Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA

ASKEP KELUARGA DENGAN SCABIES

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

TK. 3B

1. JULIEXS AMELA TRECIA


2. MUTIA ILMI
3. NOVITA RAHMA PUTRI

DOSEN PEMBIMBING: Ns. RIKA NOVARIZA , S.Kep, M.Kep

PRODI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang kami
ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat hidayah-
Nya pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Askep
Keluarga Dengan Scabies” ini dengan baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun
bahasanya maupun segi lainnya.Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi aran dan kritik pada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah kami dikemudian hari.

Pariaman, 03 November 2020


Penyusun

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Tujuan..................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Scabies..........................................................................................3


B. Asuhan Keperawatan Scabies..............................................................................7

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................................27

B. Saran......................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Scabies adalah penyakit kulit yang mudah menular. Penyebabnya adalah
Sarcoptes scabei. Cara penularan penyakit ini adalah melalui kontak langsung dengan
penderita atau tidak langsung melalui alat-alat yang dipakai penderita, misal : baju,
handuk, dll.Gejala klinis yang sering menyertai penderita adalah : Gatal yang hebat
terutama pada malam hari sebelum tidur, Adanya tanda : papula (bintil), pustula
(bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan), bekas-bekas lesi yang berwarna hitam,
Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya kunikulus atau lorong di
atas papula (vesikel atau plenthing/pustula).
Predileksi atau lokasi tersering adalah pada sela-sela jari tangan, bagian
fleksor pergelangan tangan, siku bagian dalam, lipat ketiak bagian depan, perut bagian
bawah, pantat, paha bagian dalam, daerah mammae/payudara, genital, dan pinggang.
Pada pria khas ditemukan pada penis sedangkan pada wanita di aerola mammae. Pada
bayi bisa dijumpai pada daerah kepala, muka, leher, kaki dan telapaknya.
Pemariksaan adanya skabies atau Sarcoptes scabei dengan cara :Melihat adanya
burrow dengan kaca pembesar Papula, vesikel yang dicurigai diolesi pewarna (tinta)
kemudian dicuci dengan pelarutnya sehingga terlihat alur berisi tinta Melihat adanya
sarcoptes dengan cara mikroskopis, yaitu : Atap vesikelnya diambil lalu diletakkan di
atas gelas obyek terus ditetesi KOH 30%, ditutup dengan gelas penutup dan diamati
dengan mikroskop. Papula dikorek dengan skalpel pada ujungnya kemudian
diletakkan pada gelas obyek lalu ditutup dan diamati dengan mikroskop.
Meski sekarang sudah sangat jarang dan sulit ditemukan laporan terbaru
tentang kasus skabies diberbagai media di Indonesia (terlepas dari faktor
penyebabnya), namun tak dapat dipungkiri bahwa penyakit kulit ini masih merupakan
salah satu penyakit yang sangat mengganggu aktivitas hidup dan kerja sehari-hari. Di
berbagai belahan dunia, laporan kasus skabies masih sering ditemukan pada keadaan
lingkungan yang padat penduduk, status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang
rendah dan kualitas higienis pribadi yang kurang baik atau cenderung jelek. Rasa
gatal yang ditimbulkannya terutama waktu malam hari, secara tidak langsung juga
ikut mengganggu kelangsungan hidup masyarakat terutama tersitanya waktu untuk
istirahat tidur, sehingga kegiatan yang akan dilakukannya disiang hari juga ikut
terganggu. Jika hal ini dibiarkan berlangsung lama, maka efisiensi dan efektifitas

1
kerja menjadi menurun yang akhirnya mengakibatkan menurunnya kualitas hidup
masyarakat. (Kenneth, F,1995).
Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies di puskesmas seluruh
Indonesia pada tahun 1986 adalah 4,6 % - 12,95 % dan skabies menduduki urutan
ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Di bagian Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM
pada tahun 1988, dijumpai 704 kasus skabies yang merupakan 5,77 % dari seluruh
kasus baru. Pada tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies adalah 6 % dan 3,9 %
(Sungkar,S, 1995).
B. Tujuan
a. Menjelaskan konsep dasar keluarga
b. Menjelaskan Konsep dasar Scabies
c. Membuat asuhan keperawatan keluarga dengan Scabies

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Scabies


1. Pengertian Scabies
Sesungguhnya scabies telah diketahui merupakan penyakit akibat gigitan kutu
sarcoptes scabei tahun 1687 yang biasanya berkumpul pada tangan dan
pergelangan .Kutu betina menggali stratum korneum dan bertelur 2-3 butir tiap hari
yang kemudian tumbuh menjadi dewasa dalam 10-14 hari
Menurut Handoko (2007),scabies adalah penyakit kulit menular yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau (mite) sarcoptes
scabei.Penyakit ini dikenal juga dengan nama the itch ,gudik,atau gatal agogo,kutu
badan.Pertama kali penyebab penyakit ini ditemukan oleh Benomo pada tahun 1687
kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan perang dunia
ke-2 .

