Anda di halaman 1dari 18

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK DENGAN

PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

PURNI RAHAYU
J210130035

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK DENGAN


PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

PURNI RAHAYU
J210130035

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Okti Sri Purwanti, S.Kep., M.kep., Ns., Sp. Kep. Mb


NIP: 197910182005012001

i
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK DENGAN


PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Oleh:

PURNI RAHAYU
J210130035

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Selasa, 20 Juni 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Okti Sri Purwanti, S.Kep., M.kep., Ns., Sp. Kep. Mb(………………)


(Ketua Dewan Penguji)

2. Arina Maliya, S.Kep., Ns., M.kes (………………)


(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Faizah Betty Rahayuningsih A, S.Kep., M.Kep (………………)


(Anggota II Dewan Penguji)

Surakarta, 20 Juni 2017


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dekan,

Dr. Mutalazimah, SKM., M.kes


NIP. 786

ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

karyawa yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka

akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 6 Juni 2017

Penulis

Purni Rahayu

iii
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK
DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Abstrak
Merokok merupakan salah satu kebiasan yang buruk, namun dikalangan
mahasiswa merokok merupakan sebuat trend yang tidak bisa dihindari meskipun secara
akademis pendidikan tentanng bahaya merokok telah disampaikan dalam setiap sesi
perkuliahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
bahaya merokok dengan perilaku merokok pada Mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan
desain penelitian yang digunakan deskriptif korelatif. Populasi yang menjadi objek
penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun
angkatan 2015, adapun sampel penelitian adalah 79 mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta dengan teknik accidental sampling. Analisis data
menggunakan chi square. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada Mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Saran: Perlunya meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang bahaya merokok.

Kata kunci: Pengetahuan, Rokok, Perilaku.

Abstract
Smoking is one bad habit, but among students smoking is a trend that can not be
avoided even though academically education tentanng the dangers of smoking has been
delivered in every lecture session. This study aims to determine the relationship between
knowledge of the dangers of smoking and smoking behavior in the students at the
University of Muhammadiyah Surakarta. This research is a type of quantitative
research, with research design used descriptive correlative. The population that became
the object of this study were male students of Muhammadiyah University of Surakarta in
the year of 2015, while the sample of the study was 79 students of Muhammadiyah
University of Surakarta with accidental sampling technique. Data analysis using chi
square. Based on the results of the study it is known that there is a significant
relationship between the level of knowledge of the dangers of smoking and smoking
behavior in the students at the Muhammadiyah University of Surakarta (p = 0.044).
Sugesstion: The need to improve the knowledge of students about the dangers of
smoking.

Keywords: Knowledge, Cigarette. Behavior.

1. PENDAHULUAN
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang
yang mengalami kecenderungan terhadap rokok. Kebiasaan merokok dianggap dapat

1
memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan
dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Hal ini
sebenarnya telah diketahui oleh masyarakat, bahwa merokok itu mengganggu
kesehatan.Masalah rokok pada hakekatnya sudah menjadi masalah nasional (Setiyanto,
2013).
Merokok menjadi trend bagi kalangan mahasiswa saat ini, alasan merokok
mahasiswa di lingkungan kampus agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka
menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya yang merokok. Istirahat atau santai
dan kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat ingin tahu, stres,
rasa khawatir, dan sifat yang menantang merupakan hal-hal yang dapat berkontribusi
pada mulainya merokok.
Semua ahli kesehatan termasuk World Health Organization (WHO) telah lama
menyimpulkan, bahwa secara kesehatan rokok banyak menimbulkan dampak negatif,
lebih bagi anak-anak dan masa depannya. Rokok mengandung 4000 zat kimia dengan
200 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana
bahan racun ini didapatkan pada asap utama yaitu asap rokok yang terhisap langsung
masuk keparu-paru perokok maupun asap samping yaitu asap rokok yang dihasilkan
oleh ujung rokok yang terbakar, misalnya karbon monoksida, benzopiren, dan amoniak
(KPAI, 2013).
Merokok dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi rutinitas atau hal yang
layak dilakukan. Menurut WHO (2015) pada tahun 2015 di Indonesia diperkirakan 36%
atau sekitar 60 juta pendduduk Indonesia merokok secara rutin, hal ini berbeda dengan
jumlah konsumsi rokok di negara lain yang bisa diperkiran akan menurun, tetapi di
Indonesia bahkan sudah diperkirakan oleh WHO bahwa pada tahun 2025 akan
meningkat hingga 90% penduduk Indonesia menjadi perokok aktif.
Permasalahan yang dihadapi oleh dunia atau di Indonesia bukan hanya itu saja
tetapi juga cara meminimalkan para remaja untuk tidak merokok atau mengurangi
jumlah konsumsi rokok. Jika pola konsumsi rokok tidak bisa diminimalkan maka angka
kematian mencapai 10 juta orang pertahun pada 2020 (WHO, 2015). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Small dan Hunter (2014) menunjukkan bahwa pola komunikasi
orang tua dengan anak-anak mereka bervariasi dalam hal kualitas dan koherensi dengan
rekomendasi dalam literatur. Sebagian besar orang tua berkomunikasi dengan anak-anak

