Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN

”ASUHAN KEPERAWATAN PNC”

KELOMPOK 3 :

Anissa Mayasari (P00320121004)

Aniza Amelia (P00320121005)

Dea Amanda (P00320121013)

Handoko (P00320121023)

Klara Lova Kontesa (P00320121027)

Vhebyta Camilla (P00320121053)

Wiken Permatasari (P00320121055)

Dosen Pengampu :
Yossy Utario,S.Kep,Ns,M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CURUP

TAHUN AKADEMIK

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Dengan menyebutkan nama Allah SWT yang


Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta memanjatkan puji syukur kehadirat
Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Post Natal Care”.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami sebagai penyusun sangat berharap semoga saja dengan
adanya penulisan makalah tentang Asuhan Keperawatan Post Natal Care ini bisa
memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Curup, 06 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2

1.3 Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

TINJAUAN TEORI...............................................................................................3

2.1 Konsep Dasar Dokumentasi Keperawatan Post Natal Care.............................3

2.1.1 Pengertian.............................................................................................................3

2.1.2 Tahap Masa Nifas................................................................................................3

2.1.3 Tujuan Perawatan Masa Nifas...........................................................................4

2.1.4 Periode Masa Nifas.............................................................................................4

2.1.5 Pentingnya Dokumentasi Keperawatan Post Natal Care................................5

2.1.6 Komponen Model Dokumentasi Keperawatan................................................5

2.2 Keterampilan Standar Dokumentasi Keperawatan............................................6

2.2.1 Pengkajian............................................................................................................6

2.2.2 Diagnosa keperawatan........................................................................................7

2.2.3 Intevensi keperawatan.........................................................................................7

2.2.4 Implementasi keperawatan.................................................................................7

2.2.5 Evaluasi................................................................................................................8

2.2.6 Proses Dokumentasi............................................................................................8

ii
2.3 Asuhan Keperawatan Post Natal Care................................................................8

2.3.1 Pengkajian............................................................................................................8

2.3.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................................15

2.3.3 Intervensi Keperawatan....................................................................................15

2.3.4 Implementasi Keperawatan..............................................................................18

2.3.5 Evaluasi..............................................................................................................20

BAB III..................................................................................................................23

KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................23

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................23

3.2 Saran.....................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Post Natal Care atau Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa Latin,
yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa
sesudah melahirkan.
Post partum atau dapat juga diartikan masa nifas (puerperineum) adalah masa
sesudah persalinan atau persalinan yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan kembali yang lamanya sekitar 6 minggu. Post partum merupakan 6
minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali dengan normal
sebelum atau sesudah hamil.
Persalinan normal menurut WHO persalinan adalah yang dimulai secara
spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian setelah proses
persalinan, bayi lahir secara spontan dalam prensatasi belakang kepala pada usia
kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada
dalam kondisi sehat.
Dalam persalinan ada beberapa macam persalinan seperti persalinan buatan,
persalinan anjuran. Persalinan buatan adalah jika persalianan bantu tenaga dari
luar, misalnya ekstraksi foersef atau operasi section caesarea. Persalianan anjuran
adalah persalianan yang tidak di mulai dengan sendirinya, tetapi baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban, pemberian oksitoksin atau progtalandin.
Umumnya waktu masa nifas yang paling lama pada wanita adalah 40 hari,
dimulai sejak melahirkan (yang disertai tanda-tanda kelahiran). Jika sudah selesai
masa 40 akan tetapi darah tidak berhenti-henti atau tetap keluar darah, maka itu
darah haid. Akan tetapi jika darah keluar terus dan tidak pada masa- masa haidnya
dan darah uterus dan tidak berhenti mengalir, perlu diperiksakan ke bidan atau
dokter.
Kehamilan dan proses persalinan merupakan suatu proses alamiah yang terjadi
pada seseorang perempuan. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

1
2

konsepsi berupa janin dan plasenta dari rahim dan melalui jalan lahir . Pada
periode paska persalinan, sulit untuk menentukan terminology berdasarkan
batasan kala persalinan yang terdiri dari kala 1 sampai kala 7. Pada periode paska
persalinan, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti pendarahan karena
atonia uteri, retensio plasenta, dan rupture perineum. Ruptur perineum adalah
perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran bayi baik menggunakan alat
maupun tidak menggunakan alat. Ruptur perineum pada hampir semua persalinan
pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya. Ruptur perineum
umumnya terjadi digaris tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir
terlalu cepat. Ruptur perineum dibagi atas 4 tingkat yaitu derajat I sampai IV.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar dokumentasi keperawatan Post Natal Care?


2. Bagaimana pendokumentasian asuhan keperawatan Post Natal Care?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan Post Natal Care


2. Untuk mengetahui bagaimana konsep pendokumentasian asuhan
keperawatan Post Natal Care
3. Untuk mengetahui contoh asuhan keperawatan pada Post Natal Care
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Dokumentasi Keperawatan Post Natal Care

2.1.1 Pengertian

Post Natal Care atau Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa
Latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau
berarti masa sesudah melahirkan.
Post partum (nifas) secara harafiah adalah sebagai masa persalinan
dan segera setelah kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali
kekeadaan semula (tidak hamil). Dan plasenta adalah masa sesudah
persalinan dimulai setelah kelahiran sebelum berakhirnya ketika alat-alat
kandungan kembali seperti semula.
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
Periode post partum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum
hamil.

2.1.2 Tahap Masa Nifas

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini,


peurperium intermedial dan remote puerperium.

a) Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu
telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam,
dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b) Puerperium intermedial
Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh

3
4

alat-alat genitalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.


c) Remote peurperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperluhkan untuk pulih
dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung
selama berminggu-minggu, bulanan, mastitis dan infeksi lain.

2.1.3 Tujuan Perawatan Masa Nifas

Tujuan Perawatan Masa Nifas/Post Partum


a) Memonitor adaptasi fisiologis dan psikologis.
b) Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh.
c) Meningkatkan istirahat dan kenyamanan.
d) Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi.
e) Memberikan pendidikan kesehatan tentang self care postpartum dan
bayi.

2.1.4 Periode Masa Nifas

Masa penyesuaian fisik dan psikologis tubuh kembali ke keadaan


normal sebelum hamil kurang lebih 6 minggu. Periode postpartum
terbagi menjadi 3 periode.
a) Immediate Postpartum : 24 jam.
b) Early Postpartum : minggu pertama.
c) Late Postpartum : minggu ke-2 s/d 6.
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut.
1) Periode Immediate Postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Masalah
biasa terjadi pada masa ini, misalnya perdarahan karena antonia uteri.
2) Periode Early Postpartum
Pada fase ini yang perlu diperhatikan yaitu involuti uteri dalam
keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak
5

demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat
menyusui dengan baik.

3) Periode Late Postpartum


Periode ini tetap dilakukan perawatan sama seperti pada tahap Early
Postpartum dan pemberian konseling Keluarga Berencana.

2.1.5 Pentingnya Dokumentasi Keperawatan Post Natal Care

Dokumentasi asuhan keperawatan ialah suatu catatan yang


mengandung data-data, yang mana data-data tersebut dibutuhkan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan
keperawatan dan penilaian keperawatan.
Dokumentasi tersebut ialah persyaratan yang legal dalam lingan
pelayanan kesehatan.
Jadi apabila ada kesalahan yang berhubungan dengan keperawatan,
maka dokumentasi tersebut menjadi barang bukti saat di pengadilan
nantinya. maka dari itu semua aspek rekam medis penting untuk pencatatan
legal.
Tujuan dokumentasi dalam keperawatan post natal care yaitu,
membantu perawat dalam mencatat hasil pemeriksaan ibu dan bayi secara
berkala, serta sebagai alat komunikasi anggota tim profesional kesehatan
mengenai intervensi, implementasi, dan evaluasi tindakan keperawatan
untuk ibu dan bayi.

2.1.6 Komponen Model Dokumentasi Keperawatan

a. Model dokumentasi SOR (source-oriented-record)

Model dokumentasi SOR (source-oriented-record) merupakan


model dokumentasi yang berorientasi pada sumber informasi. Model ini
menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau sumber yang
6

mengelola pencatatan. Dokumentasi dibuat dengan cara setiap anggota


tim kesehatan membuat catatan sendiri dari hasil observasi. Kemudian,
semua hasil dokumentasi dikumpulkan menjadi satu. Sehingga masing-
masing anggota tim kesehatan melaksanakan kegiatan sendiri tanpa
bergantung dengan anggota tim kesehatan yang lain. Misalnya, kumpulan
dokumentasi yang bersumber dari dokter, bidan, perawat, fisioterapi, ahli
gizi, dan lain-lain. Dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi,
lembaran riwayat penyakit dan perkembangan penyakit. Catatan-catatan
dalam model ini ditempatkan atas dasar disiplin orang atau sumber yang
mengolah pendokumetasian.

Model dokumentasi SOR ini dapat dibuat dengan formulir grafik,


format pemberian obat, format catatan perawat termasuk riwayat
penyakit klien, riwayat perawatan perawatan dan perkembangan pasien,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan diagnostik, formulir masuk
Rumah sakit dan formulir untuk tindakan operasi yang ditandatangani
oleh pasien dan keluarga.

Model dokumentasi SOR terdiri dari 5 komponen, yaitu: Lembar


penerimaan berisi biodata, lembar instruksi dokter, lembar riwayat medis
atau penyakit, catatan perawat. dan catatan dan laporan khusus.

2.2 Keterampilan Standar Dokumentasi Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang


bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan
klien baik fisik, mental sosial dan lingkungan. Pada tahap pengkajian,
kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data, seperti riwayat
keperawatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan data sekunder lainnya (Catatan
7

hasil pemeriksaan diagnostik, dan literatur). Setelah didapatkan, maka tahap


selanjutnya adalalah diagnosis.

2.2.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa adalah terminologi yang digunakan oleh perawat profesional


untuk menjelaskan masalah kesehatan, tingkat kesehatan, respon klien
terhadap penyakit atau kondisi klien (aktual/potensial) sebagai akibat dari
penyakit yang diderita. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
memvalidasi data, menginterprestasikan dan mengidentifikasi masalah dari
kelompok data dan merumuskan diagnosa keperawatan.

2.2.3 Intevensi keperawatan

Intervensi adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan


dari klien, dan atau/atau tindakan yang harus dilakukan
oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantuk klien mencapai hasil
yang diharapkan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
menyusun prioritas masalah, merumuskan tujuan dan kriteria hasil, memilih
strategi asuhan keperawatan, melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan
lain dan menuliskan atau mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan.

2.2.4 Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan.


Tahap implementasi adalah tahap melakukan rencana yang telah di buat pada
klien. Adapun kegiatan yang ada pada tahap implementasi ini adalah
pengkajian ulang untuk memperbaharui data dasar, meninjau atau merevisi
rencana asuhan yang telah di buat dan melaksanakan intervensi keperawatan
yang telah direncanakan.
8

2.2.5 Evaluasi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengkaji respon klien
setelah dilakukan intervensi keperawatan, membandingkan respon klien
dengan kriteria hasil, memodifikasi asuhan keperawatan dengan hasil
evaluasi, dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah di berikan.

2.2.6 Proses Dokumentasi

Kegiatan mencatat seluruh tindakan yang telah dilakukan.


Dokumentasi keperawatan sangat penting untuk dilakukan karena berguna
untuk menhindari kejadian tumpang tindih, memberikan informasi
ketidaklengkapan asuhan keperawatan, dan terbinanya koordinasi antar teman
sejawat atau pihak lain.

2.3 Asuhan Keperawatan Post Natal Care

2.3.1 Pengkajian

Asuhan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan


pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya
tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan
sebelum hamil. Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan
dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan
penunjang (hasil laboratorium).

a. Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, status, suku
bangsa, bahasa, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dengan cara mengumpulkan data-data tentang
respons pasien terhadap kelahiran bayinya serta penyesuaian selama masa
post partum. Pengkajian awal mulai dengan review prenatal dan intranatal
meliputi :
9

1. Lamanya proses persalinan dan jenis persalinan


2. Lamanya ketuban pecah dini
3. Adanya episiotomi dan laserasi
4. Respon janin pada saat persalinan dan kondisi bayi baru lahir (nilai APGAR)
5. Pemberian anestesi selama proses persalinan dan kelahiran
6. Medikasi lain yang diterima selama persalinan atau periode immediate post
partum
7. Komplikasi yang terjadi pada periode immediate post partum seperti atonia
uteri, retensi plasenta.
Pengkajian ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor resiko yang
signifikan yang merupakan faktor presdisposisi terjadinya komplikasi post
partum.
c. Pengkajian status fisiologis maternal
Untuk mengingat komponen yang diperlukan dalam pengkajian post
partum, banyak perawat menggunakan istilah BUBBLE-LE yaitu termasuk
Breast (payudara), Uterus (rahim), Bowel (fungsi usus), Bladder (kandung
kemih), Lochia (lokia), Episiotomy (episiotomi/perinium), Lower Extremity
(ekstremitas bawah), dan Emotion (emosi).
d. Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital
Kaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu pada Ibu. Periksa tanda-
tanda vital tersebut setiap 15 menit selama satu jam pertama setelah
melahirkan atau sampai stabil, kemudian periksa setiap 30 menit untuk jam-
jam berikutnya. Nadi dan suhu diatas normal dapat menunjukan
kemungkinan adanya infeksi. Tekanan darah mungkin sedikit meningkat
karena upaya untuk persalinan dan keletihan. Tekanan darah yang menurun
perlu diwaspadai kemungkinan adanya perdarahan post partum.
1) Tekanan darah, normal yaitu < 140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa
meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum. Setelah persalinan
sebagian besar wanita mengalami peningkatan tekananan darah sementara
waktu. Keadaan ini akan kembali normal selama beberapa hari. Bila tekanan
10

darah menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum.


Sebaliknya bila tekanan darah tinggi,merupakan petunjuk kemungkinan
adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas. Namun hal ini
seperti itu jarang terjadi.
2) Suhu, suhu tubuh normal yaitu kurang dari 38 C. Pada hari ke 4 setelah
persalinan suhu Ibu bisa naik sedikit kemungkinan disebabkan dari aktivitas
payudara. Bila kenaikan mencapai lebih dari 38 C pada hari kedua sampai
hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
3) Nadi, nadi normal pada Ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi Ibu akan
melambat sampai sekitar 60 x/menit yakni pada waktu habis persalinan
karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamanya pada minggu
pertama post partum. Pada ibu yang nervus nadinya bisa cepat, kira-kira
110x/mnt. Bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi khususnya bila
disertai peningkatan suhu tubuh.
4) Pernafasan, pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit. Pada umumnya respirasi
lambat atau bahkan normal. Mengapa demikian, tidak lain karena Ibu dalam
keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.Bila ada respirasi cepat post
partum (> 30 x/mnt) mungkin karena adanya ikutan dari tanda-tanda syok.
2. Kepala dan wajah
1) Rambut, melihat kebersihan rambut, warna rambut, dan kerontokan rambut.
2) Wajah, adanya edema pada wajah atau tidak. Kaji adanya flek hitam.
3) Mata, konjungtiva yang anemis menunjukan adanya anemia kerena
perdarahan saat persalinan.
4) Hidung, kaji dan tanyakan pada ibu, apakah ibu menderita pilek atau
sinusitis. Infeksi pada ibu postpartum dapat meningkatkan kebutuhan
energi.
5) Mulut dan gigi, tanyakan pada ibu apakah ibu mengalami stomatitis, atau
gigi yang berlubang. Gigi yang berlubang dapat menjadi pintu masuk bagi
mikroorganisme dan bisa beredar secara sistemik.
6) Leher, kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan pembesaran kelenjar
tiroid. Kelenjar limfe yang membesar dapat menunjukan adanya infeksi,
11

ditunjang dengan adanya data yang lain seperti hipertermi, nyeri dan
bengkak.
7) Telinga, kaji apakah ibu menderita infeksi atau ada peradangan pada telinga.
3. Pemeriksaan thorak
1) Inspeksi payudara
 Kaji ukuran dan bentuk tidak berpengaruh terhadap produksi asi, perlu
diperhatikan bila ada kelainan, seperti pembesaran masif, gerakan yang
tidak simetris pada perubahan posisi kontur atau permukaan.
 Kaji kondisi permukaan, permukaan yang tidak rata seperti adanya
depresi,retraksi atau ada luka pada kulit payudara perlu dipikirkan
kemungkinan adanya tumor.
 Warna kulit, kaji adanya kemerahan pada kulit yang dapat menunjukan
adanya peradangan.
2) Palpasi Payudara
Pengkajian payudara selama masa post partum meliputi inspeksi
ukuran, bentuk, warna dan kesimetrisan serta palpasi apakah ada nyeri tekan
guna menentukan status laktasi. Pada 1 sampai 2 hari pertama post partum,
payudara tidak banyak berubah kecil kecuali sekresi kolostrum yang
banyak. Ketika menyusui, perawat mengamati perubahan payudara,
menginspeksi puting dan areola apakah ada tanda tanda kemerahan dan
pecah, serta menanyakan ke ibu apakah ada nyeri tekan. Payudara yang
penuh dan bengkak akan menjadi lembut dan lebih nyaman setelah
menyusui.
4. Pemeriksaan abdomen
1). Inspeksi Abdomen
- Kaji adakah striae dan linea alba.
- Kaji keadaan abdomen, apakah lembek atau keras. Abdomen yang keras
menunjukan kontraksi uterus bagus sehingga perdarahan dapat
diminimalkan. Abdomen yang lembek menunjukan sebaliknya dan dapat
dimasase untuk merangsang kontraksi.
2). Palpasi Abdomen
12

- Fundus uteri Tinggi : Segera setelah persalinan TFU 2 cm dibawah pusat, 12


jam kemudian kembali 1 cm diatas pusat dan menurun kira-kira 1 cm setiap
hari.
Hari kedua post partum TFU 1 cm dibawah pusat
Hari ke 3 - 4 post partum TFU 2 cm dibawah pusat
Hari ke 5 - 7 post partum TFU pertengahan pusat-symfisis
Hari ke 10 post partum TFU tidak teraba lagi.
- Kontraksi, kontraksi lemah atau perut teraba lunak menunjukan konteraksi
uterus kurang maksimal sehingga memungkinkan terjadinya perdarahan.
- Posisi, posisi fundus apakah sentral atau lateral. Posisi lateral biasanya
terdorong oleh bladder yang penuh.
- Uterus, setelah kelahiran plasenta, uterus menjadi massa jaringan yang
hampir padat. Dinding belakang dan depan uterus yang tebal saling
menutup, yang menyebabkan rongga bagian tengah merata. Ukuran uterus
akan tetap sama selama 2 hari pertama setelah pelahiran, namun kemudian
secara cepat ukurannya berkurang oleh involusi.
- Diastasis rektus abdominis adalah regangan pada otot rektus abdominis
akibat pembesaran uterus jika dipalpasi "regangan ini menyerupai belah
memanjang dari prosessus xiphoideus ke umbilikus sehingga dapat diukur
panjang dan lebarnya. Diastasis ini tidak dapat menyatu kembali seperti
sebelum hamil tetapi dapat mendekat dengan memotivasi ibu untuk
melakukan senam nifas. Cara memeriksa diastasis rektus abdominis adalah
dengan meminta ibu untuk tidur terlentang tanpa bantal dan mengangkat
kepala, tidak diganjal kemudian palpasi abdomen dari bawah prosessus
xipoideus ke umbilikus kemudian ukur panjang dan lebar diastasis.
5. Keadaan kandung kemih
Kaji dengan palpasi kandungan urine di kandung kemih. Kandung
kemih yang bulat dan lembut menunjukan jumlah urine yang tertapung
banyak dan hal ini dapat mengganggu involusi uteri, sehingga harus
dikeluarkan.
6. Ekstremitas atas dan bawah
13

1). Varises, melihat apakah ibu mengalami varises atau tidak. Pemeriksaan
varises sangat penting karena ibu setelah melahirkan mempunyai
kecenderungan untuk mengalami varises pada beberapa pembuluh darahnya.
Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal.
2). Edema, Tanda homan positif menunjukan adanya tromboflebitis sehingga
dapat menghambat sirkulasi ke organ distal. Cara memeriksa tanda homan
adalah memposisikan ibu terlentang dengan tungkai ekstensi, kemudian
didorsofleksikan dan tanyakan apakah ibu mengalami nyeri pada betis, jika
nyeri maka tanda homan positif dan ibu harus dimotivasi untuk mobilisasi
dini agar sirkulasi lancar. Refleks patella mintalah ibu duduk dengan
tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa yang akan dilakukan. Rabalah
tendon dibawah lutut/ patella. Dengan menggunakan hammer ketuklan
rendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit
ketika tendon diketuk. Bila reflek lutut negative kemungkinan pasien
mengalami kekurangan vitamin B1. Bila gerakannya berlebihan dan capat
maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi.
3). Perineum, kebersihan Perhatikan kebersihan perineum ibu. Kebersihan
perineum menunjang penyembuhan luka. Serta adanya hemoroid derajat 1
normal untuk ibu hamil dan pasca persalinan.
- REEDA
REEDA adalah singkatan yang sering digunakan untuk menilai kondisi
episiotomi atau laserasi perinium. REEDA singkatan (Redness /kemerahan,
Edema, Ecchymosisekimosis, Discharge/keluaran, dan
Approximate/perlekatan) pada luka episiotomy. Kemerahan dianggap
normal pada episiotomi dan luka namun jika ada rasa sakit yang signifikan,
diperlukan pengkajian lebih lanjut. Selanjutnya, edema berlebihan dapat
memperlambat penyembuhan luka. Penggunaan kompres es (icepacks)
selama periode pasca melahirkan umumnya disarankan.
- Lochia
Kaji jumlah, warna, konsistensi dan bau lokhia pada ibu post partum.
Perubahan warna harus sesuai. Misalnya Ibu postpartum hari ke tujuh harus
14

memiliki lokhia yang sudah berwarna merah muda atau keputihan. Jika
warna lokhia masih merah maka ibu mengalami komplikasi postpartum.
Lokhia yang berbau busuk yang dinamankan Lokhia purulenta menunjukan
adanya infeksi disaluran reproduksi dan harus segera ditangani.
- Varises
Perhatikan apakah terjadinya varises di dalam vagina dan vulva. Jika ada
yang membuat perdarahan yang sangat hebat.
e. Pengkajian status nutrisi
Pengkajian awal status nutrisi pada periode post partum didasarkan
pada data ibu saat sebelum hamil dan berat badan saat hamil, bukti
simpanan besi yang memadai (misal : konjungtiva) dan riwayat diet yang
adekuat atau penampilan. Perawat juga perlu mengkaji beberapa faktor
komplikasi yang memperburuk status nutrisi, seperti kehilangan darah yang
berlebih saat persalinan.
f. Pengkajian tingkat energi dan kualitas istirahat
Perawat harus mengkaji jumlah istirahat dan tidur, dan menanyakan apa
yang dapat dilakukan ibu untuk membantunya meningkatkan istirahat
selama ibu di rumah sakit. Ibu mungkin tidak bisa mengantisipasi kesulitan
tidur setelah persalinan.
g. Emosi
Emosi merupakan elemen penting dari penilaian post partum. Pasien
post partum biasanya menunjukkan gejala dari ”baby blues” atau
“postpartum blues” ditunjukan oleh gejala menangis, lekas marah, dan
kadang-kadang insomnia. Postpartum blues disebabkan oleh banyak faktor,
termasuk fluktuasi hormonal, kelelahan fisik, dan penyesuaian peran ibu. Ini
adalah bagian normal dari pengalaman post partum. Namun, jika gejala ini
berlangsung lebih lama dari beberapa minggu atau jika pasien post partum
menjadi nonfungsional atau mengungkapkan keinginan untuk menyakiti
bayinya atau diri sendiri, pasien harus diajari untuk segera melaporkan hal
ini pada perawat, bidan atau dokter.
15

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.


b. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai
ASI, hambatan pada neonatus, anomali payudara ibu, ketidakadekuatan
refleks oksitosin, ketidakadekuatan refleks menghisap bayi, payudara
bengkak, riwayat operasi payudara, kelahiran kembar, tidak rawat
gabung, kurang terpapar informasi tentang pentingnya menyusui
dan/atau metode menyusui, kurang dukungan keluarga, faktor budaya.
c. Defisit pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang laktasi berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan
mengikuti anjuran, kurang terpapar informasi, kurang minat dalam
belajar, kurang mampu mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber
informasi.

2.3.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi


Keperawatan Kriteria Hasil

1. Nyeri akut setelah dilakkan Observasi :


berhubungan tindakan - Identifikasi skala
dengan agen keperawatan nyeri
pencedera fisik. selama 2 x 24 jam - Identifikasi faktor
diharapkan rasa yang memperberat
nyeri teratasi, dan memperingan
dengan kriteria nyeri
hasil : - Identifikasi
1. Keluhan nyeri pengaruh nyeri
menurun ( 5 ) pada kualitas hidp
2. Meringis Terapetik :
menurn ( 5 ) - Berikan teknik non
16

3. Sikap protektif farmakologis untk


menurn ( 5 ) mengurangi rasa
4. Gelisah menrn nyeri
(5) - Kontrol lingkungan
5. Kesulitan tidur yang memperberat
menurun ( 5 ) rasa nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyabab,
periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategis
merendahkan nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
analgetik

2. Menyusui tidak setelah dilakkan Observasi :


efektif tindakan - Identifikasi
berhubungan keperawatan kesiapan dan
dengan selama 2 x 24 jam kemampuan
ketidakadekuata diharapkan status menerima
n suplai ASI menyusui informasi
membaik, dengan
Terapeutik :
kriteria hasil :
1. Perlekatan bayi - Sediakan materi
pada payudara dan media
ibu menurun ( 5 pendidikan
) kesehatan
2. Suplay ASI - Berikan
adekuat kesempatan untk
17

menurun ( 5 ) bertanya
3. Putting tidak
Edukasi :
lecet setelah 2
minggu - Berikan konseling
melahirkan menyusui
menurun ( 5 ) - Ajarkan 4 posisi
4. Lecet pada menyusui dan
puting menurun perlekatan dengan
(5) benar
- Ajarkan
perawatan
payudara
pospartum

3. Defisit setelah dilakkan Observasi :


pengetahuan tindakan - Identifikasi
(kebutuhan keperawatan kesiapan dan
belajar) tentang selama 2 x 24 jam kemampuan
laktasi diharapkan tingkat menerima
berhubungan pengetahuan informasi
dengan membaik, dengan
Terapeutik :
keterbatasan kriteria hasil :
kognitif 1. Perilaku sesuai - Sediakan materi
anjuran dan media
meningkat ( 5 ) pendidikan
2. Pengetahuan kesehatan
meningkat( 5 ) - Berikan
3. Pertanyaan kesempatan ntuk
tentang bertanya
masalah yang
18

dihadapi Edukasi :
menurun ( 5)
- Jelaskan faktor
4. Persepsi yang
risiko yang dapat
keliru terhadap
mempengaruhi
masalah
kesehatan
menurun ( 5 )
- Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat

2.3.4 Implementasi Keperawatan

No Hari / Jam DX Implementasi Paraf


Tanggal

1. Senin, 20 08.00- 1,2,3 1. Mengidentifikasi


september 09.00 kesiapan dan
2021 kemampan
menerima
informasi
2. Menyediakan
materi dan media
pendidikan
kesehatan
3. Mengidentifikasi
skala nyeri , skala
nyeri 4
4. Mengidentifikasi
faktor yang
memperberat rasa
19

nyeri
5. Mengidentifikasi
pengaruh nyeri
pada kualitas
hidup
6. Menjelaskan
penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
7. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya

2. Senin, 20 13.00- 1,2 1. Mengontrol


september 13.30 lingkungan yang
2021 memperberat rasa
nyeri
2. Menjelaskan
strategi meredakan
nyeri
3. Memberikan
analgetik
4. Mengajarkan 4
posisi menysui
perlekatan dengan
benar
5. Mengajarkan
perawatan
payudara
pospartum

3. Senin, 20 16.15- 1,3 1. Memberikan


september teknik non
20

2021 16.30 farmakologi untk


mengurangi rasa
nyeri
2. Menjelaskan
faktor resiko yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
3. Mengajarkan
prilaku hidup
bersih dan sehat

2.3.5 Evaluasi

No Hari/ Diagnosa Evaluasi Paraf


Tanggal
teratasi

1. Selasa, 21 Nyeri akut S : klien mengatakan


September berhubungan sudah tidak merasakan
2021 dengan agen nyeri lagi
pencedera fisik. O : klien tidak lagi
tampak meringis karna
nyeri yang ia rasakan

A:

1. Keluhan nyeri
menurun ( 5 )
2. Meringis
menurn ( 5 )
3. Sikap protektif
21

menurn ( 5 )
4. Gelisah menrn
(5)
5. Kesulitan tidur
menurun ( 5 )
P : intervensi
dihentikan

2. Selasa, 21 Menyusui tidak S : Klien mengatakan


September efektif sudah bisa menyusui
2021 berhubungan dengan efektif dan
dengan suplay ASI sudah
ketidakadekuata adekuat
n suplai ASI O : klien tampak sudah
bisa menyusui dengan
efektif
A:
1. Perlekatan bayi
pada payudara
ibu menurun
(5)
2. Suplay ASI
adekuat
menurun ( 5 )
3. Putting tidak
lecet setelah 2
minggu
melahirkan
menurun ( 5 )
4. Lecet pada
puting menurun
22

(5)
P : intervensi
dihentikan

3. Selasa, 21 Defisit S : Klien mengatakan


September pengetahuan sudah mengerti dengan
2021 (kebutuhan penjelasan perawat
belajar) tentang O : klien tampak sudah
laktasi mengerti dengan apa
berhubungan yang sudah dijelaskan
dengan A:
keterbatasan 1. Perilaku sesuai
kognitif anjuran
meningkat ( 5 )
2. Pengetahuan
meningkat( 5 )
3. Pertanyaan
tentang masalah
yang dihadapi
menurun ( 5)
4. Persepsi yyang
keliruterhadap
masalah
menurun ( 5 )
P : intervensi
dihentikan
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Post Natal Care atau Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa Latin, yaitu
puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa
sesudah melahirkan. Post partum atau dapat juga diartikan masa nifas
(puerperineum) adalah masa sesudah persalinan atau persalinan yang diperlukan
untuk pulihnya alat kandungan kembali yang lamanya sekitar 6 minggu. Post partum
merupakan 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali
dengan normal sebelum atau sesudah hamil.
Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, peurperium intermedial
dan remote puerperium. Tujuan Perawatan Masa Nifas/Post Partum adalah
Memonitor adaptasi fisiologis dan psikologis, Meningkatkan pemulihan fungsi
tubuh, Meningkatkan istirahat dan kenyamanan, Meningkatkan hubungan
orang tua dan bayi, Memberikan pendidikan kesehatan tentang self care
postpartum dan bayi.

3.2 Saran

Bagi ibu calon ibu hendaknya mempersiapkan gizi yang baik untuk bayi
sehingga dapat terhindar dari penyakit. Bagi ibu hamil hendaknya
memeriksakan kehamilan secara teratur di fasilitas pelayanan kesehatan untuk
meminimalisir faktor risiko yang dimiliki sehingga ibu dan bayi sehat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, Sitti.2015. Perawatan Maternitas Volume 2: Persalinan. Kencana:


Prenadamedia Group.
Hidayat, AAA.2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Fareer, H. 2001. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakata: EGC.
K, Sukarni, Icemi & P, Wahyu. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.

Yogyakarta: Nuha Medika.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI
PPNI. (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

24

Anda mungkin juga menyukai