Anda di halaman 1dari 30

TUTORIAL 20

SKENARIO 1
SKENARIO
BAYI KECIL
Ny. M 34 tahun G4P1A2 hamil 35 minggu dirujuk oleh bidan ke RS UNILA
dengan kenceng-kenceng teratur sejak 2 hari yang lalu dan dirasakan
semakin sering. Riwayat kehamilan sebelumnya, persalinan anak pertama
terjadi secara prematur usia kehamilan 30 minggu dan meninggal 2 hari
kemudian. Kehamilan kedua dan ketiga pasien mengalami abortus usia
kehamilan 20 minggu dan 22 minggu.

Dari pemeriksaan Leopold, TFU 28 cm, DJJ 156x/menit, bagian terbawah


janin teraba kepala. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) didapatkan ukuran
biparietal diameter 7,9 cm, abdominal circumference 27,7 cm dan femur
length 6,2 cm, letak plasenta fundus grade 2 dengan TBJ 1500 gram.
STEP 1. IDENTIFIKASI ISTILAH ASING
• USG
Ultrasonografi metode diagnostic menggunakan gel. Ultrasonik untuk melihat struktur
jaringan brdskrkan gambar echo dari gelombang ultrasonic yang dipantulkan oleh jaringan
• ABORTUS
Penghentian kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau BB janin kurang dari 500
gram
• G4P1A2
Gravidarum : kehamilan ke 4
Partus : Pernah melahirkan hidup 1x
Abortus : pernah keguguran 2x
• ABDOMINAL CIRCUMFERENCE
Ukuran lingkaratn perut bayi biasa digunakan untuk mengukur kehamilan trimester 2 atau
3
• BIPARIETAL DIAMETER
Ukuran tulang pelipis kiri dan kanan
• TBJ
Tafsiran Berat Janin
• FEMUR LENGTH
Ukuran Panjang tulang paha bayi
• DJJ
Denyut jantung janin. Normal kalo kurang dari 6 minggu : 90-110 Sebenernya
banyak banget yg harus dipelajarin gak sih uni
Anak ke 1= ppi, terus ninggal
Anak ke 2 3= IUFD
Anak ke 4= IUGR, ibunya kontraksi terus dikasih tocolytic, udh kelar urusan
kontraksi baru talak iugr
>= 6 minggu : 120-160 x/menit
STEP 2. PERTANYAAN
1. Bagaimana interpretasi dari data di skenario?
2. Pemeriksaan fisik (Leopold) dan pemeriksaan penunjang lain!
3. Apa saja tanda gejala persalinan?
4. Mengapa pasien merasakan kenceng-kenceng secara teratur
sebelum usia persalinan normal?
5. Mengapa bisa terjadi abortus dan premature?
6. Apa yang mungkin terjadi pada janin di skenario ini?
7. Penanganan terhadap kondisi janin agar tidak lahir premature?
STEP 3. BRAINSTORMING
1. Bagaimana interpretasi dari data di skenario?
• Pemeriksaan Leopold
Diukur dari simfisis pubis, kalo udah 35 minggu panjangnya harusnya 30 cm tetapi di
skenario hanya 28 cm (tidak normal).
• DJJ
Di skenario 156 x/menit (normal)
• Bagian bawah teraba kepala = bayi siap untuk dilahirkan, tidak dalam posisi sungsang
• USG
BPD, normalnya 35 minggu 8,8cm (di skenario masih kurang)
Abdominal circumference, normalnya 30,9 cm (di skenario masih kurang)
Femur Length, normalnya 6,8 cm (di skenario masih kurang)
Letak plasenta fundus grade 2  terjadi penurunan fungsi plasenta, mengalami
pengapuran.
TBJ  Kurang
(TFU-12) x 155 gr = (30,6 cm -12) x 155 = 2886 gr (BB Janin seharusnya)
2. Pemeriksaan fisik (Leopold) dan pemeriksaan
penunjang lain!
• Leopold  ada 4 jenis
• Leopold 1  untuk menentukan TFU bagian janin dalam fundus &
konsistensi fundus
TFU  nilai normal, teraba 1/3 diatas simfisis--> 12 minggu
½ diatas simfisis dan pusat  16 minggu
2/3 diatas simfisis  20 minggu
Setinggi pusat  22 minggu
1/3 diatas pusat --> 28 minggu  25 cm
½ pusat proc. Xyphoideus  34 minggu  27 cm
Setinggi proc. Xyphoideus --> 36 minggu  30 cm
2 jari dibawah proc. Xyphoideus  40 minggu  33 cm
• Leopold 2
Untuk menentukan batas samping rahim dan letak punggung.
• Leopold 3
Untuk menentukan bagian terbawah janin, diatas simfisis ibu dan
bagian terbawah yang sudah masuk PAP atau masih bisa digoyangkan.
• Leopold 4
Untuk menentukan bagian terbawah janin dan seberapa jauh sudah
masuk PAP.
• Pemeriksaan Penunjang Lain.
1. Jumlah leukosit dalam air ketuban : 20 ml atau lebih
2. Pemeriksaan CRP: >0,7 mg/ml
3. Pemeriksaan leukosit dalam serum ibu : >13.000/ml
4. Fibronektin Janin : pada kehamilan 24 minggu atau lebih, kadar
fibronectin janin 50 ng/ml atau lebih yang menandakan preterm
5. CRH : CRH naik pada trimester 2 akan menandakan preterm.
6. Sitokin inflamasi : meningkat akan menandakan preterm
5. Mengapa bisa terjadi abortus dan premature?