2
mereka tentang merokok melalui interaksi verbal, menggunakan salah satu dari tiga
pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak
mereka tentang merokok, atau mengakui pemahaman anak-anak mereka merokok.
Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Ukwayi et al (2012) di University
of Calabar, Nigeria dengan menyebarkan kuisioner secara random pada semua fakultas
didapatkan sebanyak 29% mahasiswa adalah perokok yang disebabkan oleh faktor stres.
Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan AlNaggar et al (2011) pada
Management and Science University di negara Malaysia sebanyak 20% mahasiswa
merokok diakibatkan oleh stres dengan prevalensi paling banyak pada mahasiswa laki-
laki dan pada tingkat semester akhir. Selain itu menurut penelitian sebelumnya yang
penah dilakukan oleh Yuli, dkk (2015) di fakultas ilmu kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta menjelaskan bahwa mahasiswa kesehatan dengan
pengetahuan tinggi tentang bahaya merokok ternyata banyak yang merokok dan mereka
kesulitan untuk berhenti merekok, selain itu juga dijelaskan bahwa merubah perilaku
mahasiswa untuk tidak merokok butuh kerja keras.
Berdasarkan fenomena yang terjadi pada mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Surakarta ada banyak mahasiswa yang merokok dilingkungan kampus.
Mahasiswa tersebut ada yang dari kalangan mahasiswa kesehatan dan non kesehatan.
Sebenarnya mereka sadar akan bahaya merokok tetapi perilaku merokok pada
mahasiswa sulit dihindari. Hal ini terjadi karena dikalangan mahasiswa tersebut ada
yang sudah ketergantungan dengan rokok sehingga bisa saja mahasiswa yang
sebelumnya tidak merokok menjadi ikut merokok atau terpengaruh oleh perilaku
merokok. Hasil penelitian Permatasri (2015) menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa
perokok prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta mengenai gambar
bahaya merokok pada kemasan rokok tergolong kebijakan pemerintah yang cukup baik,
namun dengan adanya gambar bahaya merokok pada kemasan rokok tersebut tidak
dapat mengurangi intensitas merokok bahkan berhenti merokok bagi mahasiswa prodi
PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian Putri., dkk (2016)
menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat stres dan tingkat perilaku merokok pada
mahasiswa semester tuju di Fakultas Hukum UMS.
Dampak negatif rokok bagi remaja memang biasanya terjadi pada beberapa
tahun setelah remaja itu mulai merokok aktif, seperti kanker paru-paru. Namun, perlu

3
diketahui bahwa ada beberapa efek jangka pendek yang terjadi cukup cepat. Contoh
efek jangka pendek yang dialami adalah tingkat denyut jantung perokok 2 atau 3 kali
lebih cepat dari tingkat denyut jantung bukan perokok.Penelitian menunjukkan bahwa
hal ini merupakan tanda-tanda awal penyakit jantung dan stroke. Merokok juga dapat
menyebabkan penurunan fungsi paru-paru, sedangkan efek jangka panjang bagi perokok
aktif 4 adalah kanker paru-paru, stroke, kanker perut, dan penyakit jantung
koroner.Setengah dari semua jumlah perokok meninggal karena masalah kesehatan
yang ditimbulkan oleh rokok (Wulandari, 2014).
Berdasarkan dari hal-hal diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku
merokok pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian
yang digunakan deskriptif korelatif. Tempat penelitian dilakukan di kampus Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September
2016- Mei 2017dan waktu pengambilan data dilakukan pada minggu ketiga bulan april
– minggu kedua bulan mei 2017. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah
mahasiswa laki-laki Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun angkatan 2015.
Berdasarkan teknik accidental sampling maka diperoleh 79 mahasiswa laki-laki
Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai sampel penelitian.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisis univariat
dan bivariat. Analisis univariat adalah analisis adalah analisis yang bertujuan untuk
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel. Analisis bivariat adalah analisis yang
bertujuan untuk menguji hipotesis atau menguji suatu hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik responden penelitian ini akan membahas tentang umur dan asal
Fakultas pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3.1.1 Umur
Deskripsi data tentang umur dari 79 mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Surakarta adalah sebagai berikut:

4
Tabel 1
Umur Responden
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Umur 79 19.00 24.00 21.0380 1.23458

Berdasarkan hasil statistik deskriptif tentang umur dari 79 mahasiswa


Universitas Muhammadiyah Surakarta diketahui bahwa umur terendah adalah 19
tahun, umur tertinggi adalah 24 tahun dan rata-rata umur responden penelitian
adalah 21,03 tahun dengan Std. deviasi 1,234. Batasan usia remaja menurut WHO
adalah 12 sampai 24 tahun, sehingga dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Surakarta termasuk dalam kategori remaja, sehingga
membutuhkan bimbingan tentang perilaku merokok.
Kebiasaan merokok umumnya dilakukan pada saat usia remaja, hasil
Riskesdas menyebutkan bahwa perilaku merokok penduduk 15 tahun ke atas
meningkat dari tahun 2007 ke 2013. Pada tahun 2007, usia 15–19 tahun sebanyak
36,3%, usia 20–24 tahun 16,3%, usia 25–29 tahun sebanyak 4,4% dan usia ≥ 30
tahun sebanyak 3,2%. Jumlah perokok aktif yang meningkat ini didominasi oleh
remaja dan anak-anak.Sejak 2011 hinggasaat ini terjadi peningkatan perokok aktif di
kalangan remaja dan anakanak, yakni dari 5 % menjadi 17 % (Depkes, 2013).
Merokok menjadi tren bagi kalangan mahasiswa saat ini, alasan merokok
mahasiswa di lingkungan kampus agar mereka tampak bebas dan dewasa saat
mereka menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya yang merokok. Istirahat
atau santai dan kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat
ingin tahu, stres, rasa khawatir, dan sifat yang menantang merupakan hal-hal yang
dapat berkontribusi pada mulainya merokok.
3.1.2 Asal Fakultas
Deskripsi data tentang asal fakultas dari 79 mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik Kategori Frekuensi Persentase (%)
Asal Fakultas Kesehatan 36 45,6
Non Kesehatan 43 54,4
Jumlah 79 100,0

5
Hasil distribusi data tentang asal fakultas pada mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang mempunyai perilaku merokok diketahui bahwa
sebagian besar berasal dari Fakultas Non Kesehatan (54,4%), sehingga dapat
diketahui bahwa mayoritas mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta
yang mempunyai perilaku merokok berasal dari fakultas non kesehatan yang
meliputi fakultas geografi, fakultas teknik, fakultas komunikasi informatika dan
fakultas psikologi, untuk di fakultas psikologi responden yang disertakan belum
mengambil penjurusan sehingga masih digolongkan dalam fakultas non kesehatan.
Perilaku merokok tersebut disebabkan oleh pengetahuan tentang kesehatan yang
tidak banyak dibahas dalam perkuliahan.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang
mempunyai perilaku merokok berasal dari fakultas non kesehatan, karena secara
disiplin ilmu tidak banyak membahas tentang perilaku dan bahaya merokok pada
kesehatan.Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Ukwayi et al (2012) di
University of Calabar, Nigeria dengan menyebarkan kuisioner secara random pada
semua fakultas didapatkan sebanyak 29% mahasiswa adalah perokok yang
disebabkan oleh faktor stres. Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan
AlNaggar et al (2011) pada Management and Science University di negara Malaysia
sebanyak 20% mahasiswa merokok diakibatkan oleh stres dengan prevalensi paling
banyak pada mahasiswa laki-laki dan pada tingkat semester akhir. Sehingga perilaku
merokok pada mahasiswa lebih disebabkan karena stres terhadap proses
perkuliahan.
3.2. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat
pengetahuan bahaya merokok dan perilaku merokok pada Mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3.2.1 Pengetahuan Bahaya Merokok pada Mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Pengetahuan bahaya rokok pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Surakarta dikategorikan menjadi tinggi dan rendah, hal itu berdasarkan pada nilai
mean data penelitian. Berdasarkan perhitungan statistik diskriptif diperoleh hasil
sebagai beirkut:

