PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Definisi
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam
Muchtar, 1998).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin
a. Engagement
Merupakan mekanisme yang biasanya dimulai dari pintu atas panggul dimana ubub-
ubun kecil terletak di sebelah kiri depan/di sebelah kanan depan, kiri dan kanan
berdasarkan ukuran seseorang dari PAP bila digambarkan sebagai berikut :
3
3. Ukuran seorang pintu atas panggul 11- 12
c. Fleksi
Majunya kepala → kepala mendapat tahanan dari serviks, dinding panggul atau dasar
panggul.
e. Ekstensi
a) Mendesak ke bawah
4
3. Setelah sub oksiput tertahan pada pinggir bawah simpisis sebagai hipomoclion →
lahir lewat perineum = oksiput, muka, dan dagu
g. Ekspulsi
Bahu depan di bawah simpisis →sebagai hipomoclion → lahir bahu belakang → bahu
depan → badan.
2.3. Etiologi
c. keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemika
otot-otot uterus,
d. Berkurangnya nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan,
5
e. Tekanan pada ganglion servikale yang terletak di belakang serviks yang tertekan yang
merupakan penyebab peningkatan kontraksi uterus (Prawirohardjo, 2002).
2.4. Patofisiologi
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka
dan mendorong janin ke bawah pada letak kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala
akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
Kontraksi dimulai pada salah satu cornue (tanduk) uterus kiri atau kelenjar ke
seluruh miometrium sehingga menghasilkan kontraksi yang simetris. Fundus uteri
berkontraksi lebih kuat dan lebih lama dari bagian-bagian lain dari uterus. Bagian
tengah uterus berkontraksi pada fundus uteri. Bagian bawah uterus-uterus serviks tetap
pasif atau kontraksi lemah. Setelah kontraksi terjadi relaksasi tonus otot diluar his tidak
seberapa jauh meningkat.
Pada waktu his kemudian keluar pada keadaan semula. Tahap persalinan:
1. Kala I yaitu pembukaan antara 4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam
10 menit selama 40 detik
2. Kala II yaitu untuk memastikan apakah pembukaan sudah lengkap atau kepala janin
sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6cm.
4. Kala IV yaitu sejak lamanya plasenta 1 sampai dengan 2-4 jam setelah persalianan
dan keadaan itu menjadi stabil kembali.
6
2.5. Tanda dan gejala
a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin
pendek.
a. Pemeriksaan Laboratorium
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya gangguan
pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
3. Pemeriksaan darah
b. Ultrasonografi (USG)
c. Stetoskop Monokuler
7
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah
tersebut disebut fungtum maksimum.
2.7. Penatalaksanaan
a. Kala I
2. Auskultasi DJJ
b. Kala II
c. Kala III
d. Kala IV
2. Kontraksi rahim
8
3. Letakan bayi yang telah dibersihkan sebelah ibu
2.8. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien intranatal adalah ketuban pecah
dini, persalinan preterm, kehamilan postmatur, prolaps tali pusat, rupture uterus,
kelahiran sesaria, inverse uterus, dan pendarahan post partum dini.
1. Kala I
A. Pengkajian
1. Pembukaan
2. Penurunan persentasi
3. Moulage
g. Kaji kontraksi
9
1. Awal kala I ; jalan-jalan
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi
Dx 1. SLKI Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka pertukaran gas meningkat
dengan kriteria hasil:
Observasi
10
Monitor pola napas
Terapeutik
Edukasi
Dx 2. SLKI Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka keseimbangan cairan
meningkat dengan kriteria hasil:
Observasi
Monitor status hidrasi (frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, tugor kulit, tekanan
darah dll)
Terapeutik
11
Kolaborasi
D. Implementasi
c. Memberi informasi yang cukup tentang kondisi yang akan dialami ibu
E. Evaluasi
c. Cemas ringan/berkurang
2. Kala II
A. Pengkajian
12
a. Melanjutkan monitor
3. Pendarahan
4. Air ketuban
d. Mekanisme penyesuaian
e. Support person
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri melahirkan b/d dilatasi serviks d.d mengeluh nyeri, ekspresi wajah meringis
2. Harga diri rendah situasional b/d transisi perkembangan d.d mnilai diri negatif,
melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
C. Intervensi
Dx 1. SLKI Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka tingkat nyeri menurun
dengan kriteria hasil:
13
SIKI Perawatan kenyamanan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Dx 2. SLKI Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka harga diri meningkat
dengan kriteria hasil:
Observasi
Edukasi
D. Implementasi
3. Memberikan support dan dukungan agar ibu mampu mengejan dengan baik
4. Memberikan pengarahan dan support pada suami untuk selalu mendampingi pasien
E. Evaluasi
3. Pasien sudah mengerti posisi-posisi yang tepat untuk menghilangkan rasa sakit dan
resiko perlukaan
3. Kala III
A. Pengkajian
B. Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman b/d gangguan kehamilan d.d mengeluh tidak nyaman,
gelisah
C. Intervensi
Dx 1. SLKI Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka status kenyamanan
meningkat dengan kriteria hasil:
Observasi
Terapeutik
16
Tempatkan pada posisi terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Dx 2. SLKI Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka tingkat perdarahan
menurun dengan kriteria hasil:
Observasi
Terapeutik
Edukasi
17
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Kolaborasi
D. Implementasi
d. Tempelkan bayi pada daerah dada ibu setelah bayi sudah keluar
E. Evaluasi
4. Kalla IV
A. Pengkajian
B. Diagnosa
1. Inkontinensia urine stres b/d perubahan dengenerasi otot pelvis d.d frekuensi
berkemih meningkat
2. Nyeri melahirkan b/d dilatasi serviks d.d mengeluh nyeri, ekspresi wajah meringis
C. Intervensi
Dx 1. SLKI Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka kontinesia urine membaik
dengan kriteria hasil:
Observasi
Terapeutik
Edukasi
19
Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
Kolaborasi
Dx 2. SLKI Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka tingkat nyeri menurun
dengan kriteria hasil:
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
E. Evaluasi
21
BAB V
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan
~ lightening
1. Kala I (pembukaan)
Partus di mulai bila timbul his dan pengeluaran lender berserta darah yang terjadi 2 fase
yaitu fase laten dan fase aktif
His menjadi lebih kuat dan cepat kira dua sampai tiga menit sekali. His mulai
mengeluarkan anggota badan bayi .
~ Duncan
~ Schultz
22
~ postpartum , diharapkan pendarahan postpartum dapat di kurangi terjadi serempak /
kombinasi dari keduanya
4. Kala IV ( Observasi )
~ passanger ( janin )
3.1. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD Bandung, Obstetri Fisiologi, Penerbit Elemen,
Bandung.
Bobak Jensen, Zalar, 2002, Maternity and Gynecologycal Care, St. Lois, Baltimore,
Toronto, The C. V. Mosby Co
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016, Standar diagnosis keperawatan Indonesia, Jakarta
: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019, Standar luaran keperawatan Indonesia, Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018, Standar intervensi keperawatan Indonesia,
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
24