Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH:

ADE DIAH AMANDA 2021205201010


AFRIANSYAH 2021205201037

PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMADIAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Makalah yang membahas tentang “Bayi Baru Lahir” ini disusun
untuk memenuhi tugas dan diajukan untuk memenuhi standar proses
pembelajaran pada mata kuliah “Keperawatan Anak”.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses


pembelajaran. Saran dan kritik dari semua pihak juga penulis harapkan demi
perbaikan di kemudian hari.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pringsewu, Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang..............................................Error! Bookmark not defined.
B. Tujuan Penulisan...........................................Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN.............................................Error! Bookmark not defined.
A. Definisi..........................................................Error! Bookmark not defined.
B. Etiologi..........................................................Error! Bookmark not defined.
C. Manifestasi Klinis.........................................Error! Bookmark not defined.
D. Pemeriksaan Penunjang................................Error! Bookmark not defined.
E. Klasifikasi.........................................................Error! Bookmark not defined.
F. Penatalaksanaan................................................Error! Bookmark not defined.
G. Patofisiologi..................................................Error! Bookmark not defined.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN.............................Error! Bookmark not defined.
A. Analisa Data..................................................Error! Bookmark not defined.
B. Diagnosa Keperawatan..................................Error! Bookmark not defined.
C. Intervensi Keperawatan.................................Error! Bookmark not defined.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.....................Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan...................................................Error! Bookmark not defined.
B. Saran..............................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA..................................................Error! Bookmark not defined.

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai
dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir pada semua sistem.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula
miniature anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam
rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang
serba mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72
pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting
bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu
sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan
suatu anastesi terhadap neonates (BBL).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi BBL ?
2. Apa bounding attachement BBL?
3. Bagaimana prinsip dasar penanganan bayi baru lahir?
4. Apa saja adaptasi BBL?
5. Bagaimana pemberian ASI pada BBL?
6. Apa saja kebutuhan BBL?
7. Apa pemeriksaan untuk BBL?
8. Apa saja pengobatan untuk BBL?
9. Bagaimana penatalaksanaan untuk BBL?
10. Bagaimana konsep keperawatan untuk BBL?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi BBL
2. Untuk mengetahui bounding attachement BBL
3. Untuk mengetahui prinsip dasar penanganan bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui adaptasi BBL
5. Untuk mengetahui cara pemberian ASI pada BBL
6. Untuk mengetahui kebutuhan BBL
7. Untuk mengetahui pemeriksaan bagi BBL
8. Utuk mengetahui pengobatan bagi BBL
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan BBL
10. Untuk mengetahui konsep keperawatan dari BBL

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. Definisi
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri
dari kehidupan-kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin (Dewi,
2011).
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (Mega,
2020). Bayi baru lahir norrmal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram -4000
gram (Manuba, 2012).
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengn 4000
gram, bayi baru lahir (newbom atau neonatus) adalah bayi yang baru
dilahirkan sampai dengan usia empat minggu (Deasy, kk., 2020)
B. Tujuan Asuhan Keperawatan
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan
untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir yaitu:
a. Baru lahir sebelum usia 6 jam
b. Usia 6-48 jam
c. Usia 3-7 hari
d. Minggu ke-2 pasca lahir.

Langkah-langkah pemeriksaan:

a. Pemeriksaan dilakukan saat bayi tenang (tidak menangis)


b. Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernafasan dan
menarik dinding dada bagian bawah, detak jantung dan perut
c. Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang bayi
C. Etiologi

6
1. His ( Kontraksi otot rahim )
2. Kontraksi dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
D. Adaptasi Fisiologi BBL
Saat lahir, terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran oksigen
melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran oksigen harus terjadi
melalui paru.
a. Perkembangan paru
Paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang bercabang
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan
bronkus. Paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan
hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan keterbatasan
permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru, dan tidak
tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal dari nafas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi
adalah:
 Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan otak.
 Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi
paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke
dalam paru secara mekanis. Interaksi antara sistem pernafasan.
kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan
pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut
yang diperlukan untuk kehidupan.
 Penimbunan karbondioksida
Setelah bayi lahir, kadar karbondioksida meningkat dalam
darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya oksigen
akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya

7
peningkatan karbondioksida akan menambah frekuensi dan
tingkat gerakan pernafasan janin.
 Perubahan suhu Keadaan dingin akan merangsang pernafasan.
c. Surfaktan dan upaya pernapasan
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan
cairan dalam paru dan mengembalikan jaringan alveolus paru-paru
untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan (lemak
lesitin/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru, Produksi
surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya
meningkat sampai paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan).
Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru
dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak
kolaps pada akhir pernafasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveolus kolaps setiap saat akhir
pemafasan yang menyebabkan sulit bemafas. Peningkatan kebutuhan
ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa.
Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di parunya. Pada saat bayi
melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini
diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara
sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan
dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama.
Dengan beberapa kali tarikan nafas yang pertama udara memenuhi
ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan
dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
Selama jam pertama kehidupannya, system limfe melanjutkan
pengeluaran cairan dari paru. Proses ini juga merupakan akibat
perbedaan tekanan alveoli ke jaringan interstisiil ke kapiler. Penurunan
tahanan vaskuler memungkinkan aliran cairan paru tersebut.
Pernafasan abnormal dan kegagalan pengembangan paru yang

8
maksimal memperlambat perpindahan cairan paru dan interstisiil ke
sirkulasi. Retensi cairan mengganggu kemampuam bayi untuk
mempertahankan oksigenasi yang adekuat. Lingkar dada 30-33 em
saat lahir, sehingga fungsi respirasi bayi lebih banyak menggunakan
kontraksi diafragma ari pada costae
2. Jantung dan sirkulasi darah Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup
dan menangis kuat. Dengan demikian paru-paru akan berkembang,
tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru. Dengan
demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup.
Penutupan foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat
3. Bayi baru lahir cukup bulan (aterm) sudah mampu menelan, mencerna,
memetabolisme, dan mengabsorbsi protein dan karbohidarat sederhana
serta mengemulsi lemak. Mukosa mulut basah, berwarna merah muda, pipi
penuh karena perkembangan bantalan menghisap yang baik. Bayi tidak
dapat memindahkan makanan dari bibir ke farink, oleh karena itu puting
susu harus diletakkan tepat diatas lidah dekat dengan farink. Aktivitas
peristaltic esofhagus belum terorganisasi, kemudian polanya akan menjadi
teratur sehingga bisa mulai menelan dengan baik. Tidak ada bakteri pada
GIT pada saat lahir, bakteri akan masuk setelah lahir melalui orifisium
ovale anal dan udara. Kapasitas lambung bayi 30-90 cc tergantung
besarnya bayi. Keasaman lambung lebih rendah dalam beberapa minggu
sampai usia 2-3 bulan..
Saat lahir perut bawah dipenuhi oleh mekonium yang dibentuk setelah
janin di dalam uterus. Mekonium dibentuk dari cairan amnion, zat-zat
yang didalamnya (sel-sel epidermis, lanugo yang ditelan bayi). sekresi
saluran cerna dan pecahan sel dari mukosa. Warna hijau kehitaman dan
lengket, warna tersebut adalah akibat pigmen empedu.. Keluaran
mekonium yang pertama adalah steril. Mekonium akan berganti dengan
feses dalam 12-24 jam. Distensi otot abdomen mempengaruhi relaksasi
dan kontraksi otot kolon sehingga sering bayi segera BAB setelah makan.
4. Hepar