• Prematur :
1. Komplikasi medis dan obstetric
Hipertensi  eclampsia
2. Faktor gaya hidup (seperti penggunaan obat-obatan)
Alkohol  cedera otak pada janin
3. Faktor genetic
4. Infeksi cairan amnion
Oleh toxoplasma dapat menyebabkan premature
• Etiologi Prematur :
1. Aktivasi aksis HPA (Hipotalamus- Pituitary-Adrenal)
2. Infeksi desidua korioamnion/sistemik
Sistemik  dari traktus GI tract
3. Perdarahan desidua
4. Peregangan uterus patologi
• Faktor Abortus:
1. Usia ibu yang terlalu muda (<20 tahun atau >45 tahun)
2. Faktor psikologis ibu (stress)
Akan mempengaruhi hipotalamus ibu, peningkatan tekanan darah 
kontriksi pemb. Darah  kontriksi pemb darah uteroplasental ; mengurangi
distribusi darah ke janin  abortus
1. Paritas Ibu (semakin sering pernah melahirkan maka tingkat kejadian
abortus semakin meningkat)
2. Reaksi imunologik (transfuse leukosit &heparinisasi)
3. Inkompetensi serviks (keadaan serviks uterus tidak bisa menerima
beban. Serviks tetap membuka tanpa disertai kontraksi). Disebabkan
oleh trauma serviks.
6. Apa yang terjadi pada ibu dan janin?
• Usia kehamilan <38 minggu :
G4P1A2
Dx : bayi prematur JTH Presentasi kepala (abortus berulang)

Dx Ibu : G4P1A2 Hamil 35 Minggu dengan partus prematurus iminens


JTH Pres Kepala tidak ada distress kepala
STEP 4. MIND MAP
STEP 5. LO
1. Kelainan di trimester 3 (PPI dan lain-lain) !
1.
• Gangguan perdarahan pada trimester 3:
Plasenta previa
• Implantasi plasenta didekat dari serviks.
• Klasifikasi 4
1. Total
- Plasenta tepat pada serviks
2. Parsial
- Menutupi sebagiab
3. Marginalis
4. Letak Rendah
• Etio :
Tidak diketahui pasti
FR : bekas sesar, kurang perdarahan pada bagian uterus.
• Patofisio
- Sudah dekat dengan masa persalinana. Terjadi pendataran serviks, daerah
implantasi mengalami pergeseran  perdarahan melalui vagina.
Gejala :
- Tanpa disertai rasa nyeri
- Usia kandungan >28 minggu
- Janin belum turun ke PAP
- Kelainan letak janin
Solusio Plasenta
-lepasnya plasenta sebelum waktunya
FR :
- Hipertensi kronik
- Tumor pada uterus
- Malnutrisi
- Tali pusar pendek
Marginalis : dipinggir
Parsialis : sebagian
Totalis : seluruhnya