Cara Penularan.

Cara penularan melalui 2 cara yaitu :

Secara kontak langsung :

kalau  secara kontak langsung terjadi ketika adanya kontak dengan


kulit     penderita misalnya berjabat tangan ,tidur bersama dan hubungan sexual

Secara kontak tidak langsung :

sedangkan secara kontak tidak langsung melalui benda yang telah dipakai oleh
penderita seperti pakaian ,handuk ,bantal dll dan penyakit ini mudah menular dari
manusia ke manusia ,dari hewan ke manusia dan sebaliknya .  Scabies dapat
dikategorikan sebagai PHS (penyakit hubungan seksual).Banyak factor penunjang
melusnya penyakit ini diantaranya : social ekonomi yang rendah ,hygiene yang
buruk ,hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas ,kesalahan diagnosis dan
perkembangan demografik serta ekologik .Scabies menyebabkan rasa gatal pada
bagian kulit seperti sela-sela jari ,siku dan selangkangan .Scabies identik dengan
penyakit anak pondok. Penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga

3
,sanitasi yang buruk ,kurang gizi dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang
mendapat sinar matahari secara langsung .Penyakit kulit scabies menular dengan
cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya
harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan
pada komunitas yang terserang scabies karena apabila dilakukan pengobatan secara
individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies .

2. Etiologi. 
Sarcoptes scabei termasuk filum Artropoda ,kelas Archnida ,ordo Ackarima ,
super famili sarcoptes .Pada manusia disebut Sarcoptes scabei var.hominis. Selain itu
terdapat Sarcoptes Scabei yang lain misalnya pada kambing dan babi .Secara
morfologik merupakan tungau kecil brbentuk oval,punggungnya cembung dan pada
bagian perut rata .Tungau ini translusen ,berwarna putih kotor dan tidak bermata
.Ukuran betina kira-kira 330-450 mikron x 250-350 mikron,sedangkan yang jantan
lebih kecil yaitu 220-240 mikron x 150-200 mikron . Bentuk dewasa mempunyai 4
pasang kaki,2 pasang kaki depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua
pada betina berakhir dengan rambut sedangkan pada jantan pasangan kaki ketiga
berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat .
3. Siklus Hidup Sarcoptes Scabiei . 
Menurut Johnston (2005),siklus     hidup tungau ini sebagai berikut : Setelah
kopulasi (perkawinan) yang terjadi diatas kulit ,jantan akan mati ,kadang-kadang
masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina
.Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum
dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir
sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 .Bentuk betina yang dibuahi ini dapat
hidup sebulan lamanya .Telur akan menetas biasanya dalam waktu 3-5 hari dan
menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki.Larva ini dapat tinggal terowongan
tetapi dapat juga keluar setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2
bentuk jantan dan betina dengan 4 pasang kaki .Seluruh siklus hidupnya mulai dari
telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari .Akibat terowongan
yang digali Sarcoptes scabei betina yang memakan sel-sel di lapisan kulit,penderita
mengalami gatal-gatal dan digaruk oleh penderita sehingga menimbulkan infeksi
ektoparasit dan berbentuk kerak berwarna coklat keabuan yang berbau anyir .
4. Gejala Klinis. Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut :

4
a. Pruritus nokturna artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh aktivitas
tungau meningkat pada suhu lembab dan panas ,iritasi pada kulit dan muncul
gelembung berair pada kulit .
b. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.Begitu pula dalam
sebuah perkampungan yang padat penduduknya sebagian besar tetangga yang
berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut .
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan ,berbentuk garis lurus atau berkelok,rata-rata panjang 1
cm,pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel.Jika timbul infeksi
sekunder ruam kulitnya menjadi poliform(pustule,ekskoriasi dll) .Tempat
predileksinya biasanya merupakantempat dengan stratum korneum yang tipis
yaitu sela-sela jari tangan ,pergelangan tangan bagian volar ,siku bagian luar ,lipat
ketiak bagian depan ,areola marne (wanita) ,umbilicus ,bokong ,genetalia
eksterna (pria) dan perut bagian bawah . Pada bayi akan menyerang telapak
tangan dan telapak kaki .
d. Menemukan tungau dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang berwarna
kemerahan dan terasa gatal .Kerokan yang dilakukan agak dalam hingga kulit
mengeluarkan darah karena sarcoptes betina bermukim agak dalam dikulit .
5. Penatalaksanaan
Syarat obat yang ideal ialah efektif terhadap semua stadium tungau ,tidak
menimbulkan iritasi dan tidak toksik ,tidak berbau atau kotor ,tidak merusak atau
mewarnai pakaian ,mudah diperoleh ,dan harganya murah .

Jenis obat topical :

a. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim .Pada
bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan
efektif .Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena
tidak efektif terhadap stadium telur ,berbau ,mengotori pakaian ,dan dapat
menimbulkan iritasi .
b. Emulsi benzil-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium ,diberikan setiap
malam selama 3 kali .Obat ini sulit diperoleh ,sering memberi iritasi ,dan kadang-
kadang makin gatal setelah dipakai .

5
c. Gama benzene heksa klorida (gameksan) 1% dalam bentuk krim atau losio
,termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium ,mudah
digunakan ,dan jarang memberi iritasi .Obat ini tidak dianjurkan pada anak
dibawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat
.Pemberiannya cukup sekali selama 8 jam .Jika masih ada gejala ,diulangi
seminggu kemudian .
d. Kromiton 10% dalam krim atau losio mempunyai dua efek sebagai antiskabies
dan antigatal .Harus dijauhkan dari mata ,mulut ,dan uretra .Krim (eurax) hanya
efektif pada 50-60% pasien .Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan
dibersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir .
e. Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman karena sangat
mematikan untuk parasit S .skabiei dan memiliki toksisitas rendah pada
manusia .Seluruh anggota keluarga dan pasangan seksual harus diobati ,termasuk
pasien dengan hiposensitisasi .

Jenis obat topical :

f. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim .Pada
bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan
efektif .Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena
tidak efektif terhadap stadium telur ,berbau ,mengotori pakaian ,dan dapat
menimbulkan iritasi .
g. Emulsi benzil-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium ,diberikan setiap
malam selama 3 kali .Obat ini sulit diperoleh ,sering memberi iritasi ,dan kadang-
kadang makin gatal setelah dipakai .
h. Gama benzene heksa klorida (gameksan) 1% dalam bentuk krim atau losio
,termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium ,mudah
digunakan ,dan jarang memberi iritasi .Obat ini tidak dianjurkan pada anak
dibawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat
.Pemberiannya cukup sekali selama 8 jam .Jika masih ada gejala ,diulangi
seminggu kemudian .
i. Kromiton 10% dalam krim atau losio mempunyai dua efek sebagai antiskabies
dan antigatal .Harus dijauhkan dari mata ,mulut ,dan uretra .Krim (eurax) hanya
efektif pada 50-60% pasien .Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan
dibersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir .

6
j. Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman karena sangat
mematikan untuk parasit S .skabiei dan memiliki toksisitas rendah pada
manusia .Seluruh anggota keluarga dan pasangan seksual harus diobati ,termasuk
pasien dengan hiposensitisasi .

B. Asuhan Keperawatan scabies


A. Pengkajian 
1. Data Umum
a. Nama KK                  : Tn. D
b. Alamat                       :  Pariaman
c. Pekerjaan KK            : Buruh
d. Pendidikan                 : SMP
e. Komposisi Keluarga :
Nama u Imunisasi
Hubungan DPT Polio campak
Anggota J m Pendidika Pekerjaa
No dengan
Keluarg K u n n BCG
KK 1 2 3 1 2 3 4
a r
1 Tn. D L KK 4 SMP Buruh √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
2 Ny. T P Istri 4 SD Pedagang √ √ √ √ √ √ √ √ √
0
3 An. H P Anak ke 1 1 SMP Pelajar √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
4 An. G P Anak ke 2 1 SD Pelajar √ √ √ √ √ √ √ √ √
0

f. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. D termasuk tipe keluarga inti (nuclear famila) karena di dalam satu rumah
terdapat ayah, ibu dan anak.
g. Suku Bangsa
Bahasa yang digunakan keluarga Tn. D adalah bahasa minang kadang juga bahasa
Indonesia, karena keluarga Tn. D berasal dari Bukittinggi dalam keluarga tidak ada
pantangan makanan apapun, yang penting makanannya halal, keluarga Tn.D pada jam makan
pagi dan malam hari pasti makan bersama-sama.
h. Agama

7
Keluarga Tn. D  beragama Islam semua, Tn. D dan Ny. T dalam menjalankan ibadah 5
waktu, tapi anaknya dalam melakukan ibadah jarang ataupun terkadang-kadang, kalaupun
melakukan ibadah, itu pun secara sendiri-sendiri, keluarga Tn.D tidak mempercayai
paranormal atau sebagainya.  
i. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. D adalah seorang buruh bangunan, penghasilan Tn. D per bulan kira-kira Rp.
1.100.000,00 untuk kebutuhan sehari-hari pun terpenuhi, sedangkan pengeluaran di keluarga
Tn. D ± 800.000 ribu, dan sisanya ditabung,
Keluarga Tn. D ketika berobat mengambil uang dari tabungannya. Dilihat dari penghasilan
keluarga setiap bulannya, keluarga tersebut mempunyai status sosial ekonomi cukup.
j. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Aktivitas Rekreasi dalam rumah tangga selama ini dilakukan dengan berkumpul bersama
keluarga sambil nonton TV. Aktivitas Rekreasi di luar rumah, menunggu, hari libur, kadang
keluarga Tn. D jalan-jalan ke tempat wisata sekitar Sukabumi. .

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahapan perkembangan keluarga saat ini
Pada saat ini keluarga Tn. D sedang berada pada tahap perkembangan keluarga yaitu
pada tahap keluarga dengan anak usia sekolah. Tugas perkembangan pada keluarga Tn. D
yang dapat terpenuhi tugasnya adalah:
1) Membantu bersosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan
lebih luas (yang tidak / kurang diperoleh dari sekolah atau masyarakat)
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan yang termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
b. Tugas Tahapan Perkembangan yang Belum Terpenuhi
1)  Mempertahankan keintiman pasangan
Tn. D dan Ny. T juga selalu menjaga keintiman pasangan, pembagian peran dan kegiatan
rumah tanggapun terpenuhi.
2)  Membantu istri yang sedang sakit untuk sering berobat.
c. Riwayat Keluarga Inti
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah sakit serius, baru An. H saja
yang mengalami penyakit serius, yang biasa diderita keluarga hanya batuk panas dan pilek
saja. Keluarga juga mengatakan kalau semua anaknya dari waktu kecil diberikan imunisasi
dasar lengkap. 

8
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa An. H mengalami penyakit kulit atau skabies.
Hampir setengah badan An.H nampak bercak merah terutama dibagian tangan dan kaki. Dari
hasil wawancara dengan Ny. T menyebutkan bahwa An.H sering mandi dikali terutama pada
musim hujan. An. H pernah dibawa ke poli kulit RSUD Syamsudin S.H dan mendapatkan
pengobatan untuk penyakit yang dideritanya.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. D terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, 2 kamar tidur, dapur, dan satu
kamar mandi.
Cara pengaturan perabot rumah tangga kurang rapi, kebiasaan merawat rumah di sapu
kali sehari, ukuran rumah 7 x 5 m2, tipe rumah permanen, atap terbuat dari genting,
lantai terbuat dari keramik, fentilasi hanya di depan ruang tamu, dan keluarga mandi
pakai air sumur.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Lingkungan tetangga umumnya penduduk asli karamat, dan ada yang dari pendatang,
hubungan antar penduduk cukup baik. Tn. D selalu mengikuti acara perkumpulan
maupun acara yang lain di lingkungan sekitar rumah. Ny. T juga selalu mengikuti acara
perkumpulan maupun acara yang lain di lingkungan sekitar rumah.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. D adalah penduduk asli di daerah karamat. Ny. T dan Tn. D adalah
penduduk asli di daerah karamat. Ketika Ny. Tdan Tn. D menikah sampai dengan
sekarang yang sudah mempunyai 2 anak, mereka tetap tinggal di karamat.
d. Perkumpulan  keluarga dan interaksi dengan masyarakat
di dalam masyarakat Ny. T selalu mengikuti arisan dan perkumpulan bersama
masyarakat. Tn. D juga selalu mengikuti acara yang ada disekitar rumah, Ny. T dan
Tn. D dan An. H dapat bersosialisasi dengan orang lain secara baik. An. H merasa malu
mempunyai penyakit Skabies dan An.H tetap bersosialisasi dengan masyarakat yang
lain. An. G juga dapat bergaul dengan baik dengan teman-teman sebayanya di
rumah. An.G dapat bersosialisasi dengan masyarakat yang lain.
e. Sistem pendukung keluarga
        Jarak rumah klien dengan tetangga terdekat sekitar 3-5 meter, didepan dan samping
kanan rumah terdapat jalan desa. Disamping rumah terdapat tanaman, dibeberapa ruangan di
rumah terdapat tumpukan barang-barang yang kurang tertata dengan rapi. Sarana komunikasi

9
dan transportasi Untuk berhubungan dengan keluarga maupun tetangga yang jauh Tn. D dan
Ny. T berhubungan dengan menggunakan telephone. Untuk keperluan
transportasi  menggunakan sepeda motor. Fasilitas hiburan Keluarga memiliki pesawat
televisi yang terletak di ruang tamu sebagai fasilitas hiburan.

4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. D pada komunikasi yang digunakan setiap hari-
harinya oleh keluarganya adalah komunikasi terbuka dengan menggunakan bahasa minang
dan Indonesia. Keluarga Tn. D selalu membiasakan setiap anggota keluarganya bebas
menyampaikan pendapat, keluhan, masukan meskipun berupa kritikan ataupun saran. Setiap
anggota keluarga dapat menyampaikan permasalahannya. Anggota keluarga bertemu setiap
hari sehingga dapat berkomunikasi setiap hari.
b. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn. D dalam mengambil suatu keputusan adalah dari hasil musyawarah
bersama.
c. Struktur Peran
a) Tn. D
Peran formal: Tn.D berperan sebagai anggota masyarakat dan sebagai pemandu minum
obat.
Peran non formal sebagai kepala keluarga, suami dan pencari nafkah keluarga.
b) Ny. T
Peran formal: Ny. T masih aktif sebagai anggota masyarakat dan perkumpulan ibu-ibu
dilingkungan tempat tinggalna seperti arisan dan pengajian yang diadakan setiap dua minggu
sekali dan membantu Tn. D untuk berjualan.
Peran informal : sebagai ibu rumah tangga dan ibu.
c)  An. H
Peran formal: masih sekolah di SMP.
Peran informal : sebagai anak dan makan.
d) An. G
Peran formal: masih sekolah di SD
Peran informal: sebagai anak dan adik.
e) Nilai dan norma keluarga

10
Keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting dan harus dijaga, sehingga keluarga
membiasakan cuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan dan memperhatikan
kecukupan gizi dalam kelaurga. Keluarga Tn. D juga memegang norma-norma yang berlaku
di masyarakat, jika ada anggota keluarga yang agak menyimpang perilakunya, maka anggota
keluarga yang lain akan mengingatkannya.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. D saling menyayangi, menghormati, memberikan perhatian dan kasih
sayang antar anggota keluarga yang lain. Ny. T menyatakan sedih sekali jika ada salah satu
anggota keluarganya yang mempunyai masalah.
b. Fungsi Sosial
Tn. D dan Ny. T aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Salah satunya adalah pengajian
dan arisan. Hubungan keluarga dengan masyarakat baik.
c. FungsiPerawatan Kesehatan
Keluarga mengatakan sedikit sekali pengetuannya tentang kesehatan karena
pendidikan sampai di SMP. Keluarga belum mampu mengidentifikasi masalah kesehatan
yang terjadi bila ada anggota keluarga yang sakit. Keluarga belum mampu mengambil
keputusan yang tepat bila ada anggota keluarga yang sakit. Keluarga belum mampu merawat
anggota keluarga dengan tepat bila ada anggota keluarga yang sakit. Keluarga belum mampu
mamodifikasi lingkungan yang tepat untuk menunjang kesehatan keluarga. Keluarga belum
mampu memanfaatkan layanan fasilitas kesehatan yang tepat untuk menunjang kesehatan
keluarga.       
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga mengatakan tidak akan mempunyai anak lagi karena sudah merasa anaknya
cukup dengan 2 orang anak saja dan sekarang fokus untuk membesarkan anaknya.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga mengatakan penghasilannya dan usahanya sekarang masih cukup untuk
memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Keluarga membuka toko dijalan kopeng untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.

6. Stresor dan Koping Keluarga


a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang

11
Keluarga Tn.D mengatakan jarang mengalami stress yang sifatnya berkepanjangan,
kadang dibuat stres dengan perilaku anak-anaknya tetapi hal tersebut jarang terjadi.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga mengatakan kadang jengkel bila melihat tingkah anaknya yang tidak menurut
ketika dinasehati tetapi tetap sabar menanggapi itu semua.
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga mengatakan memberikan nasehat bila perilaku anak-anaknya membuat
jengkel keluarga, dan apabila ada masalah dalam keluarga, keluarga biasanya
membicarakan secara bersama-sama dan diselesaikan secara bersama.
bila hal itu tidak mempan Ny.T dan Tn.D kadang membentaknya tapi tidak sampai
memukul atau melakukan tindakan fisik lainnya.
d.  Strategi adaptasi disfungsional
bila nasihat pada anaknya tidak mempan Ny.T dan Tn.D kadang membentaknya tapi
tidak sampai memukul atau melakukan tindakan fisik lainnya. Dan masalah keluarga
yang tak tertangani di diskusikan pada keluarga besar mereka.

7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Tn. D Ny. T An. H An. G
TD 130/90 110/80 mmHg 130/90 100/80
mmHg mmHg mmHg
Nadi 90 x/mnt 84 x/mnt 90 x/mnt 96 x/mnt
RR 22 x/mnt 24 x/mnt 22 x/mnt 20 x/mnt
TB 158 cm 153 cm 146 cm 120 cm
BB 65 kg 55 kg 50 kg 45 kg
Kepala Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
meso mesochepal mesochepal mesochepal
chepal,
tidak ada
luka
Rambut Warna Warna hitam Warna Rambut
hitam ada kemerahan, rambut hitam,
ubannya pendek lurus hitam ada pendek,
sedikit, bersih ubannya lurus,
cukup sedikit, rambut
bersih lurus cukup bersih
bersih lurus

12
Mata Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
gangguan gangguan gangguan gangguan
penglihatan, penglihatan, penglihatan penglihatan,
tidak ada tidak ada , konjungtiva
ikterik ikterik, konjungtiva tidak
tidak  anemis tidak anemis,
anemis, sklera tidak
tidak ada ikterik
ikterik
Hidung Bersih, Bersih, tidak Bersih, Bersih,
tidak ada ada sekret, tidak ada tidak ada
sekret, tidak tidak ada polip sekret, tidak sekret, tidak
ada polip ada polip ada polip
Telinga Bersih, Bersih, tidak Bersih, Bersih,
tidak ada ada serumen, tidak ada tidak ada
serumen, tidak ada luka serumen, serumen,
tidak ada tidak ada tidak ada
luka luka luka
Mulut dan Bibir cukup Bibir kering, Bibir Bibir
Tenggoroka lembab, tidak lembab, lembab,
n tidak ada stomatitis, tidak ada tidak ada
stomatitis tidak ada nyeri stomatitis, stomatitis,
telan tidak ada tidak ada
nyeri telan nyeri telan
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar tiroid kelenjar kelenjar
tiroid tiroid tiroid
Dada Simetris, Simetris, tidak Simetris, Simetris,
vesikuler terdengar tidak tidak
bunyi gallop, terdengar terdengar
terdengar bunyi bunyi
bunyi  whezing gallop, gallop,
vesikuler vesikuler
Abdomen Datar, tidak Datar, bising Datar, Datar,

13
ada luka usus terdengar bising usus bising usus
normal, tidak terdengar terdengar
ada luka normal, normal,
tidak ada tidak ada
luka luka
Ekstremitas Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi
dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
kelainan kelainan kelainan kelainan
Kulit Sawo Sawo matang, Sawo Sawo
matang, tidak ada matang, matang,
tidak ada alergi, bersih tidak ada tidak ada
alergi, alergi, alergi,
bersih bersih bersih
Genital

8. Harapan keluarga
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi tentang masalah Skabies
sehingga An.H dan keluarga dapat memelihara dan menjaga kesehatannya. Keluarga juga
berharap agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan baik, mampu memberikan pelayanan
yang baik dan tepat kepada siapa saja yang membutuhkan. Keluarga Tn. D berharap, setelah
An.H sembuh dari penyakit ingin berkunjung ke rumah neneknya yang dijampang.

B. Analisa Data
Masalah
Tgl Data Fokus Etiologi
Keperawatan
03/11/202  :  Keluarga mengatakan sudah 1 Kerusakan integritas Ketidakmampuan
0 bulan lebih An.H mengeluh kulit pada An.H di keluarga merawat
08.30 sering gatal-gatal, cenderung keluarga Tn.D anggota keluarga
terjadi pada malam hari dengan Skabies  
sampai pagi hari, An. H
mudah kelelahan.
 :  An.H kooperatif
29/11/202  -  An.H mengeluh gatal dan Risiko tinggi Ketidakmampuan
0 perih di seruh tubuhnya penyebaran infeksi keluarga dalam

14
18.05 terutama dibagian kaki dan ulang pada keluarga memodifikasi
tangan. Tn. D khususnya An.H lingkungan yang
 -   Keluarga mengatakan sudah 1 dapat mempengaruhi
bulan lebih tejadi budug. kesehatan Ny. N.
 -  Keluarga mengatakan takut
kalau anggota keluarganya
tertular juga.
 :  An.H Tampak cemas.

C. Skoring dan prioritas masalah


1. Kerusakan integritas kulit pada An.H di keluarga Tn.D
Kriteria Skor Pembenaran
1.       Sifat Masalah : 3/3 x 1 = 1 Masalah dapat diatasi
Aktual apabila keluarga mengenal
masalah Skabies
2.  Kemungkinan    Masala 1/2 x 2 = 1/4 Masalah mungkin dicegah
h dapat diubah : sebagian karena keluarga kooperatif
terhadap penjelasan yang
disampaikan tenaga
kesehatan
3. Potensi dicegah : cukup. 2/3 x 1 = 2/3 Potensi masalah masih bisa
dicegah karena keluarga
memiliki kemauan dan
kemampuan untuk
mencegah
4. Menonjolnya Masalah : 2/2 x 1 = 1 Masalah sudah aktual perlu
Segera ditangani segera ditangani, keluarga
belum mempunyai untuk
menangani
Jumlah 2,91

D. Prioritas Masalah
       Kerusakan integritas kulit pada An.H di keluarga Tn.D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami Skabies

15
E. Diagnosa Keperawatan  berdasarkan prioritas masalah
1. Kerusakan integritas kulit pada An.H di keluarga Tn.D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami Skabies
Rencana Keperawatan Keluarga
No Diagnose Tujuan Tujuan Evaluasi Intervensi
Kriteria Standar
umum khusus
1. Kerusakan Tidak 1.        Keluarga Verbal Skabies 1.        Kaji
integritas kulit terjadi mampu adalah keluarga
pada An.H di gatal- menjelaska penyakit kulit tentang
keluarga Tn.D gatal n akibat pengertian
berhubungan dan pengertian, investasi dan tanda dan
dengan bercak tanda dan sensitisasi gejala serta
ketidakmampuan diselruh gejala serta oleh tungau penyebab
keluarga tubuh penyebab Sarcoptes Skabies
merawat anggota An.H dari scabei. gejala2.        Diskusikan
keluarga yang penyakit utama yang dengan
mengalami Skabies mengganggu keluarga
Skabies aktivitas pengertian
adalah Skabies,
adanya rasa tanda dan
gatal pada gejala serta
malam hari. penyebabnya
Penyakit 3.        Motifasi
scabies keluarga
banyak untuk
berjangkit di menjelaskan
lingkungan kembali
yang padat 4.        Berikan
penduduknya, pujian pada
lingkungan keluarga atas
kumuh, keberhasilann
lingkungan ya
dengan
tingkat

16
kebersihan
kurakg.
Skabies
cenderung
tinggi pada
anak-anak
usia sekolah,
remaja
bahkan orang
dewasa

Keluarga Verbal     Tanpa        Kaji


mengetahui aktif kegiatan keluarga
bahaya Akibat lanjut tentang akibat
lanjut dari dari penyakit lanjut Skabies
Skabies dan Skabies 2.        Diskusikan
mengambil adalah dapat akibat lanjut
keputusan menyebar ke Skabies.
tepat bagian tubuh
3.        Motifasi
mengenai lain dan dapat untuk
masalah menyebabkan mengambil
Skabies kerusakan keputusan
kulit yang yang tepat
lebih parah
       Keluarga Verbal Perawatan pada Diskusikan
mampu psikomotor penderita dengan
melakukan dengan keluarga
perawatan Skabies dapat perawatan
pada dengan pada
anggoa minum obat penderita
keluarga secara teraur, Skabies
dengan memakai 2.        Motifasi
Skabies pakaian tidak pada anggota
lebih dari dua keluarga

17
hari, untuk
menjelaskan
kembali
3.        Berikan
pujian pada
keluarga atas
keberhasilann
ya
       Keluarga.v verbal Memodifikasi       Kaji
mampu psikomotor lingkungan keluarga
memodifika yang dapat mengenai
si dilakukan modifikasi
lingkungan adalah: lingkungan
yang Hindari yang dapat
berkaitan pemakaian dilakukan
dengan perlengkapan untuk
perawatan tidur, pakaian menunjang
Skabies atau handuk perawtan
secara Skabies
bersamaan 2.        Jelaskan
pada keluarga
lingkungan
yang sehat
bagi penderita
Skbaies
3.        Motivasi
keluarga
untuk
menjelaskan
kembali

F. Implementasi

18
Tujuan TTD
No.
Tgl Khusus Implementasi Hasil Formatif
Dx
(TUK)
03 1 Keluarga Menanyakan   :     Keluarga
Novembe mampu kepada mengatakan Ny.T
r 2020 menjelaskan keluarga menderita Skabies
pengertian, tentang  :     Klien sering
tanda dan masalah gatal-gatal dan
gejala serta kesehatan yang merasa panas
penyebab dari dialami
penyakit keluarga   :     Keluarga
Skabies mengatakan tidak
tahu mengenai
penyakit Skabies,
Menanyakan keluarga
kepada mengatakan dapat
keluarga informasi dari
mengenai kakaknya Ny.T,
pengertian keluarga
tanda dan mengatakan
gejala bahaya belum bisa cara
lanjut dari merawat pada
Skabies, cara anggota yang
perawatan pada terkena Skabies
anggota dan tidak tahu
keluarga cara
dengan pencegahannya
Skabies,  :     Keluarga
menanyakan kooperatif,
kepada keluarga
keluarga menjawab
modifikasi pertanyaan dari
lingkungan perawat 
yang dapat

19
dilakukan guna
menunjang
perawatan
Skabies dan
fasilitas apa
saja yang dapat
dimanfaatkan
guna
menunjang
kesehatan
1.       
Keluarga MemberikanKelu keluarga
mampu pendidikan mengatakan
menjelaskan kesehatan pada senang karena
pengertian keluarga telah diberi
tanda dan mengenai penyuluhan
gejala serta penyakit tentang  penyakit
penyebab dari Skabies, yang diderita
penyakit membuka Ny.T dan
Skabies  tanya jawab, menanyakan
mengevaluasi tentang akibat
hasil lanjut penyakit
pendidikan Skabies
kesehatan,  :     Pendidikan
melakukan kesehatan hanya
terminasi dihadiri Ny.T,
Ny.T kooperatif
memperhatikan
dan aktif bertanya,
Ny.T belum
mampu menjawab
dari perawat
mengenai masalah
Skabies

20
Keluarga Mengevaluasi
Keluarga mengatakan
mampu pendkesh yang bahwa Skabies itu
menjelaskan telah diberikan, bisa menular,
pengartian, memberikan keluarga
tanda dan pendkesh mengatakan sudah
gejala serta ulang pada lupa apa yang
penyebabnya keluarga dijelaskan
dari penyakit mengenai kemarin, keluarga
Skabies penyakit menanyakan
Skabies, bagaimana cara
membuka perawatan pada
tanya jawab, penderita Skabies
mengevaluasi  :     Keluarga
hasil penkes kooperatif, mau
memperhatikan
pendidikan
kesehatan dari
perawat, keluarga
mudah lupa  
Keluarga Mengajarkan  Keluarga
mampu mandi mengatakan
melakukan meggunakan sangat senang
perawatan air bersih, sekali diberitahu
pada anggota menganjurkan pentingnya mandi
keluarga keluarga untuk meggunakan air
dengan sering bersih, keluarga
Skabies menguras bak mengatakan akan
mandi, sering menguras
mengajarkan bak
cara perilaku mandi,keluarga
hidup bersih sangat
dan sehat berterimakasih
sudah diajari
semuanya

21
:       Keluarga
kooperatif,
keluarga
memperhaikan
pada waktu
diberikan
pendidikan
kesehatan, penkes
hanya dihadiri
oleh Ny.T dan
An.H

Keluarga MemotivasiNy Ny. Tmengatakan


mampu . Tuntuk bersedia untuk
memanfaatkan mengontrol mengontrol diri ke
pelayanan diri ke Puskesmas /
kesehatan Puskesmas rumah sakit dan
yang ada atau rumah Ny. T mengatakan
sakit akan membawa
anak-anaknya ke
tempat pelaanan
kesehatan untuk
diperiksa, agar
kesehatannya
terjaga. 
 :     Klien tampak
semangat, klien
kooperatif.

G. Evaluasi Sumatif
No Tgl/ Jam Evaluasi Sumatif Ttd
1 03/11/2020  :   An. H dapat menyebutkan pengertian,
penyebab, cara pencegahan, penularan

22
penyakit Skabies hanya bisa menyebutkan
1 saja, cara pengobatan tidak tahu (An. H
lupa). An.H ingat bahwa apabila ada tanda-
tanda kemerahan yang serius harus segera
memeriksakan diri ke dokter. Keluarga
mengatakan masih ingat cara menjadi
perilaku hidup bersih dan sehat.
:   An.H kooperatif, pengetahuan An. H
bertambah.
:   Masalah teratasi sebagian
 :   Lanjutkan intervensi.
 :   An.H dapat mengatakan sudah mengerti
kalau makanan yang bergizi sangat berguna
bagi kesehatan, An. H dapat menyebutkan
apa saja yang termasuk dalam makanan
yang bergizi serta dapat  menyebutkan
syarat rumah yang sehat dan manfaat rumah
yang sehat. An.H paham caranya merawat
diri agar tidak terjadi penularan, An.H juga
paham kalau lingkungan dapat
mempengaruhi terjadinya penularan
penyakit. 
:   An.H kooperatif
:   Masalah teratasi sebagian
 :   Lanjutkan intervensi.

23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes
scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk
kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang
disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya 0,3
sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan ujung
alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk kutu

24
jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin. Bila
kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang
bercabang.Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.            

B. SARAN
Diharapkan mahasiswa untuk dapat memahami mengenai asuahan
keperawatan keluarga dangan scabies.

25
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. (2014) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa Monica
Ester. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Stroke, (Online), (http://


depkes.co.id/stroke.html)

Effendy. N (2015). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC

Friedman, M. M. (2015). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC

Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen, Et. All,
Edisi ke 3. 2005. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.

Mansjoer,Arif,Supihalta.2015.Kapita Selekta Kedokteran  Jil2.media Aesculapis.FKUI

Muda,Ahmad.2003.kamus lengkap kedokteran.Surabaya.Gitamedia Press

Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. 2011, Buku Saku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC

Suprajitno.2014. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

                          

iii

Anda mungkin juga menyukai