9
Fungsi hepar janin dalam kandungan setelah lahir dalam keadaan imatur
(belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar
untuk menindakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim
hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Urin
Difosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat
Dehidrigerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang
sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak
sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
6. Produksi panas
Pada neonatus yang mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian
suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan
pembakaran "brown fat" (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak
energi daripada lemak biasa.
7. Kelenjar endokrin
Kelenjar tiroid yang sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai
berfungsi sejak beberapa bulan sebelum akhir.
8. Keseimbangan air dan ginjal
Tubuh bayi mengandung banyak air dan relatif lebih banyak air dan kadar
natriumnya relatif lebih besar daripada kalium
9. Sistem saraf
Gerakan menelan pada janin, sehingga janin yang dilahirkan diatas 32
Minggu dapat hirup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin
amat sensitif terhadap cahaya
10. Imunologi Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum
dan asi
11. Sistem integument Vernix cascosa, suatu lapisan putih seperti keju,
menutupi kulit bayi saat lahir, fungsinya masih belum jelas. Dalam 24 jam
vernix caseosa akan diabsorbsi kulit dan hilang seluruhnya, jadi tidak
perlu dibersihkan. Kulit bayi sangat sensitive dan mudah rusak, wamanya
agak merah beberapa jam setelah lahir. Pada wajah, bahu dan punggung

10
ditumbuhi rambut lanugo. Bayi baru lahir tampak montok, lemak subkutan
terakumulasi sejak trimester III.
12. Kerangka system
Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas
harus simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis yg telapak
tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
(Armini, 2017).

E. Pathway

(Pathway. Armini,2017)

F. Tanda bayi normal


1. Bb 2500-4000 gr
2. Pb lahir 48-52cm
3. Lingkar dada 30-38 cm
4. Lingkar kepala 33-35 cm
5. Bunyi jantung dalam menit - menit pertama kira-kira 180x/menit,
kemudian menurun
6. Sampai 120x/menit atau 140x/menit
7. Pernafasan pada menit - menit pertama cepat kira-kira 180x/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40x/menit

11
8. kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi
9. Vernic cascosa
10. Rambut lanugo setelah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna
11. Kukunya cukup panjang dan lemah
12. Genitalia labia mayora telah menutup, labia minora (pada perempuan)
testis sudah turun (pada anak laki-laki)
13. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
14. Reflek moro sudah baik, apabila bayi dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti
15. Memeluk
16. Gerakan reflek yang baik, ketika sesuatu diletakkan di telapak tangan
bayi akan
17. Menggenggam atau adanya gerakan reflek
18. Eliminasi baik. Urine dan meconium akan keluar dalam 24 jam
pertama, Meconium berwarna kuning kecoklatan.

G. Pemeriksaan penunjang
1. Sel Darah Putih 18000/mm
2. Neutropil meningkat sampai /mm hari pertama setelah lahir (menurun
bila ada sepsis)
3. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia)
4. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi
sebelum melahirkan)
5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari
dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
6. Detrosik: Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata mg/dl,meningkat mg/dl pada hari ke 3.

12
H. Reflex fisiologi BBL
1. Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan
mendadak. Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama
setelah lahir. Tidak adanya refleks moro menandakan terjadinya
kerusakan atau ketidakmatangan otak.
2. Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi
akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap
untuk menghisap.
3. Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking Berkembang
dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan dengan pernafasan.
Ini penting untuk pemberian makan yang aman dan gizi yang
memadai.
4. Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
5. Grafik Refleks/Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di
dalam telapak tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat.
Reaksi yang sama dapat ditunjukkan dengan membelai bagian bawah
tumit (genggam telapak kaki).
6. Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang
rata, bayi akan terangsang untuk berjalan.
7. Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh
kearah itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.
8. Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke
belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke
arah depan
I. APGAR SCORE

13
APGAR 0 1 2
Appearance/ Biru pucat Badan merah, Seluruh tubuh
warna kulit seluruh tubuh ekstermtas biru merah
Pluse/ denyut Tidak <100x/ menit >100x/menit
jantung terdengar
Grimacer/reflek Tidak ada Gerak sedikit Gerak kuat
iritability respon melawan
Activity/tonus Lemah Fleksi pada Gerak aktif
otot ekstermitas
Respisation Tidak ada Menangis Menangis kuat
lemah/merintih
Interpretasi skor:

0-3 : asfiksia berat

4-6 : asfiksia sedang

7-10 : asfiksia ringan

Penilaian untuk untuk tanda-tanda kegawatan

a. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau
beberapa tanda-tanda berikut:
1. Sesak nafas
2. Frekuensi pernafasan 60x/menit
3. Gerak retrasi dada
4. Malas minum
5. Panas atau suhu badan bayi rendah
6. Bayi kuranng aktif
7. Berat lahir rendah (1500-2500 gram)
b. Tanda-tanda bayi sakit berat
Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda-tanda berikut:
1. Sulit minum
2. Sianosis sentral (lidah biru)
3. Perut kembung

14
4. Periode apneu
5. Kejang/ periode kejang kejang kecil
6. Merintih
7. Perdarahan
8. Sngat kuning
9. Berat badan lahir <1500 gram
8. Kebutuhan BBL
1. Pencegahaan infeksi (PI)
2. Penilaian awal untuk memutuskan resusitaasi pada bayi untuk
menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan
penilaian sepintas.
3. Pemotongan dan perawatan tali pusat setelah penilaian sepintas
dan tidak ada tanda asfiksia pada bayi, dilakukan manajemen bayi
baru lahir normal dengan mengeringkan bayi mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks, kemudian bayi diletakan di atas dada atau
perut.
4. Insiasi Menyusu Dini.
5. Pencegehana kehilangan panas melalui tanda mandi selama 6 jam,
kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
6. Pemberian salep mata/tetes mata
7. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1dosis
tunggal dipaha kiri.
8. Pemberian imunisasi hepatitis B (HB 0) dosis tunggal dipaha
kanan setelah penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk
mencegah penularan hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang
dapat menimbulkan kerusakan hati (Kementrian Kesehatan RI,
2010)
9. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL) pemeriksaan BBL bertujuan
untuk megetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Bayi yang
lahir di fasilitasi kesehatan dianjurkan tetap berada di fasilitas
tersebut selama 24 jam karena resiko terbesar kematian BBL

15
terjadi pada 24 jam pertama kehidupan. Saat kunjungan tindak
lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7
hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari (Kementrian Kesehatan RI,
2010)
10. Pemberian ASI eksklusif
Asi eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika
memungkinkan dilanjutkan dengan pemberian ASI dan makanan
pendamping sampai usia 2 tahun.

Pengkajian BBL
Pengkajian
a. Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-
koma,saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan
gerakan mata cepat (REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.

b. Sirkulasi
Rata-rata nadi apical dpm, meningkat sampai 120 dpm pada jam setelah
kelahiran). Nadi perifer mungkin melemah,murmur jantung sering ada
selama periode transisi, TD berentang dari mmHg (sistolik)/40-45 mmHg
(diastolik) Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan
darah,menunjukan tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran
mengerut dan menghitam pada hari ke 2 atau ke 3.

c. Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah
kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6 10 popok
basah per 24 jam. Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai 48 jam
kelahiran.
d. Makanan atau cairan

16
Berat badan rata-rata gram Penurunan berat badan di awal 5% 10%e.
Neurosensori Lingkar kepala cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan
datar, Kaput suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari,
Mata dan kelopak mata mungkin edema, Strabismus dan fenomena mata
boneka sering ada.
e. Pernapasan
Takipnea, pernapasan dangkal, ekspirasi sulit.
f. Seksualitas
Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema,tanda
vagina/hymen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)atau rabas
berdarah sedikit (pseudo menstruasi) mungkin ada.
Genitalia pria: Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi(lubang prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan).
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi b.d ketidak adekuatan pertahanan tubuh sekunder
(D.0142)
2. Risiko hipotermi b.d kurangnya lapisan lemak subkutan (D.0140)
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme (D.0001)

Rencana keperawatan

No Diagnose Tujuan (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


keperawatan
1. Resiko infeksi b.d Tingkat infeksi: derajat Pencegahan infeksi (I.
ketidak adekuatan infeksi berdasarkan 14539)
pertahanan tubuh observasi atau sumber Oservasi
sekunder informasi (L.14137) a. Monitor tanda dan
(D.0142) Dengan kriteria hasil: gejala infeksi
a. Kebersihan lokal dan sistemik.
tangan Teraupetik
b. Kebersihan badan a. Batasi jumlah
c. Demam tidak ada pengunjung
d. Kemerahan b. Cuci tangan
berkurang sebelum dan
e. Bengkak tidak sesudah kontak
ada dengan pasien dan
lingkungan
pasien.
c. Pertahankan

17
teknik aseptic
pada pasien
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
b. Ajarkan cara cuci
tangan dengan
benar
c. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
d. Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perlu.
2. Risiko hipotermi Termoregulasi neonatus: Edukasi termoregulasi
b.d kurangnya Pengaturan suhu tubuh (1.12457)
lapisan lemak neonatus agar tetap Observasi:
subkutan berada pada rentang a. Identifikasi
(D.0140) normal (L.14135) kesiapan dan
Dengan kriteria hasil: kemampuan
a. Menggigil tidak menerima
ada informasi
b. Akrosianosis Teraupetik
menurun a. Sediakan materi
c. Konsumsi dan media
oksigen menurun pendidikan
d. Suhu tubuh kesehatan
membaik
e. Suhu kulit b. Jadwalkan
membaik pendidikan
f. Frekuensi nadi kesehatan sesuai
normal 60-100 kesepakatan
kali per menit c. Berikan
g. Kadar glukoda kesempatan untuk
darah normal 70- bertanya
100mg/dl Edukasi
a. Ajarkan kompres
hangat jika
demam
b. Ajarkan cara
mengukur suhu
c. Anjurkan
penggunaan

18
paksian yang
dapat menyerap
keringat
d. Anjurkan tetap
memandikan
pasien, jika
memungkinkan.
e. Anjurkan
pemberian
antipiretik, sesuai
indikasi
f. Anjurkan
menciptakan
lingkungan yang
nyaman
g. Anjurkan banyak
minum
h. Anjurkan
penggunaan
pakaian yang
longgar
i. Anjurkan minum
analgesik jika
merasa pusing,
sesuai indikasi
j. Anjurkan
melakukan
pemeriksaan darah
jika demam >3
hari
3. Bersihan jalan Kemampuan Observasi
nafas tidak efektif membersihkan secret a. Monitor pola
b.d spasme atau obstruksi jalan nafas(frekuensi,
(D.0001) napas untuk kedalaman usaha
mempertahankan jalan napas)
nafas tetap paten (L. b. Monitor bunyi
01001 ) nafas tambhan
Dengan Kriteria hasil : (mis, gurgling,
a. Produksi sputum megi, wheezing,
menurun ronkhi kering )
b. Mengi tidak ada c. Monitor sputum
c. Wheezing tidak (jumlah, warna,
ada aroma)
d. Dipsnea menurun Teraupetik
e. ortopnea a. Pertahankan
menurun kepatenan jalan
f. Sianosis menurun nafas dengan
g. Frekuensi nafas head-lift dan chin-

19
normal 12-20 per lift
menit b. Lakukan
h. Pola nafas teratur fisioterapi dada,
jika perlu.
c. Lakukan
penghisapan lenier
kurang dari 15
detik
d. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum
penghisapan
endotrakeal
e. Keluarkan
sumbatan benda
padat dengan
proses McGill
f. Berika oksigen
bila perlu
Edukasi
a. Anjurkan asupan
cairan 800ml/hari,
jika tidak kontra
indikasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan

20
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas
secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
 Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan
kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
tertentu
Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:
1. Vitamin K
2. Tetes / salap mata

B. SARAN
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangan dan kesalahan,saya
mohon maaf. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar saya dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian
hari

DAFTAR PUSTAKA

Armini, N.W., Sriasih, NG.K., dan Marhaeni, G.A. 2017, Asuhan Kebidanan
Neonatus. Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Penerbit ANDI, Yogyakarta,

21
Dewi, M. P., & Mahmudah, M. (2018). Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
PentingnyaKolostrum Bagi Bayi Baru Lahir Di RB Rahayu Tawangmangu
Karanganyar.
Maternal,4(04).https://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php/maternal/article/
view/140
Deasy, dkk (2020).Ilmu kuliah Ilmu kesehatan Anak. Medan Yayasan kita
menulis
Kemenkes RI. 2020. Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
Manuaba, L.B.G. 2022, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta
SDKI PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Imdonesia
SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai