Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ilham Nugroho

NPM : 1718011072

PROMOSI KESEHATAN
PADA KOMUNITAS PERTANIAN

1. Sejarah Promosi Kesehatan


Sebelum ada promosi kesehatan, masyarakat lebih mengetahui dengan
adanya istilah "Pendidikan Kesehatan" yang merupakan kombinasi dari
pengalaman pembelajaran yang didesain untuk memfasilitasi sehingga
perilaku masyarakat kondusif dalam bidang kesehatan secara sukarela.
Pada tahun 1984, WHO mengubah istilah "Pendidikan Kesehatan"
menjadi "Promosi Kesehatan". Perbedaan kedua istilah ini terdapat pada
bahwa pada pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk mengubah
perilaku sedangkan untuk promosi kesehatan, selain untuk dapat
mengubah perilaku tetapi juga mengubah lingkungan sebagai upaya
untuk memfasilitasi kearah perubahan perilaku yang lebih baik.

Pada konferensi OTAWA yang diselenggarakan di Ottawa, Kanada pada


tahun 1986 membahas tentang materi promosi kesehatan. Indonesia pada
tahun 1994 setelah mendapat kunjungan dari direktur promosi kesehatan
WHO, kemudian Indonesia menjadi penyelenggara konferensi
internasional promosi kesehatan dan berupaya menyamakan konsep dan
mengubah beberapa daerah menjadi daerah percontohan. Pada tahap
inilah dikenal visi misi dan strategi promosi kesehatan di Indonesia.

2. Konsep Promosi Kesehatan


a) Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan
kesehatan yang mempunyai arti bahwa konsep promosi kesehatan
lebih komprehensif jika dibandingkan dengan pendidikan
kesehatan.
b) Promosi kesehatan tidak hanya sekedar proses penyadaran
masyarakat sebagai peningkatan pengetahuan tetapi juga
menjembatani perubahan perilaku tersebut dalam bentuk
intervensi.

3. Prinsip Promosi Kesehatan


a) Upaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menjadi lebih
mandiri
b) pembelajaran yang diterapkan adalah dari, untuk, oleh, dan
bersama dengan masyarakat sehingga masyarakat dapat menolong
dirinya sendiri dan mandiri dalam bidang masyarakat.
c) Mengembangkan kegiatan yang bersumber daya manusia sesuai
dengan kearifan lokal.
d) Harus didukung oleh kebijakan publik dari berbagai sektor.

4. Tujuan Promosi Kesehatan


Meningkatkan kemampuan baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat agar mampu hidup sehat dan mampu mengembangkan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat untuk mendorong kemampuan
masyarakat di bidang kesehatan. Hal tersebut dilakukan dengan
menerapkan beberapa strategi promosi kesehatan, antara lain adalah
sebagai berikut.

a) Advokasi
Advokasi merupakan kunci dari keberhasilan penyelenggaraan
promosi kesehatan di suatu wilayah. Adanya pengubahan perilaku
harus didukung dari pemangku kebijakan sehingga tim promosi
kesehatan harus dapat meyakinkan bahwa promosi kesehatan ini
haruslah mendapat dukungan keputusan dari pejabat agar lebih
mudah dapat dilaksanakan penyelenggaraannya.
b) Dukungan Sosial
Adanya dukungan dari semua lintas sektor yang bernuansa
kesehatan dengan contoh adanya kasus stunting apabila mendapat
dukungan dari semua sektor maka kejadian stunting dapat teratasi
dengan baik dengan ditandai adanya penurunan
prevalensi/kejadian stunting di suatu wilayah.
c) Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat harus mampu untuk menjadi mandiri di bidang
kesehatan sehingga kondusif untuk perilaku hidup sehat dengan
beberapa jenis kebijakan. Hal ini tentunya harus mendapatkan
dukungan dari advokasi. Pada strategi ini, keterampilan
masyarakat diperhatikan sebagai contoh pada bidang pertanian,
harus terdapat adanya pemberdayaan pertanian dan kesehatan
agar petani tetap sehat. Oleh karena itu, diperlukan promosi
kesehatan di bidang pertanian.

Dukungan strategi tersebut, pemberdayaan yang dilakukan harus


dilakukan secara sukarela oleh masyarakat. Oleh karena itu,
kemampuan untuk mengetahui permasalahan diperlukan sehingga
mereka mempunyai keinginan dan mampu melakukannya.

5. Perencanaan Promosi Kesehatan


Daur manajemen promosi kesehatan mencakup beberapa tahapan yaitu
sebagai berikut.
a) Perencanaan
Siklus perencanaan (analisis situasi yang merupakan awal dari
suatu rencana, pengumpula data berdasarkan fakta. Terdapat
indikator sesuai masalah yang ada sehingga lebih mudah
menilainya  penentuan masalah  pemilihan solusi 
menyusun rencana  komunikasi rencana).
b) Pelaksanaan
c) Evaluasi
Siklus evaluasi (topik masalah: agar bisa mengevaluasi masalah
yang dikaji maka diharuskan untuk  kembangkan kerangka 
merancang metode untuk menilainya  menyusun instrumen 
pengamatan, pengukuran  buat simpulan)
Model evaluasi program promkes, salah satunya PPM (Precede
Proceed Model) yang dikenalkan oleh Johns Hopkins
University.

Dibawah ini merupakan tahapan untuk melakukan evaluasi dengan metode


PPM (Precede Proceed Model) adalah sebagai berikut.
1. Melakukan penilaian social di masyarakat (diagnose social).
2. Penilaian epidemiologi untuk menilai validitas dari masalah
yang ada sehingga bisa menentukan statistik vital di
daerahnya.
3. Menilai perilaku dan lingkungannya (kontribusi masalah
disana terkait dengan faktor individu, lingkungan, atau
sosial).
4. Menilai faktor prediposisi (alasan, motivasi perilaku
kesehatan, faktor penguatnya).
5. Statistik intervensi.
6. Evaluasi proses yang telah dilakukan.
7. Evaluasi proses yang telah dilakukan.
8. Evaluasi proses yang telah dilakukan.
9. Evaluasi proses yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai