DISUSUN
B. Etiologi
Menurut Muchtar (1998) beberapa teori mengemukakan etiologi dari
persalinan adalah meliputi:
1. Teori penurunan hormone
1
Pada 1-2 minggu sebelum proses persalinan mulai terjadi penurunan kadar
hormone estrogen dan progesterone. Progesteron bekerja sebagai penenang
otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul kontraksi otot rahim bila kadar progesterone menurun.
2. Teori placenta menjadi tua
Dengan semakin tuanya plasenta akan menyebabkan turunnya kadar
estrogen dan progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah,
hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser). Bila
ganglion ini di geser dan di tekan misalnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi rahim.
5. Induksi partus.
Dengan jalan gagang laminaria,aniotomi,oksitosin drip dan sexio caesarea.
C. Fisiologis persalinan
Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek.
Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan
mulai dari berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon
progesterone dan estrogen. Progesteron merupakan penenang bagi otot – otot
uterus. Menurunnya kadar hormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan.
Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan
uterus yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot – otot uterus
yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta berdegenerasi.
Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser di belakang servik
menyebabbkan uterus berkontraksi (Wiknjosastro, 2005).
2
D. Tahap-Tahap Persalinan
Berlangsungnya persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu:
1. Kala I
Disebut juga kala pembukaan dimulai dengan pembukaan serviks sampai
terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks disebabkan oleh
his pesalinan/kontraksi. Tanda dan gejala kala I :
- His sudah teratur, frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit
- Penipisan dan pembukaan serviks
- Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah
Kala I dibagi dalam 2 fase:
a. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servik secara bertahap, pembukaan servik kurang dari 4
cm, biasanya berlangsung hingga 8 jam.
b. Fase aktif
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih),
serviks membuka dari 4 cm ke 10 cm, biasanya kecepatan 1 cm
atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap ( 10 cm ) dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin. Pemantauan kala 1 fase aktif
persalinan :
Penggunaan Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan .
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :
- Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
- Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal . Dengan
demikian , juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan
terjadinya partus lama. Halaman depan partograf untuk mencatat atau
memantau :
3
1. Kesejahteraan janin
Denyut jantung janin (setiap ½ jam), warna air ketuban (setiap
pemeriksaan dalam), penyusupan sutura (setiap pemeriksaan dalam).
2. Kemajuan persalinan
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus (setiap ½ jam), pembukaan
serviks (setiap 4 jam), penurunan kepala (setiap 4 jam).
3. Kesejahteraan ibu
Nadi (setiap ½ jam), tekanan darah dan temperatur tubuh (setiap 4 jam),
produksi urin , aseton dan protein ( setiap 2 sampai 4 jam), makan dan
minum.
2. Kala II (Kala Pengeluaran)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Wanita merasa hendak buang air besar
karena tekanan pada rektum. Perinium menonjol dan menjadi besar karena
anus membuka. Labia menjadi membuka dan tidak lama kemudian kepala
janin tampak pada vulva pada waktu his.
Pada primigravida kala II berlangsung 1,5-2 jam, pada multi 0,5-1 jam.
Tanda dan gejala kala II :
- Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
- Perineum terlihat menonjol.
- Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
- Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
- Vulva-vagina dan sfingkter ani terlihat emmbuka.
- Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
3. Kala III (Kala uri)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban (Wiknjosastro,H. 2002). Dimulai
segera setelah bayi lahir sampai dengan lahirnya placenta (30 menit).
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri sepusat. Beberapa
4
menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir dan
plasenta keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri
(dorsokranial). Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif
plasenta) membantu menghindarkan terjadinya perdarahan pascapersalinan.
Tanda – tanda pelepasan plasenta :
- Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
- Tali pusat memanjang
- Semburan darah tiba – tiba Manajemen aktif kala III :
Tujuannya adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
sehingga dapat memperpendek waktu kala III dan mengurangi kehilangan darah
dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis, serta mencegah terjadinya
retensio plasenta.
Tiga langkah manajemen aktif kala III :
- Berikan oksitosin 10 unit IM dalam waktu dua menit setelah bayi
lahir, dan setelah dipastikan kehamilan tunggal.