6
Tabel 3
Descriptive Statistics Pengetahuan Bahaya Rokok
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Pengetahuan 79 5.00 16.00 10.7342 2.80434

Berdasarkan hasil statistik deskriptif tentang pengetahuan bahaya rokok pada 79


mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta diketahui bahwa skor
pengetahuan terendah adalah 5, skor pengetahuan tertinggi adalah 61 tahun dan rata-
rata skor pengetahuan responden penelitian adalah 10,73 tahun Std. deviasi 2,804,
sehingga distribusi frekuensi pengetahuan bahaya merokok pada mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Pengetahuan Bahaya Merokok pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
Surakarta
No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
1. Tinggi 41 51,9
2. Rendah 38 48,1
Jumlah 97 100,0

Pengetahuan tentang bahaya merokok merupakan pikiran atau pemahaman


seseorang di usia dewasa awal tentang bahaya dari merokok. Berdasarkan hasil
penelitian tentang pengetahuan bahaya merokok pada mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Surakarta diketahui bahwa sebaran data menunjukkan hasil yang
hampir seimbang, yaitu 51,9% atau 41 mahasiswa mempunyai pengetahuan yang
tinggi tentang bahaya merokok, sedangkan 48,1% atau 38 mahasiswa mempunyai
pengetahuan yang rendah, sehingga dapat diketahui bahwa sebagian besar
pengetahuan bahaya merokok pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
Surakarta termasuk dalam kategori yang tinggi.
Pengetahuan pada dasarnya menunjuk pada sesuatu yang diketahui
berdasarkan stimulus yang diberikan, dengan adanya stimulus maka seseorang akan
mengetahui atau memiliki pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
(Hidayat, 2009). Pengetahuan mahasiswa tentang bahaya merokok umumnya
dipengaruh karena faktor intelegensi dan pengalaman. Pengetahuan yang
dipengaruhi Intelegensia adalah pengetahuan intelegen dimana seseorang dapat

7
bertindak secara tepat, cepat, dan mudah dalam mengambil keputusan. Seseorang
yang mempunyai intelegensia yang rendah akan bertingkah laku lambat dalam
pengambilan keputusan.Pengalaman dari diri sendiri maupun orang lain yang
meninggalkan kesan paling dalam akan menambah pengetahuan seseorang.
Menurut Small dan Hunter (2014) pengetahuan tentang merokok adalah
informasi yang dimiliki oleh seseorang terkait dengan bahaya yang disebabkan
dalam mengkonsumsi rokok. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan tentang merokok adalah pemahaman seseorang
akan bahaya-bahaya atau risiko yang menyebabkan penyakit dan gangguan
kesehatan mengisap dan menghirup rokok. Hasil penelitian relevan dengan
penelitian Egbe., et.al (2016) yang menyatakan bahwa lebih dari separuh peserta
survei (56.1%, n= 305) memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang efek
kesehatan negatif dari rokok.
3.2.2 PerilakuMerokok pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Perilaku merokok adalah aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
menghisap rokok dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. Distribusi frekuensi perilaku
merokok pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakartaadalah sebagai
berikut:
Tabel 5
Perilaku Merokok pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta

No Keaktifan Frekuensi Persentase (%)


1. Merokok 51 70,9
2. Tidak Tidak 23 29,1
Jumlah 79 100,0

Berdasarkan hasil penelitian tentang perilaku merokok pada mahasiswa di


Universitas Muhammadiyah Surakarta diketahui bahwa persentase terbesar 70,9%
atau 56 mahasiswa termasuk dalam kategori merokok, sehingga dapat diketahui
bahwa ada kecenderunga mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta
mempunyei perilaku merokok.
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan
yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik
disadari maupun tidak (Depkes, 2009). Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh

8
organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung. Perilaku
dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organism tersebut dipengaruhi baik
oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan.
Perilaku mahasiswa dalam merokok dapat dihubungkan dengan faktor
predisposisi seperti umur, pendidikan, pendapatan keluarga, pengetahuan, sikap, dan
riwayat penyakit keluarga. Faktor pemungkin merupakan faktor lanjutan dari faktor
predisposisi, dimana motivasi untuk terjadinya perubahan perilaku tersebut dapat
terwujud. Biaya, informasi kesehatan, pelayanan kesehatan, dan media informasi
menjadi faktor pemungkin bagi setiap individu untuk berperilaku. Hal ini
disebabkan karena seseorang akan mendapat dan mencari informasi kesehatan
maupun mendapat atau mencari informasi mengenai pencegahan dan pengobatan
apabila adanya akses ke informasi dan pelayanan kesehatan tersebut. Selain itu
menurut pnelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwi & Agus (2015)
menjelaskan bahwa faktor yang memiliki pengaruh yang paling tinggi penyebab
perilaku merokok yaitu dari teman-teman sebayanya.
Selain informasi kesehatan dan media informasi, faktor lingkungan juga
memiliki andil untuk mempengaruhi perilaku karena faktor lingkungan dapat
memfasilitasi perilaku atau tindakan tersebut seperti biaya akses informasi dan biaya
ke fasilitas kesehatan sehingga individu dapat mencari informasi mengenai
perkembangan tren kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan yang
dibutuhkan (Green et al, 1980 yang dikutip oleh Gielen dan McDonald dalam Glanz,
Rimer, Lewis 2002).
3.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara tingkat pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada
Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta.Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Chi Square. Adapun
berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:

9
Tabel 6
Hubungan antara Tingkat Pengetahuan bahaya Merokok dan Perilaku Merokok pada
Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Perilaku Merokok
Pengetahuan Merokok Tidak Merokok Chi Square p value
N % N %
Tinggi 25 61,0 61 39,0
Rendah 31 81,6 7 18,4 4,057 0,044
Jumlah 56 70,9 23 29,1

Hubungan antara tingkat pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok


pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta diketahui bahwa pada
mahasiswa yang mempunyai pengetahuan yang tinggi 61,0% mempunyai perilaku
merokok, sementara 97% mahasiswa tidak mempunyai perilaku merokok, sedangkan
untuk mahasiswa dengan tingkat pengetahuan rendah 81,6% mempunyai perilaku
merokok dan hanya 18,4% tidak merokok. Hasil ini menunjukkan adanya
kencenderungan bahwa pengetahuan yang rendah akan membentuk perilaku mahasiswa
untuk merokok, sebaliknya pengetahuan yang tinggi lebih cenderung memiliki perilaku
tidak merokok.
Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai 2hitung = 4,057 dengan p= 0,044.
Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan bahaya merokok dengan
perilaku merokok pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian Izzati., et.al (2016) yang menunjukkan adanya
hubungan yang positif antara pengetahuan tentang bahaya rokok dengan perilaku
merokok.Adapun untuk mengetahui apakah perilaku merokok pada mahasiswa
disebabkan karena faktor latar belakang pendidikan, maka diperoleh hasil perhitungan
sebagai berikut:
Tabel 7
Hubungan antara Asal Fakultas dengan Perilaku Merokok pada Mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Perilaku Merokok
p
Asal Fakultas Merokok Tidak Merokok Chi Square
value
N % N %
Kesehatan 20 55,6 16 44,4
Non Kesehatan 36 83,7 7 16,3 7,532 0,006
Jumlah 56 70,9 23 29,1

10
Berdasarkan hasil tabulasi silang untuk hubungan asal fakultas dengan perilaku
merokok pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta diketahui bahwa untuk
mahasiswa kesehatan terdapat 55,6% atau 20 mahasiswa yang mempunyai perilaku
merokok dan 44,4% atau 16 mahasiswa mempunyai perilaku tidak merokok, adapun
untuk mahasiswa non kesehatan hampir sebagian besar yaitu 83,7% atau 36 mahasiswa
mempunyai perilaku merokok dan hanya 16,3% atau 23 mahasiswa yang mempunyai
perilaku tidak merokok. Hasil ini menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
mahasiswa non kesehatan lebih dominan mempunyai perilaku merokok dibandingkan
dengan mahasiswa kesehatan.Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai 2hitung =
7,532 dengan p= 0,006. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa p < 0,05
maka H0 ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara asal fakultas dengan
perilaku merokok pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta.Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Abdulateef., et.al (2016), yang menyatakan
bahwa hanya 7,3% profesional perawatan kesehatan yang mendapat pendidikan formal
tentang bahaya merokok. Semua responden setuju bahwa merokok berbahaya bagi
kesehatan. Namun, perokok yang pernah ada dibandingkan dengan tidak pernah
perokok cenderung tidak setuju bahwa profesional perawatan kesehatan harus memberi
dampak positif dengan tidak merokok.
Pengetahuan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi perilaku
kesehatan seseorang, sehingga semakin baik tingkat pengetahuan seseorang maka akan
semakin baik pula perilaku kesehatan. Merokok merupakan suatu aktivitas yang
merugikan kesehatan, karena dengan merokok akan memberikan dampak pada penyakit
kardiovaskuler, kanker, paru-paru dan gangguan kehamilan, sehingga dengan semakin
tinggi tingkat pengetahuan kesehatan, maka perilaku merokok semakin mengalami
penurunan.
Perilaku merokok disebabkan oleh pengaruh kelompok sebaya. Kelompok sebaya
seringkali menjadi faktor utama dalam masalah penggunaan zat oleh remaja. Selama
masa remaja, seorang individu mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan taman
sebayanya dari pada dengan orang tua. Hal ini berarti bahwa teman sebaya mempunyai
peran yang sangat berarti bagi remaja, karena remaja mulai bergabung dengan
kelompok sebaya. Sikap teman sebaya terhadap penggunaan berbagai zat termasuk
nikotin dapat mempengarui individu untuk menggunakan zat tersebut. Beberapa orang

11
mulai mencoba rokok adalah untuk mengendalikan emosi seperti kecemasan kerja.
Merokok mungkin dianggap dapat meningkatkan performansi dalam ujian dan
memperbesar kesempatan seseorang untuk meraih prestasi akademik. Hal-hal tersebut
merupakan sesuatu yang penting bagi orang-orang yang mulai merokok pada usia-usia
remaja akhir atau dewasa awal, suatu jenis perilaku merokok yang banyak ditemui pada
mahasiswa pada kedokteran dan mahasiswa-mahasiswa lainnya (Maman, 2009). Selain
hal tersebut dalam penelitian Ardy (2015) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh menyebabkan merokok dari iklan-iklan produsen rokok, biasa iklan-iklan
tersebut menggunakan gaya, ikon dan pencitraan remaja, sehingga hal ini disalah
artikan oleh remaja justru mereka malah terpengaruh iklan untuk merokok.
Menurut pendapat dari peneliti pengetahuan pengetahuan merupakan hal penting
dalam membentuk perilaku. Perilaku mahasiswa yang masih sering merokok
dilingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta dipengaruhi kurangnya
pengetahuan tentang bahaya merokok.Selain itu, perilaku juga bisa terbentuk dari peran
teman-teman dilingkungannya, apabila teman-temannya memiliki perilaku merokok
maka mahasiswa yang sebelumnya tidak merokok menjadi memiliki perilaku merokok,
sebaliknya jika mahasiwa berkumpul dengan teman-teman yang tidak merokok maka
bisa saja mahasiswa yang sebelumnya merokok menjadi tidak merokok. Dikalangan
mahasiswa sebenarnya mereka memiliki pengetahuan yang tinggi tetapi belum tentu
mereka memiliki pengetahuan yang tinggi tentang bahaya merokok.
4. PENUTUP
4.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan
bahaya merokok dengan perilaku merokok pada Mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Surakarta dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuanbahaya merokok pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
Surakarta termasuk dalam kategori yang tinggi.
2. Mayoritas mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta mempunyai perilaku
merokok.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan bahaya merokok
dengan perilaku merokok pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta
(p= 0,044).

