dijahit
pusar

Akibat abrutio plasenta,

Bila perdarahan tidak berhenti dalam plc.previa dan kelainan lainnya
waktu 3 hari rujukan  rujukan
KEJANG
Perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology
Pengertia

baik fungsi motorik maupun fungsi otonomik


karena kelebihan pancaran listrik pada otak.
Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi

n merupakan gejala dari gangguan saraf pusat,


lokal atau sistemik


Metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesemia,
hiponatremia, defisiensi pirodiksin, asfiksia)
Perdarahan intracranial (trauma lahir asfiksia atau hipoksia,

Penyebab

defisiensi vitamin K, trombositopenia)



Infeksi (tetanus dan meningitis)

Genetik/kelainan bawaan

Penyebab lain (polisikemia, kejang idiopatik, toksin
estrogen)

Tremor/gemetar

Hiperaktif

Kejang-kejang

Tiba-tiba menangis
melengking
Tanda ●
Tonus otot hilang diserati
atau tidak dengan
Gejala hilangnya kesadaran

Pergerakan tidak terkendali

Nistagmus atau mata
mengedip ngedip
paroksismal
KLASIFIKASI KEJANG

Deviasi horizontal bola mata

Subtle (tidak ●


Getaran dari kelopak mata (berkedip-kedip)
Gerakan pipi dan mulut seperti menghisap,
mengunyah, mengecap, dan menguap
terlihat) ●


Apnu berulang
Gerakan tonik tungkai

Klonik Gerakan klonik berpindah-pindah dari satu


anggota gerak ke yang lain secara tidak


multifokal teratur, kadang-kadang kejang yang satu
dengan yang lain dapat menyerupai kejang
(miogratory) umum
KLASIFIKASI KEJANG

Ekstensi kedua tungkai, kadang-


Tonik kadang dengan flexi kedua


lengan menyerupai dekortikasi

Berupa

gerakan flexi
Miokolik seketika seluruh tubuh,
jarang terlihat pada neonatus
KLASIFIKASI KEJANG

Kejang ●
Kejang seluruh badan,
sianosis, kesadaran
Umum menurun

Kejang Gerakan ritmik 2-3 x/detik. Sentakan yang


dimulai dari salah satu kaki, tangan atau muka


(gerakan mata yang berputar-putar, menguap,

Fokal mata berkedip-kedip, nistagmus, tangis dengan


nada tinggi).
Bersihkan jalan nafas

Penatalak


VTP dan O2 kecepatan 2 l/menit

Infus intravena

Obat anti kejang diazepam 0,5 mg/kg supositoria IM

sanaan
setiap 2 menit kemudian fenobarbital 30 mg IM/IV

Rumatan fenobarbital (3-5 mg/kgBB/hari) dan
fenitoin (4-8 mg/kgBB/hari)


Laboratorium: Darah Rutin, Pengecatan Gram, Kadar
Glukosa darah dengan dekstrostik
Pemeriksaan ●
Pada kecurigaan infeksi (meningitis) : Pemeriksaan darah
ditemukan adanya lekositosis (>h25.000/ mm3) atau
lekopenia (< 5000/mm3) dan trombositopenia (<

Penunjang ●


150.000/mm3)
Gangguan metabolik
Hipoglikemi (glukosa darah < 45 mg/gl
HYPOTERMI
Pengertian


Penurunan suhu tubuh di bawah 36,5ºc,  pengukuran dilakukan diketiak dilakukan selam
3-5 menit

Etiologi


Jaringan lemak subkutan tipis.

Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.

Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.

BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan

Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami hipotermi
Mekanisme Kehilangan Panas


Evaporasi (akibat penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri)

Konduksi (kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin)

Konveksi (bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin)

Radiasi (bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari
suhu tubuh bayi)
Cara mencegah kehilangan panas


Ruang bersalin yang hangat

Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks

IMD

Gunakan pakaian yang hangat dan selimuti bayi

Jangan segera menimbang /memandikan BBL

Rawat gabung

Resusitasi dalam lingkungan hangat

Transportasi hangat

Pelatihan untuk petugas kesehatan dan konseling untuk keluarga
PENGATURAN SUHU INKUBATOR

BB kurang dari ●
Umur 1-10 hari : 35°c, umur 11 hari-3 minggu : 34°C,
Umur 3-5 minggu : 33°C, umur lebih dari 5 minggu : 32°C
1500 gram

BB 1500-2000 ●
Umur 1-10 hari : 34°C, umur 11 hari-4 minggu :
33°C
gr ●
Umur lebih dari 4 minggu : 32°C

BB 2100-2500 ●
Umur 1-2 hari : 34°C, umur 3 hari-3 minggu : 33°C
umur lebih dari 3 minggu : 32°C
gr

BB > 2500 Umur 1-2 hari : 33°C, umur lebih dari 2 hari : 32°C (bila jenis

inkubator berdinding tebal, setiap perbedaan suhu antara suhu


gram ruang dan suhu inkubator 7°C, naikkan suhu inkubator 1ºC)
HYPERTERMI
Pengertian Etiologi
Keadaan dimana seorang
● ●
Perubahan mekanisme
individu mengalami atau beresiko pengaturan panas sentral
mengalami peningkatan suhu berhubungan dengan trauma
tubuh terus menerus diatas
37,8°C per oral atau 38,8°C per
lahir dan obat-obatan
rectal karena peningkatan

Infeksi
kerentanan terhadap faktor-faktor

Kerusakan jaringan
eksternal. ●
Latihan/gerakan berlebihan
KLASIFIKASI AKIBAT PENINGKATAN
PRODUKSI PANAS

Hypertermi Exercise-Induced
maligna hyperthermia (EIH)
Miopati akibat mutasi gen yang
● Terjadi

pada anak
diturunkan secara autosomal besar/remaja yang
dominan. Pada episode akut
melakukan aktivitas
terjadi peningkatan kalsium
intraselular dalam otot rangka fisik intensif dan lama
sehingga terjadi kekakuan otot pada suhu cuaca yang
dan hipertermia. panas
KLASIFIKASI AKIBAT PENINGKATAN
PRODUKSI PANAS

Endocrine Hyperthermia
(EH)
Kelainan endokrin yang sering dihubungkan dengan

hipertermia antara lain hipertiroidisme, diabetes


mellitus, phaeochromocytoma, insufisiensi adrenal dan
Ethiocolanolone suatu steroid yang diketahui sering
berhubungan dengan demam (merangsang pembentukan
pirogen leukosit)
KLASIFIKASI AKIBAT PENURUNAN
PELEPASAN PANAS

Dehidrasi Overheating
Kehilangan cairan
● Pemakaian

alat-alat
penghangat yang terlalu
atau paparan oleh
panas, atau bayi terpapar
suhu kamar yang sinar matahari langsung
tinggi dalam waktu yang lama
KLASIFIKASI AKIBAT PENURUNAN
PELEPASAN PANAS

Trauma
Heat Stroke
Lahir
Suhu akan menurun

Suhu tubuh > 40.50C atau sedikit

pada1-3 hari tapi bisa lebih rendah, kulit teraba kering


dan panas, kelainan susunan
juga menetap dan
saraf pusat, takikardia, aritmia,
menimbulkan kadang terjadi perdarahan
komplikasi berupa miokard, dan pada saluran cerna
kejang terjadi mual, muntah, dan kram
KLASIFIKASI AKIBAT PENURUNAN
PELEPASAN PANAS
Sudden Infant
Haemorrhargic Shock and
Encephalopathy (HSE) Death Syndrome
(SIDS)
HSE diduga berhubungan
● Kematian bayi (usia

dengan cacat genetic 1-12 bulan) yang


dalam produksi atau mendadak, tidak
pelepasan serum inhibitor diduga, dan tidak
alpha-1-trypsin.
dapat dijelaskan
FASE-FASE HYPERTERMI

FASE III
FASE I (Awal)
FASE II (Pemulihan)

Peningkatan denyut jantung


Proses demam
Kulit terasa hangat / panas

Kulit tampak
Peningkatan laju dan
merah dan hangat


Peningkatan nadi & laju
kedalaman pernapasan
pernapasan

Kulit pucat dan dingin karena ●
Dehidrasi ringan sampai berat

Berkeringat
vasokonstriksi

Dasar kuku mengalami

Proses menggigil lenyap ●
Menggigil ringan

Mengantuk , kejang akibat

sianosis karena vasokonstriksi
Rambut kulit berdiri
iritasi sel saraf

Kemungkinan
Mulut kering
mengalami


Pengeluaran keringat berlebih ●
Bayi tidak mau minum
Peningkatan suhu tubuh
dehidrasi


Lemas
PENATALAKSANAAN
Ruangan dengan suhu lingkungan normal

Lepaskan sebagian/seluruh pakaian bayi b/p

Periksa suhu aksila setiap jam sampai tercapai suhu normal

Bila suhu sangat tinggi  kompres atau mandikan selama 10-15 menit dalam suhu air 4ºC
lebih rendah dari suhu bayi

Pastikan bayi dapat cairan adekuat

Pemberian antipiretik (paracetamol, novalgin, ibuprofen)

Antibiotik bila terjadi infeksi


HYPOGLIKEMI
Pengerti ●
Keadaan hasil pengukuran
kadar glukose darah kurang
an dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L)

Klasifik

Bayi dengan ibu DM.

Bayi dengan penyakit eritoblastosis fetalis berat 
hiperinsulinisme

BBLR yang malnutrisi

asi

Bayi yang sangat imatur (kecil) atau sedang sakit berat

Bayi dengan kelainan genetik atau gang. Metabolisme
primer (galaktosemia, intoleransi fruktosa, dll)
Insiden Patofisiologi
2-3/1000

Bayi BBLR  cadangan glukosa rendah
● ●
Ibu DM  transfer glukosa berlebih pada
janin  respon insulin pada bayi meningkat
saat lahir jalur plasenta putus transfer glukosa

kelahiran ●
berhenti sedangkan respon insulin masih
tinggi (transient hiperinsulinisme)
Hypoglikemi  kejang  hipoksia otak
Setiap stres yang terjadi (asfiksia, hypotermi,

hidup

hypertermi, gang. pernafasan  mengurangi


cadangan glukosa
Tanda dan Penanganan
Gejala Segera

Gemetar atau tremor ●
Pertahankan suhu bayi dalam batas normal

Serangan sianosis ●
Suntikan larutan glukosa 15-20% 20

Apati

Kejang ml/kgBB

Serangan apnea intermiten atau takipnea

Larutan D10% 60-80% ml/kgBB/24 jam

Tangis yang melemah atau melengking ●
Bila 6-12 jam kadar gula darah <30 mg%

Kelumpuhan atau letargi (Pasien harus diberi hidrokortison 5

Kesulitan minum dan terdapat gerakan putar mata. mg/kgBB/hari, ACTH 4 unit/kgBB/hari,

Keringat dingin
deksametason 0,5 mg/kgBB)

Pucat

Hipotermia

Bila tidak kejang  D10% IV 200 mg/kg

Gagal jantung dan henti jantung

Bila kejang D10% 4 ml/kg per injeksi
PENATALAKSANAAN

Glukosa darah 25-45


Glukosa darah <25
mg/dl (1,1-2,6 mmol/l
mg/dl (1,1 mmol/l) tanpa tanda hypoglikemi

Pasang jalur IV  berikan D10%
2 ml/kgBB dalam 5 menit

Anjurkan ibu menyusui

Infus D20% sesuai kebutuhan ●
Pantau tanda

Periksa kadar glukosa darah 1 jam
sekali kemudian 3 jam sekali hypoglikemi

Anjurkan ibu menyusui ●
Periksa kadar glukosa
Turunkan infus setiap hari secara
darah tiap 3 jam

bertahap
TETANUS NEONATORUM
Penyakit tetanus yang terjadi pada
Pengertia

neonatus (bayi < 1 bulan) yang


disebabkan oleh clostridium tetani

n (kuman yang mengeluarkan toksin


yang menyerang sistem syaraf pusat)

Spora clostridium tetani masuk dalam tali


Patofisiol

pusat yang belum puput



Masa inkubasi 3-28 hari dengan rata-rata 6
hari

ogi ●
Bila masa inkubasi <7 hari biasanya penyakit
lebih parah dan angka kematian tinggi
Penatalaksanaan

Penanganan spasme

Pencegahan komplikasi gangguan nafas dan metabolik

Pemberian antioksidan

Pemantauan cairan

Medikamentosa yang direkomendasikan : Diazepam 0,1-0,3
mg/kgBB /hari interval 2-4 jam. Dosis maksimal 40
mg/kgBB/hari
PENYAKIT YANG MENYERTAI IBU SELAMA
KEHAMILAN
INFEKSI INTRA UTERIN
Bayi UK ≥35 minggu berat Bayi UK ≥35 minggu
lahir ≥ 2000 gram dengan dengan berat lahir ≥ 2000
tanda infeksi dengan atau gram dengan KPD tanda
tanpa KPD infeksi

Ambil sampel darah, beri antibiotika ●
Tanpa antibiotika.
Bila hasil kultur negatif dan bayi tidak ada tanda
Amati tanda sepsis setiap 4 jam


infeksi hentikan antibiotika.

Bila hasil kultur positif dan bayi ada tanda infeksi dalam waktu 48 jam.
beri antibiotika.

Bila kultur kuman tidak dapat dilakukan dan bayi

Bila setelah 48 jam kultur darah
tidak sepsis hentikan antibiotika setelah 5 hari. negatif, bayi baik dapat

Amati bayi selama 24 jam setelah antibiotika dipulangkan. Nasihati ibu untuk
dihentikan. Bila bayi baik bayi dapat dipulangkan.
Nasihati ibu untuk membawa kembali bayinya bila membawa kembali bayinya bila
ada tanda gejala infeksi ada tanda gejala infeksi
Bayi UK <35 minggu berat lahir < 2000
gram dengan KPD dan tanda infeksi

Ambil sampel darah, beri antibiotika untuk sepsis.

Bila kultur negatif bayi tidak sepsis hentikan antibiotika setelah 3 hari. Bila ada
infeksi hentikan antibiotika setelah 5 hari.

Bila kultur positif bayi sepsis berikan antibiotika.

Bila kultur tidak dapat dilakukan bayi tidak sepsis hentikan antibiotika setelah 5 hari.

Amati bayi selama 24 jam setelah antibiotika dihentikan, bila bayi baik dapat
dipulangkan. Nasihati ibu untuk membawa kembali bayinya bila ada tanda gejala
infeksi.
PENYAKIT YANG MENYERTAI IBU SELAMA
KEHAMILAN
HEPATITIS B
Penatalaksanaan

Berikan dosis awal vaksin hepatitis B (VHB) 0,5 ml segera setelah lahir, seyogyanya dalam 12 jam sesudah
lahir disusul dosis ke-2 dan ke-3 sesuai dengan jadwal imunisasi hepatitis.

Bila tersedia pada saat yang sama beri Imunoglobulin Hepatitis B 200 IU IM (0,5 ml) disuntikkan pada
paha yang lainnya, dalam waktu 24 jam sesudah lahir (sebaiknya dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir).

Yakinkan ibu untuk tetap menyusui dengan ASI, apabila vaksin diatas sudah diberikan (Rekomendasi
CDC), tapi apabila ada luka pada puting susu dan ibu mengalami Hepatitis Akut, sebaiknya tidak diberikan
ASI.

Beritahukan pada ibu untuk melakukan pemeriksaan anti HBs dan HbaAg berkala pada usia 7 bulan (satu
bulan setelah penyuntikan vaksin hepatitis B ketiga) 1, 3, 5 tahun dan selanjutnya setiap 1 tahun.

Beritahukan pada ibu untuk melakukan pemantauan tumbuh kembang, gizi serta pemberian imunisasi
dilakukan sebagaimana halnya dengan pemantauan terhadap bayi normal lainnya.
PENYAKIT YANG MENYERTAI IBU SELAMA
KEHAMILAN
TUBERKULOSIS
Penatalaksanaan

Jangan diberi vaksin BCG saat setelah lahir.

Berikan profilaksis isoniazid (INH) 5 mg/kg sekali sehari secara oral.

Tunda pemberian vaksin BCG sampai 2 minggu setelah pengobatan selesai. Bila vaksin BCG
sudah terlanjur diberikan, ulang pemberiannya 2 minggu setelah pengobatan INH selesai.

Yakinkan ibu bahwa ASI tetap boleh diberikan. Lakukan tindak lanjut terhadap bayinya tiap 2
minggu untuk menilai kenaikan berat bayi.

Anjurkan ibu untuk minum Obat seperti INH, Rifampisin, Ethambutol, aman untuk menyusui.
Tapi pemberian PAS pada ibu, hati hati karena efek pada bayinya.

Beritahukan pada ibu untuk kunjungan ulang 8 minggu untuk dilakukan evaluasi.
PENYAKIT YANG MENYERTAI IBU SELAMA
KEHAMILAN
DIABETES MELLITUS
Penatalaksanaan

Beri air gula kira-kira 30 cc satu kali pemberian.

Pertahankan suhu tubuh dengan cara membungkus bayi dengan
kain hangat.

Pemeriksaan glukosa darah 1 jam setelah bolus glukosa dan
kemudian 3 jam sekali.

Bila tidak ada perubahan selama ± 24 jam dalam gejala-gejala
tersebut segera rujuk ke rumah sakit
PENYAKIT YANG MENYERTAI IBU SELAMA
KEHAMILAN
SIFILIS
Penatalaksanaan

Beri bayi Benzathine Benzylpenicillin IM dosis tunggal.

Beri Ibu dan Bapaknya Benzathine penicillin 2,4 juta unit I.M dibagi
dalam dua suntikan pada tempat yang berbeda

Rujuk Ibu dan Bapaknya ke rumah sakit yang melayani penyakit
menular seksual untuk tindak lanjut.

Lakukan tindak lanjut dalam 4 minggu untuk memeriksa pertumbuhan
bayi dan memeriksa tanda-tanda sifilis kongenital pada bayi.
PENYAKIT YANG MENYERTAI IBU SELAMA
KEHAMILAN
IBU HIV
Penatalaksanaan

Hormati kerahasiaan ibu dan keluarganya, dan lakukan konseling pada keluarga.

Rawat bayi seperti bayi yang lain, dan perhatian khususnya pada pencegahan infeksi.

Tentukan apakah ibu sedang mendapat pengobatan Antiretrovirus untuk HIV, atau
mendapatkan pengobatan antiretroviral untuk mencegah transmisi dari ibu ke
bayinya.

Bayi tetap diberi imunisasi rutin, kecuali terdapat tanda klinis defisiensi imun yang
berat, jangan diberi vaksin hidup (BCG, OPV, Campak, MMR).

Beri dukungan mental pada orang tuanya

Anjurkan suaminya memakai kondom, untuk pencegahan penularan infeksi
Penatalaksanaan

Lakukan konseling pada ibu tentang pilihan pemberian minum kepada bayinya.

Memberi ASI peras dari Ibu dengan HIV negatif.

Bantu ibu menilai kondisinya dan putuskan mana pilihan yang terbaik, dan
dukunglah pilihannya

Ajarkan ibu untuk mengamati apakah terdapat tanda bahaya pada bayinya

Pada waktu pulang, periksa DL, hitung Lymphosit T, serologi anti HIV, PCR
DNA/RNA HIV.

Jadwalkan pemeriksaan tindak lanjut dalam 2 minggu untuk menilai masalah
PENYAKIT YANG MENYERTAI IBU SELAMA
KEHAMILAN
IBU KECANDUAN OBAT
Penatalaksanaan

Lakukan pemeriksaan tanda gejala withdrawel dan lakukan diagnosis
banding pada ibu yang kecanduan Heroin atau methadone dan cocain

Tempatkan bayi di Ruang yang temaram, dan tenang, dibedong, diayun
perlahan agar tidur tenang, diberi P-ASI formula 24 calori per onz.

Lakukan identifikasi sindrom withdrawel setelah ibu mengkonsumsi obat:

Lakukan system scoring terapi pengobatan

Beri terapi Phenobarbital loading dose 10 mg/kg BB, kemudian dosis
rumatan
TERIMA KASIH
TUTORIAL
Kelas dibagi
menjadi 4
kelompok
berdasarkan
absensi

Tiap kelompok
membuat
makalah
dengan tema :

Anda mungkin juga menyukai