Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

POSTMATUR

Disusun oleh:

Kelompok 10/Kelas C

Feno Aurela M. NIM 172310101118

Zanuba Munawarah NIM 172310101119

Mifta Maslihatun L. NIM 172310101158

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
ANALISA ARTIKEL

POSTMATUR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing : Ns. Peni Perdani Juliningrum, M.Kep

Disusun oleh:

Kelompok 10/Kelas C

Feno Aurela M. NIM 172310101118

Zanuba Munawarah NIM 172310101119

Mifta Maslihatun L. NIM 172310101158

PROGRAM STUDI ILMU KEPERATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Postmatur”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan


Maternitas. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ketua Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Jember yang telah


memberikan sarana dan prasarana kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar
2. Ns. Dini Kurniawati, M. Psi., M.Kep., Sp.Kep.Mat selaku
penanggungjawab mata kuliah Keperawatan Maternitas
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Jember, 23 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi...................................................................................................3
2.2 Epidemiologi.........................................................................................5
2.3 Penatalaksanaan...................................................................................7
2.4 Tanda dan Gejala.................................................................................7
2.5 Patofisiologi...........................................................................................8
2.6 Komplikasi dan Pencegahan..............................................................13
BAB 3 PATHWAY...............................................................................................15
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Kasus...................................................................................................17
4.2 Pemerikasaan Fisik............................................................................18
4.3 Analisis Data dan Masalah................................................................18
4.4 Diagnosa..............................................................................................21
4.5 Intervensi ............................................................................................

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan.........................................................................................27
5.2 Saran....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah masa dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan juga dibagi menjadi triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai tiga bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai bulan
ke enam, dan triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan.
Salah satu gangguan yang terjadi pada kehamilan adalah adanya kehamilan
yang terjadi sampai masa matur, yaitu masa janin seharusnya sudah keluar. Beberapa
ahli dapat menyatakan kehamilan lewat bulan bila lebih dari 41 minggu karena angka
mordibitas dan mortalitas neonatus meningkat setelah usia 40 minggu. Kehamilan ini
disebut kehamilan post matur Kehamilan post matur merupakan kehamilan yang
melewati waktu 294 hari atau 42 minggu. Kehamilan lewat 42 minggu ini didasarkan
pada perhitungan usia kehamilan. Seringnya kesalahan dalam mendefinisikan
postmatur diperlukan deteksi sedini mungkin untukmenghindari kesalahan dalam
menentukan usia kehamilan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut Kehamilan Post Matur?
2. Berapakah angka kejadian Kehamilan Post Matur yang mengancam jiwa
manusia terutama pada anak-anak?
3. Apa penyebab dari Kehamilan Post Matur?
4. Apa tanda-gejala terjadinya Kehamilan Post Matur?
5. Bagaimanakah patofisiologi terjadinya Kehamilan Post Matur?
6. Bagaimanakah pemeriksaan penunjang pada Kehamilan Post Matur?
7. Bagaimanakah komplikasi pada Kehamilan Post Matur?
8. Bagaimanakah prognosis pada Kehamilan Post Matur?
9. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan pada Kehamilan Post Matur?

1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kehamilan Post Matur
2.Untuk mengetahui angka kejadian Kehamilan Post Matur

3
3.Untuk mengetahui penyebab Kehamilan Post Matur
4.Untuk mengetahui tanda gejala dari Kehamilan Post Matur
5.Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya Kehamilan Post Matur
6.Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Kehamilan Post Matur
7.Untuk mengetahui komplikasi apa saja yang disebabkan dari Kehamilan Post Matur
8.mengetahu prognosis dari Kehamilan Post Matur
9.Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan dan pengobatan pada Kehamilan Post
Matur

4
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Bayi Post Term adalah bayi yang lahir setelah kehamilan lebih dari 42 minggu, dihitung
dari hari pertama haid terakhir tanpa memperdulikan berat badan bayi pada waktu lahir.
Kehamilan post matur merupakan kehamilan yang terjadi melewati waktu 294 hari atau 42
minggu. Kehamilan lewat dari 42 minggu ini didasarkan pada hitungan usia kehamilan
dengan rumus neagle. Rumus neagle ini adalah untuk menghitung tanggal kelahiran bayi
April- Desember (tanggal +7, bulan -3, tahun +1), Januari – Maret (tanggal +7, bulan +9, tahun
-1)

2.2 Epidemiologi
Divon dan Feldman-Leidner (2008) melaporkan bahwa insiden kehamilan pasca matur
berkisar dari 4-19%. Di Amerika Serikkat, 6% dari 4 juta kelahiran mengalami kelahiran
pada usia kandungan 42 minggu atau lebih (Martin dkk., 2009). Dalam referensi lain
disebutkan bahwa bila tidak dilakukan induksi, 12% dari semua kehamilan mencapai 43
minggu. Bila tidak diinduksi, 4% dari semua kehamilan mencapai 44 minggu.

2.3 Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan kehamilan post matur menurut American College of Obstetricians
and Gynecologist.

5
41 minggu lengkap

Tanpa komplikasi lain



Beberapa memilih untuk memulai pemantauan janin

42 minggu lengkap

↓ ↓
Tanpa komplikasi bukti komplikasi:
Gangguan janin
Oligohiramnion
↓ ↓ ↓
Pemantauan janin induksi persalinan induksi persalinan
Penilaian volume
cairan amnion
a. Induksi
Induksi berarti memulai persalinan secara buatan setelah periode viabilitas. Pada
kehamilan lewat 41 minggu yang tanggalnya diketahui dengan baik, induksi
persalinan merupakan alternatif yang paling aman bagi wanita dan janinnya untuk
mengurangi gangguan pada janin dan mengurangi insiden mikrosomia janin.
Komplikasi kehamilan lainnya yang kemungkinan membutuhkan induksi adalah
kehamilan dengan diabetes, penyakit hemolitik, dan postmaturitas.
Sebelum dilakukan induksi, kesiapan fisiologis wanita dan janin dievaluasi.
Pemeriksaan untuk mengetahui maturitas janin pada umumnya dilakukan sebelum
induksi. Pemeriksaan tersebut meliputi evaluasi akurasi penanggalan, pengkajian
usia kehamilan dengan ultrasound atau pengkajian maturitas paru janin.
Keasiapan maternal merujuk pada kondisi serviks dan kemungkinan keberhasilan
induksi. Selama lebih dari 30 tahun lalu, Bishop melakukan penilaian panggul
untuk memperkirakan induksibilitas dengan mengevaluasi posisi serviks yang
berhubungan dengan vagina, konsistensi, pembukaan, penipisan serviks dan stasi
bagian terendah janin.
b. Pematangan Serviks

6
Pematangan serviks adalah proses pelunakan dan penipisan serviks, yang
normalnya terjadi pada saat mendekati aterm. Diyakini pematangan ini melibatkan
perubahan jaringan, dengan pemecahan serat kolagen yang mulanya padat.
Pemecahan ini disebabkan oleh perubahan aktivitas fibroblas di bawah kendali
berbagai hormon, termasuk prostaglandin.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Mengkaji janin secara cermat untuk mengidentifikasi risiko
- Mengkaji resiko secara hati-hati pada waktu masuk rumah sakit
- Memantau status janin dengan ketat
b. Mencegah komplikasi persalinan
- Membantu induksi persalinan
- Menyiapkan persalinan yang sulit
- Memberitahu petgas atau dokter anak terhadapkemungkinan kelahiran bayi
yang cidera.
c. Memberikan dukungan fisik dan emosional
d. Memberikan penyuluhan klien dan keluarga

2.4 Tanda dan gejala


1. Penurunan berat badan dan ukuran uterus. Hal ini terjadiketika bayi yang lahir post
matur mengalami disfungsi plasenta
2. Uterus yang sangat besar. Hal ini berhubungan dengan bertambah besarnya bayi yang
sudah kelebihan minggu untuk dilahirkan.
3. Cairan terwarnai mekonium.
4. Pola denyut jantung janin memburuk

2.5 Patofisiologi
1. Sindrom postmaturitas
Bayi postmatur memiliki tampilan unik dan khas. Ciriciri bayi yang mengalami
postmatur adalah kulit keriput, tidak merata, tubuh kurus, panjangdan kurus.
Pengerutan kulit ta,pak mencolok pada tangan dan kaki. Kuku pada bayi yang
mengalami kelahiran post matur akan lebih panjang.
Pada bayi post matur,
2. Disfungsi plasenta

7
Perubahan kulit janin pada kehamilan post matur disebabkan oleh hilangnya fungsi
verniks kaseosa yang seharusnya menjadi proteksi. Kematian sel pada janin akan
meningkat pada usia kehamilan 41 hingga 42 atau lebih, dibandingkan dengan pada
usia kehamilan 38 atau 39 minggu. Penuaan plasenta menyebabkan proses
oksigenasi pada janin menjadi terganggu.
3. Distress janin dan oligohidramnion
Secara normal, cairan amnion akan berkurang pada usia kehamilan 38 minggu dan
hal ini akan menyebabkan terjadinya masalah. Mekonium yang keluar kemudian
mencampuri cairan amnion yang sudah berkurang tersebut akan menyebabkan
sindrom aspirasi mekonium.
4. Hambatan pertumbuhan janin
Sepertiga bayi lahir yang lahir mati pada post term mengalami hambatanpertumbuhan.
Biasanya, induksi kehamilan dilakukan pada usia 42 minggu untuk mencegah kematian
janin.

2.6 Komplikasi dan Pencegahan


2.6.1 Komplikasi
1. Oligohidramnion
a. Air ketuban normal pada kehamilan 34-37 minggu adalah 1.000 cc, aterm 800
cc dan lebih dari 42 minggu 400 cc. Akibat oligohidramnion adalah amnion
menjadi kental karena mekonium (diaspirasi oleh janin), asfiksia intrauterin
(gawat janin), pada in partu (aspirasi air ketuban, nilai Apgar rendah, sindrom
gawat paru, bronkus paru tersumbat sehingga menimbulkan atelektasis).
2. Makrosomia
a. Terjadi tumbuh kembang janin dengan berat 4.500 gram sehingga
mengakibatkan persalinan perlu dilakukan dengan tindakan operatif seksio
sesaria, dapat terjadi trauma persalinan karena operasi vaginal, distosia bahu
yang menimbulkan kematian bayi atau trauma jalan lahir ibu.
3. Warna mekonium
a. Mikonium keluar karena refleks vagus terhadap usus. Peristaltik usus dan
terbukanya sfingter ini membuat mikonium keluar. Aspirasi air ketuban yang
disertai mikonium dapat menimbulkan gangguan pernafasan bayi atau janin,
gangguan sirkulasi ketika bayi telah lahir, dan hipoksia intrauterin sampai
kematian janin.

8
4. Komplikasi obstetris atau medis

2.6.2 Pencegahan

Pencegahan kehamilan post matur bisa dilakukan dengan melakukan pemeriksaan


kehamilan secara rutin dan teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1kali pada trimester
pertama sebelum 12 minggu, 1 kali pada trimester ke-2 antara 13 minggu sampai 28 minggu
dan 2 kali pada trimester ke-3 diatas 28 minggu atau pemeriksaan kehamilan dilakukan 1
bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada 7-8 bulan dan seminggu sekali pada
bulan terakhir agar dapat diketahui dengan benar usia kehamilan.

BAB 3

PATHWAYS

9
BAB 4

ASKEP

4.1 Kasus

Ny. A 23 tahun, G2P1A0 H 39 mg, pendidikan SMP, Islam, IRT. Suami Tn. B, 26 tahun,
pendidikan S1, Islam, Pegawai Bank Swasta. Anak pertama sudah berumu 18 bulan dengan
riwayat persalinan vakum, BB: 3380 gr. Datang ke ruang VK RS. Sehat tanggal 27 Januari
2018, jam 23.00 WIB dengan perut mulas-mulas dan kenceng-kenceng. Klien dirujuk dari
puskesmas, karena fase latent terjadi pembukaan yang sangat lambat dari 0 sampai 3 cm dan
lamanya ± 15 jam. Pemeriksaan TTV : RR 24x/menit, N: 90x/menit, TD: 120/70 mmHg, S:
36,8 OC. Pemeriksaan neurologis: kesadaran compos mentis. Pemeriksaan obstetri: teraba
janin tunggal, puki, TFU: 36 cm, TBJ: 3500 gr, DJJ: 143-145x/menit, gerakan janin aktif,portio
lunak, pembukaan 4 cm, HIS: 2x/10'/30”. Rencana inpartu: SC. Pemeriksaan darah lab: Hb
10,6, Ht; 25, leukosit 8.600, trombosit 289.000. Pemerikasaan psikologi : klien mengatakan
bingung, cemas, takut karena belum segera melahirkan melahirkan dan ibu mengalami
kelelahan.

4.2 Pengkajian Fisik


1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Kalimantan no. 31, Jember
Nama isuami : Tn. B
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai Bank Swasta

10
Alamat : Jl. Kalimantan no. 31, Jember
2. Keluhan utama
Dengan perut mulas-mulas dan kenceng-kenceng
3. Riwayat kehamilan sekarang
Fase latent terjadi pembukaan yang sangat lambat sampai 15 jam
4. Riwayat kesehatan dahulu
Anak pertama sudah berumu 18 bulan dengan riwayat persalinan vakum
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dari anggota keluarga tidak ada yang pernah mengalami kehamilan post matur
6. Riwayat menstruasi
a. Umur menarche : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya : 6-7 hari
d. Frekuensi : teratur
e. Sifat darah : encer
f. Disminorhoe : Jarang
g. Banyaknya : 3x ganti pembalut
h. HPHT : 20 Oktober 2017
7. Riwayat kontrasepsi

Ny. A belum pernah menggunakanan alat kontrasepsi atau pil KB

8. Pola fungsi kesehatan


a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
i. Sebelum hamil : menjaga kebersihan diri dan kesehatan tubuh
ii. Saat hamil : menjaga kebersihan diri dan kesehatan tubuh
b. Pola nutrisi metabolik
i. Sebelum hamil :
ii. Makan nasi dan lauk pauk serta sayur dengan porsi cukup 3 kali sehari,
minum air putih kadang minum teh manis.
iii. Saat hamil :
iv. Makan nasi dan lauk pauk serta sayur dengan porsi sedang 3 kali
sehari, makan buah, minum air putih dan susu 2x sehari.
c. Pola eliminasi
i. Sebelum hamil :

11
ii. BAB 1x sehari dan BAK 4-5x sehari
iii. Saat hamil :
iv. BAB 1x sehari dan BAK 6-7x sehari
d. Pola aktivitas dan latihan
i. Sebelum hamil :
ii. Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu,
mencuci, mengepel, dan lain-lain.
iii. Saat hamil :
iv. Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu,
mencuci, mengepel, dan lain-lain.
e. Pola tidur dan istirahat
i. Sebelum hamil :
ii. Tidur malam jam 21.00 dan bangun jam 05.00 pagi.
iii. Tidur siang mulai jam 13.00-14.30
iv. Saat hamil :
v. Tidur malam jam 21.00 dan bangun jam 05.00 pagi.
vi. Tidur siang mulai jam 13.00-14.30
f. Pola kognitif dan perseptual
i. Sebelum hamil : tidak memiliki gangguan pada kelima panca indera
ii. Sat hamil : tidak memiliki gangguan pada kelima panca indera
g. Pola persepsi diri
i. Sebelum hamil :
Gambaran diri : tidak terkaji
Identitas diri : merupakan seorang istri
Harga diri : tidak terkaji
Peran diri : peran sebagai istri
Aktualisasi diri : ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik
ii. Saat hamil :
Gambaran diri : tidak terkaji
Identitas diri : merupakan seorang istri
Harga diri : tidak terkaji
Peran diri : peran sebagai istri
Aktualisasi diri : ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik
h. Pola seksualitas dan reproduksi

12
i. Sebelum hamil : Melakukan hubungan seksual 3-4x dalam seminggu
ii. Saat hamil : Jarang melakukan hubungan seksual
i. Pola peran dan hubungan
i. Sebelum hamil : Berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga.
ii. Saat hamil : Berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga.
j. Pola manajemen koping dan stress
i. Sebelum hamil : Ketika mengalami stress yng dilakukan berdoa
ii. Saat hamil :Ketika mengalami stress yng dilakukan berdoa, mencari
hiburan untuk jalan-jalan bersama suami , menjaga anak pertama.
k. Sistem nilai dan kepercayaan
i. Sebelum hamil : Selalu beribadah dan berdoa supaya cepat diberikan
keturunan.
ii. Saat hamil : Selalu beribadah dan berdoa agar bayi lahir dengan sehat
dan selamat.
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umun : composmentis, k/u
b. Tanda-tanda vital:
i. Tekanan darah : 120/70 mmHg
ii. Nadi : 90x/menit
iii. RR : 24x/menit
iv. Suhu : 36,8°c
c. Kepala
Inspeksi : kepala bulat, tidak kotor, tidak tampak benjolan
abnormal Palpasi : tidak terdapat benjolan abnormal pada kepala
d. Muka
i. Inspeksi : Pucat karena terlihat cemas
ii. Palpasi : tidak ada pembengkakan pada wajah
e. Mata
i. Inspeksi : mata simetris, konjungtiva anemis
ii. Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal pada kedua mata
f. Telinga
i. Inspeksi : bentuk telinga normal dan keadaan telinga bersih
ii. Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal pada telinga
g. Hidung

13
i. Inspeksi : tulang hidung simetris, lubang hidung bersih, tidak
terdapat lesi atau luka
ii. Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal
h. Mulut
i. Inspeksi : mulut tidak kotor, bibir tidak sianosis, tidak terdapat
stomatitis, mukosa bibir lembab
i. Leher
i. Inspeksi : tidak tampak pembesaran vena jugularis maupun
kelenjar tiroid
ii. Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal
j. Dada (Mamae)
i. Inspeksi : pembesaran simetris, areola mamae coklat, puting susu
menonjol, colostrum tidak ada
ii. Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal
k. Abdomen
i. Inspeksi : pembesaran pada abdomen sesuai dengan umur
kehamilan
ii. Palpasi :
Leopold I : pada bagian fundus teraba bokong
Leopold II : pada perut sebelah kiri teraba punggung, dibagian kanan
teraba bagian kecil janin
Leopold III : pada bagian bawah teraba kepala
Leopold IV : kepala bayi sudah masuk PAP
HIS/ Kontraksi : kontraksi 2x/10'/30” dalam pemukaan 4
TFU : 36 cm
TBJ : 3500 gram
l. Ekstremitas
i. Inspeksi : ektremitas tungkai simetris, tidak ada edema, tidak
ada lesi atau luka
ii. Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal pada telinga
10. Pemeriksaan Anogenital
a. Perineum : kaku
b. Dinding vagina : cekung
c. Ujung sacrum : masih teraba

14
d. Portio : masih agak tebal
e. Konsistensi : tidak lembut
f. Pembukaan : 0-3 cm
g. Ketuban : selapu masih utuh
h. Anus : tidak hemoroid
11. Pemeriksaan Penunjang
a. Dilakukan pemeriksaan USG dan didapatkan hasil bahwa harus SC

4.3 Analisa Data


Tanggal Data Etiologi Masalah Paraf

29/04/2019 DS : klien Pembukaan lama Keletihan AR


mengalami kelelahan
Kehamilan posmatur
DO : terlihat ibu
sudah nampa lelah Keletihan
dan lemas
RR 24x/menit
29/04/2019 DS : ibu mengatakan Kehamilan post Resiko cidera AR
tidak ada tanda-tanda matur pada ibu
kontraksi untuk
melahirkan. Tidak ada dilatasi
serviks
DO :
- tidak ditemukan
tanda kontraksi
atau pun dilatasi
serviks.
- Pada masa laten
terjadi
pembukaan
lamba +- 15 jam

15
29/04/2019 DS : klien Kehamilan post Ansietas AR
mengatakan matur
bingung, cemas,
takut karena belum
segera melahirkan Anak belum lahir

DO : klien tampak Cemas dengan


gelisah kondisi janin

4.4 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan proses melahirkan bd kurang proaktif selama persalinna dan
melahirkan
2. Keletihan bd kelelahan dd peningkatan kelelahan fisik
3. Ansietas bd gelisah dd ancaman pada status terkini

4.5 Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Intervensi


1. Keletihan bd kelelahan dd 1. Monitor TTV
peningkatan kelelahan fisik 2. Monitor asupan nutrisi untuk sumber
energi yang adekuat
3. Tawarkan makanan yang
mengandung banyak energi
4. Anjurkan istirahat – kegiatan secara
gantian
5. Beri latihan fisik ringan
2. Risiko cidera pada ibu bd 1. Identifikasi faktor penyebab cidera
tidak ada dilatasi serviks 2. Kurangi atau hilangkan faktor
penyebab cidera

16
3. Berikan informasasi mengenai tujuan
dari tindakan yang dilaukan untuk
mengurangi cidera
4. Kolaborasi pemberian obat untuk
induksi
3. Ansietas bd gelisah dd 1. Gunakan pendekatan tenang dan
ancaman pada status terkini meyakinkan
2. Berikan rasa aman pada klien
3. Beri informasi atas kejadian yang
dialami pasien
4. Ajarkan pengambilan nafas / relaksasi
5. Cek pasien secara periodik

17
BAB 5

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu atau lebih
sejak awitan periode menstruasi berasumsi bahwa ovulasi terjadi pada dua minggu setelah
menstruasi terakhir. Penyebab post matur tidak jelas diketahui, namun penurunan kadar
esterogen pada kehamilan, faktor hormonal. dan faktor hereitas bisa menjadi penyebabnya.
Tanda dan gejalanya yaitu, uterus yang sangat besar, cairan terwarnai mekonium, pola denyut
jantung janin memburuk. Kehamilan post matur ini dapat dicegah dengan melakukan
pemeriksaan secar rutin dan teratur agar dapat diketahui dengan benar usia kehamilan.

4.2 Saran

Sebagai perawat dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan mampu untuk melakukan
tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan kehamilan post matur dengan cepat, tepat dan
efektif sesuai dengan standar operasional prosedur. Pengetahuan ini harus dimiliki dan
pdiahami oleh semua perawat untuk mampu melakukan penatalaksanaan yang tepat apabila
menghadapi klien dengan masalah kehamilan post matur.

18
19

Anda mungkin juga menyukai