Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN GRAVIDA ATERN KALA I FASE

AKTIF

MAKALAH

Diajukan kepada Dosen Pengajar Ibu Lisbet Octovia Manalu, S.kep., Ners ,.
M.kep untuk Memenuhi Salah satu Tugas kelompok pada Mata Kuliah Maternitas

Semester 3

Disusun Oleh:

Bella Surya Cantika 1118002


Reva Nuraeni 1118007
Frisca Triani Ivanka 1118008
Rizki Ayu 1118029
Annisa Putri Nur A 1118044
Windiyani 1118045
Dela Puspita 1118046

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT II


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah Subhaanahu wa Ta’aala, Tuhan sekalian alam yang
telah Menganugerahkan limpahan rahmat serta cinta-Nya, Tuhan Sang Pemilik
ilmu yang telah Mencurahkan ilmu yang tiada berbatas serta Merizqikan
pemahaman ilmu kepada kita. Dan dengan Kehendak-Nya, penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “asuhan keperawatan gravida atern kala
I fase aktif ”. Tanpa Kuasa-Nya, tiada daya dan upaya dalam diri kita.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata
kuliah Maternitas semester 3 program studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Rajawali Bandung, dengan dosen pengampu Ibu Lisbet Octovia
Manalu, S.Kep., Ners ,. M.Kep.
Makalah yang kami susun ini membahas tentang konsep dasar dalam
sebuah persalinan, proses adaptasi fisiologi dan psikologi persalinan.

Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat adanya dukungan dari


pihak pengampu, oleh karenanya pada kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengajar Maternitas Ibu Lisbet
yang telah memberikan arahan serta dorongan dan motivasi sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT melimpahkan
pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikannya. Aamiin yaa Rabbal
‘Aalamiin.
Bandung, Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Persalinan............................................................................ 3
B. Tahapan Persalinan............................................................................... 4
C. Tujuan Asuhan Persalinan..................................................................... 6
D. Tanda-tanda Persalinan......................................................................... 6
E. Proses Adaptasi fisiologi....................................................................... 7
F. Pengurangan Rasa Nyeri..................................................................... 11
G. Cara untuk mengurangi rasa Nyeri akibat Kontraksi.......................... 12
H. Asuhan keperawatan gravida atern kala I fase
aktif..................................................................................................... 18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 29
B. Saran.................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh wanita.
Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi pada ibu untuk
dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir (Decherney et al, 2007). Tujuan dari
pengelolaan proses persalinan adalah mendorong kelahiran yang aman bagi ibu
dan bayi sehingga dibutuhkan peran dari petugas kesehatan untuk mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi, sebab
kematian ibu dan bayi sering terjadi terutama saat proses persalinan (Koblinsky et
al, 2006).
Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan persalinan oleh
tenaga kesehatan dan perencanaan persalinan yang baik dari ibu maupun keluarga
(Dinkes Jateng, 2012).
Proses persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage (jalan lahir),
passanger (janin), power (kekuatan). Persalinan dapat berjalan dengan normal
(Euthocia) apabila ketiga faktor terpenuhi dengan baik. Selain itu terdapat faktor lain
yang mempengaruhi proses persalinan yaitu psikologis dan penolong (Rohani dkk,
2011). Pada ibu yang pertama kali menjalani proses persalinan akan takut, cemas,
khawatir yang berakibat pada peningkatan nyeri selama proses persalinan dan dapat
menganggu jalan persalinan menjadi tidak lancar (Wijaya dkk, 2014). Sehingga
dalam suatu persalinan seorang istri membutuhkan dukungan fisik maupun psikis
agar dapat meringankan kondisi psikologis ibuyang tidak stabil, peran suami sangat
dibutuhkan selama proses persalinan.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan persalinan?
2. Apa saja tahapan-tahapan dalam sebuah persalinan?
3. Apa tujuan pemberian asuhan persalinan?
4. Apa saja tanda-tanda persalinan?
5. Apa saja yang terjadi pada proses adaptasi Fisiologi?
6. Bagaimana proses managemen pengurangan rasa sakit?
D. Tujuan

1. Mengetahui tentang persalinan


2. Mengetahui tahapan-tahapan dalam sebuah persalinan
3. Mengetahui tujuan pemberian asuhan persalinan
4. Mengetahui tanda-tanda persalinan
5. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada adaptasi fisiologi
6. Mengetahui managemen rasa sakit yang benar
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian persalinan


Persalinan adalah di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uretus ibu. Persalinan disebut normal apabila prosesnya terjadi pada usia cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri).
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
1. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan buatan
Bila proses persalinan deman bantuan tangan dari luar.
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan.

Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang
dilahirkan:

7. Abortus
1) Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup
diluar kandungan.
2) Umur kehamilan sebelum 28 mingu.
3) Berat janin kurang dari 1000 gram.
8. Persalinan prematuritas
1) Persalina pada umur kehamilan 28 – 36 minggu.
2) Berat janin kurang dari 2.499 gram.
9. Persalinan aterm
1) Persalinan pada umur kehamilan 37 – 42 minggu.
2) Berat janin lebih dari 2500 gram.
10. Persalinan serotinus

3
4

1) Persalinan melampaui umur kehamilan 42 mingu.


2) Pada janin terdapat tanda serotinus.
11. Persalinan presipitatus
1) Persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.
1.2 Tahapan persalinan (Kala I, II, II dan IV)
1.2.1 Kala I
1) Yang dimaksud dengan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung
dari pembukaan nol sampai pembukaan lengkap.
2) Kala I dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus teratur dan meningkat
(frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap.
3) Kala I dibagi menjadi dua fase yaitu :
a. Fase laten
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang memnyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4cm
c) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
d) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih antara 20-30 detik.
b. Fase aktif
a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi diangap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
b) Dari pembukaan 4 cm sampai dengan 10 cm, akan terjadi dengan
kecepatan rata-rata 1 cm per jam atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm pada
multipara.
c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
1.2.2 Kala II (pengeluaran)
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau uang air besar,
dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva
5

membuka, dan perinieum meregang. Lama kala II pada primigradiva adalah dari
1.5 jam sampai dengan 2 jam, sedangkan pada multi gradiva adalah 0,5 jam
sampai dengan 1 jam.
1) Kala II dimulai dari pembukaan lengkap sampai dengan lahirnya bayi.
2) Gejala dan tanda kala II persalinan :
a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 –
100 detik.
b. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran
cairan secara mendadak.
c. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
d. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum atau vagina.
e. Perineum menonjol.
f. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
g. Tanda pasti kala II : pembukaan serviks telah lengkap atau terlihatnya
bagian terendah janin di intrioitus vagina.
1.2.3 Kala III (Kala Uri)
1) Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban.
2) Pada kala III persalinan, miometrium berkontraksi mengikuti penyusutan
volume rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat pelekatan plasenta.
3) Tanda-tanda lepasnya plasenta adalah :
a. Uterus menjadi bundar.
b. Uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah
rahim.
c. Tali pusat bertambah panjang.
d. Terjadi perdarahaan.
6

12.4 Kala IV (Kala Observasi)


1) Adalah kala pengawasan sela 2 jam setelah bayi lahir, untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
2) Kala IV dimulai sejak ibu dinyatakan aman dan nyaman sampai 2 jam.
3) Kala IV dimaksudkna untuk melakukan observasi karena perdarahan
pascapersalinan sering terjadi pada 2 jam pertama.
4) Observasi yang dimaksud adalah :
a. Tingkat kesadaran penderita.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital.
c. Kontraksi uterus, tinggi fundus uteri.
d. Terjadnya perdarahan : perdarahan normal bila tidak melebihi 400 – 500
cc.
1.3 Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal adalah :
1. Memeberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya
mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memberikan
aspek sayang ibu dan sayang bayi.
2. Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang
tinggi bagi ibu dan bayinya melelui berbagai upaya yang terintegrasi dan
lengkap serta intervensi minimal.
1.4 Tanda-tanda persalinan
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida. Pada multigravida tidak begitu
kelihatan.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan
oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus, disebut “fase labor pains”.
5. Serviks menjdi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah.
7

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan


perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
Tanda dan gejala inpartu :
a. Kontraksi uterus yang semakin lama semakin sering dan teratur dengan jarak
kontraksi yang pendek, yang mengakibatkan perubahan pada serviks.
b. Cairan lendir bercampur darah melalui vagina.
c. Pada pemeriksaan dalam dapat ditemukan pelunakan serviks dan penipisan dan
pembukaan serviks.
d. Dapat disertai ketuban pecah.
1.5 Proses Adaptasi Fisiologi
1. Perubahan Organ Reproduksi
a. Kontraksi Uterus
- Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul
kontraksi
- Kontraksi Braxton Hiks dirasakan pada akhir kehamilan
- Mulai usia kehamilan 7 minggu, ireguler, tidak tersinkronisasi, fokal,
frekuensi tinggi, intensitas jarang.
- Pada pertengahan kehamilan sampai dengan minggu sebelum aterm;
intensitas semakin meningkat.
b. Perubahan Bentuk Rahim

Pada setiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan


ukuran melintang berkurang. Pertumbuhan uterus pada kehamilan dan
persalinan.

 Berat uterus :
- Pada saat sebelum hamil berat uterus sekitar 50 gram pada nulipara,
dan 60-70 gram pada multipara
- Pada saat hamil berat uterus akan meningkat menjadi 20 kali lipat
menjadi sekitar 1000 gram
8

- Pada kehamilan uterus mengalami hiperplasia yang dikarenakan


adanya pengaruh estrogen, kemudian mengalami hipertrofi sehingga
terjadi perubahan bentuk bundar menjadi silindris.
- Otot uterus dipersyarafi oleh: serat adrenergik, kolinergik,
peptidergik.
- Faal ligamentum rotundum dalam persalinan adalah: pada tiap
kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang punggung
berpindah kedepan mendesak dinding perut depan ke depan.
 Perubahan pada serviks
Terjadi pendataran dan pembukaan serviks
- Pendataran adalah pemendekan dari canalis cervikalis, yang semula
berupa saluran yang panjangnya beberapa mm sampai 3 cm, menjadi
satu lubang saja dengan pinggir yang tipis.
- Pembukaan adalah pembesaran dari ostium externum yang tadinya
berupa satu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi
lubang yang dapat dilalui janin.
- Serviks mengandung konsentasi kolagen yang sangat tinggi, dan
kondisi serviks menutup rapat sampai sebelum pengeluaran janin.
- Setelah persalinan, serviks kembali kaku karena ikatan antara
glikoprotein dengan kolagen.
 Perubahan vagina dan dasar panggul
- Dalam kala I ketuban ikut merenggangkan bagian atas vagina yang
sejak kehamilan mengalami perubahan sehingga dapat dilalui oleh
anak. Setelah ketuban pecah, segala perubahan akan terjadi, terutama
pada dasar panggulditimbulkan oleh bagian depan janin. Oleh bagian
depan janin yang maju, dasar panggul diregang menjadi saluran
dengan dinding-dinding yang tipis.
9

2. Perubahan Sistem Kardiovaskuler


a. Tekanan Darah
- Pada setiap kontraksi 400 ml darah dikeluarkan dari Uterus kedalam Sistem
vaskuler maternal. Sehingga meningkatkan cardiac output/curah jantung
(volume darah yang dipompa keluar oleh jantung) 10-15% Pada kala I.
- Kenaikan terjadi selama kontraksi (sistolik rata-rata naik 15 (10-20) mmHg
antara kontraksi tekanan darah kembali normal.
- Rasa sakit, takut, dan cemas akan meningkatkan tekanan darah.
b. Detak jantung
- Berhububungan dengan peningkatan metabolism, detak jantung secara
dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi detak jantung sedikit
meningkat daripada sebelum persalinan.
- Denyut nadi pada kala I adalah < 100X/menit
3. Perubahan Metabolisme (Pertukaran zat yang meliputi pembentukan dan
penguraian zat organic dalam tubuh)
- Metabolism aerobic dan anaerobic akan secara berangsur meningkat
disebabkan kekhawatiran dan aktivis otot skeletal. Peningkatan ini
direfleksikan dengan peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, output kardiak,
pernafasan dan kehilangan cairan yang mempengaruhi funsi renal.
4. Perubahan suhu tubuh
- Berhubungan karena peningkatan metabolisme, pengeluaran energi ekstra
(berasal dari metabolism glikogen di dalam otot) terutama saat terjadi
kontraksi. Suhu tubuh sedikit meningkat selama persalinan terutama selama
dan setelah persalinan.
- Kenaikan suhu tubuh tidak boleh dari 1-2˚F (0,5-1˚C)
- Suhu tubuh kala I berkisar <38˚ C
5. Perubahan Pernafasan
- Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, kenaikan kecil pada laju
pernafasan dianggap tidak normal.
- Sulit untuk mendapatkan penemuan angka dan iramanya dipengaruhi oleh
rasa tegang, rasa nyeri, kekhawatiran, serta penggunaan teknik-teknik
bernafas.
10

6. Perubahan system renal

- Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin disebabkan output kardiak,


peningkatan angka filtrasi glomerular dan peningkatan aliran plasma renal.
Protein urin dianggapmbiasa dalam persalinan.

- Kandung kemih harus sering dievaluasi setiap 2 jam untuk melihat apakah
kantung kemih penuh dan harus dikosongkan karena akan memperlambat
penurunan bagian terendah.

7. Perubahan gastrointestinal

- Motilitas dan absorbsi makanan padat secara substansial berkurang selama


persalinan
- Pengeluaran getah perut kurang menyebabkan aktivitas pencernaan hamper
behenti dan pengosongan lambung menjadi sangat lamban.
- Fase mual dan muntah muntah biasa terjadi sampai berakhirnya kala I
persalinan.

8. perubahan hematologi

Haemoglobin meningkat sampai 1.2 gr/100 ml selama persalinan dan akan


kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pascasalin
kecuali ada perdarahan post partum.

9. perubahan endokrin

System endokrin akan diaktifkan selama persalinan dimana terjadi


penurunan kadar progesterone dan peningkatan kadar estrogen, prostaglandin
dan oksitosin.

10. perubahan system muskulokeletal

Akibat peningkatan aktivitas otot menyebabkan terjadinya nyeri pinggang


dan sendi yang merupakan akibat dari peningkatan kelemahan sendi saat
kehamilan aterm. Pada saat persalinan ibu bersalin dapat merasakan kram kaki.
11

1.6 Pengurangan Rasa Nyeri

1.6.1 Asal nyeri persalinan

Rasional terhadap keberadaan nyeri persalinan, khususnya untuk nyeri


sebenarnya menunjukkan adanya kemungkinan adanya kerusakan. Ada tiga hal
pokok yang muncul sebagai dasar dalam mengidentifikasi makna nyeri :

a. Rasa Koheren atau tujuan untuk peristiwa kehidupan

b. Menurut Taylor Kebutuhan akan rasa pengendalian pengalaman

c. Pencarian individu untuk merasa baik akan dirinya dengan menggunakan


pengalaman untuk mencapai pemenuhan diri

Adapun nyeri pada persalinan terbagi dua, yaitu :

1). Nyeri pada persalinan tanpa komplikasi

Biasanya dikaitkan dengan regangan tekanan, dan robekan struktur-struktur


lokal. Karakteristik tidak jelas ditentukan oleh pengkajian nyeri/oleh status
emosional wanita.

2). Nyeri pada persalinan dengan komplikasi

Ibu dapat menghadapi nyeri derajat lain. Nyeri tambahan, dengan tanda dan
gejala lain, dapat menunjukkan komplikasi yang mengancam kesejahteraan bayi,
ibu dan keduanya.

1.6.2 Jalur rasa nyeri pada persalinan

Jalur rasa sakit atau jalan Indra ke atas bermula di ujung saraf pengindra di
tempat terjadinya trauma. Impuls tersebut menjalar sepanjang saraf perasa menuju
simpul saraf belakang (dorsal root ganglion) dari saraf belakang yang
bersangkutan dan diteruskan ke massa saraf belakang (posterior horn) dari
kumpulan syaraf tulang punggung (sikap cord), dikenal dengan neuron pertama
(first neuron).
12

a. Nyeri akut

Rasa sakit yang akan dirasakan sebagai nyeri yang menusuk yang dengan
mudah dapat dilokalisir oleh penderitanya.

b. Nyeri kronis

Nyeri kronis sering digambarkan sebagai sakit yang membakar yang sulit
dilokalisir.

c. Neurotransmitter

Pengiriman rangsangan saraf dilakukan atau dihambat oleh zat-zat yang


disebut Neuro transmitter. Zat-zat ini bersifat merangsang (excitatory) atau
menghambat (inhibitory). Mereka berinteraksi untuk mempertahankan
keseimbangan penalaran rasa nyeri. Salah satu contoh dari neorotransmitter ini
adalah acetylcholine dan satu contoh dari inhibitory neorotransmitter ialah
enkephaline. Larutan anestesi lokal bertindak dengan bersaing untuk mencapai
reseptor accttycholine pada neurone dan membendung aksi tersebut.

1.7 Berikut beberapa cara untuk mengurangi rasa nyeri Akibat kontraksi
sebelum proses persalinan terutama pada kala 1 :

1. Kompres panas

Kompres panas yang di letakan di fundus akan meningkatkan aktivitas


rahim.kompres panas dapat meningkatkan suhu kulit dan dapat mengirangi
spasme otot . Yang harus di perhatikan adalah panas dari alat kompres, alat
kompres harus dapat di rasakan senyaman mungkin oleh pendamping
persalinan.karena wanita dalam persalinan dapat tidak bereaksi terhadap panas
yang berlebihan.
13

Cara pemberian kompres panas adalah :

a. Bungkus sumber panas dengan satu atau dua lapis handuk untuk memastikan
sumber tersebut tidak terlalu panas.

b. Letakan kompres panas di bagian perut bagian bawah,paha,punggung


bawah,bahu atau perinieum.

2. Kompres dingin

Kompres dingin berguna untuk mengurangi ketegangan sendi dan


otot,mengurangi pembengkakan dan menyejukan kulit. Dan memperlambat
transmisi nyeri melalui neuron sensorik

Cara pemberian kompres dingin adalah :


a. Bungkus sumber dingin degan 1 atau 2 lapis handuk untuk mmenghindri
rasa tidak nyaman yang akan terjadi jika benda dingin langsung diletakan
pada kulit
b. Letakan kompres dingin pada punggung bawah atau perineum. ( kantong
es, kantong jeli, kain basah yang didinginkan, botol plastik beku).
c. Pasangkan kompres dingin yang memungkinkan wanita dapat gergeak
bebas
d. Kompres dingin pada anus membantu megurangi rasa nyeri yang terjadi
pada hemoroid
3. Hidroterapi
Selain mengurangi ketegangan nyeri otot dan sendi, hidroterapi mengurangi
efek gravitsi bersama ketidaknyamaan yang berkaitan dengan tekanan pada
panggul dan stuktur lain, tekanan yang merata pada bagian tubuh yang terendam
dan kehangatan serinng kali menghasilkan penurunan nyeri. Jika menggunakan
bak mandi, pastikan bahwa air berkisar antara 37 o - 37,5o. Hidroterapi tidak dapat
digunakan jika keseimbangan atau kemampuan berdiri wanita tidak memadai
karna pengaruh obat obatan atau sebab lain.
14

4. conterpressure

Tekanan yang teru menerus dilakukan selama kontraksi pada tulanh


sacrum wanita atau kepalan salah satu tangan atau peremasan pada kedua pinggul
membantu mengurangi nyeri punggung yang dirasakan oleh wanita melahirkan.
Belum jelas bagaimana hal ini membanu tetapi penekanan ini sangat membantu
mengurangi nyeri yang dirasakan. Pada peremasan panggul dapat mengurangi
nyeri yang dirasakan. Pada peremasan panggul dapt mengurangi regangan yang
terjadi pada sakroilikaka sehingga mengurangi trgangan – tegangan yang terjadi
akibat penekanan internal dari kepala janin. Counterprssure tidak dapt diterruskan
jika wanita merasa penekanan ini tidak dapat menolong mengurangi rasa nyeri
yang dideritanya.

Bentuk massase yang kita gunakan setiap hari untuk mengatasi trauma
minor seperti benjol tentu saja dapat dapat dilakukan sendiri. Namum massase
yang lebih mudah fiingit dan menarik perhatian umum biasanya dilakukan oleh
orang lain.

Gerakan gerakan dasar meliputi : gerakan memutar yang dilakuksn oleh


telapak tangan, gerakan menekan dfan mendorong kedepan dan kebelakang
menggunakan tenaga, menepuk – nepuk, meremas – meremas, dan gerakan
meliuk- liuk , detipa gerakan menghasilkan efek yang diinginkan pada jaringan
dibawahnya.

5. penekanan lutut

Tekanan langsung melalui tulang paha kearah satu atau dua sendi pinggul
melepaskan sendi sakro ilks dari ketegangan dan dapat mengurangi rasa nyeri.
Penekanan lutut tidak dapat digunkan jika wanita mengalami nyeri sendi,
peradangan atau kerusakan pada lutut dan ketika wanita mengatakan penekanan
lutut tidak membantu mengurangi rasa nyeri.
15

Penekanan lutut dilakukan dengan cara

a. Wanita dengan posisi duduk


Wanita duduk tegak dikursi, kaki lurus ditempatkan dilantai, jika tidak
sampai gunakan buku atau penyangga lain sehingga kaki bisa menapak.
Pasangan atau bidan bisa berlutut didepan wanita dan memegang lutut dan
menekan lutut sepanjang kontraksi. Wanita akan merasakan punggung
terasa lega dan nyerinya berkurang.
b. Wanita dengan posisi berbaring miring dengan satu atau dua bantal
menyangga lutut.
Diperlikan dua orang , tekanan hanya pada lutut yang terletak dibagian
atas, wanita menekuk lutut atas dan sendi pinggul sampai membentuk
sudut 90 . satu orang menekan sacrum wanita selama kontraksi untuk
menstabilkannya dan yang lain menekan lutut atas langsung kearah sendi
pinggul wanita.

6. Pengeluaran suara (pernafasan)

Teknik pernapasan yan tepat dapat menurangi rasa sakit persalinan. Teknik
pernafasan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu teknik pernafasan pada kalaa I awal
dan teknik pernafasan pada kala I akhir.

a. Teknik pernafasan kala I awal


Dilakukan dengan cara tiap kali kontraksi dari awal sampai akhirkontraksi
ibu diminta untuk menarik nafas dalam-dalam dan teratur melalui hidung
dan keluarkan lewat mulut. Pada puncak kontraksi bernafaslah denan rinan
dan pendek-pendek melalui mulut tetapi jangan terlalu lama karena bisa
mengakibatkan ibu kekurangan oksigen.
b. Teknik pernafasan kala I akhir
Kontraksi pada kala I akhir akan terjadi selama satu menit dan bisa terasa
setiap menit. Agar ibu tidak mengejan terlalu awal minta ibu untuk
mengatakakan “huh-huh” sambil bernafas pendek –pendek lalu
bernafaslah panjang. Setelah itu, bernafas perlahan dan teratur.
16

Macam-macam posisi dan teknik pernafasan untuk mengurangi rasa sakit


karena kontraksi uterus pada persalinan kala I :

1) Ibu berdiri dibelakang kursi dengan rileks dan letakkan tangan pada
sandaran kursi.
2) Ibu berdiri terhadap pasangannya dan lingkarkan lengan pada lehernya.
Mintalh pasangan ibu untuk melingkarkan tangannya dan memijat lembut
punggung ibu.
3) Sandarkan pungung ibu pada pasangannya dan pasangan dapat
mendinginkan wajah ibu dengan waslap.
4) Ibu duduk dikursi menggunakan bantal dan menghadap ke belakang.
Letakkan tangan ibu untuk mengusap lembut pada bagian punggung.
5) Ibu rileks dengan posisi menungging dan rebahkan kepala pada
bantal.minta pasangan ibu untuk mengusp lembut pada bagin punggung
ibu.

Keuntungan dari posisi ini adalah :

1) Peredaran drah baik ibu berjalan lancar.


2) Kontraksi uterus akan lebih efektif.
3) Memudahkan dalam melakukan pertolongan perslinan.
4) Persalinan akan berlangsung dengan nyaman.

Kerugian :

1) Memerlukan bantuan untuk memegangi paha kanan ibu.

7. visualisasi dan pemusatan perhatian

Dengan visualisasi, ibu dibantu untuk tenang dan menghilankan trauma atau
naluri ekstra bawah sadar. Ibu dapat berlatih visualisasi dalam waktu 72,5 jam
(lebih baik dibawah bimbingan pelatih profesional).
17

8. Musik

Musik dapat mmbantu ibu mengalihkan perhatian dan rasa nyeri sehingga
ibu merasa rileks.

Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit. Menurut Varney’s


Midwifery:

a. Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan.


b. Pengaturan posisi.
c. Relaksasi dan latihan pernafasan.
d. Istirahat dan privasi.
e. Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan.
f. Asuhan diri.
g. Sentuhan dan masase.
h. Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligamen sacroilaka.
i. Pijatan ganda pada pinggul.
j. Penekanan pada lutut.
k. Kompres hangat dan kompres dingin.
l. Berendam.
m. Pengeluaran suara.
n. Visualisasi dan pemusatan perhatian.
o. Musik.
18

ASUHAN KEPERAWATAN GRAVIDA ATERN KALA I FASE AKTIF

1.1 IDENTITAS
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. S
b. Tanggal lahir : 01 Oktober 1986
c. Umur : 33 thn
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Status perkawinan : Kawin
g. Pendidikan : SMA
h. Pekerjaan : IRT
i. Suku : Sunda
j. Alamat : Gg H Yasin IX no. 58
k. Tanggal Masuk : 9 - November - 2019
l. Diagnosa Medis : G3P1A0 gravida atern kala I fase aktif

2. Penanggung jawab

a. Nama : Daman
b. Usia : 38 tahun
c. Hubungan dengan pasien : Suami

2.2 DATA UMUM KESEHATAN

1. Tinggi badan : 158cm


2. Berat badan : 62 kg
3. Masalah kesehatan khusus : Tidak ada
4. Mengkomsumsi obat : Tidak ada
5. Alergi : Tidak
6. Diet Khusus : Tidak
7. BAK : 4-5x/ hari
8. BAB : 1x/ hari
19

9. Kebiasaan tidur : 6-7 jam/ hari

2.3 DATA PERSALINAN DAN KEHAMILAN

1. GPA : G3P1A0
2. Apakah kehamilan sekarang direncanakan : Tidak
3. Berapa jumlah anak sekarang : 1 orang
4. HPHT : 07 Feb 2019
5. Apakah ibu mengikuti kelas persalinan : Tidak
6. Jelaskan kontrasepsi apa yang direncanakan oleh ibu setelah persalinan
sekarang : IUD
7. Bagaimana kondisi kehamilan ibu yang sekarang : Baik
8. Bagaimana kondisi kehamilan ibu yang dulu : Baik

2.4 DATA PSIKOSOSIAL

1. Berapa penghasilan keluarga setiap bulan : ±2.500.000


2. Bagaimana pengalaman melahirkan yang lalu : Pasien mengatakan saat
melahirkan anak ke 2 ketuban di pecahkan oleh bidan dan dilakukan
vacum
3. Bagaimana perasaan ibu terhadap kehamilan sekarang : Senang dan
kehamilan saat ini merupakan hadiah
4. Bagaimana tanggapan suami dan teman dekat tentang kehamilan
sekarang : Mendukung dan membantu pada kehamilannya
5. Apakah ibu mengalami kejadian menyenangkan/buruk dimasa lalu : Saat
melahirkan anak ke 2 merupakan pengalaman buruk

2.5 PEMERIKSAAN FISIK

1. Kesadaran : Composmentis
a. Eye :4
19

b. Verbal :5
20

c. Motorik :6

2. Status gizi
a. Berat badan saat ini : 62 kg
b. Tinggi badan : 159 cm
c. IMT :
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 140/100
b. Nadi : 97 x/ menit
c. Suhu : 36,6˚C
d. Respirasi : 24x/ menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam dan lurus. Rambut bersih
tidak ada ketombe, tidak rontok, penyebaran rambut merata
b. Mata
Mata bersih, konjungtiva tidak anemis, tidak cekung dan sklera tidak
ikterik.
c. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada cairan keluar dari telinga, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
d. Hidung
Hidung tidak ada luka, tidak ada cairan keluar dari hidung.
e. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP
f. Kulit dan kuku
Kuku bersih, pendek, tidak memakai cat kuku. Turgor kulit elastis,
capillary refill time <2 detik.
g. Dada
21

Bentuk dada simetris, ekspansi dada simetris, warna kulit sama dengan
sekitarnya, tidak ada lesi, tidak ada oedem.

h. Payudara
Puting menonjol, areola warna kehitaman, ASI keluar.
i. Abdomen
Inspeksi : Warna kulit merata, tidak ada luka
Palpasi : Janin tunggal memanjang.
Leopold I : TFU=29 cm
Leopold II : punggung di sebelah kiri, DJJ : 149x/menit
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : Divergen
Auskultasi : DJJ 149x/menit
j. Genetalia
Bersih, tidak ada varises, tidak ada luka parut perineum.
k. Pemeriksaan dalam :
Vagina uretra tenang, dinding vagina licin, serviks tipis, lunak, pembukaan
4-5 cm, selaput ketuban belum pecah, terdapat lendir darah pada sarung
tangan.
l. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah pasien dapat digerakkan secara normal. Tidak
dapat kelainan maupun udema pada ekstremitas pasien.

2.6 LAPORAN KEHAMILAN

1. PENGKAJIAN KALA I
Tanggal : 9 November 2019
Jam : 07.00 WIB
a. Keluhan utama
Pasien datang pukul 07.00 dengan keluhan kenceng-kenceng sejak
kemarin. Pasien mengatakan perutnya sakit dan kencang, keluar
keringat di sekitar wajah pasien. Pasien mengatakan sudah tidak kuat
22

lagi dengan sakit perut yang dirasakan, ingin cepat-cepat segera


melahirkan. Pasien tampak tidak bisa tenang dan berkali-kali
melakukan nafas dalam untuk mengurangi rasa sakit yang dialaminya.
b. Nyeri :

P : nyeri karena adanya kontraksi uterus

Q : nyeri kenceng-kenceng, tegang

R : nyeri terjadi di daerah abdomen menjalar ke pinggang S : Skala


nyeri 10

T : nyeri hilang timbul

c. Hasil Pengkajian
1) TD : 120/60 mmHg
2) Nadi : 87 x/menit
3) Suhu : 37˚C
4) Aktivitas Rahim : Adanya gerakan janin, ibu merasakan
kontraksi pada perutnya.
5) DJJ : 149 x/menit
6) HIS : 3x/10’/30’’/sedang
7) Pemeriksaan Dalam : Vaginal uretra tenang, dinding vagina licin,
servix tipis, lunak, pembukaan 4-5 cm, presentasi kepala, selaput
ketuban belum pecah, terdapat lendir darah pada sarung tangan
setelah pemeriksaan dalam.
23

3.1 Diagnosa Keperawatan

No Diagnose keperawatan Etiologi Masalah


1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengalaman Proses persalinan Nyeri melahirkan
sensorik dan emosional yang berfariasi dari
menyenangkan sampai tidak menyenangkan yang Kontraksi uterus
berhubungan dengan persalinan di tandai dengan
mengneluh nyeri, ekspresi wajah meringis berposisi Fase pembuluh darah
meringankan nyeri uterus teraba membulat.

DS:
Nyeri
 Klien mengatakan perut sakit dan kencang
dan tidak kuat dengan sakit perut yang
dirasakan .

DO:

 Tampak tidak tenang dan berkali kali


melakukan nafas dalam (gelisah)
 Wajah klien tampak tegang
23

 Skala nyeri 10
 Nyeri karena adanya kontraksi
24

2. Ansietas berhubungan dengan kondisi emosi dan Trauma Ansietas


pengalaman subyektif individu terhadap obyek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang Proses persalinan
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman ditandai dengan merasa Kurangnya informasi
khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
tampak gelisah, tampak tegang. Kurangnya pengetahuan
DS :
Gelisah
 Klien mengatakan saat melahirkan anak ke 2
merupakan pengalaman yang beuruk ,
Cemas
kerena pengalaman sebelumnya klien
mengalami omniotomi (pemecahan ketuban)
dan vacuum
24
25

3.2 Intervensi Keperawatan

N Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


o
1 Nyeri melahirkan berhubungan Setelah dilakukan Managemen nyeri (observasi); Observasi :
dengan pengalaman sensorik dan tindakan keperawatan  Identifikasi skala nyeri  Agar mengetahui skala
emosional yang berfariasi dari 2 x 24 jam nyeri dan  Identifikasi respon nyeri pasien untuk
menyenangkan sampai tidak perasaan tidak nyaman nyeri verbal mem,berikan intervensi
menyenangkan yang berhubungan dapat teratasi dengan Terapeutik : yang sesuai.
dengan persalinan di tandai dengan kriteria hasil hasil :  Berikan teknik  Agar mengetahui tingkat
mengneluh nyeri, ekspresi wajah  Pasien nonfarmakologis untuk nyeri pada pasien.
meringis berposisi meringankan nyeri mengatakan mengurangi rasa nyeri Terapeutik :
uterus teraba membulat. nyaman dan  Control lingkungan  Agar nyeri yang dialami
tidak nyeri yang memperberat rasa pasien dapat berkurang
DS:
 Pasien nyeri  Agar mengurangi factor
 Klien mengatakan perut sakit beraktivitas  Pertimbangkan jenis yang memicu rasa nyeri
dan kencang dan tidak kuat tanpa merasa dan sumber nyeri dan  Agar strategi yang
dengan sakit perut yang nyeri pemilihan strategis diberikan dapat
dirasakan .
meredakan nyeri mengurangi rasa nyeri
Edukasi : Edukasi ;
25

DO:  Jelaskan penyeban ,  Agar menambah


periode dan pemicu pengatahuan mengenai
 Tampak tidak tenang dan
nyeri penyakit pasien.
berkali kali melakukan nafas
 Jelaskan strategi  Agar menambah
dalam (gelisah)
meredakan nyeri pengatahuan pasien
 Wajah klien tampak tegang
 Ajarkan teknik mengenai cara
 Skala nyeri 10
nonfarmakologis untuk meredakan nyeri
 Nyeri karena adanya
mengurangi rasa nyeri.  Agar pasien dapat
kontraksi
meredakan nyeri secara
mandiri.
27

2 Ansietas berhubungan dengan Tidak cemas dan Dukungan emosional Obsevasi :


 Agar mengetahui factor
kondisi emosi dan pengalaman merasa tenang dengan Observasi :
pemicu emosi
subyektif individu terhadap obyek kriteria hasil ;  Identifikasi hal yang Terapeutik :
 Agar pasien fdapat
yang tidak jelas dan spesifik akibat  Pasien terlihat telah memicu emosi
antisipasi bahaya yang mengungkapkan
tenang Terapetutik :
memungkinkan individu melakukan perasaan yang
 Pasien  Fasilitas
tindakan untuk menghadapi ancaman dialaminya
beraktivitas mengungkapkan
ditandai dengan merasa khawatir  Agar dapat memberikan
dengan nyaman perasaan cemas
dengan akibat dari kondisi yang dukungan terhadap
 Lakukan sentuhan
dihadapi tampak gelisah, tampak pasien
untuk memberikan
tegang.  Dapat memantau
dukungan
DS : keadaan pasien
 Tetap bersama pasien
Edukasi :
Klien mengatakan saat melahirkan dan pastikan keamanan
 Agar mempermudah
anak ke 2 merupakan pengalaman selama ansietas
pemberian tindakan
yang beuruk , kerena pengalaman Edukasi :
Kolaborasi :
sebelumnya klien mengalami  Anjurkan
 Memantapkan
omniotomi (pemecahan ketuban) dan mengunhgkapkan
pemberian tindakan
vacuum perasaan yang dialami
 Anjurkan
27

mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya
Kolaborasi :
 Rujik untuk konseling
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan adalah di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uretus ibu. Persalinan disebut normal apabila prosesnya terjadi pada usia cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri).

Terdapat 4 tahapan dalam proses persalinan, yaitu kala I, yang dimulai dari
kala pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Kala II atau disebut dengan kala
pengeluaran, ketika kepala janin telah turun masuk ruang panggul. Kala III atau
yang disebut dengan kala Uri, yaitu dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

Tujuan dari asuhan persalinan normal yaitu, memberikan asuhan yang


memadai selama bersalinan berlangsung serta mengupayakan kelangsungan hidup
dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya.

Perubahan pada proses adaptasi fisiologi dan psikologi persalinan yaitu


dengan adanya perubahan pada organ reproduksi, yaitu kontraksi uterus, dan
perubahan bentuk rahim, sedangkan pada perubahan sistem kardiovaskuler yaitu
tekanan darah meningkat, dan detak jantung naik selama kontraksi, adanya
perubahan metabolisme, suhu tubuh, pernafasan, sistem renal, gastrointestinal,
hematologi, endoktrin dan perubahan pada sistem muskuloskeletal.

29
30

B. Saran
Upaya yang diharapkan yaitu perawat atau tenaga medis lalinnya mampu
meminimalkan faktor resiko dari kematian ibu maupun janinnya demi
mempertahankan dan meningkatkan status derajat kesehatan ibu dan anak. Selain
itu, mahasiswa yang berlatar belakang medis calon tenaga kesehatan mampu
menguasai baik secara teori maupun skil untuk dapat diterapkan pada masyarakat
secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA

Johariyah dan Wahyu, Ema. (2012, Maret). “Asuhan Kebidanan persalinan dan
bayi baru lahir”. Jakarta: Trans Info Media, Hal 1- 45.

31

Anda mungkin juga menyukai