12
4.2. Saran
Berdasarkan pada keterbatasan penelitian ini, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
A. Bagi Institusi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sebagai masukan untuk institusi untuk meningkatan larangan merokok
dilingkungan kampus dan membuat larangan merokok di fakultas yang belum
terdapat peraturan larangan merokok di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
B. Bagi Mahasiswa Kesehatan & Non Kesehatan
Sebagai bahan informasi dan referensi untuk mahasiswa kesehatan dan non
kesehatan tentang hubungan antara pengetahuan bahaya merokok dengan
perilaku merokok pada mahasiswa kesehatan dan non kesehatan.
C. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat menambah referensi penelitian selanjutnya diantaranya:
1) Diharapkan penelitian selanjutnya meneliti faktor lain yang berhubungan
dengan perilaku merokok.
2) Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan pengambilan data dengan
teknik proportional random sampling, dan bisa meneliti faktor-faktor
yang menyebabkan merokok.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulateef, Darya Saeed., Ali, Azheen Jamil., Abdulateef, Darwan Saeed dan Mohesh,
Glad. 2016. Smoking Knowledge, Attitude, and Practices Among Health Care
Professionals from Sulaymaniyah City/Iraq. Freedom to Researh. Libertas
Academica.
Al-Naggar, R.A., Al-Dubai, S.A., Al-Naggar, H.T., Chen, R., Al-Jashamy, K.,
2011.Prevalence and Associated Factors of Smoking among Malaysia University
Students.Asian Pacific J Cancer Prev. 12:619-624.

Depkes RI. 2009. Undang-undang Kesehatan No 36 tahun 2009. Jakarta: Depkes RI.

Egbe, Catherine O., Petersen, Inge dan Weitz, Anna Menyer. 2016. Knowledge of the
Negative Effects of Cigarette Smokingon Health and Well-Being among Southern
Nigerian Youth. International Journal of Social Science and Humanity, Vol. 6,
No. 3.

13
Glanz, Karen.,Rimer.,Barbara K., Viswanath K. 2002. Health Behavior And Health
Education Theory, Research, And Practice 4th Edition. San Fransisco : Jossey
Bass.

Pratama, Hidayat. 2009. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian I. Jakarata: IMTIMA.
Ilyati, Syarfa. 2015. Gambaran Tingkat Pengetahuan, Perilaku Merokok dan Nikotin
Dependen Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Izzati, Nurul., Azlina, Nor., Iza, Nor dan Mainul. 2016. Knowledge, Attitude and
Practice towards Smoking among International Islamic University Malaysia
Kuantan Communities. Department of Biomedical Science.Volume 15 Number 2.
Kusumawati, Yuli., dkk. (2015). Model Pemberdayaan Konseling Peer Education
Upaya Membentuk Perilaku Berhenti Merokok pada Mahasiswa. Volume 05 No
3, Februari 2015. Diambil dari: publikasiilmiah.ums.ac.id (26 Juli 2017)
Permatasari, N H. 2015. Persepsi Mahasiswa Perokok mengenai Gambar Peringatan
Bahaya Merokok pada Kemasan Rokok bagi Mahasiswa Prodi PGSD FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2014/2015. Naskah Publikasi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Putri, R A. 2016. Hubungan Tingkat Stres dengan Tingkat Perilaku Merokok pada
Mahasiswa Semester Tujuh di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rifa’i, Setiyanto. 2013. Faktor-Faktor Penyebab Merokok. Bandung: Alfa Beta.

Salim, Ardy Darmawan. 2015. Promosi, Iklan dan Sponsor Rokok Strategi Perusahaan
Mengiring Remaja untuk Merokok. Volume 17 No 1, Juni 2015. Diambil dari:
publikasiilmiah.ums.ac.id (26 Juli 2017)

Small & Hunter. 2014. Knowlegde of Dangers Smoking and the Influence of Smoking
Habits. International Journal of Social Science and Humanity, Vol. 10, No. 2.

Ukwayi, et al. 2012. Peer Pressure and Tobacco Smoking among Undergraduate
Student of University of Calabar, Cross River State. 2:92-101.
http://www.ccsenet.org/journal/index.php/hes/article/view/20046/13311 (11 Jan
2017)

Wahyuni, Dwi., Agus Sudaryanto. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Sikap Merokok pada Remaja di Desa Karang Tengah Kecamatan Sragen. Volume
03 No 3, Oktober 2015. Diambil dari: publikasiilmiah.ums.ac.id (26 Juli 2017)
Waspadji, Maman. 2009. Konsep-Konsep yang Meningkatkan Pengetahuan. Jakarta:
Alfa Beta.
WHO. 2015. The Millenium Development Gols for Health. Jakarta : World Health
Organitation.

14

Anda mungkin juga menyukai