Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN AGREGAT KOMUNITAS

KONSEP PROMOSI KESEHATAN

OLEH :
KELOMPOK 2/KELAS 6C

ANGGOTA KELOMPOK :
1. Dilanoer Meisya P 1130020088
2. Aqil Rivana Putra 1130020090
3. Siti Nurjannah 1130020092

FASILITATOR :
Nety Mawarda Hatmanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2023

1
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................................1
3. Manfaat.................................................................................................1
BAB 1
KONSEP PROMOSI KESEHATAN............................................................2
1. Konsep Promosi Kesehatan..................................................................2
1.1 Pengertian Promosi Kesehatan.......................................................2
1.2 Visi dan Misi Promosi Kesehatan...................................................3
1.3 Tujuan Promosi Kesehatan.............................................................4
1.4 Sasaran Promosi Kesehatan............................................................4
1.5 Strategi Promosi Kesehatan............................................................4
2. Program Promosi Kesehatan.................................................................6
3. Konsep Perawatan Di Rumah (Home Care).........................................8
3.1 Pengertian Perawatan Home Care .................................................8
3.2 Pengelola Pelayanan Perawatan Home Care..................................8
3.3 Kriteria Klien Home Care...............................................................9
3.4 Manfat Home Care.........................................................................9
4. Konsep Kesehatan Nusantara Sehat......................................................10
4.1 Pengertian Nusantara Sehat............................................................10
4.2 Tujuan Nusantara Sehat..................................................................10
4.3 Landasan Nusantara Sehat.............................................................10
4.4 Target Nusantara Sehat...................................................................11
5. Konsep Kesehatan Pariwisata...............................................................11
5.1 Pengertian Kesehatan Pariwisata....................................................11
5.2 Tujuan Kesehatan Pariwisata..........................................................12
5.3 Perkembangan Kesehatan Pariwisata.............................................12
5.4 Ruang Lingkup Kesehatan Pariwisata............................................13
5.5 Faktor Pendukung Kesehatan Pariwisata........................................14
5.6 Upaya Perlindungan Kesehatan Terhadap Wisatawan....................14
RINGKASAN..................................................................................................14
LATIHAN........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

ii
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keperawatan telah membantu individu, kelompok, dan komunitas untuk
mempertahankan kesehatan mereka. Promosi kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri agar mereka
dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat sesuai kondisi sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. (Ari, Saddu Al- Z, 2019)
Promosi kesehatan merupakan sebuah upaya penting yang harus dilakukan
tenaga kesehatan dengan kolaborasi bersama masyarakat untuk mencipatakan
masyarakat yang sehat. Promosi kesehatan bertujuan bukan hanya untuk
individu saja, namun juga diperuntukkan bagi keluarga dan masyarakat luas.
Peningkatan promosi kesehatan merupakan hal yang penting dalam masyarakat
dan masih perlu ditingkatkan untuk mencapai SGDs sebagai peningkatan status
kesehatan masyarakat.(Gayatri Setyabudi & Dewi, 2017)
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
1. Apa pengertian konsep promosi kesehatan?
2. Apa saja program promosi kesehatan?
3. Apa itu konsep perawatan di rumah?
4. Bagaimana konsep nusantara sehat?
5. Apa pengertian konsep kesehatan pariwisata?
3. Manfaat
1. Dapat memahami konsep promosi kesehatan.
2. Dapat mengetahui program promosi kesehatan.
3. Dapat memahami konsep perawatan di rumah.
4. Dapat memahami konsep nusantara sehat.
5. Dapat memahami konsep kesehatan pariwisata.
BAB 1
KONSEP PROMOSI KESEHATAN

Deskripsi :
Membahas terkait dengan konsep promosi kesehatan meliputi pengertian
konsep promosi kesehatan, program promosi kesehatan, konsep perawatan di
rumah, konsep nusantara sehat dan konsep kesehatan pariwisata.