Berdasarkan luas plasenta


1. Ringan  <25% plasenta yang terlepas ; darah yang keluar <250 ml
2. Sedang  >25 -50% ; darah nya yg keluar >250-1000 ml
3. Berat  >50% ; darah yang keluar >1 Liter
• Gejala :
- Keluhan nyeri yang hebat; tidak langsung terjadi perdarahan.
PPI
- Merupakan kontraksi uterus yang sudah muncul tetapi belum waktunya (sebelum usia aterm)
- Etiologi :
- Faktor Plasenta & Janin
1. Perdarahan pada trimester awal
2. Ketuban pecah dini
3. PJT
4. Kehamilan Ganda
- Faktor Ibu
1. DM
2. Preeklampsia
3. ISK
4. Stres Psikologis
5. Riwayat persalinan pretem dan abortus berulang.
• Kriteria Diagnosis :
1. Kontraksi uterus 7-8 menit sekali; 2-3 sekali dalam waktu 10 menit
2. Nyeri pada punggung bawah (Low Back Pain)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pembukaan serviks setidaknya 2 cm dan penipisan serviks 50-80%
6. Selaput ketuban pecah
7. Presentasi janin rendah sampai mencapai spina isciadika
8. Terjadi pada usia kehamilan 27-37 minggu.
1. Indikator Klinis:
- Timbulnya kontraksi dan pemendekan serviks
- Terjadinya ketuban pecah dini

2. Indikator Laboratorik
- Meningkatnya jumlah leukosit dalam air ketuban
- CRP meningkat
- Leukosit serum ibu meningkat

3. Indikator Biokimia
- Fibronektin meningkat
- Hormon CRH meningkat
- Sitokin inflamasi meningkat
- Feritin menurun
• PPI ada penyebab
1. Faktor Mayor
- Kehamilan multiple
- Serviks terbuka >1 cm pada kehamilan 32 minggu
- Riwayat abortus lebih dari 1 kali
2. Faktor Minor
- Penyakit yang disertai demam setelah 12 minggu
- Perokok lebih dari 10 batang sehari
- Riwayat abortus pada trimester 1 (>2 kali)
• Tatalaksana :
1. Tokolitik
Mengahambat persalinan preterm
-Kalsium antagonis : nifedipine,
- Obat beta mimetic
- Sulfa magnesikus
- Penghambat produksi prostaglandin

2. Kortikosteroid
-maturase paru janin
- Deksametason dan betametason
- TRH dan suplemen inositol

3. Antibiotik
- Eritromisin, Ampisilin, dan Clindamisin
Ketuban Pecah Dini
• Sebelum inpartu (<37 Minggu)
• Kontraksi uterus berulang
• Perubahan kolagen matriks intraseluler yang dimediasi oleh MMP
• Berhubungan dengan kontraksi uterus dan pergerakan janin

Diagnosis KPD:
- Test lakmus (merah jadi biru) Nitrazin Test
- Ada cairan ketuban
• KPD dapat mengalami beberapa komplikasi
1. Infeksi
Ibu : korioamnionitis
Janin : septicemia, pneumonia
2. Hipoksia dan asfiksia

KPD dapat mengakibatkan terjadinya oligohidroamnion sehingga terjadi


hipoksia
Oligohidroamnion mempengaruhi risiko gawat janin.

3. Sindrom deformitas janin


Pertumbuhan janin terhambat yg disebabkan oleh kompresi muka dan
anggota badan janin.
• KPD :
1. Kehamilan kembar
2. Polihidroamnion
Akan meningkatakan tekanan pada intrauterine ibu
3. Cepalocervix disproportion
Kegagalan janin memasuki PAP
4. Rendahnya vitamin C dan ion Cu dalam serum dan yang akan
mengakibatkan penurunan kolagen pada kulit amnion.
5. Trauma kelahiran atau kelahiran kongenital
Mengakibatkan rusaknya fungsi otot serviks
• Tatalaksana KPD
1. >37 minggu
- Diinduksi oksitosin (misoprolol 25-50 microgram intravaginal 6 jam
sekali) dan kalo gagal diinduksi maka di SC
2. Kalo ada tanda-tanda infeksi
- Diberikan antibiotic dan persalinan diakhiri.

- CARI ALGORITMA TATALAKSANA KPD!


IUGR
• Intrauterine Growth Restriction :
Bayi yang mempunyai berat badan lahir dibawah persentil ke-10 dari kurva
BB normal yang disesuaikan dengan usia kehamilan.
Klasifikasi :
1. Simetris (Proporsional)
-terjadi pada 0-20 minggu pada trimester 1 dan 2
-insidensi 20-30%
- Penyebab : kelainan genetic dan penyakit infeksi
- Mengalami penurunan proliferasi sel
- Prognosis nya buruk
- Asimetris (Disproporsional)
1. Periode terjadi nya pada trimester 3
2. Penyebabnya adalah terjadi insufisiensi plasenta

Dikenali setelah 28 minggu diukur dengan pengkuran TFU.


Pengukuran biometrik.
Pengukuran cairan amnion.
Pencegahan : usahakan hidup sehat
Hindari stress selama kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai