DENGAN KEPUTUSASAAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa yang diampu oleh
KELOMPOK: II
JAWA BARAT
2020
KATA PENGANTAR
ii
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
S.W.T yang telah mengaruniakan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang “ Makalah Konsep Penyakit dan Asuhan
Keperawatan Gagal Ginjal Kronik” dengan baik.
Dalam penyusunan tugas makalah ini penulis banyak mengalami berbagai
hambatan baik langsung maupun tidak langsung, akan tetapi berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, tugas ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu dalam
kesempatan yang berbahagia ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat :
1. Ibu Lia Juniarni, M.Kep., Sp.Kej. selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Jiwa.
2. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah bersangkutan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................
i
DAFTAR ISI...................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1
A. Latar Belakang..............................................................................................
1
B. Tujuan...........................................................................................................
2
BAB IV PENUTUP........................................................................................................ 34
A. Kesimpulan....................................................................................................... 34
B. Saran................................................................................................................. 34
ii
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Tujuan
Tujuan umum :
3. Mahasiswa mampu menyebutkan tanda dan gejala yang ada pada pasien dengan
keputusasaan
4. Mahasiswa mampu menyebutkan penatalaksanaan medis pada pasien dengan
konsep keputusasaan.
5. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan konsep
keputusasaan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
B. Faktor penyebab
a. Faktor kehilangan
c. Faktor Lingkungan
g. Kurangnya iman
3
C. Tanda dan gejala
tidur bertambah
2) emosional :
3) Individu memperlihatkan :
Penurunan verbalisasi
Penurunan afek
4) Kognitif :
5
b. Minor ( mungkin ada )
1. Fisiologis
Anoreksia
BB menurun
2. Emosional
Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
Tegang
3. Individu memperlihatkan
Keluh kesah
Kemunduran
Sikap pasrah
Depresi
6
4. Kognitif
D. Penatalaksaan medis
a. Psikofarmaka
b. Psikoterapi
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah
diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan
menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi
ini bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan
untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa
putus asa dan semangat juangnya.
7
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku
yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi
keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.
c. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak
tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita
selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi
obat psikofarmaka.
d. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa.
Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan
dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual
keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.
e. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan
kembali kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga
(institusi) rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program
rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan
ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga,
keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya. Pada
umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala
dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita
mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan
dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus terkait
Ny. D usia 30 tahun datang ke RSJ RESPATI pada tanggal 28 november 2010,
dengan wajah pasien tampak pucat, penampilan tampak lusuh dan tidak terawat, saat
ditanya pasien hanya diam dengan tatapan kosong. keluarga yang mengantarkan
mengatakan bahwa sudah satu bulan lebih sejak pasien ditinggal oleh tunangannya
pergi dengan wanita lain,pasien hanya mengurung diri dikamar, tidak mau
bersosialisasi dengan lingkungan terlebih dengan keluarga. keluarga juga mengatakan
bahwa sebelumnya pasien pernah gagal dalam berumah tangga (bercerai) sekitar 1
tahun yang lalu dengan alasan yang sama,dan sejak gagal untuk yang ke-2 kalinya
pasien putus asa dan tidak mau mengenal laki – laki lagi,pasien juga pernah mencoba
untuk mengakhiri hidupnya.saat dilakukan pengkajian oleh perawat didapatkan hasil
TB =160 cm, BB =58 kg
Pengkajian
Nama Perawat : Perawat A
Tanggal Pengkajian : 01 April
Jam Pengkajian : 14.00
Biodata :
Pasien
Nama :Ny.D
No.Register 098765
Agama : islam
Pendidikan : Smu
9
Umur : 30 thn
Penanggung Jawab
Nama : Murtiyah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
1. Keluhan utama :
1. Alasan Masuk :
Pasien dibawa ke rumah sakit karena pasien selalu mengurung diri di kamar,
tidak mau bersosialisasi dan ada keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
2. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
10
Kepala : rambut pasien kusut, kulit kepala kotor tidak terdapat lesi, tidak tampak
hematom, tidak terdapat nyeri tekan.
Mata : mata pasien tidak konjungtivitis, sayu, tidak terdapat edema, terdapat
lingkaran hitam di kelopak mata bawah.
Telinga : telinga pasien simetris, tampak kotor, tidak ada gangguan pendengaran
Mulut : mukosa bibir klien kering, tidak terdapat stomatitis, gigi pasien kurang bersih
Ekstremitas atas ka/ki : tonus otot kuat
4. Psikososial
Saat dirumah pasien banyak tinggal di rumah,hanya mengurung diri dikamar, jarang
melakukan aktivitas di luar rumah, bahkan pasien malas bekerja.
5. Genogram
Keterangan :
: Perempuan.
: Laki – laki.
: Garis keturunan.
: Hubungan pernikahan.
: pasien 30 tahun
x : Meninggal
11
Klien berusia 30 tahun, klien tinggal satu rumah dengan ayah dan
ibunya.
6. onsep diri
a. Gambaran diri atau citra tubuh:pasien memandang dirinya adalah seorang wanita
yang kurang beruntung
b. Identitas diri :pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang wanita
c. Peran diri : pasien mengatakan bahwa dirinya dulunya adalah seorang istri
d. Ideal diri : pasien mengatakan bahwa lebih baik dia tidak mengenal laki-laki lagi
e. Harga diri : Pasien mengatakan dirinya tidak berguna lagi,dan putus asa.