- Lakukan peregangan tali pusat terkendali.
- Segera lakukan massage pada fundus uteri setelah plasenta lahir.
4. Kala IV (2 jam post partum)
Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat dengan amplitudo 60
sampai 80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval
pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan membentuk trombus.
Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan trombus terjadi penghentian
pengeluaran darah post partum. Kekuatan his dapat dirasakan ibu saat
menyusui bayinya karena pengeluaran oksitosin oleh kelenjar hipofise
posterior. Tanda dan gejala kala IV : bayi dan plasenta telah lahir, tinggi
fundus uteri 2 jari bawah pusat.
2 jam pertama pascapersalinan :
Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan perdarahan
yang terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit
5
dalam satu jam kedua kala IV. Jika ada temuan yang tidak normal, lakukan
observasi dan penilaian secara lebih sering.
F. Mekanisme persalinan
1) Pengertian
Denominator atau petunjuk adalah kedudukan dari salah satu bagian
dari bagian depan janin terhadap jalan lahir. Hipomoklion adalah titik
putar atau pusat pemutaran.
2) Mekanisme persalinan letak belakang kepala
a. Engagement (fiksasi) = masuk
Ialah masuknya kepala dengan lingkaran terbesar (diameter
Biparietal) melalui PAP. Pada primigravida kepala janin mulai
turun pada umur kehamilan kira – kira 36 minggu, sedangkan pada
multigravida pada kira – kira 38 minggu, kadang – kadang baru
pada permulaan partus. (Wiknjosastro, 2005, h.129). Engagement
lengkap terjadi bila kepala sudah mencapai Hodge III. Bila
engagement sudah terjadi maka kepala tidak dapat berubah posisi
lagi, sehingga posisinya seolah – olah terfixer di dalam panggul,
oleh karena itu engagement sering juga disebut fiksasi. Pada kepala
6
masuk PAP, maka kepala dalam posisi melintang dengan sutura
sagitalis melintang sesuai dengan bentuk yang bulat lonjong.
Seharusnya pada waktu kepala masuk PAP, sutura sagitalis akan
tetap berada di tengah yang disebut Synclitismus. Tetapi
kenyataannya, sutura sagitalis dapat bergeser kedepan atau
kebelakang disebut Asynclitismus. Asynclitismus dibagi 2 jenis :
- Asynclitismus anterior : naegele obliquity yaitu bila sutura
sagitalis bergeser mendekati promontorium.
- Asynclitismus posterior : litzman obliquity yaitu bila sutura
sagitalis mendekati symphisis.
b. Descensus = penurunan
Ialah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul. Faktor – factor
yng mempengaruhi descensus : tekanan air ketuban, dorongan
langsung fundus uteri pada bokong janin, kontraksi otot – otot
abdomen, ekstensi badan janin.
c. Fleksi
Ialah menekannya kepala dimana dagu mendekati sternum sehingga
lingkaran kepala menjadi mengecil suboksipito bregmatikus ( 9,5
cm). Fleksi terjadi pada waktu kepala terdorong His kebawah
kemudian menemui jalan lahir. Pada waktu kepala tertahan jalan lahir,
sedangkan dari atas mendapat dorongan, maka kepala bergerak
menekan kebawah.
d. Putaran Paksi Dalam (internal rotation)
Ialah berputarnya oksiput ke arah depan, sehingga ubun -ubun kecil
berada di bawah symphisis (HIII). Faktor-faktor yang mempengaruhi :
perubahan arah bidang PAP dan PBP, bentuk jalan lahir yang
melengkung, kepala yang bulat dan lonjong.
e. Defleksi
Ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor yang
menyebabkan terjadinya hal ini ialah : lengkungan panggul sebelah
depan lebih pendek dari pada yang belakang. Pada waktu defleksi,
7
maka kepala akan berputar ke atas dengan suboksiput sebagai titik
putar (hypomochlion) dibawah symphisis sehingga berturut – turut
lahir ubun – ubun besar, dahi, muka dan akhirnya dagu.
f. Putaran paksi luar (external rotation)
Ialah berputarnya kepala menyesuaikan kembali dengan sumbu badan
(arahnya sesuai dengan punggung bayi).
g. Expulsi : lahirnya seluruh badan bayi.
H. Prosedur Diagnostik
Untuk menentukan persalinan sudah pada waktunya adalah :
(Saifuddin, AB. 2002)
1. Tanyakan :
8
a. Permulaan timbulnya kontraksi
b. Pengeluaran pervaginam seperti lendir, darah, dan atau cairan ketuban
c. Riwayat kehamilan
d. Riwayat medik
e. Riwayat sosial
f. Terakhir kali makan dan minum
g. Masalah yang pernah ada
2. Pemeriksaan Umum :
a. Tanda vital, BB, TB. Oedema
b. Kondisi puting susu
c. Kandung kemih
3. Pemeriksaan Abdomen :
a. Bekas luka operasi
b. Tinggi Fundus Uteri
c. Kontraksi
d. Penurunan Kepala
e. Letak janin
f. Besar janin
g. Denyut jantung janin
4. Pemeriksaan vagina :
a. Pembukaan dan penipisan servik
b. Selaput ketuban penurunan dan molase
c. Anggota tubuh janin yang sudah teraba
5. Pemeriksaan Penunjang :
a. Urine : warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain
b. Darah : Hb, BT/CT, dan lain-lain.
9
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN IBU “LP” UMUR 29
TAHUN G2P0010 UK 40 MINGGU
I. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas ibu
Nama : Ny “LP”
Umur : 29 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : Beungga,Tangse
2. Alasan berkunjung dan keluhan utama
- Ibu mengatakan sakit perut hilang timbul sejak pukul 06.00 wib
disertai keluar darah bercampur lendir.
3. Riwayat persalinan ini
- Ibu mengatakan sakit perut hilang timbul sejak pukul 06.00 wib
disertai keluar darah bercampur lendir, belum terdapat pengeluaran
air, gerakan janin masih aktif dirasakan.
4. Riwayat kebidanan yang lalu
Hamil Tgl UK Jenis Penolo Bayi Kompli Lakt Keter
ke lahir/umur persal ng kasi ibu asi angan
BB/ JK
anak inan dan
PB bayi
1 1 ½ th yg 16 abort
lalu mgg us
2 ini
10
tidak ada penyakit keturunan seperti DM, hipertensi maupun
jantung serta Ibu juga mengatakan tidak ada factor keturunan
kembar, kelainan congenital, kelainan jiwa serta kelainan darah.
7. Riwayat menstruasi dan KB
- Ibu mengatakan siklus menstruasinya teratur 28 hari dengan lama haid
selama 4-5 hari. Ibu mengatakan pernah menggunakan alat
kontrasepsi kondom selama 6 bulan pasca abortus, setelah
melahirkan Ibu berencana menggunakan alat kontrasepsi suntik 3
bulan karena Ibu ingin menyusui bayinya secara eksklusif. Ibu
berencana memiliki 2 orang anak.
8. Data biologis, psikologis, social dan spiritual
a. Bernafas
- Ibu mengatakan tidak ada keluhan dalam bernafas.
b. Nutrisi
- Ibu mengatakan makan terakhir pukul 17.00 wib dengan porsi kecil
(roti) dan minum terakhir pukul 17.15 wib sebanyak 1 gelas air
putih. Ibu mengatakan nafsu makannya menurun karena sakit
perutnya yang semakin bertambah kuat.
c. Istirihat
- Ibu mengatakan biasa tidur malam selama 7 jam dan istirahat siang
selama 2 jam, namun saat ini ibu hanya dapat istirahat siang selama
30 menit karena sakit perut hilang timbul.
d. Eliminasi
- Ibu mengatakan BAB terakhir pukul 07.00 pagi dengan konsistensi
lembek dan BAK terakhir pukul 17.30 dengan warna jernih
kekuningan sejumlah 100 cc serta tidak ada keluhan selama BAB
atau BAK.
e. Psikologi
- Ibu mengatakan saat ini sedikit takut menghadapi proses
persalinannya.
