A. Deskripsi Perkuliahan
Mata ajaran ini membahas konsep dasar promosi kesehatan, penyusunan
rencana promosi kesehatan,penerapan promosi kesehatan,monitoring dan evaluasi
promosi kesehatan,modifikasi rancangan promosi kesehatan
C. Kompetensi Utama
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu menerapkan promosi
kesehatan pada pasien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat di
tatanan klinik dan komunitas.
D. Kompetensi Pendukung
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar promosi kesehatan
2. Mahasiswa mampu mengkaji kebutuhan dalam promosi kesehatan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan strategi promosi kesehatan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup promosi kesehatan
5. Mahasiswa mampu menjelaskan perencanaan promosi kesehatan
6. Mahasiswa mampu menjelaskan cara membuat satuan acara
penyuluhan
7. Mahasiswa mampu menjelaskan metode yang digunakan dalam
promosi kesehatan
66
8. Mahasiswa mampu menjelaskan media yang digunakan dalam
promosi kesehatan
9. Mahasiswa mampu menyusun satuan acara penyuluhan
10. Mahasiswa mampu membuat media promosi kesehatan
11. Mahasiswa mampu menerapkan promosi kesehatan
12. Mahasiswa mampu menjelaskan advokasi kesehatan
13. Mahasiswa mampu menerapkan promosi kesehatan di berbagai
tempat
14. Mahasiswa mampu menjelaskan gerakan /pemberdayaan masyarakat
dalam promosi kesehatan
15. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi dalam
promosi kesehatan
16. Mahasiswa mampu melakukan modifikasi rancangan promosi
kesehatan
F. Strategi Perkuliahan
1. Dosen memberikan penjelasan mengenai pentingnya mata kuliah ini dan
mahasiswa diharuskan mempelajari materi perkuliahan lebih dahulu
sebelum perkuliahan dimulai
67
2. Mempelajari Konsep Dasar Promosi Kesehatan sebelum mempelajari
materi perkuliahan berikutnya
3. Untuk meningkatkan data kreativitas mahasiswa dan agar tidak dependen
dengan dosen, maka perkuliahan lebih diarahkan pada diskusi kelas,
memecahkan masalah yang timbul secara bersama dan penugasan. Pokok
permasalahan dan kerangka berfikir diberikan pada mahasiswa pada awal
perkuliahan, sehingga pada tahap selanjutnya dosen hanya berperan
sebagai fasilitator atau mungkin sebagai moderator
4. Untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa, dilakukan pemberian
tes, penugasan dan latihan
BAB XIV
GERAKAN /PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
PROMOSI KESEHATAN
68
I. Pendahuluan.
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran
utama dari promosi kesehatan. Masyarakat atau komunitas merupakan salah
satu dari strategi global promosi kesehatan pemberdayaan (empowerment)
sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar
masyarakat sebagai primary target memiliki kemauan dan kemampuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Pemberdayaan adalah suatu proses aktif, dimana mastarakat yang di
berdayakan harus berperan secara aktif (berpatisipasi) dalam berbagai
kegiatan, baik dalam perubahan social, ekonomi dan politik untuk
meningkatkan kualitas hidup seluruh anggota masyarakat.
2. Sejarah
Konsep pemberdayaan mengemuka sejak dicanangkannya Strategi
Global WHO tahun 1984, yang ditindaklanjuti dengan rencana aksi dalam
Piagam Otawa (1986). Dalam deklarasi tersebut dinyatakan tentang perlumya
mendorong terciptanya :
a. Kebijakan berwawasan kesehatan
b. Lingkungan yang mendukung
c. Reorientasi dalam pelayanan kesehatan
d. Keterampilan individu
e. Gerakan masyarakat
69
berkembang pendekatan pergerakan ‘’ kota sehat ‘’ dengan pendekatan
promosi kesehatan.
b. Wallerstein dan Brenstein (1988) menyatakan bahwa pendidikan
pemberdayaan masyarakat di adopsi untuk meningkatkan efektivitas
pendidikan kesehatan.
c. Wallerstein (1992) mengatakan pemberdayaan diadopsi kedalam promosi
kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas program,dan
menjaga kelestarian (sustainability) program.
d. Deklarasi jakarta (1997) berbunyi bahwa keberdayaan dari individu-
individu sebagai tujuan dari promosi kesehatan. Promosi kesehatanadalah
upaya meningkatkan kemam puan individu untuk mengontrol tingkah laku
dan lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan. Pemberdayaan dapat
dilihat sebagai upaya promosi kesehatan.
e. Berikutnya Nut beam (1998) mengaytakan bahwa pemberdayaan adalah
inti dari promosi kesehatan.
3. Tujuan pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan
mereka sendiri (Notoatmod jo, 2007). Batasan pemberdayaan dalam bidang
kesehatan meliputi upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan sehingga secara
bertahap tujuan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk:
a. Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan
individu, kelompok, dan masyarakat.
b. Menimbulkan
kemauan yang merupakan kecenderungan untuk
melakukan suatu tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan
mereka.
c. Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya
tindakan atau perilaku sehat.
70
Suatu masyarakat dikatakan mandiri dalam bidang kesehatan apabila:
1) Mereka mampu mengenali masalah kesehatan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan terutama di
lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi
pengetahuan tentang penyakit, gizi dan makanan, perumahan dan
sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang menimbulkan gangguan
kesehatan.
2) Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara
mandiri dengan menggali potensi-potensi masyarakat setempat.
3) Mampu memelihara dan melindungi diri mereka
dari berbagai ancaman kesehatan dengan melakukan tindakan
pencegahan.
4) Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis
dan terus-menerus melalui berbagai macam kegiatan seperti kelompok
kebugaran, olahraga, konsultasi dan sebagainya.
4. Konsep Masyarakat
Sehubungan dengan pembahasan tentang pemberdayaan masyarakat,yang
didalamnya meliputi pengorganisasian masyarakat dan pembangunan
masyarakat, maka konsep masyarakat perlu dibahas. Masyarakat selain dilihat
dari aspek geografisnya,dapat juga ditelaah dari aspek-aspek non-geografis,
diantaranya karakteristik etnisitas (kesuku-bangsaan), orientasi sexualnya
pekerjaannya, aspirasi politiknya, dan sebagainya (Fellin 1995). Hunter(1975)
mengatakan bahwa masyarakat dapat dipahami sebagai :
1. Unit fungsional dalam wilayah tertentu yang berusaha memenuhi
kebutuhan dasarnya guna mempertahankan kehidupannya
2. Unit interaksi sosial yag berpola
3. Unit simbolik yang memberi identitas kolektif
Dalam mejelaskan masyarakat, Minkler dan Wallerstein (dalam Glanz 1997)
mengatakan bahwa terdapat dua kelompok teori,yaitu :
a. Kelompok teori dengan perspektif sistem ekologi
b. Kelompok teori dengan perspektif sistem sosial
71
Perspektif sistem ekologi mengarah pada penjelasan tentang masyarakat
sebagai kesatuan individu yang tinggal pada wilayah geografis tertentu. Oleh
karena itu, fokus penjelasan perspektif sistem ekologi meliputi : besar
masyarakat, kepadatan, keanekaragaman, lingkugan fisik, organisasi dan
struktur sosial, serta teknologi yang digunakan masyarakat. Adapun
perspektif sistem sosial menjelaskan tentang sistem pengorganisasian dalam
masyarakat, menggali interaksi antar subsistem dalam masyarakat (yang
meliputi aspek ekonomi, politik) secara horizontal didalam
masyarakat, secara vertikal dengan masyarakat yang lain, dengan masyarakat
yang lebih besar (Fellin,1995).
72
Adapun Health Literacy adalah kondisi tingkat pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang kesehatan. Nutbeam mengatakan :
“health literacy refresents the cognitife and social skills wich the terminete
motivation and abillityes of individuals to gain access to,understand and use
information and ways to promote and main tain good health”
Definisi tersebut menekanakan pada pengetahuan dasar masyarakat
tentang isu-isu kesehatan,interpretasi terhadap infornasi kesehatan,serta hal-hal
lain yang berkaitan dengan komunikasi kesehatan.health literacy juga
bermakna bahwa masyarakat harus memahami tentang berbagi jenis
penyakit, termasuk bagaimana berjangkitnya, bagaimana penularannya serta
bagaimana pengobatan selanjutnya setelah cukup memehami, maka nantinya
masyarakat bisa mengambil keputusan dengan benar tentang tindakan yang
harus dilakukan. Berikutnya, anggota masyarakat di harapkan mampu
mengkomunikasikan isu-isu kesehatan kepada masyarakat lain.
Adapun yang di maksud dengan self efficacy adalah kemampuan untuk
menolong dirinya sendiri, mandiri, serta tidak menunggu bantuan orang atau
pihak lain. Beberapa komponen yang penting dalam menghubungkan self
effifacy adalah meningkatnya pengetahuan dan sikap, tingginya harga diri,
merasa memiliki kemampuan yang cukup, mempunyai keyakinan untuk
mengambil tindakan, serta kepercayaan akan kemampuan untuk mengubah
situasi.
73
Afectife/cognitife Cognitife/comonication
High self esteem Understanding of health
Feeling of power and disease
control Decision-making skills
Confidence to take Abillity to communicate
action health issues
Beliefe about abillity to
change situation
74
audiences) hal ini sanagat di perlikan mengingat sifat dasar dari promosi
kesahatan maupun pendidikan kesehatan yang cenderung bersifat top down.
Apabila di tinjau dari piagam otawa tentang promosi kesehatan (WHO
1986) maka promosi kesehatan banyak di sikapi sebagai suatu respon birokrasi
terhadap perkembangan sosial dan kesehatan. Promosi kesehatan lebih
menampilkan dirinya sebgai bentuk pendekatan dari atas ke bawah (top down)
dimana promotor kesehatan harus bekerja sangat keras, sedangkan kelompok
sasaran atau masyarakat dalam situasi yang sebaliknya.
Hal yang senada juga di lihat pada pengertian pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan adalah salah satu upaya program kesehatan yang di
tujukan serta di rancang untuk mengubah perilaku individu, kelompok dan
masyarakat, terutama yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengobati penyakit dan memulihkan kesehatan.
75
dukungan darin atas berbentuk kebijakan politik yang yang mendukung
kelestarian pemberdayaan.
Untuk itu maka pemberdayaan masyarakat dapat di laksanakan dengan
mengikuti langkah-langkah:
1. Merancang keseluruhan program, termasuk di dalamnya kerangka waktu
kegiatan, ukuran program serta memberikan perhatian kepada kelompok
masyarakat yang terpinggirkan.
2. Menetapkan tujuan, adapun tujuan penberdayaan biasanya berpusat pada
bagai mana masyarakat dapat mengontrol keputusannya yang berpengaruh
pada kesehatan dan kehidupan masyarakatnya.
3. Memilih strategi pemberdayaan, meliputi pendidikan masyarakat, fasilitas
kegiatan yang berasal dari masyarakat, fasilitas upaya yang mengbangkan
jejering antar masyarakat serta advokasi kepada pengambil keputusan.
4. Implementasi strategi dan manajement dilakukan dengan cara :
Meningkatkan peran serta pemercaya; Menumbuhkan kemampuan
pengenalan masalah; Mengembangkan kepemimpinan lokal ; Membangun
keberdayaan struktur organisasi ; Membuat hubungan yang sepadan
dengan pihak luar.
5. Evaluasi program.
76
Dengan demikian dapat dirumuskan adanya tiga dimensi partisipasi yaitu:
a. Keterlibatan semua unsur atau keterwakilan kelompok dalam proses
pengambilan keputusan.
b. Kontribusi masa sebagai pelaksana atau implementor dri keputusan yang
di ambil.
c. Anggota masyarakat secara bersama sama menikmati hasil dari progam
yang dilaksanakan.
77
c) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada
masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat
vokasional.
78
promosi kesehatan, terdapat lokasi-lokasi tertentu yang tidak memiliki ketua
RT, misalnya di perumahan yang penghuninya baru pulang setelah jam 8
malam. Dapat diperkirakan bahwa rencana program penyuluhan secara oral
kepada mereka akan sulit dilaksanakan. Dengan demikian, pendekatan lain
bisa dilakukan misalnya melalui situs jika mereka mudah mengakses internet,
atau menggunakan fasilitas mobile messaging.
79
keluarga yang memiliki usaha meningkatkan pendapatan keluarga, dan
meningkatnya fasilitas umum di masyarakat.
d) Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi dalam
menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran
serta meningkatkan status gizi masyarakat.
RANGKUMAN
1. Pemberdayaan masyarakat menjadi elemen utama dalam promosi kesehatan
utamanya untuk meningkatakan kemempuan masyarakat dalam menerima
berbagai program kesehatan
2. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran,
pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan individu, kelompok, dan
masyarakat; menimbulkan kemauan yang merupakan kecenderungan untuk
melakukan suatu tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan mereka;
menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya
tindakan atau perilaku sehat.
3. Langkah-langkah pemberdayaan masyarakat meliputi : merancang
keseluruhan program, termasuk kerangka waktu kegiatan,
ukuran program,serta memberikan perhatian pada kelompok marginal;
menetapkan tujuan; memilih strategi pemberdayaan; implementasi strategi
dan manajemen; evaluasi program.
TEST FORMATIF
1. Jelaskan tujuan dari pemberdayaan masyarakat ?
2. Jelaskan langkah-langkah pemberdayaan masyarakat ?
KUNCI JAWABAN
1. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk:
80
a. Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan
individu, kelompok, dan masyarakat
b. Menimbulkan kemauan yang merupakan kecenderungan untuk
melakukan suatu tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan
mereka
c. Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya
tindakan atau perilaku sehat
SENARAI :
Health empowerment : Pemberdayaan kesehatan
Health literacy : Sadar / Paham kesehatan
Self effifacy : Kemampuan untuk menolong diri sendiri
Provider : Petugas kesehatan
Target Audiences : Kelompok sasaran
81
Promotif : Upaya promosi kesehatan
Preventif : Upaya pencegahan
Kuratif : Upaya pengobatan
Rehabilitatif : Upaya pemulihan
DAFTAR PUSTAKA
82