7. Hubungan sosial
Sebelum bercerai dan dibawa ke rumah sakit pasien adalah sosok yang tidak
mudah putus asa, pasien adalah seorang istri yang sangat menyayangi keluarganya,
pasien menganggap keluarganya sangat berarti baginya. Hubungan sosial pasien
dengan lingkungannya sangat baik, tetapi setelah ditinggal oleh tunanganya untuk
yang ke 2 kalinya pasien merasa seperti sendiri sehingga hanya mengurung diri
dikamar.
8. Spiritual
12
f. Tremor : pasien tidak menunjukkan adanya tremor
Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara sesuai dengan parasaannya dan apa yang
dirasakannya.
a. Isi pikir
2) Phobia : pasien merasa takut akan gagal dalam suatu hubungan sehingga
pasien merasa putus asa
3) Waham : pasien tidak mengalami waham.
b. Orientasi terhadap waktu, tempat, orang : orientasi pasien baik terhadap waktu, tempat
dan orang
16. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, jangka pendek dan saat
ini
17. Tingkat konsentrasi dan berhitung
18. Daya tilik diri : pasien melihat dirinya adalah orang yang belum beruntung sehingga
13
selalu gagal dalam suatu hubungan
19. Diagnosa medis: keputusasan
20. Program terapi obat yang diberikan : pasien diberikan obat-obat penenang ( diazepam
2mg 3x24 jam,anti depresan,halopenidol dll)
14
B. Analisa data
ANALISA DATA
15
RENCANA KEPERAWATAN
jam
01/04/2020 Isolasi sosial Sp 1 pasien Sp 1 pasien
17
berkenalan dengan 2 orang atau berkomunikasi dengan
lebih sekitarnya
3. menganjurkan pasien memasukkan 2. mempermudah pasien
dalam kegiatan harian berinteraksi dengan
Sp 1 keluarga orang lain
3. Agar pasien memasukkan
1. mendiskusikan masalah yang
kegitan yang diajarkan
dirasakan keluarga dalam merawat
dalm kegiatan harian
pasien
Sp 1 keluarga
2. menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala 1. untuk mengetahui masalah
3. menjelaskan cara merawat pasien yang dirasakan keluarga
isos. saat merawat pasien
2. membantu keluarga dalam
Sp 2 keluarga memahami tanda dan
gejala
1. melatih keluarga mempraktekkan 3. untuk mengetahui cara
cara merawat pasien dengan isos merawat pasien dengan
2. melatih keluarga cara merawat isos
langsung pasien isos sp 2 keluarga
Sp 3 keluarga
1. agar keluarga dapat
1. membantu keluarga membuat jadwal
melakukan dengan benar
aktivitas dirumah termasuk minum
perawatan pada psien dengan
obat
isos
2. menjelaskan follow up pasien
2.agar keluarga pasien
setelah pulang
terbiasa dan terlatih dalam
merawat keluarganya.
Sp 3 keluarga
21
melakukan kegitan dalam rangka konstruktif
meraih masa depan yang realistis
5. agar pasien mamasukkan
Sp 1 keluarga
kegiatanyang diajarkan
1. mendiskusikan masalah yang dalam kegiatan harian
dirasakan keluarga dalam merawat sp 4 pasien
pasien
1. membantu pasien
2. menjelaskan pengartian, tanda dan
membuat rencana masa
gejala resiko bunuh diri dan jenis
depan yang realistis
perilaku bunuh diri serta proses
2. mengetahui cara mencapai
terjadinya pada pasien
masa depan yang realistis
3. menjalaskan cara merawat pasien
3. mendukung pasien untuk
dengan resiko bunuh diri
meraih masa depan yang
sp 2 keluarga
realistis
1. melatih keluarga mempraktekkan sp 1 keluarga
cara merawat pasien dengan resiko
1. agar perawat mengetahui
bunuh diri
masalah yang dirasakan
2. melatih keluarga melakukan cara
keluarga dalam merawat
merawat langsung pada pasien
pasien
dengan resiko bunuh diri
2. membantu keluarga dalm
Sp 3 keluarga
mengenali tanda dan
1. membantu keluarga membuat jadwal gejala serta proses
aktivitas dirumah termasuk minum terjadinya RBD
obat 3. memantu keluarga pasien
2. mendiskusikan sumber rujukan yang cara merawat pasien
bisa dijangkau oleh keluarga dengan resiko bunuh diri
sp 2 keluarga
25
1. mengevaluasi jadwal harian pasien sp 3 pasien
26
27
pasien cara merawat
pasien
sp 2 keluarga
28
CATATAN PERKEMBANGAN
30
dorongan bunuh diri
RS : -
RO : pasien tampak bisa
mengendalikan keinginan
bunuh diri
Sp 2 pasien
35
BAB IV
PENUTP
A. Kesimpulan
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
B. Saran
1. Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi klien secara komprehensif,
tidak hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu kesatuan yang utuh yang
meliputi biopsikososialkultural.
2. Bagi mahasiswa diharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan dari
berbagai referensi tentang Asuhan keperawatan Pada pasien dengan keputusasaan.
3. Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan kualitas
perawat dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi perawat untuk
memperoleh ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan untuk mengatasi
masalah pada pasien dengan keputusasaan.
36
DAFTAR PUSTAKA
37