Anda di halaman 1dari 4

Pulmonary Rehabilitation, Asthma – dr.

Dewi

- Pada asma, yang membedakannya dengan COPD, pada asthma aka nada inflammatory
reaction yang dikarenakan pencetus berupa mites, debu, dingin, dan berkaitan
kesensitifan ini dikarenakan genetik (atopi) menyebabkan sensitasi epitel sel dan
timbul reaksi pada mast cell. Kelainan akan timbul, baik berupa rhinitis (batuk pilek),
dermatitis, atau asma. Sedangkan pada COPD dikarenakan COPD, lebih dikarenakan
genetic, rokok, dan noxious gas
- Inflammatori pada asma akan bterjadi bronkokonstriksi dan hyperosmotic airway
Reversible
- Inflammatori pada COPD akan terjadi alveolar destruction (septal destruction) dan
fibrotic airway irreversible
- COPD ditegakkan dengan spirometri yang menghasilkan FEV1 predicted < 80% dan
FEV1/FVC < 0.7 (70%) tingkat keparahan obstruksi pada COPD ditandai dengan
seberapa parahnya pengurangan nilai FEV1
- Latihan yang dapat dilakukan untuk mengurangi death zone pada udara ialah dengan
burst-lip breathing (bibir engga mencucu ya woi)
Note : pada pemeriksaan, akan ditemukan wheezing pada saat ekspirasi, sesak, dan
memungkinkan memiliki riwayat keluarga dengan atopi
- FEV1 udara yang dihembuskan paksa sdalam satu detik pertama
- FVC1 banyaknya udara yang dapat dihembuskan dalam 1x nafas
COPD Asthma
Smoker / ex Nearly all Possibly
Symptoms under 35 Rare Often
years
Hronic Productive Common Uncommon
cough
Breathlessness Persistent and progressive Variable h
terja a
di n
jika terjadi y
sensitasi a
Night weaking w/ Uncommon terjadi, tapi dia Common
wheeze or tuh udah biasa ngalamin itu, kayanya
breathlessness jadi ga kebangun gitu berhubungan
sama cortisol
endogen di
malam hari
yang
turun gaksi ?
Symptoms diurnal or Uncommon dia itu Common
day- day productive

Note : Jika terjadi peningkatan 15 persen pada FEV1 atau FVC nya, maka dia masuk
kategori asma notice kalo rasionya bakal tetep dalam kategori obstruksi.

Obstructive Restrictive Mixed


FEV1 Low Low or normal Low
FVC Low / normal Low Low
FEV1 / FVC Low Normal / higher Low
- Principal of rehabilitation
o Reduce the symptoms
o Improve quality of life
o Increase physical and emotional of living
Note : pada asthma, kita harus tau apa yang bikin dia sering eksaserbasi dan
bagaimana cara kita mengetahui apa yang bisa merelieve eksaserbasinya
- Comprehensive of pulmonary rehabilitation programe :
o Motion it is medicine
o Education pada pasien asma, berupa faktor pencetus. Bisa juga sambil
kolaborasi dengan dokter kulit (divisi alergi)
o Konseling nutrisi semua pasien obstruksi (Asthma ato COPD), dia akan
membutuhkan edukasi nutrisi karena energy yang kurang (terutama pada
COPD yang telah mengalami wasting)
- Program khusus asthma, meliputi
o Local muscle relaxation Jacobson technieuq , neck cailliet (karena penggunaan
accessory muscle untuk membantu respirasi)
o General muscle relaxation Imaginary, sit, listening music, breathing controlled
(tarik napas – buang napas)
Note : pada asthma, tidak perlu burst-lip breathing karena keadaan alveolus
yang baik. Tubuh dapat menghasilkan radikal bebas / zat inflammatory sendiri,
inilah yang dikendalikan. Saat kita relax, kita akan mengeluarkan endorphin
(morfin dalam tubuh) yang akan melawan stressorradikal bebas atau zat
inflamatori. COPD, tidak ada program relaksasi
- Excersie training menignkatkan kapasitas paru pada orang dengan asthma, dilakukan
dengan cara :
o Ergometri bicycle, tretmill exercise, berenang aerobic excersice
o 6MWT six minutes walking test pasien diminta untuk berjalan selama enam
menit. Jika sesak, dapat diberikan oksigen terlebih dahulu, kemudian dihitung
VO2 max untuk melihat pengambilan oksigen
o Olahraga dengan frekuensi … (ketinggalan)

Note : Hasil akan muncul dalam 4-10 weeks dengan latihan yang lebih banyak
akan memiliki efek yang lebih baik, kemudian partisipan akan ditargetkan untuk
memiliki HR tertentu, tapi tidak untuk orang COPD dengan limitasi. Sehingga,
orang dengan limitasi akan melakukan simple corridor exerice training
berjalan maksimum, latihan, beristirahat, dan berjalan lagi hingga total 20 menit
berjalan sampai selesai. Jika orang dengan maimum mencapai 80 persen, dapat
ditingkatkan mejadi endurance (misal dengan beban), baik dengan continues
ataupun interval.
Additional note : rehabilitasi mengambil enam minggu, semakin panjnag suatu
progam, maka semakin efektif hasilnya tapi orang yang kemudian programnya
terputus lebih dari emapt minggu, akan mengalami deteriorasi lagi
- Beberapa program jug meliputi upper limb exercise (upper limb ergo cycle atau resistive
training dengan weight) jika pasien tidak dapat melakukan aerobic exercise atau pasien
dengan muscle weakness respiratory . Upper limb akan memiliki efek strength, tapi tidak
menhasilkan efek yang lebih efktif daripada regular aerobic exercise tidak
meningkatkan kualitas hidup atau toleransi olahraga. Orang dengan amputasi kaki,
baik untuk melakukan upper limb exercise untuk menignkatkan kapasitas jantung
karena penggunaan kaki palsu membutuhkan kemampuan jantung yang baik untuk
mengangkat kaki palsu yang berat
- Orang dengan sesak napas, harus disarankan untuk memakan sedikit, sering, dan
harus poor dentition (?) dibenarkan dan komorbiditas (sepsis pulmonel, tumor paru)
harus dibenarkan juga
- Assessment dan follow up :
o Spirometry sebelum dan setelah obat bronkodilator
o Penilaian kapasitas olahraga
o Penilaian status kesehatan dan dampak seesak napas
o Penilaian kekuatan otot inspiratori dan ekspiratory dan kekuatan otot ekstrimitas
bawah (misal, quadriceps) pada pasien yang telah mengalami wasting

Anda mungkin juga menyukai