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari ini mahasiswa mampu :
1. Memahami dan menjelaskan konsep promosi kesehatan.
2. Mengetahui program promosi kesehatan.
3. Memahami dan menjelaskan konsep perawatan di rumah.
4. Memahami dan menjelaskan konsep nusantara sehat.
5. Memahami dan menjelaskan konsep kesehatan pariwisata.

1. KONSEP PROMOSI KESEHATAN


I.1 Pengertian Promosi Kesehatan
Menurut WHO (dalam Fitriani, 2011), promosi kesehatan sebagai
"The process of enabling individuals and communities to increases
control over the determinants of health and there by improve their health"
(proses yang mengupayakan individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor kesehatan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya).
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan
kesehatan pada masa yang lalu, di mana dalam konsep promosi kesehatan
tidak hanya merupakan proses penyadaran masyarakat dalam hal
pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam bidang kesehatan saja,
tetapi juga sebagai upaya yang mampu menjembatani perubahan perilaku,
baik di dalam masyarakat maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Perubahan lingkungan yang diharapkan dalam kegiatan promosi
kesehatan meliputi lingkungan fisik-nonfisik, sosial-budaya, ekonomi,

2
dan politik. Promosi kesehatan adalah perpaduan dari berbagai macam
dukungan baik pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan
perundang-undangan untuk perubahan lingkungan (Notoatmodjo, 2007)
Promosi kesehatan merupakan istilah yang saat ini banyak
digunakan dalam kesehatan masyarakat dan telah mendapatkan dukungan
kebijakan dari pemerintah dalam melaksanakan kegiatannya. Definisi
promosi kesehatan juga tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1148/MENKES/ SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Daerah, disebutkan bahwa promosi kesehatan
adalah "upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka
dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan".
I.2 Visi dan Misi Promosi Kesehatan
Visi Promosi Kesehatan tidak dapat dipisahkan dari bagian Visi
Indonesia Sehat tahun 2010. Visi Promosi Kesehatan adalah "Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat." Dimana setiap individu pada rumah tangga di
Indonesia telah melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka :
1. Mencegah terjadinya penyakit dan masalah kesehatan.
2. Menanggulangi penyakit dan masalah kesehatan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan.
3. Memanfaatkan pelayanan kesehatan.
4. Mengembangkan dan melaksanakan upaya kegiatan masyarakat.
Misi Promosi Kesehatan adalah :
1. Memberdayakan individu, keluarga dan kelompok masyarakat, baik
melalui pendekatan personal, keluarga, organisasi, dan gerakan
masyarakat.
2. Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya
perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, mengadvokasi para
pengambil keputusan dan penentu kebijakan serta pihak lain yang
berkepentingan.

3
I.3 Tujuan Promosi Kesehatan
Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta
terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya
kemampuan tersebut.(Notoatmodjo, 2007)
I.4 Sasaran Promosi Kesehatan
1. Sasaran primer (primary target) Sasaran yang mempunyai masalah,
yang diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh
manfaat paling besar dari perubahan perilaku tersebut. Upaya promosi
yang dilakukan terhadap sasaran primer itu sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat. Misalnya, sasaran kelompok ibu hamil dan
menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak).
2. Sasaran Sekunder (secondary target) Individu atau kelompok yang
memiliki pengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Misalnya, tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat yang diharapkan mampu
mendukung pesan yang disampaikan. Sasaran sekunder dibutuhkan
karena kelompok ini diharapkan akan melanjutkan atau menyalurkan
pendidikan kesehatan melalui informasi yang didapatnya tersebut
kepada masyarakat sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (tertiary target) Para pengambil kebijakan penyandang
dana, pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat,
provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan). Dengan
kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersier ini
diharapkan berpengaruh pada perilaku tokoh masyarakat (sasaran
primer) dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer).(Ariana,
2016)
3.1 Strategi Promosi Kesehatan
Upaya untuk mewujudkan promosi kesehatan dapat dilakukan
melalui strategi yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dalam promosi kesehatan sebagai
penunjang dari program-program kesehatan yang lainnya, seperti

4
kesehatan lingkungan, peningkatan status gizi masyarakat, pemberantasan
penyakit menular, pencegahan penyakit tidak menular, peningkatan
kesehatan ibu dan anak, serta pelayanan kesehatan. (Martiana, 2021)
Berdasarkan Piagam Ottawa (1984), misi promosi kesehatan dapat
dilakukan menggunakan 3 strategi yang dijelaskan sebagai berikut : (Nies
A Mary & McEwen Melanie, 2019)
1. Advokasi (Advocate)
Kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, perilaku
dan faktor biologis dapat mempengaruhi kesehatan seseorang.
Promosi kesehatan berupaya untuk mengubah kondisi tersebut
sehingga menjadi kondusif untuk kesehatan masyarakat melalui
advokasi. Kegiatan advokasi ini tidak hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan, tetapi juga dapat dilakukan oleh masyarakat sasaran
kepada para pemangku kebijakan dari berbagai tingkat atau sektor
terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
meyakinkan para pemangku kebijakan bahwa program kesehatan yang
akan dijalankan tersebut penting dan membutuhkan dukungan
kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut.
2. Mediasi (Mediate)
Promosi kesehatan juga mempunyai misi sebagai mediator
atau menjembatani antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain
sebagai mitra. Hal ini dikarenakan faktor yang mempengaruhi
kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan saja.
Promosi kesehatan membutuhkan upaya bersama dari semua pihak
baik dari pemerintah, sektor kesehatan, sektor ekonomi, lembaga non
profit, industri, dan media. Dengan kata lain promosi kesehatan
merupakan perekat kemitraan di bidang Kemitraan sangat penting
sebab tapa kemitraan sektor kesehatan tidak akan mampu menangani
masalah kesehatan yang begitu kompleks dan luas. Promosi kesehatan
di sini bertanggung jawab untuk memediasi berbagai kepentingan
berbagai sektor yang terlibat untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Sehingga, strategi dan program promosi kesehatan harus

5
mempertimbangkan kebutuhan lokal dan memungkinkan berbagai
sektor baik di lingkup regional, nasional maupun internasional untuk
dapat terlibat di dalamnya.
3. Memampukan (Enable)
Promosi kesehatan berfokus pada keadilan dan pemerataan
sumber daya kesehatan untuk semua lapisan masyarakat. Hal ini
mencakup memastikan setiap orang di masyarakat memiliki
lingkungan yang kondusif untuk berperilaku seat, memiliki akses pada
informasi yang dibutuhkan untuk kesehatannya, dan memiliki
keterampilan dalam membuat keputusan yang dapat meningkatkan
status kesehatan mereka. Prinsip promosi kesehatan di sini adalah
masyarakat mampu untuk memiliki kontrol terhadap determinan yang
dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Sesuai dengan visi promosi
kesehatan yaitu mau dan mampu memelihara serta meningkatkan
kesehatannya, promosi kesehatan mempunyai misi utama untuk
memampukan masyarakat. Hal ini berarti, dalam kegiatan promosi
kesehatan harus dapat memberikan keterampilan-keterampilan kepada
masyarakat agar mereka mampu mandiri di bidang kesehatan baik
secara langsung atau melalui tokoh-tokoh masyarakat. Telah di
ketahui bersama bahwa kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor dari
luar kesehatan, seperti sosial, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, keterampilan masyarakat di bidang ekonomi
(pertanian, peternakan, perkebunan), pendidikan dan sosial lainnya
juga perlu dikembangkan melalui promosi kesehatan dalam rangka
memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan.

2. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN


Berikut program promosi kesehatan :
1. Program Promosi Kesehatan di Sekolah
Promosi kesehatan di sekolah menjadi langkah strategis dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal tersebut karena promosi
kesehatan melalui komunitas sekolah cukup efektif untuk meningkatkan

6
kesadaran masyarakat dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
Usia sekolah juga sangat baik untuk diberikan edukasi dan pemahaman
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Program promosi
kesehatan di sekolah dapat dilakukan dengan :
a. Menjelaskan tujuan promosi kesehatan di sekolah
b. Menciptakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
menerapkan PHBS.
c. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bersih dan nyaman.
d. Mampu meningkatkan pendidikan di sekolah.
e. Menciptakan pelayanan kesehatan di sekolah yang bisa dimanfaatkan
dengan baik. Contoh : UKS
2. Program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Upaya promosi kesehatan di tempat kerja dapat mengatasi,
memelihara, meningkatkan serta melindungi kesehatannya sendiri. Dengan
diterapkannya promosi kesehatan ditempat kerja juga dapat meningkatkan
produktivitas dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Secara garis
besar promosi kesehatan di tempat kerja adalah harus bisa memberikan
perlindungan individu, baik didalam maupun diluar lingkungan tempat
kerja untuk menciptakan proses kesehatan yang berkelanjutan.
3. Program Promosi Kesehatan di Masyarakat
Kegiatan promosi kesehatan di masyarakat dapat diwujudkan
dalam berbagai bentuk, bahkan dapat berupa anjuran dari pemerintah
melalui instansi atau pejabat yang berkaitan dengan bidang kesehatan.
Beberapa kegiatan promosi kesehatan dimasyarakat diantaranya :
a. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Cuci tangan pakai sabun (CTPS)
c. Konsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur.
d. Tidak membuang sampah sembarangan.
e. Menggunakan pelayanan kesehatan.
f. Menjalankan gaya hidup sehat bersama anggota keluarga.

7
3. KONSEP PERAWATAN DIRUMAH (HOME CARE)
3.1 Pengertian Home Care
Perawatan kesehatan dirumah yang merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan merupakan suatu komponen rentang pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu dan keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari
penyakit. (Suswati et al., 2018)
Home Care adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensif
yang diberikan kepada klien individu dan atau keluarga di tempat tinggal
mereka (di rumah), bertujuan untuk memandirikan klien dalam
pemeliharaan kesehatan, meningkatkan derajat kesehatan, upaya
pencegahan penyakit dan resiko kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan.
Home Care disediakan kapanpun saat seseorang lebih memilih tinggal di
rumah namun membutuhkan perawatan secara terus menerus yang tidak
mudah dan tidak efektif jika dilakukan sendiri oleh keluarga dan teman.
Terdapat tiga unsur utama dalam Home Care, yakni pengelola
pelayanan, pelaksanaan pelayanan dan klien. Pengelola pelayanan adalah
agensi atau unit yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan
perawatan kesehatan dirumah, baik penyediaan tenaga, sarana dan
peralatan serta mekanisme pelayanan sesuai standar yang ditetapkan.
Pelaksanaan pelayanan adalah pelaksana yang terdiri dari tenaga
perawatan professional yang merupakan kolaborasi praktisi kesehatan
baik itu perawat, dokter, fisioterapi, ahli gizi dibantu dengan tenaga-
tenaga professional lain terkait dan tenaga non professional. Klien adalah
penerima perawatan kesehatan di rumah dengan melibatkan salah satu
anggota keluarga sebagai penanggung jawab yang mewakili klien.
3.2 Pengelola Pelayanan Home Care
Home Care dapat dilakukan oleh Pusat Pelayanan Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), Pelayanan Kesehatan dibawah koordinasi

8
Rumah Sakit, Pelayanan Keperawatan Hospice, Pelayanan Kesehatan
praktek mandiri atau berkelompok dan Yayasan Pelayanan Sosial. Ada
tiga cara utama pemberian pelayanan perawatan kesehatan di rumah yakni
certified home health agency / CHHA (Lembaga kesehatan di rumah
bersertifikat), the long term home health care program/ LTHHCPI
(Program perawatan kesehatan di rumah jangka panjang) dan lembaga
berlisensi.
3.3 Kriteria Klien Home Care
Adapun kriteria pendaftaran klien untuk melakukan perawatan di
rumah atau Home Care menurut Zang (2003) adalah Homebound,
kebutuhan akan pelayanan terampil, rencana penanganan klien di bawah
dokter, masuk akal dan diperlukan. Homebound atau klien harus berada di
rumahnya sendiri. Klien sebaiknya berada di luar rumah dalam waktu
singkat, tidak sering dan berhubungan dengan keperluan medis. Kriteria
kedua adalah kebutuhan akan pelayanan terampil. Kebutuhan klien harus
didasarkan pada diagnosa dan kondisi klien. Klien membutuhkan minimal
satu pelayanan terampil yang disediakan oleh lembaga penyelenggara
perawatan di rumah. Pelayanan terampil yang biasanya tersedia adalah
asuhan keperawatan terampil, terapi fisik, terapi okupasi dan terapi
wicara. Selain pelayanan terampil, klien juga dapat menerima pelayanan
bantuan kesehatan di rumah dan pelayanan yang diberikan pekerja sosial
jika dibutuhkan.
3.4 Manfaat Home Care
Manfaat pelayanan Home Care dalam Home Care for seniors
(2011) adalah sebagai berikut :
1. Memberikan individu yang membutuhkan perawatan harkat dan
kemadirian.
2. Dapat membantu mencegah atau menunda perawatan di Rumah Sakit
atau panti jompo
3. Mengizinkan kebebasan maksimal dan kenyamanan bagi individu
4. Menawarkan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan
keluarga.

9
5. Dukungan keluarga sambil menjaga kebersamaan mereka.
6. Dukungan keluarga sambil menjaga kebersamaan mereka.

4. KONSEP NUSANTARA SEHAT


4.1 Pengertian Nusantara Sehat
Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk
periode 2015 – 2019 adalah penguatan Pelayanan Kesehatan (Yankes)
Primer. Prioritas ini didasari oleh permasalahan kesehatan yang mendesak
seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi buruk,
serta angka harapan hidup yang sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan
primer. Penguatan yankes primer mencakup tiga hal: Fisik (pembenahan
infrastruktur), Sarana (pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya Manusia
(penguatan tenaga kesehatan).  
Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan
yang dicanangkan oleh Kemenkes dalam upaya mewujudkan fokus
kebijakan tersebut. Program ini dirancang untuk mendukung pelaksanaan
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat
(KIS) yang diutamakan oleh Pemerintah guna menciptakan masyarakat
sehat yang mandiri dan berkeadilan.(Ayuningtyas, 2017)
4.2 Tujuan Nusantara Sehat
Program Nusantara Sehat bertujuan untuk menguatkan layanan
kesehatan primer melalui peningkatan  jumlah, sebaran, komposisi dan
mutu tenaga kesehatan dengan berbasis pada tim dan melibatkan dokter,
bidan, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Program ini merupakan
program lintas Kemenkes yang fokus tidak hanya pada kegiatan kuratif
tetapi juga promotif dan preventif untuk mengamankan kesehatan
masyarakat (public health) dari daerah yang paling membutuhkan sesuai
dengan Nawa Cita, “Membangun dari Pinggiran” (Saputra, 2016)
4.3 Landasan Hukum Nusantara Sehat
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063).

10
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607)
3. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3).
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508)
4.4 Target Nusantara Sehat
1. Wilayah capaian: 44 Kabupaten di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK)
2. Unit capaian: Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
3. Jumlah capaian: 120 Puskesmas
Target pelaksanaan program Nusantara Sehat adalah Puskesmas
yang berlokasi di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
di 44 Kabupaten di Indonesia dan melibatkan setidaknya 600 tenaga
kesehatan. Kesulitan yang dihadapi selama ini oleh Puskesmas,
khususnya yang berada di DTPK adalah kurangnya tenaga kesehatan
sehingga mereka tidak mampu menjalankan fungsi puskesmas dengan
optimal. Melalui program Nusantara Sehat, Kemenkes berupaya untuk
memperkuat puskesmas yang ada di daerah-daerah tersebut dengan
menempatkan setidaknya 600 tenaga kesehatan tambahan ke 120
Puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia.

5. KONSEP KESEHATAN PARIWISATA


5.1 Pengertian Kesehatan Pariwisata
Pariwisata secara etimologis pariwisata berasal dari dua kata yaitu
“pari” yang berarti banyak atau berkeliling, sedangkan pengertian wisata
berarti “pergi”. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pariwisata
adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi.
Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu

11
perjalanan yang dilakukan seseorang sementara waktu yang
diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan
tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari
nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk
menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam.
Jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan, kesehatan pariwisata
adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada individu, keluarga,
kelompok dan yang mana individu, keluarga dan kelompok tersebut
sedang melakukan perjalanan ke suatu tempat yang berbeda dari tempat
atau daerah asalnya dalam sementara waktu untuk menikmati kegiatan
rekreasi baik itu dalam kondisi sehat maupun sakit. Selain itu pelayanan
kesehatan tersebut diberikan bertujuan untuk menambah rasa nyaman dan
aman sehingga individu, keluarga dan kelompok tersebut dapat menikmati
rekreasi yang telah direncanakan hingga kembali lagi ke tempat atau
daerah asalnya. (PPSDM Kesehatan, 2012)
5.2 Tujuan Kesehatan Pariwisata
Tujuan kesehatan pariwisata adalah agar setiap wisatawan dapat
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, psikologis,
sosial serta spiritual. Perawat dapat membantu wisatawan sehat/sakit untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal pada saat berwisata yang
berorientasi pada tindakan promotif dan preventif yang berfokus pada
pendekatan wisatawan dan lingkungannya. (Irawan, 2022)
5.3 Perkembangan Kesehatan Pariwisata di Indonesia
Perkembangan pariwisata kesehatan di Indonesia sekarang ini juga
sangat cepat sejalan dengan terjadinya perubahan sosial dan ekonomi
masyarakat Indonesia. Beberapa tahun lalu pemeliharaan kecantikan dan
kebugaran tubuh hanya milik kaum hawa, bersifat amatir dan belum
dikelola secara professional. Kalaupun ada salon kecantikan biasanya
merupakan usaha jasa home industry, dikelola ibu rumah tangga dengan
peralatan yang relatif sederhana. Pengobatan phisik dan kulit seperti
pemandian air panas, umumnya masih merupakan bagian dari suatu objek

12
wisata yang lebih dahulu ada di lokasi dan belum mendapat perhatian yang
serius baik dari pemerintah maupun pengelola pariwisata kesehatan.
5.4 Ruang Lingkup Kesehatan Pariwisata
Kesehatan pariwisata sendiri sebenarnya dapat dibagi dua yaitu
kesehatan pariwisata fisik dan psikis. Kesehatan pariwisata fisik meliputi
sarana untuk penyembuhan penyakit kulit, relaxation, dan kecantikan
sementara kesehatan psikis terdiri dari penyembuhan akibat obat-obat
terlarang, depresi, dan gangguan mental.
Kesehatan pariwisata psikis biasanya dilakukan di rumah
peristirahatan, rumah sakit dan pesantren serta hanya terbatas pada
pengunjung yang memang menderita penyakit dan tidak dapat dinikmati
oleh rekan, keluarga, dan sanak keluarga walaupun pada masa sekarang
sudah mulai dikembangkan untuk bisa pula dinikmati oleh keluarga
terdekat.
Jenis kesehatan pariwisata fisik yang berkaitan dengan kecantikan
biasanya berupa spa, salon kecantikan dan pemandian air panas. Jenis
kesehatan pariwisata ini lebih bisa dinikmati oleh segala lapisan
masyarakat karena relatif lebih murah, banyak pilihan, dapat dilakukan
kapan saja dan di mana saja sesuai dengan kemampuan finansial masing-
masing. (Wirawan, 2016)
5.5 Faktor Pendukung Kesehatan Pariwisata
Pariwisata dapat mempengaruhi tidak hanya kesehatan
pengunjung tetapi juga kesehatan masyarakat penjamu. Hal-hal yang
berpengaruh terhadap kesehatan pariwisata diantaranya :
a. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan tempat wisata memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kesehatan wisatawan. Wisatawan umumnya rentan
tehadap mikroorganisme, dan juga kondisi lingkungan fisik yang
berbeda dari daerah asal mereka. Lingkungan yang bersih dijadikan
indikator kualitas oleh wisatawan karena menunjukkan perhatian
otoritas setempat terhadap masalah kesehatan lingkungan.
b. Makanan dan Minuman

13
Kejadian yang muncul umumnya berhubungan dengan
konsumsi makanan atau minuman yang tidak higienis yang
mengakibatkan gangguan saluran pencernaan. Namun masalah
tersebut bisa dikontrol melalui penerapan prosedur standar untuk
pengelolaan makanan dan sanitasi lingkungan.
c. Upaya Pencegahan, Pendidikan dan Promosi Kesehatan Masyarakat
Hal ini termasuk kesehatan lingkungan adalah fundamental
dan dapat membawa perubahan sikap dan perilaku yang dapat
mengurangi risiko-risiko terjadinya pemerosotan kesehatan
pariwisata.
5.6 Upaya Perlindungan Kesehatan Terhadap Wisatawan
Kesehatan tidak hanya berarti sehat secara fisik tetapi juga sehat
secara mental, sosial dan spiritual. Dengan demikian upaya perlindungan
kesehatan terhadap wisatawan antara lain :
1. Makanan dan minuman yang sehat sehingga tidak menimbulkan
gangguan pencernaan (diare).
2. Tempat wisata yang aman sehingga tidak menimbulkan kecelakaan.
3. Wisatawan merasa aman dan tidak di teror dalam istirahatnya atau
suasana yang nyaman (tidak bisa tidur, ditakut-takuti, ditonton, dsb).
4. Wisatawan perlu keamanan sosial, tidak dirampok/dicuri barang-
barangnya.
5. Wisatawan dapat melakukan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan
atau agama masing-masing.
6. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan
bila mereka jatuh sakit.
7. Bila diperlukan dapat melakukan evakuasi secara cepat ke negara
tempat asalnya.

6. RINGKASAN
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan
pada masa yang lalu, di mana dalam konsep promosi kesehatan tidak hanya
merupakan proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan

14
peningkatan pengetahuan dalam bidang kesehatan saja, tetapi juga sebagai
upaya yang mampu menjembatani perubahan perilaku, baik di dalam
masyarakat maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Terdapat 3 sasaran dalam promosi kesehatan yaitu Sasaran primer
(primary target), Sasaran Sekunder (secondary target) dan yang terakhir
Sasaran Tersier (tertiary target). Berdasarkan Piagam Ottawa (1984), misi
promosi kesehatan dapat dilakukan menggunakan 3 strategi Advokasi
(Advocate), Mediasi (Mediate), dan Memampukan (Enable). Program
promosi kesehatan juga beragam diantara nya program promosi kesehatan di
sekolah, program promosi kesehatan di tempat kerja, program promosi
kesehatan di masyarakat.
Dijelaskan pula dalam materi yang telah dituliskan secara lengkap
berkaitan dengan konsep kesehatan pariwisata, konsep kesehatan di rumah
dan konsep nusantara sehat.

7. LATIHAN
1. Bagaimana hubungan antara risiko kesehatan dengan aktivitas promosi
kesehatan?
2. Bagaimana isi piagam ottawa tentang promosi kesehatan?
3. Apakah kekurangan dan kelebihan diadakannya program Nusantara
sehat?
4. Apa tujuan kesehatan pariwisata?
5. Apa tujuan promosi keshatan?
6. Ada berapa strategi dalam promosi keperawatan? Sebutkan!
7. Apa pengertian perawatan di rumah (home care)?
8. Siapa sajakah pengelola pelayanan perawatan di rumah (home care)?
9. Sebutkan manfaat perawatan di rumah!
10. Sebutkan program promosi kesehatan yang anda ketahui!
11.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ari, Saddu Al- Z, A. (2019). Pengantar Promosi Kesehatan. 21, 22–52.

Ariana, R. (2016). Promosi Kesehatan dan Perkembangannya. 2004, 1–23.

Ayuningtyas, D. (2017). Kebijakan Kesehatan (Prinsip dan Praktik). PT Raja Grafindo


Persada.

Gayatri Setyabudi, R., & Dewi, M. (2017). Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam
Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.
RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi, 12(1), 81–100.
https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol12.iss1.art6

Irawan. (2022). Orasi Ilmiah Kesehatan Pariwisata.

Martiana, et al. (2021). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (1st ed.). Yayasan
Kita Menulis.

Nies A Mary & McEwen Melanie. (2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan
Keluarga (6th ed.). Elsevier.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

PPSDM Kesehatan. (2012). Buletin SDM Kesehatan.

Saputra, W. (2016). APBN Bidang Kesehatan dan Jaminan Sosial Keshatan. Prakarsa.

Suswati, I., Setiwan, F. E. B., Prasetyo, Y. B., & Tilaqsa, A. (2018). Interprofessional
Education (IPE) : Panduan Tutorial dan Homevisit Kesehatan Keluarga. UMM
Press, 141.

Wirawan, I. M. A. (2016). Peran Profesi Kesehatan dalam Upaya Kesehatan Definisi.


Peran Profesi Kesehatan Dalam Upaya Kesehatan Pariwisata, 1–21.

16
LEMBAR PENILAIAN PENUGASAN KELOMPOK
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

Berikan nilai berupa skor angka sesuai dengan ketentuan pada skala penilaian :

KRITERIA PENILAIAN KELOMPOK


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sistematika penulisan
Pendahuluan (Latar Belakang, Tujuan)
Pembahasan (Orientasi makalah, ketepatan,
keruntutan, dan keaktualan pembahasan,
bahasa yang digunakan sesuai EYD, daftar
pustaka dapat dipertanggungjawabkan,
menghindari akun yang belum dikaji secara
ilmiah)
Simpulan
Daftar Pustaka
TOTAL NILAI = Σ nilai : 5

Surabaya. 27 Februari 2023

Dosen PJMK Dosen Penilai

Rusdianingseh, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom Nety Mawarda H, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Skala Penilaian :
Sangat Baik : skor ≥ 75
Baik : skor 65 – 74,9
Cukup : skor 55 – 64,5
Kurang : skor 40 – 54,9
Sangat Kurang : skor ≤ 40

17
LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

Berikan nilai berupa skor angka sesuai dengan ketentuan pada skala penilaian :

KRITERIA PENILAIAN KELOMPOK


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Organisasi (keruntutan penyajian, pengelolaan
waktu, kelengkapan alat peraga jika ada)
Isi (ketetapan menyelesaikan masalah,
penggunaan referensi,
kelengkapan/ketuntasan pembahasan)
Gaya presentasi (kekompakan,
antusiasme/kesungguhan, kemampuan
komunikasi, kemampuan mengajukan dan
menjawab pertanyaan, kemampuan
menanggapi pendapat pendengar, penguasaan
materi)
TOTAL NILAI = Σ nilai : 3

Surabaya. 27 Februari 2023

Dosen PJMK Dosen Penilai

Rusdianingseh, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom Nety Mawarda H, S.Kep.,Ns.,M.Kep

18

Anda mungkin juga menyukai