11
f. Sosial
- Ibu menikah 1 kali dengan status sah, lama perkawinan 2 tahun.
Ibu juga mengatakan hubungan dengan suami dan keluarga sangat
harmonis, keputusan diambil oleh suami, serta persiapan persalinan
sudah disiapkan seperti perlengkapan ibu, perlengkapan bayi,
biaya, calon donor, pendamping dan transportasi.
g. Spiritual
- Tidak ada spiritual dan ritual yang perlu dibantu.
12
- Palpasi Leopold :
TFU 30 cm teraba 1 bagian besar bulat, lunak dan tidak
melenting, di sebelah kanan teraba datar, memanjang dan ada
tahanan, di sebelah kiri teraba bagian kecil janin, pada bagian
bawah teraba 1 bagian besar, bulat keras, melenting dan tidak
bisa digoyangkan, posisi tangan pemeriksa divergen.
- Perlimaan : 2/5
- Mcd : 31 cm
- TBBJ : 3100 gram
- Terdapat his dengan frekuensi 3 x/10 mnt, durasi 35 detik.
- Terdapat DJJ dengan frekuensi 135 x/mnt, kuat dan teratur.
III. ANALISA
Ibu “LP” umur 29 tahun G1P0A0 UK 40 minggu
Masalah : 1. Ibu takut menghadapi proses persalinannya.
2. Ibu belum mengetahui tanda dan gejala persalinan
3. Ibu belum mengetahui teknik mengatasi rasa nyeri
4. Ibu belum mengetahui mobilisasi dan posisi persalinan
13
5. Ibu belum mengetahui teknik meneran
6. Ibu belum mengetahui teknik IMD dan proses persalinan.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, Ibu
mengerti dengan hasil pemeriksaan yang disampaikan dan ibu dapat
menerima kondisinya saat ini.
2. Memfasilitasi seorang pendamping, Ibu memilih didampingi oleh
suami.
3. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya tiap kali
penuh, Ibu bersedia mengosongkan kandung kemihnya.
4. Mengajarkan ibu dan pendamping mengenai teknik relaksasi dan
masase punggung saat ada his, Ibu paham dengan teknik yang
diajarkan.
5. Menganjurkan pendamping untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu di
sela-sela his, Ibu bersedia untuk makan dan minum di sela-sela his.
6. Memberikan dukungan emosional pada ibu agar ibu memiliki
semangat dan menjauhkan diri dari perasaan takut dalam menghadapi
persalinannya, meyakinkan ibu bahwa persalinannya akan berjalan
lancar jika ibu rileks menjalaninya, Ibu paham dan bersedia untuk
rileks menjalani proses persalinannya.
7. Memberikan KIE mengenai posisi meneran dan teknik meneran yang
efektif, Ibu paham dengan KIE yang diberikan.
8. Memberikan KIE mengenai IMD, Ibu paham dengan KIE yang
diberikan.
9. Menyiapkan partus set, heacting set, perlengkapan ibu dan bayi,
Semua peralatan sudah disiapkan.
10. Memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan janin dengan
partograf, Hasil terlampir dalam partograf.
14
Nama : Ny “Lp”
Umur : 29 Tahun
Alamat : Beungga,Tangse
Pemberi
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan (Soap)
Asuhan
14/02/2023 S : Os masuk dengan keluhan keluar flek sedikit mules –
Pukul 23.12 mules ini merupakan kehamilan pertama. HPHT :
9/5/2022
O : TD : 137/90 mmHg
HR : 98 x/m
RR : 20 x/m Temp
: 36.5oC
DJJ : 135 x/m
BB : 52 kg
Lila : 25 cm
VT : Belum ada Pembukaan
L1 : TFU 30 cm
L2 : Puki
L3 : Kepala
L4 :V
A : G1P0A0 Hamil 40 Minggu
P :
- Menganjurkan os istirahat yang cukup
- Menganjurkan os makan makanan bergizi
- Menganjurkan os menjaga personal hygiene
15
DAFTAR PUSTAKA
16