Anda di halaman 1dari 30

G4P2A1 gravida 34-35

minggu +KPD
Oleh :
Amelia Sonia Liemantara
1915006

Pembimbing :
dr. Herman Budi Santoso Sp.OG
Identitas Pasien
• Nama : Ny. AS • Nama suami: Tn. AM
• Umur : 30 tahun • Pekerjaan : peg.
• Agama : Islam swasta
• Alamat : Jamika • Masuk :
21/09/2019
• Pekerjaan : IRT
• Jam : 13.30
• Pendidikan : SMA WIB
• Menikah : 1x, 20 tahun • Melalui : IGD
• Tinggi Badan: 158 cm • DPJP : dr. R ,
• Berat Badan: 47 kg  Sp.OG
56 kg
Anamnesis
Keluhan utama: Keluar cairan dari jalan lahir (DD/ Ketuban Pecah
Sebelum Waktunya / Inkontinensia urine / Fistula vesikovaginal)
G4P2A1 30 tahun, mengaku hamil 8 bulan, datang dengan
keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak kontrol terakhir ke
dokter 4 hari SMRS, tidak disertai keluar lendir maupun darah.
Pasien merasakan mulas semenjak sore hari. Mulas dirasakan
sering. Riwayat jatuh atau terbentur disangkal (DD/ FR KPSW ec
trauma). Riwayat nyeri saat berkemih disangkal. Pasien
menyangkal adanya demam, atau perih saat BAK (DD/FR ec ISK).
Anamnesis Tambahan
• RPD : HT (-) DM (-) asma (-) • Taksiran partus : -
• RPK : HT (-) DM (-) asma (-) • ANC : ke Sp.OG
• R. operasi :-
• Riwayat KB : IUD
• R. pernikahan : 1x, 20 tahun
• R. pengobatan : - • Golongan darah : -
• Riwayat menstruasi
• HPHT : Lupa
• Siklus : 28 hari Teratur
• Durasi : 5-7 hari
• Nyeri : (-)
• Menarche : 14 tahun
Riwayat Obstetrikus

Lama Persalinan
Perkawina Kehamilan Umur Keadaan
Kehamila dan JK BBJ
n ke sekarang sekarang
n komplikasi

perempua
1 1 9 bulan Spontan 3kg 10 tahun hidup
n
Mola
1 2 hidatidos
a
perempua
1 3 9 bulan spontan 3kg 4 tahun hidup
n

1 4 Hamil ini
Status Generalis
Tanda vital
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis • TD : 120/70 mmHg
Kesan Sakit : Sedang • Nadi : 80x/menit
TB : 155 cm • Suhu : 36,5°C
BB : 47kg  56kg • Respirasi : 20x/menit
Kepala
Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher
Tidak teraba pembesaran KGB
Kelenjar tiroid simetris, tidak membesar, trakea letak sentral
Thorax
Pulmo : VBS kanan=kiri, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Cor : bunyi jantung murni, S1=S2, tidak ada bunyi jantung
tambahan
Abdomen
Cembung gravida, soepel, BU + normal
hepar lien tidak teraba membesar
Ekstremitas
CRT <2’, Edema -/-, refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-
Status Obstetrikus
Pemeriksaan luar Leopold I
TFU : 30 cm Lunak, kurang bundar, kurang melenting
LP : 98 cm
His : (+) 1x/ 10 Leopold II
puka
menit (20-25)
Letak janin : memanjang Leopold III
Presentasi : kepala Keras, bundar, melenting
BJJ : (12-12-13)
148x Leopold IV
divergen
TBBJ : 2790 gram
Pemeriksaan panggul
Tidak dilakukan
Status Obstetrikus
Pemeriksaan dalam
VT : v/v Tak ada kelainan
Cervix/portio
Konsistensi : tebal, lunak
Pembukaan : Ø
Ketuban : (+) rembes
Presentasi : kepala
Stasion : -2
Diagnosis
G4P2A1 gravida 34-35 minggu +KPD
Usulan PP
• Hematologi rutin
• NST
Penatalaksanaan
• Rawat Inap
• Observasi TTV, DJJ, His
• Terminasi
• His - -> induksi oxytocin
• His + -> nilai kemajuan (6 jam) -> kurang? -> oxytocin -> gagal-
> SC

Medikamentosa :
• Antibiotik profilaksis : ampicilin 4x500mg, eritromisin :
4x500mg dan metronidazole 2x500 mg 3-5 hari)
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Ketuban Pecah Dini
Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya selaput
ketuban
sebelum terjadinya persalinan.
Etiologi
• Gangguan keseimbangan sintesis & degradasi kolagen
• Infeksi
• Elastisitas selaput janin menurun
• Penyebab tersering :
o PAP tidak tertutup oleh bagian terendah janin
o Infeksi
o Coitus
o Kelainan letak
Klasifikasi
• Ketuban Pecah Dini (PROM) : dimana selaput ketuban pecah
pada usia kehamilan > 37 minggu.
• Ketuban Pecah Dini Preterm(PPROM): selaput ketuban pecah
sebelum < 37 minggu.
• Ketuban Pecah Dini sangat Preterm: selaput pecah 24-<34
minggu
Faktor Risiko
• Pasien berkulit hitam • Infeksi korio desidua
• Sosial ekonomi rendah • Penurunan jumlah kolagen
• Perokok dari membran amnion
• Riwayat infeksi menular • Infeksi yang menjalar dari
seksual vagina (flora vagina abnormal
• Pernah mengalami kelahiran : risiko 2-3x)
prematur sebelumnya • pH vagina >4,5 : risiko 32%
• Riwayat KPD • serviks tipis/ kurang dari 39
• Mengalami pendarahan pada mm : risiko 25%
vagina; trimester I (risiko 2x), • Solutio plasenta
trimester 2/ 3 (20x) • Fibronectin >50 ng/mL : risiko
• Distensi uterus : kehamilan 83%
multiple  gemelli (50%), • Kadar CRH (corticotrophin
kembar tiga (90%) & releasing hormone) maternal
polihidroamnion tinggi misalnya pada stress
• Riwayat tindakan sirklase dan psikologis, dsb, dapat
amniosentesis menjadi stimulasi persalinan
• Coitus, terutama jika hygiene preterm
buruk, predisposisi terhadap
infeksi
DIAGNOSIS
Penilaian awal KPD  konfirmasi diagnosis, usia
gestasi dan presentasi janin, serta penilaian
kesejahteraan maternal dan fetal.

PEM.
ANAMNESIS PEM. FISIK
PENUNJANG
SPEKULUM:
USIA KELUAR CAIRAN pH: KERTAS
KEHAMILAN ? AMNION DARI LAKMUS/NITRA
OUE ZIN
KELUAR CAIRAN
DARI VAGINA? PRESENTASI:PR MIKROSKOPIS:
KAPAN ? OLAPS TALI LANUGO &
WARNA ? PUSAR VERNIKS
JUMLAH ? KASEOSA
DILATASI &
TANDA INFEKSI? PENDATARAN USG
SERVIKS
Pemeriksaan penunjang
1. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG untuk
menilai
• indeks cairan amnion
• menilai taksiran berat
janin 2. Pemeriksaan
laboratorium
• usia gestasi
Pemeriksaan seperti insulin-
• presentasi janin like growth factor binding
• kelainan kongenital protein 1(IGFBP-1) sebagai
janin penanda dari persalinan
preterm, kebocoran cairan
amnion, atau infeksi vagina.
3. Lakmus test (Nitrazin)
4. Ferning Appearance
(Fern Test)
• mikroskopis : terlihat
gambaran daun pakis
(amnion)
Penatalaksanaan
• Terdapat dua manajemen dalam penatalaksanaan KPD, yaitu
manajemen aktif dan ekspektatif.
1. Manajemen ekspektatif adalah penanganan dengan
pendekatan tanpa intervensi
2. Manajemen aktif melibatkan klinisi untuk lebih aktif
mengintervensi persalinan
A. Ketuban Pecah Dini usia kehamilan <24 minggu
Pada usia kehamilan <24 minggu dengan KPD preterm
didapatkan bahwa morbiditas minor neonatus seperti
hiperbilirubinemia dan takipnea transien lebih besar apabila ibu
melahirkan pada usia tersebut dibanding pada kelompok usia
lahir 36 minggu. Sedangkan morbiditas mayor seperti sindroma
distress pernapasan dan perdarahan intraventrikular. Pada saat
ini, Ketuban Pecah Dini usia kehamilan 24 - 34 minggu bahwa
mempertahankan kehamilan adalah pilihan yang lebih baik.
B. Ketuban Pecah Dini usia kehamilan 34-38 minggu
Pada usia kehamilan >34 minggu, mempertahankan
kehamilan akan meningkatkan resiko korioamnionitis dan sepsis.
Konservatif
Observasi
(rawat inap 2 hari)

Tanda – tanda inpartu


• 28-36 minggu Tanda – tanda infeksi
• Tidak ada Kesejahteraan janin
penyulit pada ibu
dan janin Antibiotik profilaksis (Ampicilin
4x500mg atau Eritromisin 4x500mg
dan Metronidazole 2x500mg selama
3-5 hari)
Tokolitik
Pematangan paru (24-34 minggu)
betametason 12 mg 1dd (2 hari) atau
deksametason IM 5 mg q6h (1 hari).
KPD memanjang
Antibiotik profilaksis disarankan pada kejadian KPD preterm.
Antibiotik dapat mengurangi morbiditas maternal dan neonatal.
Pemberian eritromisin atau penisilin adalah pilihan terbaik.
Manajemen Aktif
• Pada kehamilan >= 37 minggu, lebih dipilih induksi awal.
Induksi persalinan dengan prostaglandin pervaginam
berhubungan dengan peningkatan risiko korioamnionitis dan
infeksi neonatal bila dibandingkan dengan induksi oksitosin.
Sehingga, oksitosin lebih dipilih dibandingkan dengan
prostaglandin pervaginam untuk induksi persalinan pada kasus
KPD.
• Pemberian kortikosteroid antenatal pada wanita dengan KPD
preterm dapat menurunkan risiko respiratory distress
syndrome, perdarahan intraventrikular dan enterokolitis
nekrotikan dan dapat menurunkan kematian neonates.
Aktif
Terminasi
20-28
minggu infeksi intra His (-)  induksi oxytocin
Atau amnion His (+)  nilai kemajuan
≥ 37 minggu (6 jam)  kurang? 
oxytocin  gagal  SC

tanda-tanda
inpartu
gawat janin Infeksi ?
antibiotik dosis tinggi
terminasi kehamilan.
Komplikasi
Terhadap ibu Terhadap bayi

• Infeksi intrauterine • Lahir prematur


(endomyometritis, • Malpresentasi
korioamnionitis ,
• Kompresi tali pusat
sepsis)
• Gangguan
• Oligohidramnion
psikososial • Infeksi
• Perdarahan • Acute Respiratory
postpartum Distress Syndrome
• Gawat janin
TERIMA KASIH

SUMBER:
- Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia 19 July
2018
- Panduan Klinik Obstetri & Ginekologi 2018

Anda mungkin juga menyukai